• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PENGELOLAAN

B. Organ Dalam Koperasi

Badan hukum (rechts persoon) merupakan badan-badan perkumpulan

yakni orang-orang (persoon) yang diciptakan oleh hukum. Badan hukum sebagai subyek hukum dapat bertindak hukum (melakukan perbuatan hukum) seperti manusia. Oleh sebab itu, suatu badan hukum selaku subjek hukum dapat melakukan perbuatan hukum selayaknya manusia. Koperasi merupakan subyek hukum abstrak yang keberadaannya berdasar atas bentukan/rekayasa dari manusia/orang (persoon), untuk memenuhi kebutuhan dari manusia itu sendiri di bidang ekonomi. Oleh karena koperasi adalah merupakan subyek hukum abstrak, maka untuk melaksanakan/menjalankan kegiatan usahanya atau untuk mengelola jalannya koperasi, perlu kehadiran subyek hukum manusia atau orang (persoon). Mereka ini disebut sebagai perangkat organisasi koperasi.35

Koperasi sebagai badan usaha yang berbadan hukum walaupun kedudukannya sebagai subjek hukum, tetapi bukanlah makhluk hidup seperti manusia melainkan tetap merupakan sebagai badan hukum. Koperasi kehilangan daya berfikir dan kehendaknya serta tidak mempunyai central bewustzijn karena

koperasi tidak dapat melakukan perbuatan-perbuatan hukum sendiri.36

34

Andjar Pachta W, Op,Cit hlm 94

35

R.T. Sutantya Rahardja Hadhikusuma, SH., M.H, Hukum Koperasi Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 2005 hlm 81

36

Ali Ridho, Badan Hukum dan Kedudukan Badan Hukum Perseroan. Perkumpulan Koperasi, Yayasan, Wakaf, Bandung, Alumni, 1986, hlm 17.

dengan manusia yang dapat bertindak sendiri, koperasi sekalipun sebagai badan hukum merupakan subjek hukum mandiri.

Struktur organisasi koperasi dapat dilihat dari dua segi, yaitu :37 1. Segi intern Organisasi Koperasi

2. Segi ekstern Organisasi Koperasi

Intern organisasi koperasi ialah organisasi yang ada di dalam setiap tubuh koperasi, baik di dalam Koperasi Primer, Koperasi Pusat, Koperasi Gabungan maupun Koperasi Induk. Adapun ekstern Organisasi ialah organisasi yang berhubungan dengan tingkat-tingkat koperasi itu, yaitu hubungan antara koperasi primer, koperasi pusat, koperasi gabungan dan koperasi induk.38

Organisasi Koperasi menurut Ropke, dimana Ropke mengidentifikasikan

ciri-ciri dari organisasi koperasi sebagai berikut :39

1. Terdapat sejumlah individu yang bersatu dalam suatu kelompok, atas dasar

sekurang-kurangnya satu kepentingan atau tujuan yang sama, yang disebut sebagai kelompok koperasi;

2. Terdapat anggota-anggota koperasi yang bergabung dalam kelompok usaha

untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi mereka sendiri, yang disebut sebagai swadaya dari kelompok koperasi;

3. Anggota yang bergabung dalam koperasi memanfaatkan koperasi secara

bersama, yang disebut sebagai perusahaan koperasi;

37

Pengetahuan Koperasi, Buku pelajaran Koperasi Tingkat Lanjutan, Departemen Koperasi Direktorat penyuluhan Koperasi, Jakarta, 1984 hlm 180

38Ibid 39

Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktek, Erlangga, Jakarta,2001 hlm 34

4. Koperasi sebagai perusahaan mempunyai tugas untuk menunjang kepentingan para anggota kelompok koperasi, dengan cara menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh anggota dalam kegiatan ekonominya.

