Ketika meringkaskan kediamannya selama 3 tahun di Efesus dalam Kisah Para Rasul 20, Paulus mengingat bagaimana ia selalu memberi makanan firman Allah kepada murid-muridnya, "Aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu" (Kisah Para Rasul 20:20); "Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu" (Kisah Para Rasul 20:27). Pada mulanya seorang bayi diberi makan oleh orang lain, kemudian ia bertambah maju, dan sebagai seorang anak, ia mampu makan sendiri. Akhirnya sebagai orang dewasa, ia memberi makan orang lain. Salah satu sasaran utama orang yang menjadikan murid ialah mengajar seorang murid bagaimana makan sendiri sehingga pada akhirnya ia dapat memberi makan orang lain. Berikut ini ada beberapa cara Saudara dapat menolongnya untuk memasukkan firman Allah ke dalam hidupnya.
1. Beri Makan Kepadanya dengan Mengajarkan Saat Teduh.
Daniel 6:10-11 merupakan contoh yang efektif mengenai saat teduh bersama
Tuhan karena di dalamnya tertulis di mana Daniel berdoa, kapan ia berdoa, dan apa yang didoakannya.
1. Suatu Tempat Tertentu
Kita memerlukan sebuah tempat yang tetap untuk menyendiri dengan Tuhan, yang bebas dari gangguan. Jika suasana rumah Anda kurang tenang, mungkin suatu tempat di luar rumah lebih baik bagi Anda: dalam mobil yang diparkir di tempat yang sunyi; berjalan pagi di daerah sekeliling rumah; atau bahkan berlari-lari sendirian. Tetapi tempat mana pun yang
114
Anda pilih, jangan lupa memasuki tempat doa itu, tempat ibadah pribadi, setiap hari (Matius 6:6).
2. Suatu Waktu Tertentu
Bertemu dengan Allah pada waktu pagi merupakan kebiasaan Kristus
(Markus 1:35). Inilah saat yang terbaik bagi banyak orang karena
merupakan persiapan yang baik sebelum memasuki hari yang sibuk. Agar Anda dapat bangun pagi-pagi dan bertemu dengan Tuhan, buatlah janji dengan-Nya pada malam sebelumnya. Persekutuan selama 10 menit dengan Allah di waktu pagi adalah lebih baik daripada tidak sama sekali; lebih baik mulai dengan waktu yang singkat dan membiarkannya
bertambah lama secara wajar. Waktu pertemuan itu akan bertambah lama apabila Anda rindu untuk mengenal-Nya dengan lebih baik dan
mengalami persekutuan-Nya dalam kehidupan Anda. 3. Isi yang Tertentu
Saat teduh itu merupakan jam makan bagi orang Kristen. Anda mengisi pikiran dan roh Anda dengan kehadiran Allah, makan dari firman-Nya sementara Ia berbicara dengan Anda. Kemudian Anda bercakap-cakap dengan-Nya dalam doa.
Persiapkanlah segala sesuatu pada malam sebelumnya. Siapkan Alkitab, bacaan renungan ibadah, dan buku catatan. Alkitab dan bacaan renungan ibadah adalah makanan Anda. Pakailah buku catatan untuk
menuliskan pikiran baru dan permintaan doa. Juga tuliskan jawaban yang telah Anda terima untuk doa Anda.
