• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimalisasi alat penangkapan ikan

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kinerja Usaha Perikanan Tangkap Ikan Unggulan di Kabupaten Nias Kegiatan usaha penangkapan ikan unggulan dengan pancing, drift gill net

5.1.7 Optimalisasi alat penangkapan ikan

Optimalisasi pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias ini dimaksudkan untuk menentukan alokasi optimal tiga jenis alat tangkap yang

terdapat di Kabupaten Nias yaitu pancing, gill net bermata besar, dan gill net

bermata kecil. Jumlah armada perikanan tangkap tersebut saat ini adalah pancing 2119 unit,gill netbermata besar 18 unit, dangill netbermata kecil 379 unit.

Berdasarkan hasil identifikasi, ada 19 macam sasaran yang hendak di capai dari upaya optimalisasi pengembangan perikanan tangkap tersebut, antara lain :

(1) Mengoptimalkan hasil tangkap ikan kerapu sesuaiCatch(C) MSY kerapu, (2) Mengoptimalkan hasil tangkap ikan kakap sesuaiCatch(C) MSY kakap, (3) Mengoptimalkan hasil tangkap ikan bambangan sesuai Catch (C) MSY

bambangan,

(4) Mengoptimalkan hasil tangkap ikan kurisi sesuaiCatch(C) MSY kurisi, (5) Mengoptimalkan hasil tangkap ikan tuna sesuaiCatch(C) MSY tuna,

(6) Mengoptimalkan hasil tangkap ikan cakalang sesuaiCatch(C) MSY cakalang, (7) Mengoptimalkan hasil tangkap ikan tongkol sesuai Catch (C) MSY tongkol, (8) Mengoptimalkan upaya tangkap ikan kerapu sesuaiEffort(E)MSY kerapu, (9) Mengoptimalkan upaya tangkap ikan kakap sesuaiEffort(E) MSY kakap, (10) Mengoptimalkan upaya tangkap ikan bambangan sesuai Effort (E) MSY

bambangan,

(11) Mengoptimalkan upaya tangkap ikan kurisi sesuai Effort (E) MSY kurisi, (12) Mengoptimalkan upaya tangkap ikan tuna sesuaiEffort(E) MSY tuna, (13) Mengoptimalkan upaya tangkap ikan cakalang sesuai Effort (E) MSY

cakalang,

(14) Mengoptimalkan upaya tangkap ikan tongkol sesuaiEffort(E) MSY tongkol, (15) Mengoptimalkan penggunaan BBM,

(16) Mengoptimalkan penggunaan air tawar, (17) Mengoptimalkan penggunaan es,

(18) Mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja, (19) Mengoptimalkan retribusi terhadap PAD.

Bahasan berikut ini akan membahas pencapaian kesembilan belas sasaran itu untuk optimalisasi unit perikanan tangkap dalam rangka pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias (Lampiran 43).

(1) Mengoptimalkan hasil tangkap ikan kerapu sesuaiCatch(C) MSY kerapu Berdasarkan hasil analisis data lapang, MSY kerapu di Kabupaten Nias adalah 167 ton/tahun. Nilai ini menjadi batas maksimum hasil tangkap ikan kerapu di Kabupaten Nias. Kemampuan hasil tangkap rata-rata ikan kerapu dari unit tangkapan pancing adalah 0,1 ton/tahun. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan hasil tangkap ikan kerapu sesuai Catch (C) MSY kerapu dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :

0.1 X1 + DA1 <= 167

Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan hasil tangkap ikan kerapu sesuai Catch (C) MSY kerapu tercapai bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, hal ini ditandai oleh nilai DA1 = 0.

(2) Mengoptimalkan hasil tangkap ikan kakap sesuaiCatch(C) MSY kakap Berdasarkan hasil analisis data lapang, MSY kakap di Kabupaten Nias adalah 199 ton/tahun. Nilai ini menjadi batas maksimum hasil tangkap ikan kakap di Kabupaten Nias. Kemampuan hasil tangkap rata-rata ikan kakap dari unit tangkapan pancing adalah 0,1 ton/tahun. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan hasil tangkap ikan kakap sesuai Catch (C) MSY kakap dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :

0.01 X1+DA2<=199

Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan hasil tangkap ikan kakap sesuai Catch (C) MSY kakap tercapai bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, hal ini ditandai oleh nilai DA2 = 0.

