• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4 Karakteristik Responden dari Luar Pesantren

5.4.1 Orang Tua/Wali Santri

Data pribadi responden orang tua/wali santri meliputi jenis kelamin, umur, alamat asal, tingkat pendidikan terakhir, jumlah anggota keluarga, keanggotaan di organisasi, hubungan dengan santri, pekerjaan, dan penghasilan rata-rata perbulan (Tabel 14). Orang tua yang mengunjungi santri sebagian besar ibu, sebagian lain ayah, dan sebagian lain ayah dan ibu. Responden orang tua/wali santri sebanyak 39 orang dengan komposisi pria (48,72%) dan perempuan (51,28%).

Tabel 14 Data pribadi responden orang tua/wali santri

No Karakteristik Responden Jumlah (n) Persentase (%)

1. Umur <22 tahun 1 2,56 22-50 tahun 37 94,87 >50 tahun 1 2,56 2. Alamat Jabodetabek 36 92,31 Banten 1 2,56

Jawa Barat selain Bogor 0,00

Jawa Tengah 0,00 Jawa Timur 0,00 Luar Jawa 2 5,13 3. Pendidikan Terakhir Magister (S2) 3 7,69 Sarjana (S1) 10 25,64 Diploma III (D3) 3 7,69 Diploma II (D2) 0,00 Diploma I (D1) 1 2,56 SMA Sederajat 21 53,85 SMP Sederajat 0,00 Sekolah Dasar (SD) 1 2,56 4. Jenis Pekerjaan Wiraswasta 13 33,33

Pegawai Negeri Sipil (PNS) 12 30,77

Pegawai swasta 9 23,08

Petani 0,00

Buruh 1 2,56

Lainnya 4 10,26

5. Pendapatan Rata-Rata Perbulan

<1.000.000 1 2,56 1.000.000 s/d 2.000.000 6 15,38 2.000.001 s/d 3.000.000 5 12,82 3.000.001 s/d 4.000.000 7 17,95 >4.000.001 16 41,03 Tidak berpenghasilan 4 10,26

Umur responden orang tua/wali santri bervariasi. Umur responden sebagian besar di atas 22 tahun sampai 50 tahun sebanyak 94,87% menunjukkan bahwa orang tua/wali santri mayoritas masuk kategori umur produktif. Umur produktif akan menghasilkan pemasukan keluarga secara optimal sehingga akan

berimplikasi terhadap kemampuan orang tua atau wali atas pemenuhan keperluan biaya proses belajar mengajar.

Daerah asal orang tua atau wali santri mayoritas berasal dari wilayah Jabodetabek (92,31%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua/wali berdomisili dalam adat sunda. Jarak alamat rumah orang tua dengan pesantren berpengaruh terhadap intensitas tatap muka dengan santri di pesantren. Semakin dekat jarak rumah, maka intensitas menjenguk santri akan lebih intensif. Umumnya, orang tua atau wali santri menjenguk santri pada hari Jum‟at, Sabtu, dan Minggu.

Tingkat pendidikan responden orangtua atau wali santri, memberikan pengaruh positif terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi. Berdasarkan pengisian kuesioner dan wawancara tidak terstrukur, semakin tinggi pendidikan responden, semakin banyak memberikan pendapat terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi. Meski sebagian besar lulusan SMA sederajat (53,85%), namun mereka memiliki pengetahuan yang cukup bahkan memiliki harapan yang tinggi terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi bagi santri.

Jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan orang tua atau wali santri sebagian besar (61,54%) lebih dari dua orang. Banyak sedikitnya tanggungan keluarga, tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap dukungan finansial untuk pelaksanaan pendidikan konservasi bagi santri.

Keaktifan di organisasi responden orangtua atau wali santri, memberikan pengaruh positif terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi. Responden sebanyak 41,03% terlibat aktif di kepengurusan maupun keanggotaan organisasi. Organisasi yang diikuti ada yang di tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan nasional. Berdasarkan pengisian kuesioner dan wawancara tidak terstrukur, semakin aktif dan semakin tinggi posisi orang tua atau wali santri di kepengurusan atau keanggotaan organisasi, maka semakin tinggi tingkat partisipasi terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi.

Hubungan responden terhadap santri sebagian besar (94,87%) adalah anak dan sebagian lain yaitu cucu (2,56%) serta saudara kandung (2,56%). Persentase ini menunjukkan bahwa orang tua lebih banyak berperan dibandingkan dengan wali. Wali menggantikan peran orang tua ketika orang tua santri jaraknya jauh

dengan pesantren sehingga kontak fisik dengan santri relatif terbatas. Orang tua maupun wali sama-sama memberikan dukungan yang positif terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi.

Pekerjaan orang tua/wali santri sebagian besar (33,33%) yaitu wiraswasta. dan Pegawai Negeri Sipil (30,77%) Berdasarkan tabulasi silang antara jenis pekerjaan dengan pendapat terkait pelaksanaan pendidikan konservasi, tidak berpengaruh antara jenis pekerjaan dengan partisipasi dukungan pelaksanaan pendidikan konservasi. Apapun jenis pekerjaanya, orang tua atau wali santri tetap mendukung adanya pelaksanaan pendidikan konservasi.

