• Tidak ada hasil yang ditemukan

Titik Fokus Pelayanan Terhadap Orang Miskin

Dalam dokumen publikasi e-jemmi (Halaman 177-181)

Teologi Kerajaan Allah juga memperkirakan gaya pelayanan yang harus sentral dalam melayani masyarakat miskin. Ada banyak tindakan kristiani yang dapat kita lakukan dalam merespons buruknya keadaan di daerah kumuh. Mana yang paling strategis? Jawabannya tergantung pada kekuatan dan sumber daya gereja, serta tekanan hidup dan kemiskinan yang sedang dihadapi.

1. Determinasi Ekonomi

Jika penyebab kemiskinan daerah kumuh adalah kekurangan ekonomi, kita mungkin dapat melayani dalam bentuk badan pengembangan Kristen. Belas kasihan bagi korban penindasan sering kali memunculkan respons ekonomi. Hal tersebut benar bagi Yesus, demikian juga bagi kita. Kita memberi bantuan.

Menghubungkan belas kasihan kita dengan analisa struktur ekonomi masyarakat akan berujung pada respons pengembangan kristiani bagi orang-orang miskin. Ini adalah respons Kerajaan Surgawi dan merupakan sebuah upaya yang baik. 2. Determinasi Sosiologi

di sisi lain, jika kita menganggap kemiskinan disebabkan faktor sosial dan

budaya, solusinya adalah mendirikan lebih banyak organisasi kemasyarakatan. Teori yang sekarang ini ada untuk cara yang satu ini adalah memberdayakan orang-orang miskin -- memampukan mereka untuk memenuhi takdir mereka dengan mempelajari martabat dan kekuatan mereka sendiri, dan secara

bertahap, mendapatkan hak mereka. Hal-hal itu bisa menjadi respons kerajaan yang bagus. Cara-cara tersebut sering ditekankan oleh kaum liberal dan teologi liberal, yang dengan akar alkitabiah yang tidak cukup, mudah terjerumus dalam filosofi Marxist. Ini bukanlah sebuah alasan bagi injili dan Pentakosta untuk mengabaikan masalah-masalah tersebut. Ini juga bukan alasan untuk meniru pengategorian mereka.

3. Determinasi Politik

Banyak orang berpikir lebih jauh lagi; mengganggap bahwa kemelaratan disebabkan oleh sistem politik dan penyalahgunaan kekuasaan. Tergantung di mana Anda mulai berideologi, Anda mungkin memandangnya sebagai akibat dari eksploitasi kapitalisme dan perebutan kelas, pemerkosaan suatu bangsa secara multinasional, atau penyalahgunaan kekuasaan yang menjadi sifat Marxisme. Untuk mengenali penindasan sebagai sebab dasar kemiskinan menyiratkan perlunya sebuah respons yang sesuai dari orang-orang Kristen. Untuk melihat efek penindasan kaum miskin memerlukan respons kerajaan. Injil sangat tegas dalam menekankan keadilan untuk kaum miskin.

4. Pelayanan Model Yesus

Titik awal logis bagi orang Kristen adalah datang kepada Gurunya, yang adalah Kebenaran, Kebenaran yang hidup, dan karena itu mungkin memiliki jawaban terbaik untuk masalah-masalah yang ada. Bagaimanakah Yesus merespons kemiskinan kota?

Pertama, Dia masuk dalam kemiskinan. Dia menyatakan diri-Nya di daerah miskin. Dia menjadi salah satu orang miskin yang tertindas.

178

Ketiga, Dia memiliki pemikiran yang lebih bersifat jangka panjang daripada kita. Dia lebih mementingkan Kerajaan Surgawi -- bukan pertumbuhan ekonomi, sosial, atau politik. Bagi Yesus, pertumbuhan ekonomi adalah hasil dari penyataan dan penyerahan diri kepada Raja. di mata-Nya, pertobatan dan pemuridan lebih penting daripada pendekatan berdasarkan perubahan politik. Pada saat yang sama, Dia memperjelas bahwa Kerajaan Surgawi sering kali mengenai ekonomi, politik, dan sosiologi. Kerajaan-Nya bersifat rohani, namun melibatkan masyarakat baru, pola ekonomi baru, dan memiliki filosofi politik ke pelayanan. Perkembangan kepemimpinan menjadi inti pelayanan-Nya. Namun yang dimaksud pengembangan kepemimpinan di sini adalah pengembangan kepemimpinan yang elemen-elemennya tetap berada pada pelayanan spiritual. Untuk itu, nampaknya tepat jika kita berfokus pada penginjilan yang diikuti dengan pemuridan dan pembentukan kelompok sosial petobat baru. Ini dikenal sebagai perintisan gereja.

Jika kita ingin berkonfrontasi secara rohani dengan para pemerintah dan penguasa, kita juga harus fokus pada perintisan gereja karena kurangnya gereja di daerah kumuh berarti kurangnya dasar etis untuk menghadirkan perubahan politik. Jika kita memiliki niat untuk menegakkan keadilan bagi orang-orang miskin, kita semestinya berfokus pada perintisan gereja karena gerakan yang signifikan di antara orang-orang miskin biasanya memengaruhi perubahan sosial dan politik.