(3) Mengoptimalkan hasil tangkap ikan bambangan sesuai Catch (C) MSY bambangan

Berdasarkan hasil analisis data lapang, MSY bambangan di Kabupaten Nias adalah 200 ton/tahun. Nilai ini menjadi batas maksimum hasil tangkap ikan bambangan di Kabupaten Nias. Kemampuan hasil tangkap rata-rata ikan bambangan dari unit tangkapan pancing adalah 0.05 ton/tahun. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan hasil tangkap ikan bambangan

sesuai Catch (C) MSY bambangan dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :

0.05 X1+DA3<=200

Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan hasil tangkap ikan bambangan sesuai Catch (C) MSY bambangan tercapai bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, hal ini ditandai oleh nilai DA3 = 0.

(4) Mengoptimalkan hasil tangkap ikan kurisi sesuaiCatch(C) MSY kurisi Berdasarkan hasil analisis data lapang, MSY kurisi di Kabupaten Nias adalah 164 ton/tahun. Nilai ini menjadi batas maksimum hasil tangkap ikan kurisi di Kabupaten Nias. Kemampuan hasil tangkap rata-rata ikan kurusi dari unit tangkapan pancing adalah 0.05 ton/tahun. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan hasil tangkap ikan kurusi sesuai Catch (C) MSY bambangan dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :

0.05X1+DA4<=164

Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan hasil tangkap ikan kurisi sesuai Catch (C) MSY kurisi tercapai bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, hal ini ditandai oleh nilai DA4 = 0.

(5) Mengoptimalkan hasil tangkap ikan tuna sesuaiCatch(C) MSY tuna

Berdasarkan hasil analisis data lapang, MSY tuna di Kabupaten Nias adalah 843.5020 ton/tahun. Nilai ini menjadi batas maksimum hasil tangkap ikan tuna di Kabupaten Nias. Kemampuan hasil tangkap rata-rata ikan tuna dari unit tangkapan pancing adalah 0.02 ton/tahun, gill net bermata besar 4 ton/tahun, dan

gill net bermata kecil 1.8 ton/tahun. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan hasil tangkap ikan tuna sesuai Catch (C) MSY tuna dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :

0.02X1+4X2+2X3+DA5<=843

Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan hasil tangkap ikan tuna sesuai Catch (C) MSY tuna tercapai bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, gill net bermata besar 95 unit, dan gill net

(6) Mengoptimalkan hasil tangkap ikan cakalang sesuaiCatch(C) MSY cakalang Berdasarkan hasil analisis data lapang, MSY cakalang di Kabupaten Nias adalah 712 ton/tahun. Nilai ini menjadi batas maksimum hasil tangkap ikan cakalang di Kabupaten Nias. Kemampuan hasil tangkap rata-rata ikan cakalang dari unit tangkapan pancing adalah 0.02 ton/tahun, gill net bermata besar 3ton/tahun, dan gill net bermata kecil 1.5 ton/tahun. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan hasil tangkap ikan cakalang sesuai Catch

(C) MSY cakalang dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :

0.02X1+3X2+1.5X3+DA6<=712

Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan hasil tangkap ikan cakalang sesuaiCatch(C) MSY cakalang tercapai bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, gill net bermata besar 95 unit, dan gill net

bermata kecil 0 unit. hal ini ditandai oleh nilai DA6 = 0.

(7) Mengoptimalkan hasil tangkap ikan tongkol sesuaiCatch(C) MSY tongkol Berdasarkan hasil analisis data lapang, MSY tongkol di Kabupaten Nias adalah 515,0491 ton/tahun. Nilai ini menjadi batas maksimum hasil tangkap ikan tongkol di Kabupaten Nias. Kemampuan hasil tangkap rata-rata ikan tongkol dari unit tangkapan pancing adalah 0,03 ton/tahun, gill net bermata besar 2,4 ton/tahun, dan gill net bermata kecil 1 ton/tahun. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan hasil tangkap ikan tongkol sesuai Catch

(C) MSY tongkol dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :

0.03X1+2X2+1X3+DA7<=515

Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan hasil tangkap ikan tongkol sesuai Catch (C) MSY tongkol tercapai bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, gill net bermata besar 95 unit, dan gill net

bermata kecil 0 unit. hal ini ditandai oleh nilai DA7 = 0.