Pada UU Koperasi secara limitatif disebutkan bahwa koperasi mempunyai organ intern yang terdiri atas : rapat anggota, pengurus dan pengawas. Ketiga organ itu masing-masing mempunyai fungsi, wewenang dan tugas yang terpisah. Ketentuan yang mengatur tentang organ dapat diketahui dengan melihat dari beberapa pasal dalam undang-undang koperasi, adapun ketiga organ koperasi tersebut adalah :40

1. Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan suatu wadah dari para anggota koperasi yang diorganisasikan oleh pengurus koperasi, untuk membicarakan kepentigan organisasi maupun usaha koperasi, dalam rangka mengambil suatu keputusan dengan suara terbanyak dari para anggota yang hadir. Pelaksanaan rapat anggota ini biasanya diatur dalam anggaran dasar koperasi, baik mengenai waktu

pelaksanaannya maupun menyangkut jumlah anggota minimal yang hadir.41

Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Pada rapat anggota, para anggota koperasi bebas untuk berbicara, memberikan usul, pandangan dan tanggapan serta saran demi kemajuan usaha koperasi keputusan rapat anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat. Sebaliknya, Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara

40Ibid, hlm 35

41

terbanyak. Dalam hal, dilakukan pemungutan suara, setiap anggota mempunyai hak satu suara. Ketidak hadiran anggota koperasi di dalam rapat anggota yang diadakan tidak dapat diwakilkan atau dikuasakan kepada orang lain, jadi pemungutan suara hanya dilakukan oleh anggota yang hadir.42

Rapat anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi

mempunyai hak dan wewenang :43

1. Menetapkan kebijakan umum koperasi;

2. Mengubah anggaran dasar;

3. Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengawas dan pengurus;

4. Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja

koperasi;

5. Menetapkan batas maksimum pinjaman yang dapat dilakukan oleh pengurus

untuk dan atas nama koperasi;

6. Meminta keterangan dan mengesahkan pertanggungjawaban pengawas dan

pengurus dalam pelaksanaan tugas masing-masing;

7. Menetapkan pembagian sisa hasil usaha;

8. Memutuskan penggabungan, peleburan, kepailitan dan pembubaran koperasi;

dan

9. Menetapkan keputusan lain dalam batas yang ditentukan oleh Undang-

Undang ini.

Rapat anggota diadakan paling sedikit sekali dalam 1 tahun, sehingga sering disebut rapat anggota tahunan (RAT). Ketika keadaan mengharuskan

42

Muhammad Firdaus, Perkoperasian Sejarah Teori dan Praktek, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002 hlm 85-86

43

adanya keputusan segera demi kepentingan bersama dalam koperasi, maka dapat dilakukan rapat anggota luar biasa (RALB). Alasan utama dilakukannya permintaan RALB adalah apabila anggota menilai bahwa pengurus telah melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kepentingan koperasi dan menimbulkan kerugian terhadap koperasi. Jika permintaan tersebut telah dilakukan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar, maka pengurus harus memenuhinya. RALB atas keputusan pengurus dilaksanakan untuk kepentingan pengembangan koperasi.44

2. Pengurus

Pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun. Pertama kalinya, susunan dan nama anggota pengurus dicantumkan dalam akta pendirian. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota pengurus ditetapkan dalam anggaran dasar.45

Pengurus adalah perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui rapat anggota, yang memperoleh kepercayaan dari rapat anggota untuk memimpin organisasi dan usaha koperasi untuk satu periode tertentu. Penguruslah yang akan menentukan apakah program-program kerja yang telah disepakati oleh rapat anggota benar-benar dapat dijalankan. Dan pengurus pula yang akan menentukan apakah koperasi dapat diterima sebagai rekan usaha yang terpercaya dalam lingkungan dunia usaha. Pengurus memiliki fungsi dan wewenang sebagai

44

Muhammad Firdaus, Op.Cit hlm 86

45

Mulhadi, Hukum Perusahaan Bentuk-Bentuk Badan Usaha Di Indonesi, Diktat Kuliah Universitas Sumatera Utara, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2013 hlm 139

pelaksana keputusan rapat anggota sangat strategis dan menentukan maju mundurnya koperasi 46

1. Mampu melaksanakan perbuatan hukum;

Menurut ketentuan Pasal 55 UU Koperasi pengurus dipilih dari orang perseorangan, baik anggota maupun non anggota. Orang perseorangan sebagaimana yang dimaksud harus memenuhi persyaratan :

2. Memiliki kemampuan mengelola usaha koperasi

3. Tidak pernah menjadi pengawas atau pengurus suatu koperasi atau komisaris

atau direksi suatu perusahaan yang dinyatakan bersalah karena menyebabkan koperasi atau perusahaan itu dinyatakan pailit;dan

4. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan

korporasi, keuangan negara, dan /atau yang berkaitan dengan sektor keuangan, dalam waktu 5 tahun sebelum pengangkatan.

