• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unsur-unsur SPIP

Dalam dokumen RENCANA TINDAK PENGENDALIAN (RTP) (Halaman 15-0)

BAB I GAMBARAN UMUM

B. SEKILAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP)

3. Unsur-unsur SPIP

Penyelenggaraan SPIP meliputi unsur-unsur sistem pengendalian intern sebagai berikut.

a. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian adalah kondisi suatu instansi pemerintah yang mempengaruhi efektivitas pengendalian intern. Membangun lingkungan pengendalian memiliki arti membangun dan menciptakan suatu atmosfir yang kondusif yang mendorong terimplementasinya sistem pengendalian intern secara

efektif. Lingkungan pengendalian yang baik merupakan kunci keberhasilan penyelenggaraan pengendalian intern di lingkungan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sukoharjo.

Lingkungan pengendalian akan efektif bila suatu lingkungan dengan orang-orang yang berkompeten memahami tanggung jawab dan batasan kewenangannya, memiliki pengetahuan yang memadai, memiliki kesadaran yang penuh dan komitmen untuk melakukan apa yang benar dan yang seharusnya dengan mematuhi kebijakan dan prosedur organisasi berikut standar etika dan perilaku. Peranan Kepala Bappelbangda dalam mewujudkan suatu lingkungan pengendalian yang baik sangat penting karena Kepala Bappelbangda berperan sebagai tone at the top (penentu irama organisasi).

Untuk mencapai kualitas lingkungan pengendalian intern yang efektif, perlu dikembangkan lingkungan pengendalian yang akan menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan sistem pengendalian intern, yaitu :

1) Penegakan integritas dan nilai etika etika;

2) Komitmen terhadap kompeten kompetensi;

3) Kepemimpinan yang kondusif

4) Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;

5) Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;

6) Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia;

7) Perwujudan peran aparat pengawas intern pemerintah yang efektif;

8) Hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah terkait.

b. Penilaian Risiko

Penilaianresiko merupakan bagian integral dalam proses pengelolaanresiko dalam pengambilan keputusan pada tindakan dan kegiatan melalui tahapan identifikasi, analisis, dan evaluasi risiko. Penilaianresiko merupakan pencerminan dari pelaksanaan prinsip kehati-hatian dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintahan daerah. Tahapan penilaianresiko yaitu, sebagai berikut:

1) Identifikasiresiko untuk menghasilkan suatu gambaran peristiwa yang berpotensi mengganggu pencapaian tujuan aktivitas organisasi. Dalam pelaksanaan proses identifikasi risiko, perlu diperhatikan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya peristiwa risiko;

2) Analisisresiko untuk mengestimasi besaran kemungkinan munculnya peristiwaresiko dan dampak yang ditimbulkan terhadap upaya pencapaian tujuan organisasi apabila peristiwaresiko tersebut benar- benar terjadi, serta menetapkan level atau statusresiko sebagai kombinasi hubungan antara kemungkinan dan dampak risiko.

3) Evaluasi resiko untuk menentukan tindakan atau langkah apa yang harus diambil, dan merupakan pilihan terbaik mensikapi berbagai resiko yang

dapat menganggu tujuan aktivitas organisasi.

c. Kegiatan Pengendalian

Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasiresiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasiresiko telah dilaksanakan secara efektif.

Kegiatan pengendalian merupakan pencerminan dari aktualisasi penerapan kebijakan SPIP oleh Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sukoharjo untuk mencapai tujuan-tujuan pengendalian yang telah ditetapkan.

Kegiatan pengendalianresiko dikelompokkan dalam 2 kategori , yaitu prevention and mitigation. Pengendalian yang bersifat prevention merupakan kegiatan pengendalian yang dibangun untuk mengurangi kemungkinan terjadinya peristiwa risiko. Sedangkan pengendalian yang bersifat mitigation merupakan kegiatan pengendalian yang dibangun untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan apabila terjadi suatu peristiwa risiko.