Berdasarkan hasil analisis data lapang, Effort (E) MSY kerapu di Kabupaten Nias adalah 1745 unit/tahun. Nilai ini menjadi batas maksimum jumlah unit tangkapan untuk penangkapan ikan kerapu di Kabupaten Nias. Kemampuan jumlah unit rata-rata alat penangkapan ikan kerapu dari unit tangkapan pancing adalah 1 unit/tahun. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan unit tangkap pancing untuk penangkapan ikan kerapu sesuai Effort (E) MSY kerapu dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :

1X1 + DA8 <= 1745

Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan unit tangkap ikan kerapu sesuai Effort (E) MSY kerapu tercapai bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, hal ini ditandai oleh nilai DA8 = 0.

(9) Mengoptimalkan upaya tangkap ikan kakap sesuaiEffort(E) MSY kakap Berdasarkan hasil analisis data lapang, Effort (E) MSY kakap di Kabupaten Nias adalah 1788 unit/tahun. Nilai ini menjadi batas maksimum jumlah unit tangkapan untuk penangkapan ikan kakap di Kabupaten Nias. Kemampuan jumlah unit rata-rata alat penangkapan ikan kakap dari unit tangkapan pancing adalah 1 unit/tahun. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan unit tangkap pancing untuk penangkapan ikan kakap sesuai Effort (E) MSY kakap dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :

1X1+DA9<=1788

Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan unit tangkap ikan kakap sesuai Effort (E) MSY kakap tercapai bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, hal ini ditandai oleh nilai DA9 = 0.

(10) Mengoptimalkan upaya tangkap ikan bambangan sesuai Effort (E) MSY bambangan

Berdasarkan hasil analisis data lapang, Effort (E) MSY bambangan di Kabupaten Nias adalah 1331 unit/tahun. Nilai ini menjadi batas maksimum jumlah unit tangkapan untuk penangkapan ikan bambangan di Kabupaten Nias.

Kemampuan jumlah unit rata-rata alat penangkapan ikan bambangan dari unit tangkapan pancing adalah 1 unit/tahun. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan unit tangkap pancing untuk penangkapan ikan bambangan sesuai Effort (E) MSY bambangan dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :

1X1 + DA10 <= 1331

Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan unit tangkap ikan bambangan sesuaiEffort (E) MSY bambangan tercapai bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, hal ini ditandai oleh nilai DA10 = 0.

(11) Mengoptimalkan upaya tangkap ikan kurisi sesuaiEffort (E) MSY kurisi Berdasarkan hasil analisis data lapang, Effort (E) MSY kurisi di Kabupaten Nias adalah 1471 unit/tahun. Nilai ini menjadi batas maksimum jumlah unit tangkapan untuk penangkapan ikan kurisi di Kabupaten Nias. Kemampuan jumlah unit rata-rata alat penangkapan ikan kurisi dari unit tangkapan pancing adalah 1 unit/tahun. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan unit tangkap pancing untuk penangkapan ikan kurisi sesuai Effort (E) MSY kurisi dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :

1X1 + DA11 <= 1471

Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan unit tangkap ikan kurisi sesuai Effort (E) MSY kurisi tercapai bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, hal ini ditandai oleh nilai DA11 = 0.

(12) Mengoptimalkan upaya tangkap ikan tuna sesuaiEffort (E) MSYtuna

Berdasarkan hasil analisis data lapang,Effort (E) MSY di Kabupaten Nias adalah 162 unit/tahun. Nilai ini menjadi batas maksimum jumlah unit tangkapan untuk penangkapan ikan tuna di Kabupaten Nias. Kemampuan hasil tangkap rata- rata ikan tuna dari unit tangkapan pancing adalah 0 unit/tahun, gill net bermata besar 1 unit/tahun, dan gill net bermata kecil 0.5 unit/tahun. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan unit tangkap pancing, gill net

Effort (E) MSY tuna dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :

0X1 + 1X2+ 0.5X3+ DA12 <= 162

Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan unit tangkap ikan tuna sesuai Effort (E) MSY tuna tercapai bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, gill net bermata besar 95 unit, dan gill net

bermata kecil 0 unit, dimana hal ini ditandai oleh nilai DA12 = 0.