Ada persyaratan lain untuk dapat dipilih menjadi pengurus. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi pengurus koperasi Indonesia ditetapkan dalam anggaran dasar koperasi. Biasanya syarat-syarat tersebut sesuai dengan jenis koperasi dimana pengurus itu akan memimpinnya, yaitu seperti berikut :47

1. Harus turut ambil bagian dalam usaha koperasi, serta telah memenuhi

kewajiban dalam koperasi, seperti membayar simpanan pokok dan telah mempunyai pengalaman dalam usaha koperasi;

46

Revrisond Baswir, Koperasi Indonesia, BPFE, Yogyakarta, 1997 hlm137

47

2. Harus menyediakan waktu untuk menghadiri rapat pengurus, serta turut mengeluarkan pendapat dan buah pikiran yang berguna demi kemajuan para anggota;

3. Harus mengerti dan mempunyai pengalaman tentang organisasi koperasi,

serta aktif memperhatikan kerapian organisasi koperasi;

4. Harus bersedia mendengar usul-usul atau keberatan dari pihak anggota guna

kebaikan bersama, serta membicarakan hal itu dalam rapat pengurus;

5. Harus menghargai pendapat sesama anggota walupun tidak selalu sama,

sebelum mengambil keputusan;

6. Harus mematuhi keputusan rapat pengurus dan tidak dibenarkan menjalankan

kemauannya sendiri-sendiri;

7. Harus mempunyai sikap terbuka dan mau menerima kemajuan-kemajuan

teknologi baru dan penemuan-penemuan kearah pembaruan;

8. Pengurus adalah pemegang kepercayaan dan pemegang kuasa dari rapat

anggota, karenanya merupakan suatu jabatan kehormatan, sehingga jangan sampai mengecewakan para anggota yang telah memberi kepercayaan dan kuasa kepadanya.

Setelah badan pengurus terbentuk, lalu ditetapkan kewajiban dan tanggung jawab pengurus, umumnya dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga maupun keputusan rapat sudah ditentukan. Pengurus harus benar-benar memahami isi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian dan anggaran dasar koperasinya serta mengatur perusahaannya sesuai dengan

ketentuan undang-undang dan anggaran dasar tersebut. Tugas-tugas dari pengurus diatur dalam UU Koperasi, mencakup antara lain :48

1. Mengelola koperasi berdasarkan anggaran dasar;

2. Mendorong dan memajukan usaha anggota;

3. Menyusun rancangan rencana kerja serta rencana anggaran pendapatan dan

belanja koperasi untuk diajukan kepada rapat anggota;

4. Menyusun laporan keuangan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas

untuk diajukan kepada rapat anggota;

5. Menyusun rencana pendidikan, pelatihan, dan komunikasi koperasi untuk

diajukan kepada rapat anggota;

6. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dari inventaris secara tertib; 7. Menyelenggarakan pembinaan karyawan secara efektif dan efisien;

8. Memelihara buku daftar anggota, buku daftar pengawas, buku daftar

pengurus, buku daftar pemegang sertifikat modal koperasi, dan risalah rapat anggota; dan

9. Melakukan upaya lain bagi kepentingan, kemanfaatan, dan kemajuan

koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan rapat anggota. Berdasarkan ketentuan tersebut pengurus mengemban amanat dan keputusan rapat anggota untuk mengelola organisasi dan usaha koperasi. Tugas dan wewenang yang dilakukan pengurus merupakan pelaksanaan kegiatan sebagai lembaga eksekutif dan memliki identitas sendiri. Dalam mengelola koperasi ini, sebagai kuasa rapat anggota, pengurus harus melaksanakan kegiatannya semata-