Karakterisitik kegiatan pengendalian yang ditetapkan pada Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sukoharjo sekurang- kurangnya telah memperhatikan bahwa kegiatan pengendalian:

1) diutamakan pada kegiatan/tujuan pokok;

2) dikaitkan dengan proses penilaian risiko;

3) disesuaikan dengan sifat khusus;

4) ditetapkan dengan kebijakan dan prosedur secara tertulis;

5) dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan;serta

6) dimonitor dan dievaluasi secara berkala untuk memastikan eksistensi kegiatan pengendalian.

d. Informasi dan Komunikasi

Informasi adalah data yang telah diolah dan dijadikan dasar pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi. Untuk memperoleh informasi yang berguna, mengumpulkan dan mengolah data diharapkan menjadi informasi yang lebih terarah dan penting. Kepala Bappelbangda organisasi dan seluruh jajaran manajemen harus mendapatkan informasi yang relevan dan dapat diandalkan yang diperoleh melalui proses identifikasi dan distribusi dalam bentuk dan waktu yang tepat. Sedangkan Komunikasi adalah proses penyampaian informasi dengan menggunakan media tertentu, baik langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan umpan balik yang konstruktif.

Informasi dan komunikasi yang diselenggarakan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sukoharjo dalam rangka penyelenggaraan SPIP merupakan proses pengumpulan dan pertukaran informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan kegiatan instansi. Informasi dan komunikasi mencakup pengumpulan dan penyajian

informasi kepada pegawai agar mereka dapat melakukan tanggungjawabnya, termasuk pemahaman akan peran dan tanggungjawabnya sehubungan dengan pengendalian intern.

e. Pemantauan Berkelanjutan

Pemantauan atas pengendalian intern di lingkungan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sukoharjo, pada dasarnya dilaksanakan untuk memastikan apakah system pengendalian intern pada suatu instansi pemerintah telah berjalan sebagaimana yang diharapkan dan apakah perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan telah dilaksanakan sesuai dengan perkembangan kondisi internal dan eksternal organisasi.

BAB II

URAIAN RENCANA TINDAK PENGENDALIAN INTERN

A. PENERAPAN SPIP PADA BAPPELBANGDA

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, menyatakan bahwa untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel, seluruh menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.

Terkait Sistem Pengendalian Intern Pemerintah tersebut, telah diterbitkan Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor : 54 Tahun 2010, tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.

Aturan tersebut memuat acuan pelaksanaan pengendalian intern pada seluruh kegiatan pemerintahan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo .

Kemudian untuk memperlancar penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo , juga telah diterbitkan Keputusan Kepala Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo Nomor 050/5840 Tanggal 28 Agustus 2017 tentang Pembentukan Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian InternPemerintah (Satgas SPIP) Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo.

Tugas dari Satgas SPIP Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo adalah :

1. Menyusun rencana kerja (action plan) dalam rangka penyelenggaraan SPIP di lingkungan Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo ;

2. Menyiapkan berbagai instrumen yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan rencana kerja tersebut pada butir a;

3. Menyelenggarakan koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah terkait.

4. Membuat laporan hasil penyelenggaraan SPIP di lingkungan Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo .

Sebagai langkah awal pengembangan pengendalian intern, Tim Satgas SPIP Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo telah melakukan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tentang rencana penyelenggaraan SPIP pada Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo. Dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tersebut antara lain membahas tentang :

1. Hasil penilaian kondisi lingkungan pengendalian melalui pengisian Kuesioner Control Environment Evaluation (CEE). Melalui penilaian ini diharapkan dapat ditemukan celah atau kekurangan pengendalian yang ada/terpasang, serta merancang rencana tindak perbaikan pengendalian intern yang lebih baik;

2. Proses penilaianresiko yang diarahkan untuk mendapatkan gambaran tentang profilresiko dan aktivitas yang diperlukan untuk mengendalikanresiko pada kegiatan utama Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo ;

3. Teknis penyusunan Rencana Tindak Pengendalian Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo .

Hasil kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tersebut selanjutnya dijadikan sebagai landasan awal untuk melakukan upaya perbaikan penyelenggaraan pengendalian intern, melalui penyusunan Rencana Tindak Pengendalian Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo .

Rencana Tindak Pengendalian ini merupakan action plan untuk menindaklanjuti hasil kegiatan Focus Group Discussion (FGD), yang terdiri atas dua paket rencana aksi, yaitu :

1. Rencana kegiatan peningkatan kualitas lingkungan pengendalian;

2. Rencana kegiatan penangananresiko yang relevan dengan kegiatan utama organisasi.

B. PENCIPTAAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN YANG DIHARAPKAN 1. Tujuan Penciptaan Lingkungan Pengendalian

Unsur lingkungan pengendalian merupakan pondasi dari unsur-unsur pengendalian intern lainnya, sehingga unsur lingkungan pengendalian memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap efektivitas pelaksanaan Sistem pengedalian Intern Pemerintah (SPIP). Oleh karena itu, secara umum pembangunan lingkungan pengendalian bertujuan untuk menciptakan “atmosfir” yang kondusif yang mendorong terimplementasinya sistem pengendalian intern secara efektif di Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo .

Secara khusus, pembangunan lingkungan pengendalian pada Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo bertujuan untuk :

a. Tegaknya integritas dan nilai‐nilai etika;

b. Terciptanya komitmen terhadap kompetensi;

c. Terciptanya kepemimpinan yang kondusif;

d. Terwujudnya struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;

e. Terwujudnya pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;

f. Terwujudnya kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia;

g. Terwujudnya aparat pengawasan intern pemerintah yang berperan efektif; dan h. Terwujudnya hubungan kerja yang baik antar unit kerja terkait.

2. Kondisi Lingkungan Pengendalian Saat Ini

Langkah strategis untuk mengetahui kondisi lingkungan pengendalian saat ini pada Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo yaitu :

a. Mengevaluasi Lingkungan Pengendalian dengan melaksanakan survei persepsi melalui pengisian Kuesioner Control Environment Evaluation (CEE) oleh pegawai

Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo ;

b. Melakukan rekapitulasi isian Kuesioner Control Environment Evaluation (CEE) dengan fokus pernyataan sub-sub unsur Lingkungan Pengendalian terbanyak yang Tidak Memadai dan Kurang Memadai.

Berdasarkan hasil rekapitulasi isian kuesioner terhadap 8 (delapan) sub unsur lingkungan pengendalian diperoleh gambaran sebagai berikut :

Tabel 2.1

Hasil Evaluasi Lingkungan Pengendalian pada Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo Tahun 2022

No Sub Unsur Kondisi

1. Penegakan Integritas dan Nilai Etika Cukup Memadai

2. Komitmen Terhadap Kompetensi Cukup Memadai

3. Kepemimpinan yang Kondusif Cukup Memadai

4. Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan

Kebutuhan Cukup Memadai

5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang

Tepat Cukup Memadai

6. Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat

Tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia Cukup Memadai 7. Perwujudan Peran Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah yang Efektif Cukup Memadai

8. Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah

Terkait Memadai

Dari Hasil Evaluasi Lingkungan Pengendalian pada Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo Tahun 2022 seperti tergambar pada Tabel 2.1 di atas, diperoleh gambaran bahwa secara umum kedelapan sub unsur lingkungan pengendalian telah memiliki kondisi yang cukup baik, dimana 7 sub unsur memiliki kondisi yang “Cukup Memadai”, dan 1 sub unsur memiliki kondisi yang “Memadai”.

3. Rencana Penguatan Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian yang kondusif merupakan unsur paling penting dalam penerapan pengendalian intern. Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo mengharapkan terciptanya Lingkungan Pengendalian yang kondusif, sehingga mampu mendorong terciptanya perilaku dan tindakan yang lebih efisen dan efektif dari seluruh pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Peningkatan kualitas perilaku dan tindakan tersebut diharapkan menjadi modal utama untuk menghasilkan aktivitas pengendalian yang handal guna mencapai tujuan Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo.

Hasil evaluasi atas kondisi lingkungan pengendalian dengan pendekatan Control Environment Evaluation menunjukkan bahwa kedelapan sub unsur RTP lingkungan pengendalian telah memiliki kondisi yang cukup memadai. Namun demikian, masih terdapat beberapa kelemahan lingkungan pengendalian yang perlu

segera diperbaiki sebagaimana tabel berikut.