2. Berilah Makan Kepadanya dengan Mengajarkannya Membuat Catatan Khotbah. Kita melupakan hampir 90 persen dari apa yang telah kita dengar. Dengan membuat catatan khotbah, persentase yang hilang itu menjadi kira-kira 45 persen. Suatu cara yang cepat untuk mengajar seorang murid makan sendiri ialah dengan menolongnya belajar membuat catatan singkat dari tiap khotbah yang disampaikan dari mimbar. Catatan khotbah harus sama ukurannya setiap minggu. Catatan itu harus mencantumkan nama pembicara, tanggal, judul khotbah, nas Alkitab, referensi ayat-ayat lain, garis besar isi khotbah, dan kalimat-kalimat yang khusus. Catatan itu dapat disimpan menurut kitab Alkitab atau menurut pokoknya. Dengan demikian, bahan itu siap untuk dipakai sebagai bahan renungan, pelajaran, atau untuk menyiapkan renungan untuk persekutuan doa. Ajarlah anak rohani Anda untuk menemukan ajaran utama dalam khotbah itu, kemudian bagaimana menerapkan kebenaran pokoknya dalam situasi
hidupnya. Anggota-anggota jemaat sama-sama bertanggung jawab untuk pulang dari gereja dengan membawa khotbah itu sebagaimana pendeta bertanggung jawab untuk menyiapkannya. dan keduanya bertanggung jawab kepada Allah untuk mempraktikkan khotbah itu dalam hidup mereka.
3. Beri Makan Kepadanya dengan Mengajarkannya Cara Membaca Alkitab.
Kita hanya mengingat sedikit lebih banyak dari apa yang kita baca (60 sampai 80 persen) daripada apa yang kita dengar. Jadi, sangat penting untuk membuat catatan agar memperbaiki daya ingat kita. Sewaktu murid membaca, ada
115
beberapa hal khusus yang dapat dicari dan dicatatnya dalam nas Alkitab yang dibacanya:
o pelajaran utama;
o apa yang diajarkan nas Alkitab itu tentang Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus;
o sebuah ayat yang meringkaskan nas tersebut; o suatu perintah yang harus ditaati; dan
o apa yang diajarkan Tuhan sekarang ini dari nas itu. Sangat penting bagi murid untuk membaca seluruh Alkitab agar
dapat memahami kesatuannya. Membaca kitab-kitab tertentu sehingga selesai sekaligus sangat berharga untuk memenuhi keperluan pribadi. Tetapkan bagian-bagian yang harus dibaca secara teratur, dengan sasaran bahwa pembacaan Alkitab menjadi suatu kebiasaan seumur hidup. Tolonglah murid Anda dengan memberi dorongan kepadanya dan memeriksa agar mengetahui apakah ia menarik keuntungan dari bacaannya.
Beri Makan Kepadanya dengan Mengajarkan Cara-Cara Mempelajari Alkitab. Belajar cara mempelajari Alkitab sendiri akan membebaskan si murid, memungkinkan dia "makan dari firman" kapan saja ia menghendakinya dan tak perlu bergantung kepada orang lain untuk mendapatkan makanan rohani yang perlu. Apabila
mengajarkan cara-cara belajar, mintalah agar murid itu meluangkan paling sedikit 20 menit setiap hari untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya. Khususnya, empat metode belajar akan menghasilkan pertumbuhan yang dinamis. Yaitu meditasi ayat, di mana satu ayat dipelajari secara mendalam; analisa pasal, di mana satu kitab dipelajari pasal demi pasal; menyelidiki kata-kata, di mana kata-kata tertentu, seperti sukacita, kasih, dan damai sejahtera dipelajari; dan mempelajari tokoh-tokoh, di mana orang-orang dalam Alkitab dianalisa. Kekayaan keempat macam penyelidikan pribadi yang memberi makanan rohani sendiri menyiapkan kaum awam untuk menemukan kehendak Allah seumur hidupnya. Berikut ini ada beberapa petunjuk bagi rencana mempelajari Alkitab, yaitu pendekatan analisa pasal. Pendekatan hanya memerlukan sebuah Alkitab, kertas, dan pena. Sarankan sedikit-dikitnya empat hal kepada murid.
0. Menguraikan dengan Kata-kata Sendiri
Dengan menggunakan kata-kata sendiri, tuliskan apa yang diungkapkan oleh pasal tersebut. Hal ini akan menolong Anda mengertinya benar-benar sehingga pasal itu tidak asing lagi bagi Anda.