(13) Mengoptimalkan upaya tangkap ikan cakalang sesuai Effort (E) MSY cakalang

Berdasarkan hasil analisis data lapang,Effort (E) MSY di Kabupaten Nias adalah 267 unit/tahun. Nilai ini menjadi batas maksimum jumlah unit tangkapan untuk penangkapan ikan tuna di Kabupaten Nias. Kemampuan jumlah unit rata- rata alat penangkapan ikan cakalang dari unit tangkapan pancing adalah 0 unit/tahun, gill net bermata besar 1 unit/tahun, dan gill net bermata kecil 0.5 unit/tahun. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan unit tangkap pancing, gill net bermata besar, dan gill net bermata kecil untuk penangkapan ikan cakalang sesuai Effort (E) MSY cakalang dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :

0X1+1X2+0.5X3+DA13<=267

Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan unit tangkap ikan cakalang sesuai Effort (E) MSY cakalang tercapai bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, gill net bermata besar 95 unit, dan gill net

bermata kecil 0 unit, dimana hal ini ditandai oleh nilai DA13 = 0.

(14) Mengoptimalkan upaya tangkap ikan tongkol sesuaiEffort(E) MSY tongkol Berdasarkan hasil analisis data lapang,Effort (E) MSY di Kabupaten Nias adalah 192 unit/tahun. Nilai ini menjadi batas maksimum jumlah unit tangkapan untuk penangkapan ikan tongkol di Kabupaten Nias. Kemampuan jumlah unit rata-rata alat penangkapan ikan tongkol dari unit tangkapan pancing adalah 0 unit/tahun, gill net bermata besar 1 unit/tahun, dan gill net bermata kecil 0.5 unit/tahun. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan unit

tangkap pancing, gill net bermata besar, dan gill net bermata kecil untuk penangkapan ikan tongkol sesuai Effort (E) MSY tongkol dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :

0X1 + 1X2 + 0.5X3 + DA14 <= 192

Berdasarkan hasil olahan LINDO, sararan mengoptimalkan unit tangkap ikan tongkol sesuai Effort (E) MSY tongkol tercapai bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, gill net bermata besar 95 unit, dan gill net

bermata kecil 0 unit, dimana hal ini ditandai oleh nilai DA14 = 0.

(15) Mengoptimalkan penggunaan BBM

Berdasarkan hasil analisis data lapang, jenis BBM dalam hal ini untuk kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan di Kabupaten Nias terdiri dari bensin, solar, dan minyak tanah. Besarnya ketersedian bensin, solar, dan minyak yang dipasok oleh 3 SPBU yang ada di Kabupaten Nias antara lain bensin tersedia 11.116.896 liter/tahun, solar tersedia 13.344.000 liter/tahun, dan minyak tanah tersedia 14.160.000 liter/tahun. Ketersedian ketiga BBM ini sebagai patokan maksimum dalam pengoperasian unit dan jenis alat tangkap dikhususkan masing- masing sebesar 5 % sehingga kebutuhan bensin sebesar 555.845 liter/tahun, solar sebesar 667.200 liter/tahun, dan minyak tanah dibutuhkan sebesar 708.000 liter/tahun. Data penggunaan bensin rata-rata oleh armada yang beroperasi menunjukkan pancing 2171 liter/tahun,gill net bermata besar 763 liter/tahun, dan

gill net bermata kecil 2200 liter/tahun. Untuk penggunaan solar rata-rata oleh armada yang beroperasi menunjukkan pancing 167 liter/tahun, gill net bermata besar 6622 liter/tahun, dan gill netbermata kecil tidak menggunakan solar dalam pengoperasiannya. Sedangkan nilai rata-rata penggunaan minyak tanah oleh armada yang beroperasi menunjukkan pancing 1086 liter/tahun, gill net bermata besar 418 liter/tahun, dan gill net bermata kecil 1100 liter/tahun. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan penggunaan BBM dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :

2171X1+763X2+2200X3+DA15<=555845 167X1+6622X2+DA16<=667200 1086X1+418X2+1100X3+DA17<=708000

Hasil olahan LINDO menunjukkan bahwa bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, gill net bermata besar 95 unit, dan gill net

bermata kecil 0 unit, maka sasaran mengoptimalkan penggunaan BBM adalah tercapai. Hal ini ditandai oleh nilai DA15 = 0, DA16 = 0, dan nilai DA17 = 0.