Pemetaan Lingkungan Pengendalian yang dilakukan menghasilkan sebagaimana tabel di atas, kelemahan lingkungan pengendalian ada di kebijakan pengembangan SDM, namun keadaan komponen yang lain belum memadai, masih kategori cukup memadai sehingga perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan dan merupakan prioritas untuk segera dilaksanakan sebagaimana dirumuskan pada Tabel 2.2 berikut ini :

Tabel 2.2

Rencana Tindak Penguatan Lingkungan Pengendalian

No. Atribut/Elemen Lingkungan Pengendalian yang

Belum Memadai

Rencana Tindak Perbaikan Pemilik/

Penanggung

A. KOMITMEN TERHADAP KOMPETENSI 11 Pernyataan aturan perilaku

dibaca oleh pegawai Pernyataan aturan perilaku dipasang di meja kerja dan/atau ruangan pegawai agar selalu dapat dibaca setiap saat oleh pegawai

Sekretaris Bappeda (Ketua Satgas)

Desember 2022

12 Pernyataan aturan perilaku

dipahami oleh pegawai Sosialisasi dan Internalisasi aturan perilaku kepada seluruh pegawai B. KOMITMEN TERHADAP KOMPETENSI

23 Kompetensi SDM dipantau

secara efektif Berkoordinasi dengan

BKPP untuk mengevaluasi kompetensi SDM secara berkala dilakukan sebelum pegawai menduduki posisi penting

Berkoordinasi dengan

BKPP untuk

mengikutsertakan pegawai dalam pelatihan secara proporsional

28 Assessment/penilaian

kompetensi dari individu kunci dilakukan secara periodik dan didokumentasikan secara lengkap

Berkoordinasi dengan BKPP untuk mengevaluasi kompetensi SDM secara berkala

kinerja pegawai dilakukan Berkoordinasi dengan BKPP untuk mengevaluasi kompetensi SDM secara berkala

F. PENYUSUNAN DAN PENERAPAN KEBIJAKAN YANG SEHAT TENTANG PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA

62 Instansi menempatkan SDM pada posisi kunci melalui fit and proper test dan Management Assessment Center (MAC)

Berkoordinasi dengan BKPP untuk melaksanakan MAC pegawai, instansi memberikan berbagai penghargaan

Melaksanakan mekanisme

reward yang terlembagakan Sekretaris

Bappeda (Ketua Satgas)

Desember 2022

C. RESIKO DAN KEGIATAN PENGENDALIAN 1. Pernyataan Tujuan

Penyelenggaraan SPIP dimaksudkan untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi. Pemberian keyakinan tersebut dicapai melaluikegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan. Rencana tindak pengendalian yang disusun Satuan Tugas Penyelenggaraan SPIP digunakan dalam rangka membantu Bupati dalam penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sukoharjo yang di diprioritaskan untuk pembangunan pengendalian dalam rangka mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:

a. Tujuan

Tujuan Perangkat Daerah Bappelbangda adalah : Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Daerah dan Kelitbangan yang Berkualitas, dengan indikator tujuan adalah Persentase capaian target kinerja tujuan dan sasaran perencanaan pembangunan daerah (RPJMD).

b. Sasaran

1) Sasaran pertama yang dituju adalah : Meningkatnya Efektivitas Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, dengan Indikator Persentase capaian kinerja tujuan dan sasaran PD terhadap target kinerja tujuan dan sasaran PD;

2) Sasaran yang kedua yang dituju adalah : Meningkatnya Sinkronisasi, dan Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan indikator sasaran adalah Persentase keselarasan RKPD terhadap RPJMD;

3) Sasaran ketiga yang dituju adalah : Meningkatnya Pemanfaatan Hasil Kelitbangan, dengan Indikator : Persentase pemanfaatan hasil kelitbangan yang mendukung perencanaan pembangunan daerah;

4) Sasaran keempat yang dituju adalah : Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja.