1. Pertanyaan-Pertanyaan
Tuliskan segala sesuatu tentang pasal itu yang tak dapat Anda mengerti. Juga, tuliskan pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal yang mungkin tidak dimengerti orang lain, tetapi yang jawabannya telah Anda temukan. Ini akan berguna sekali bila Anda mulai mengajar orang lain. Apabila mungkin, berikan ayat Alkitab sebagai dasar bagi jawaban Anda untuk pertanyaan-pertanyaan.
2. Referensi Ayat Lain
Carilah referensi ayat lain (yaitu ayat yang mengandung kebenaran serupa atau yang berhubungan, yang terdapat di bagian lain dalam
116
Alkitab) untuk setiap ayat dalam pasal itu. Dengan demikian, Alkitab sendiri menjadi penjelasan yang terbaik dengan menerangkan dan memperjelas setiap bagian yang dipelajari.
3. Penerapan
Dalam suasana doa, tuliskan penerapan pribadi yang didasarkan atas sebuah ayat dalam pasal itu. Terangkan apa yang akan Anda lakukan, dalam kekuatan Allah, untuk menerapkan bagian ini dalam kehidupan Anda hari lepas hari. Penerapan itu harus tegas. Misalnya, daripada menuliskan, "Saya akan berdoa lebih banyak minggu depan," yang terlalu umum, tuliskan saja, "Saya berdosa karena tidak berdoa. Minggu depan saya akan meluangkan waktu sekurang-kurangnya 10 menit setiap hari untuk berdoa." Periksalah diri sendiri untuk memastikan bahwa Anda melaksanakan penerapan itu. Setia menerapkan firman Allah akan menolong Anda menjadi pelaku firman, bukan seorang pendengar saja. Mazmur 1 dan 23, dan kitab-kitab Perjanjian Baru yang singkat,
seperti surat Filemon, Filipi, dan 1 Tesalonika adalah bagian-bagian yang sangat baik bagi seorang murid yang mulai belajar untuk menelaah Alkitab. Biasanya 1 atau 2 minggu merupakan waktu yang baik untuk setiap pasal. Setelah Anda mengajarkan murid Anda bagaimana menelaah Alkitab, jangan lupa
mengajarkan kepadanya bagaimana mengajar orang lain. Dalam semua pelayanan pemuridan, ingatlah selalu bahwa sasaran akhir adalah
melipatgandakan orang-orang yang akan menjadikan orang lain murid Tuhan, yaitu orang-orang yang terlatih dan pandai untuk meneruskan apa yang telah mereka pelajari.
Beri Makan dengan Mengajarkan Dia Menghafal Ayat-Ayat Alkitab.
Menghafal ayat-ayat Alkitab akan mendatangkan lebih banyak berkat dan kuasa yang lebih besar. Seorang murid dapat mengalahkan pencobaan dan hidup dalam
kemenangan atas dosa (Mazmur 119:11). Kehidupannya akan berhasil dan berbuah
(Mazmur 1:2-3). Ia akan menaruh perhatian lebih banyak terhadap Alkitab dan
pengertiannya akan bertambah. Kemampuannya untuk mengajar akan bertambah
(Kolose 3:16). Dia akan mengalami kuasa yang baru untuk bersaksi dan melihat
hasil-hasil yang positif (1 Petrus 3:15). Ia makin banyak mengetahui tentang kehendak Allah bagi hidupnya ketika terang firman itu lebih banyak menerangi jalan hidupnya (Mazmur
119:105). Ia dapat mengalami pertumbuhan yang lebih besar dalam imannya, sukacita
yang baru, dan memunyai sikap yang lebih positif dalam kehidupan sehari-hari (Mazmur
119:103). Ia dapat berdoa dengan keyakinan baru. Mempelajari janji-janji Alkitab akan
menambah keberanian dalam berdoa (Yohanes 15:7). Semua berkat ini dan masih banyak lainnya akan diperolehnya apabila seorang murid menghafal ayat-ayat Kitab Suci bersamaan dengan merenungkannya untuk diterapkan dalam hidupnya.