(16) Mengoptimalkan penggunaan air tawar

Data lapang menunjukkan total pasokan rata-rata air tawar yang disediakan oleh PDAM tirtanadi yang ada di Kabupaten Nias adalah 11.116.896 liter/tahun. Ketersedian air tawar ini dijadikan sebagai patokan maksimum dalam penggunaan dan pengoperasian jenis dan unit alat tangkap yang ada sebesar 5 % atau 333.844.000 liter/tahun. Rata-rata penggunaan air tawar oleh armada yang beroperasi menunjukkan pancing 201 liter/tahun, gill net bermata besar 7758 liter/tahun, dan gill netbermata kecil tidak membutuhkan air tawar untuk operasi karena penangkapannya yang bersifat sementara. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan penggunaan air tawar dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :

201X1+7758X2+DA18<=333844000

Hasil olahan LINDO menunjukkan bahwa bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, gill net bermata besar 95 unit, dan gill net

bermata kecil 0 unit, maka sasaran mengoptimalkan penggunaan air tawar adalah tercapai. Hal ini ditandai oleh nilai DA18= 0.

(17) Mengoptimalkan penggunaan es

Data lapang menunjukkan total pasokan rata-rata es yang ada di Kabupaten Nias adalah 3.650.000 kg/tahun. Ketersedian es ini dijadikan sebagai patokan maksimum dalam penggunaan dan pengoperasian jenis dan unit alat tangkap yang ada. Rata-rata penggunaan es oleh armada yang beroperasi menunjukkan pancing 382 kg/tahun, gill net bermata besar 19783 kg/tahun, dan

gill net bermata kecil tidak membutuhkan es untuk operasi karena penangkapannya yang bersifat sementara. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan penggunaan es dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :

382X1 + 19783X2 + DA19 <= 3650000

Hasil olahan LINDO menunjukkan bahwa bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, gill net bermata besar 95 unit, dan gill net

bermata kecil 0 unit, maka sasaran mengoptimalkan penggunaan es adalah tercapai. Hal ini ditandai oleh nilai DA19= 0.

(18) Mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja

Jumlah nelayan produktif secara keseluruhan di Kabupaten Nias adalah 6701 orang. Jumlah ini dijadikan sebagai patokan tenaga kerja yang digunakan pada pengoperasian armada penangkapan ikan. Jumlah rata-rata nelayan yang mengoperasikan pancing sekitar 2 orang, gill net bermata besar 3 orang, dan gill net bermata kecil 1 orang. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :

2X1 + 3X2 + 1X3 + DB20 >= 9303

Hasil olahan LINDO menunjukkan bahwa bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, gill net bermata besar 95 unit, dan gill net

bermata kecil 0 unit, maka sasaran mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja adalah sedikit-dikitnya akan tercapai. Hal ini ditandai oleh nilai DB20= 8572.

(19) Mengoptimalkan retribusi terhadap PAD

Pemerintah daerah mengharapkan bahwa target pendapatan daerah yang ideal diharapkan dari sektor perikanan tangkap adalah Rp. 3.012.077.200. Berdasarkan data di lapang, bahwa rata-rata retribusi yang diperoleh dari armada alat tangkap yang beroperasi menunjukkan pancing memberikan retribusi sebesar Rp. 2.231.052 per tahun, gill net bermata besar memberikan retribusi sebesar Rp. 17.807.292 per tahun, dangill netbermata kecil memberikan retribusi sebesar Rp. 1.975.000 per tahun. Dengan demikian, model persamaan matematis mengoptimalkan retribusi terhadap PAD dalam pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Nias adalah :

Hasil olahan LINDO menunjukkan bahwa bila alokasi pancing yang dioperasikan sebanyak 222 unit, gill net bermata besar 95 unit, dan gill net

bermata kecil 0 unit, maka sasaran mengoptimalkan retribusi terhadap PAD akan tercapai. Hal ini ditandai oleh nilai DA21= 0.