48

mata untuk kepentingan dan kemanfaatan koperasi beserta anggotanya, sesuai keputusan rapat anggota.49

Susunan perangkat organisasi pengurus pada umumnya terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Namun, dalam pelaksanaannya susunan perangkat organisasi pengurus tersebut dapat bervariasi antara satu koperasi dengan koperasi yang lain, tergantung besar kecilnya koperasi dan keinginan anggota. Kecenderungan yang biasa terjadi pada banyak koperasi di Indonesia adalah pengembangan struktur perangkat secara horizontal. Pemekaran tersebut lebih banyak ditujukan untuk menampung yang lebih banyak orang dan bukan didasarkan atas efektifitas pelaksanaan tugas. Ada juga koperasi yang menyusun perangkat pengurus berdasarkan kepentingan usaha, yaitu besar kecil usaha koperasi tersebut.50

3. Pengawas

Pengawas adalah perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. Pengawas organisasi koperasi merupakan suatu lembaga atau badan struktural organisasi koperasi. Pengawas mengemban amanat anggota untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi, sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi, keputusan pengurus, serta peraturan lainnya yang berlaku didalam koperasi.51

49

R.T. Sutantya rahardja hadhikusuma, Op.Cit, hlm 87.

50

Muhammad Firdaus, Op.Cit hlm 89

51

Pengawas koperasi ini juga merupakan organisasi koperasi Indonesia yang dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota, serta bertanggung jawab kepada rapat anggota. Dengan demikian, pengawas ini tidak dibenarkan diangkat dari orang diluar koperasi. Tugas pengawas ini secara umum adalah mengawasi jalannya kegiatan koperasi yang dilaksanakan oleh pengurus, dan hasil pengawasannya tersebut kemudian dilaporkan kepada rapat anggota secara tertulis. Sebagai anggota pengawas, tidak dapat merangkap jabatan sebagai pengurus, sebab kedudukan dan tugas pengawas ini adalah mengawasi pelaksanaan tugas kepengurusan yang dilakukan oleh pengurus. Sehingga jika terjadi perangkapan jabatan, sebagai anggota pengawas sekaligus juga sebagai pengurus, maka laporan hasil pengawasan yang telah dilakukan diragukan keobyektifannya.52

Tugas dan wewenang pengawas diatur dalam UU Koperasi, yaitu :53

1. Mengusulkan calon pengurus;

2. Memberi nasihat dan pengawasan kepada pengurus;

3. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan

koperasi yang dilakukan oleh pengurus;dan

4. Melaporkan hasil pengawasan kepada rapat anggota.

Kewenangan yang dimiliki oleh pengawas dalam suatu koperasi yaitu :54

1. Menetapkan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian

anggota sesuai dengan ketentuan anggaran dasar;

52

Ibid, hlm 90

53

Periksa Pasal 50 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian

54

Periksa Pasal 50 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian

2. Meminta dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dari pengurus dan pihak lain yang terkait;

3. Mendapatkan laporan berkala tentang perkembangan usaha dan kinerja

koperasi dari pengurus;

4. Memberikan persetujuan atau bantuan kepada pengurus dalam melakukan

perbuatan hukum tertentu yang ditetapkan dalam anggaran dasar; dan

5. Dapat memberhentikan pengurus untuk sementara waktu dengan

menyebutkan alasannya.

Ketika didalam meneliti segala catatan tentang seluruh harta kekayaan koperasi dan kebenaran dari pembukuannya yang tercermin dalam neraca dan perhitungan laba rugi menemui kesulitan serta dalam rangka peningkatan efisiensi pengelolaan yang bersifat terbuka, dan melindungi pihak yang berkepentingan, koperasi dapat meminta jasa audit kepada akuntan publik dan tidak menutup kemungkinan permintaan tersebut dilakukan oleh pengawas. Dimaksud dengan jasa audit adalah audit terhadap laporan keuangan dan audit lainnya sesuai keperluan koperasi.55

Dokumen terkait