Tujuan /Sasaran Indikator Tujuan/Sasaran Konfirmasi Pimpinan

Revisi Tujuan

(1) (2) (3) (4)

Misi ke 1 : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik melalui Percepatan Reformasi Birokrasi

Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Daerah dan Kelitbangan yang Berkualitas

Persentase capaian target kinerja tujuan dan sasaran perencanaan

pembangunan daerah (RPJMD)

V -

Meningkatnya efektivitas pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah

Persentase capaian kinerja tujuan dan sasaran PD terhadap target kinerja tujuan dan sasaran PD

V -

Tujuan /Sasaran Indikator Tujuan/Sasaran Konfirmasi Pimpinan

Revisi Tujuan

(1) (2) (3) (4)

Meningkatnya sinkronisasi, dan sinergitas perencanaan pembangunan daerah

Persentase keselarasan

RKPD terhadap RPJMD V -

Meningkatnya Pemanfaatan

hasil kelitbangan Persentase pemanfaatan hasil kelitbangan yang mendukung perencanaan pembangunan daerah

V -

Meningkatnya Akuntabilitas

Kinerja Nilai SAKIP V -

2. Identifikasi Resiko

Berdasarkan hasil penilaian atasresiko strategis dan operasional, yang mengancam tercapainya tujuan organisasi, terdapat risiko-risiko yang menjadi prioritas untuk dipetakan, untuk mengantisipasiresiko berkembang menjadi masalah.

Risiko-risiko dimaksud meliputiresiko strategis dan operasional yang teridentifikasi berdasarkan hasil diskusi dan analisis Satuan Tugas SPIP.resiko strategis merupakanresiko yang dipetakan berdasarkan sasaran strategis perangkat daerah, danresiko operasional merupakanresiko yang dipetakan berdasarkan sasaran kegiatan yang merupakan pelaksanaan operasional tugas dan fungsi Bappeda. Hasil pemetaanresiko sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.3 sebagai berikut :

Tabel 2.3

Identifikasi Resiko Strategis Bappelbangda

Tujuan/Sasaran Strategis Indikator Tujuan/Sasaran Resiko Startegis

(1) (2) (3)

Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Daerah dan Kelitbangan yang Berkualitas

Persentase capaian target kinerja tujuan dan sasaran perencanaan pembangunan daerah (RPJMD)

Capaian target kinerja tujuan dan sasaran perencanaan pembangunan daerah (RPJMD tidak memenuhi target

Meningkatnya efektivitas pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah

Persentase capaian kinerja tujuan dan sasaran PD terhadap target kinerja tujuan dan sasaran PD

Capaian kinerja tujuan dan sasaran PD terhadap target kinerja tujuan dan sasaran PD tidak memenuhi target Meningkatnya sinkronisasi, dan

sinergitas perencanaan pembangunan daerah

Persentase keselarasan RKPD

terhadap RPJMD Capaian keselarasan RKPD terhadap RPJMD tidak memenuhi target

Meningkatnya Pemanfaatan

hasil kelitbangan Persentase pemanfaatan hasil kelitbangan yang mendukung perencanaan pembangunan daerah

Hasil Penelitian dan Pengembangan tidak sesuai target

Meningkatnya Akuntabilitas

Kinerja Nilai SAKIP Nilai Eavaluasi SAKIP PD

tidak memenuhi target

Tabel 2.4

Identifikasiresiko Operasional Bappelbangda

No. Kegiatan Tujuan Kegiatan Risiko Operasional

1 2 3 4

1 Penyusunan Perencanaan

dan Pendanaan Menyediakan dokumen

perencanaan pembangunan daerah

RKPD tidak konsisten dengan RPJMD

APBD tidak konsisten dengan RKPD Terdapat kegiatan hasil usulan Musrenbang yang tidak dapat masuk dalam RKPD / Renja OPD

Terdapat kegiatan hasil usulan Musrenbang yang tidak dapat terdanai dalam RKPD / Renja OPD

Renja OPD tidak konsisten dengan RKPD

2 Analisis Data dan Informasi Pemerintahan Daerah Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah

Menyediakan dokumen data &

informasi pembangunan Data dan informasi untuk keperluan penyusunan dokumen perencanaan kurang memadai

3 Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah

Menyediakan dokumen

evaluasi pembangunan Realisasi Indikator RPJMD dan RKPD tidak sesuai dengan kenyataan