Tingkat penghasilan orang tua atau wali santri tidak memberikan pengaruh terhadap partisipasi responden terkait dukungan finansial dalam pelaksanaan pendidikan konservasi. Umumnya mereka siap membayar jika ada kebutuhan dana yang harus dipenuhi terkait pelaksanaan pendidikan konservasi dengan syarat dana yang harus dipenuhi disesuaikan dengan kemampuan orang tua atau wali santri. Orang tua atau wali santri sebagian besar (41,03%) berpenghasilan di atas empat juta dan terdapat 10,26% responden yang tidak berpenghasilan. Responden yang tidak berpenghasilan dari kalangan ibu rumah tangga dan mahasiswa yang menjadi wali santri. Namun, meskipun mereka tidak memiliki penghasilan sendiri mereka menyatakan akan tetap berpartisipasi secara finansial. Bagi ibu rumah tangga yang suaminya bekerja, akan menggunakan uang dari suami berdasarkan kesepakatan diantara keduanya, sedangkan bagi wali santri dari kalangan mahasiswa, responden akan mengkomunikasikan kepada orang tua mereka terkait pembiayaan pada pelaksanaan pendidikan konservasi.

Orang tua atau wali santri memiliki latar belakang yang bervariasi, akan tetapi hal itu tidak mempengaruhi tingkat partisipasi dan dukungan terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi. Jenis kelamin, umur, daerah asal, tingkat pendidikan terakhir, jumlah anggota keluarga, keanggotaan di organisasi, hubungan dengan santri, pekerjaan, dan penghasilan rata-rata perbulan orang tua atau wali santri tidak memiliki efek yang siginifikan terhadap upaya dukungan orang tua atau wali santri terkait pelaksanaan pendidikan konservasi. Apapun program yang dibentuk oleh pesantren, asal dapat memberikan manfaat kepada santri maka orang tua atau wali santri akan siap mendukung.

b.Karakteristik Berdasarkan Kuesioner b.1. Pendapat

Responden orang tua/wali santri secara keseluruhan (100%) menyatakan persetujuannya bahwa santri harus menguasai ilmu agama, ilmu umum, dan keterampilan. Responden menjelaskan bahwa santri membutuhkan tiga penguasaan bidang ilmu tersebut agar bahagia di dunia dan akhirat. Ilmu agama dengan prinsip tafaqquh fiddin (penguasaan dan pengamalan agama) untuk kepentingan komunikasi secara vertikal (Tuhan), sedangkan ilmu umum dan keterampilan untuk komunikasi secara horizontal (manusia dan alam).

Responden secara keseluruhan (100%) menyatakan persetujuannya jika santri mendapatkan materi tentang konservasi atau lingkungan hidup. Hal ini didukung pendapat orang tua yang menyetujui adanya penambahan jam pelajaran terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi, bahkan orang tua/wali santri menyatakan kesediaannya berpartisipasi secara moril dan materil.

Hasil analisis kuesioner menunjukkan bahwa responden orang tua atau wali santri memiliki pendapat yang positif dalam pelaksanaan pendidikan konservasi. Apa yang disampaikan orang tua atau wali santri akan menjadi masukan bagi pesantren dalam membuat konsep pendidikan yang ideal dengan terus melibatkan peran orang tua. Shaleh (2005) menyatakan bahwa istilah tri pusat pendidikan (tiga macam lingkungan pendidikan) yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat harus saling memberikan pengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam upaya mencapai kedewasaannya. Orang tua menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak dalam perkembangan masyarakat modern karena tidak semua tugas pendidikan dapat dilaksanakan oleh orang tua. Pendidikan di lingkungan keluarga dengan pendidikan di sekolah keduanya harus bekerja sama (Shaleh 2005).

b.2. Sikap

Sikap orang tua atau wali santri berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan konservasi sebagian besar masuk kategori tinggi (92,31%), sebanyak 7,69% kategori sedang, dan tidak ada responden yang masuk dalam kategori rendah (0%).

Sebanyak 94,66% orang tua atau wali santri percaya penuh bahwa pesantren dapat mencetak kepribadian santri yang unggul. Responden yang menyetujui berdasarkan fakta yang selama ini diketahui bahwa lulusan pesantren memiliki akhlak dan kepribadian yang lebih baik, serta memiliki pengetahuan dan pengamalan ibadah yang lebih baik jika dibanding dengan lulusan sekolah umum.

Hasil analisis menunjukkan bahwa orang tua/wali santri mendukung pelaksanaan pendidikan konservasi. Hal ini ditunjukkan adanya orang tua/wali santri sebesar 94,88% mengizinkan santri praktek di luar lingkungan pesantren. Selain itu, orang tua/wali santri bersedia mengeluarkan tambahan dana untuk kebutuhan pelaksanaan pendidikan konservasi. Bahkan orang tua/wali santri bersedia berpartisipasi aktif secara moril dan materil untuk mendukung pelaksanaan pendidikan konservasi bagi santri

Dokumen terkait