Menariknya, apa pun masing-masing penekanannya, beberapa solusi sosiologi adalah sesuatu yang umum bagi keempat pilihan di atas. Baik organisasi ekonomi, politik, atau religius, kunci untuk mengubah orang miskin adalah pelipatgandaan

organisasi-organisasi kecil. Secara ekonomi, hal tersebut adalah pelipatgandaan usaha kecil. Secara politik, pelipatgandaan ini adalah pergerakan kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan kader yang berkomitmen. Secara rohani, merupakan pelipatgandaan jemaat atau persekutuan kecil yang bersatu dalam jaringan kegerakan. Semuanya itu membantu orang-orang miskin, memampukan mereka untuk mulai menentukan nasib mereka sendiri. (t/Setyo)

Diterjemahkan dari:

Judul buku : Cry of The Urban Poor

Judul asli artikel : Biblical Theology for Poor People's Churches Penulis : Viv Grigg

Penerbit : Marc Publication, California 1992 Halaman : 155 -- 162

179

Doakan Misi Dunia

India

Menurut informasi terpercaya, militan agama mayoritas menawarkan imbalan bagi mereka yang membunuh orang-orang Kristen di Orissa ketika politisi mayoritas

meningkatkan tekanan atas orang-orang Kristen dengan pembahasan undang-undang nasional anti perpindahan agama. Kontak KDP di India berkata bahwa gerombolan mayoritas bersenjata telah menawarkan uang, minuman keras, dan makanan untuk menyerang rumah-rumah orang Kristen dan membunuh mereka. Makin penting target, makin besar imbalannya.

Uskup-uskup di Orissa telah menyurati kepala pejabat pemerintahan tentang apa yang mereka gambarkan sebagai sebuah "rancangan besar" dari orang-orang garis keras mayoritas yang ingin menyapu bersih kekeristenan dari negara itu. Luapan kekerasan anti-Kristen yang tiba-tiba ini dimulai di Orissa pada bulan Agustus 2008 setelah terbunuhnya seorang pimpinan mayoritas -- meskipun pengikut Mao mengakui

bertanggung jawab atas kematiannya. Kekerasan lalu menyebar ke negara bagian lain. Kekerasan yang pecah itu merupakan yang kedua di tahun 2008.

Nasionalis agama mayoritas dari BPJ (Partai Bharatiya Janata) berkata bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk memperkenalkan undang-undang nasional larangan "pemaksaan atas individu untuk memeluk keyakinan yang tidak diinginkan" jika mereka memenangkan pemilihan umum yang akan datang. Sejauh ini, tujuh negara bagian India telah melegalkan peraturan antiperpindahan keyakinan. Penerapan peraturan yang abu-abu ini (tidak jelas), yang mana mengundang terjadinya pelecehan,

meningkatnya tekanan tidak hanya pada kelompok-kelompok Kristen yang terlibat pada pelayanan amal, tetapi juga gereja-gereja yang menjalankan ibadah.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul buletin: Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Edisi Maret -- April 2009 Penulis: Tim KDP

Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya Halaman: 10

Pokok Doa

Doakan orang-orang percaya di India yang saat ini hidup dalam tekanan, agar Tuhan memberi kekuatan dan perlindungan kepada mereka. Doakan juga agar situasi ini tidak membuat mereka mengambil keputusan yang salah, yaitu menyangkal keyakinan mereka.

Berdoa bagi para pemimpin gereja di India, agar Tuhan memberi hikmat,

kemampuan, dan keberanian kepada mereka untuk tetap menggembalakan umat percaya di India.

180

Kekerasan yang pecah di kota Jos, negara bagian Plateau, telah merenggut nyawa paling sedikit dua ratus orang. Tiga belas kamp pengungsi dibentuk untuk menolong 30.000 orang yang dipaksa meninggalkan rumah mereka. Sebanyak enam belas gereja dibakar. Sebagian besar media telah menggambarkan kekerasan ini sebagai hasil pertikaian rival politik antara Islam dan Kristen dalam usaha memenangkan suara terbanyak pada pemilihan umum yang berlangsung di negara bagian ini. BBC mengatakan kekerasan ini dipicu ketika ada berita yang menyatakan Partai Rakyat Demokrasi -- yang didukung oleh mayoritas pemilih Kristen -- telah memenangkan hampir semua kursi dewan di negara bagian ini.

Bagaimanapun, pemimpin gereja mencurigai bahwa kekerasan ini dipersiapkan. Kerusuhan pecah pada Jumat pagi, 28 November, sebelum hasil Pemilihan Umum diumumkan. Sebanyak lima ratus orang ditahan dari etnis Niger dan Chad setelah kerusuhan, menurut laporan kantor gubernur negara bagian Plateau. Banyak laporan menyebutkan bahwa tersangka yang ditahan itu telah tiba di Jos 3 hari sebelum kerusuhan dimulai. BK, Uskup Kepala Gereja A di Jos, berkomentar, "Kami telah menjadi kambing hitam dan target oleh mereka yang benci mengenai sesuatu yang berhubungan dengan kekristenan di sini dan di tempat lain. Gereja di utara Nigeria membutuhkan perlindungan nasional dan internasional segera. Kami telah mengalami penderitaan ini lebih dari 20 tahun dan sekarang menjadi tidak dapat ditolerir lagi." Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul buletin: Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Edisi Maret -- April 2009 Penulis: Tim KDP

Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya Halaman: 11

Pokok Doa

Doakan agar Tuhan menguatkan orang-orang percaya di Plateau, supaya peristiwa ini tidak membuat iman mereka goyah, melainkan lebih sungguh-sungguh berserah dan mengandalkan Tuhan.

Berdoa agar Tuhan menggerakkan hati umat percaya di Nigeria untuk bersehati berdoa agar terjadi pemulihan atas bangsa ini. Berdoa juga untuk orang-orang Nigeria yang berada di luar negeri agar mereka juga ikut mendoakan negara mereka dan saudara seiman mereka yang saat ini sedang menderita di Nigeria.

181

Sumber Misi

Dalam dokumen publikasi e-jemmi (Halaman 177-181)