Dokumen Evaluasi tidak dapat selesai tepat waktu

4 Penyusunan Perencanaan Pembangunan Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia

Menyediakan dokumen perencanaan bidang pemerintahan dan pembangunan Manusia

Renja OPD Bidang pemerintahan dan pembangunan Manusia kurang konsisten dengan RKPD dan Renstra OPD

Rincian Kegiatan OPD Bidang pemerintahan dan pembangunan Manusia kurang memedomani RKPD dan Renja OPD

5 Penyusunan Perencanaan Pembangunan Bidang Perekonomian dan SDA

Menyediakan dokumen Perencanaan Pembangunan Bidang Perekonomian dan SDA

Renja OPD Bidang Perekonomian dan SDA kurang konsisten dengan RKPD dan Renstra OPD

Rincian Kegiatan OPD Bidang Perekonomian dan SDA kurang memedomani RKPD dan Renja OPD 6 Penyusunan Perencanaan

Pembangunan Bidang Infastruktur dan Kewilayahan

Menyediakan dokumen perencanaan pembangunan Bidang Infastruktur dan Kewilayahan

Renja OPD Bidang Infastruktur dan Kewilayahan kurang konsisten dengan RKPD dan Renstra OPD

Rincian Kegiatan OPD Bidang Infastruktur dan Kewilayahan kurang memedomani RKPD dan Renja OPD

7 Penelitian dan

Pengembangan Bidang Penyelenggaraan

Pemerintahan dan Pengkajian Peraturan

Menyediakan dokumen hasil Penelitian dan Pengembangan Bidang Penyelenggaraan

Pemerintahan dan Pengkajian Peraturan

Tidak tersedianya dokumen kajian penelitian yang sesuai dengan program daerah

8 Pengembangan Inovasi dan

Teknologi Menyediakan dokumen

pengembangan dan inovasi Tidak tersedianya dokumen pengembangan dan inovasi yang sesuai dengan program daerah

3. Kegiatan Pengendalian Terpasang

Kegiatan pengendalian yang sudah terpasang/sudah ada untukresiko Strategis meliputi :

a. Evaluasi Renja Triwulan

b. Aplikasi E-Planning dan E-Monev

c. Evaluasi dokumen LKjIP Perangkat Daerah d. Roadmap Sistem Inovasi Daerah

Sedangkan kegiatan pengendalian yang sudah terpasang/sudah ada untukresiko Operasional meliputi :

a. Peta Kinerja (Cascading) Pemda b. Peta Kinerja (Cascading) OPD c. Penggunaan Aplikasi E-Planning d. Penggunaan Aplikasi E-Monev

e. Fasilitasi dan Verifikasi terhadap usulan OPD

f. Surat Edaran Bupati Sukoharjo tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Musrenbang RKPD 2022

g. Fasilitasi dan Koordinasi dengan OPD dan Bidang Pengampu

h. Koordinasi dengan Dinas Kominfo dan BPS Kabupaten Sukoharjo, serta OPD pengampu

i. Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kajian/Penelitian

j. Sosialisasi dan Publikasi melalui Media Cetak dan Elektronik 4. Kegiatan Pengendalian yang Masih Dibutuhkan

Dalam rangka meningkatkan efektivitas penanganan risiko, beberapa kegiatan pengendalian yang telah ada perlu ditingkatkan dan beberapa kegiatan pengendalian baru perlu dibangun. Pembangunan kegiatan pengendalian didasarkan kepada upaya untuk mengurangi kemungkinan munculnyaresiko dan upaya untuk mengurangi dampak apabila resiko benar-benar terjadi.

Kegiatan pengendalian yang masih perlu dibangun terhadapresiko Strategis adalah sebagai berikut :

a. Rencana Tindak Pengendalian lanjutan b. Optimalisasi Monitoring dan Evaluasi

c. Fasilitasi dan Koordinasi pemecahan masalah

d. Integrasi Sistem E-Planning dengan SIMDA Keuangan e. Implementasi Roadmap Sistem Inovasi Daerah

Kegiatan pengendalian yang masih perlu dibangun terhadapresiko Operasional meliputi :

a. Optimalisasi fasilitasi dan verifikasi dalam penyusunan dokumen RKPD dan Renja b. Optimalisasi fasilitasi dan verifikasi dalam penyusunan dokumen RKA

c. Sosialisasi dan Koordinasi Pedoman Umum Penyelenggaraan Musrenbang kepada

pemangku wilayah agar dipahami oleh masyarakat

d. Optimalisasi fasilitasi dan verifikasi dalam penyusunan dokumen Renja e. Optimalisasi Fasilitasi dan Koordinasi dengan OPD dan Bidang Pengampu f. Optimalisasi koordinasi dan konsultasi dengan OPD dan stake holder pengampu g. Optimalisasi fasilitasi dan verifikasi dalam penyusunan dokumen Renja

h. Optimalisasi fasilitasi dan verifikasi dalam penyusunan dokumen RKA

i. Optimalisasi konsultasi dan pendampingan penyusunan dokumen kajian/penelitian

j. Optimalisasi sosialisasi dan publikasi menggunakan Media Sosial Facebook, k. Instagram dan Twitter

l. Layanan informasi dan pendaftaran Krenova menggunakan Aplikasi E-Krenova Selengkapnya terkait dengan identifikasi dan penilaianresiko serta rencana tindak/kegiatan pengendalian, dijabarkan dalam Register Resiko pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.

5. Informasi dan Komunikasi

Informasi dan komunikasi yang dimaksud adalah informasi dan komunikasi yang dibutuhkan dalam rangka mendukung penyelenggaraan tindak pengendalian.

Informasi dan komunikasi yang perlu diselenggarakan terkait dengan pengendalian yang dibangun sesuai yang direncanakan dalam RTP meliputi :

a. Komunikasi non verbal dengan memberikan keteladanan dalam praktik integritas;

b. Forum Rapat Koordinasi/Rapat Dinas/Fokus Group Diskusi secara internal maupun eksternal dengan stake holder terkait untuk memetakan permasalahan dan merumuskan tindak lanjut penyelesaiannya;

c. Konsultasi, diskusi, dan fasilitasi untuk pendalaman kondisi/permasalahan dan menentukan tindaklanjut.

d. Dokumen Surat, Edaran, Pedoman serta Pengumuman untuk memberikan pemahaman terhadap kebijakan dan sikap dalam tindak pengendalian.

Bentuk/sarana informasi dan komunikasi meliputi : Dokumen, Surat, Peraturan, Pedoman, Website/Aplikasi Elektronik, serta Media Sosial seperti Whatsapp Group, Facebook, Twitter, Instagram, dsb.

6. Pemantauan Dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi atas pengendalian intern pada dasarnya ditujukan untuk meyakinkan apakah pengendalian intern yang terpasang telah berjalan efektif mengatasiresiko dan apakah tindakan perbaikan yang diperlukan telah dilaksanakan. Pemantauan dan evaluasi yang dilaksanakan meliputi :

a. Pemantauan Berkelanjutan

Pemantauan berkelanjutan dilaksanakan atas pengendalian kunci untuk meyakinkan bahwa pengendalian tersebut dijalankan sebagaimana seharusnya.

Masing-masing unit kerja SKPD pemilikresiko membangun dan melaksanakan

pemantauan berkelanjutan. Pemantauan berkelanjutan yang perlu dilakukan meliputi antara lain : Supervisi, Monitoring, dan Evaluasi.

b. Evaluasi Terpisah

Inspektorat Daerah melaksanakan evaluasi atas penyelenggaraan SPIP pada unit-unit kerja strategis pada akhir tahun. Evaluasi bertujuan untuk meyakinkan apakah pengendalian intern yang terpasang telah berjalan efektif.

Inspektorat Daerah melaksanakan evaluasi atas penyelenggaraan SPIP pada unit-unit kerja strategis pada akhir tahun. Evaluasi bertujuan untuk meyakinkan apakah pengendalian intern yang terpasang telah berjalan efektif.

Dalam dokumen RENCANA TINDAK PENGENDALIAN (RTP) (Halaman 15-0)

Dokumen terkait