• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA TINDAK PENGENDALIAN (RTP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA TINDAK PENGENDALIAN (RTP)"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA TINDAK PENGENDALIAN (RTP) BADAN

Jalan Jendral Sudirman No. 199 Sukoharjo, Kode Pos 57521, Telp. (0271) 593068 Fax (0271) 593335, Website : www.bappelbangda.sukoharjokab.go.id

E-mail : bappelbangda.sukoharjokab@gmail.com

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya berkat rahmat dan hidayah-Nya, penyusunan Rencana Tindak Pengendalian (RTP) Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sukoharjo ini telah dapat diselesaikan.

Rencana Tindak Pengendalian merupakan uraian tentang upaya pemerintah untuk mencapai berbagai tujuan dan sasaran dengan menggunakan kebijakan dan p rosedur untuk meminimalkanresiko yang meliputi upaya penguatan lingkungan pengendalian dan penguatan struktur, kebijakan dan prosedur organisasi untuk mengendalikan risiko.

Penyusunan Penilaian Resiko mengacu kepada lima unsur pengendalian intern, yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, komunikasi dan informasi serta pemantauan/monitoring. Informasi untuk mempersiapkan rencana tindak pengendalian intern diperoleh dari hasil evaluasi, penilaian, atau pemetaan atas sistem pengendalian intern yang ada dengan memperhatikan struktur dan praktik tata kelola organisasi.

Diperlukan komitmen dari semua pihak yang terkait untuk melaksanakan rekomendasi yang muncul dalam Laporan Rencana Tindak Pengendalian Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sukoharjo ini.

Kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyusunan Rencana Tindak Pengendalian ini, kami mengucapkan terima kasih.

Semoga Rencana Tindak Pengendalian ini bermanfaat dan memiliki kontribusi yang baik bagi upaya pencapaian tujuan organisasi.

Sukoharjo, Februari 2022 KEPALA BAPPELBANGDA

KABUPATEN SUKOHARJO

Drs. RUDIYANTO,M.Si.

Pembina Tingkat I NIP. 19681019 199803 1 002

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I GAMBARAN UMUM ... 1

A. PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Organisasi Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo ... 1

3. Dasar Hukum ... 9

4. Maksud dan Tujuan ... 10

5. Ruang Lingkup ... 10

6. Manfaat ... 10

B. SEKILAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) ... 11

1. Pengertian ... 11

2. Tujuan SPIP ... 11

3. Unsur-unsur SPIP ... 11

BAB II URAIAN RENCANA TINDAK PENGENDALIAN INTERN ... 15

A. PENERAPAN SPIP PADA BAPPELBANGDA ... 15

B. PENCIPTAAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN YANG DIHARAPKAN... 16

1. Tujuan Penciptaan Lingkungan Pengendalian ... 16

2. Kondisi Lingkungan Pengendalian Saat Ini... 16

3. Rencana Penguatan Lingkungan Pengendalian ... 17

C. RESIKO DAN KEGIATAN PENGENDALIAN ... 19

BAB III PENUTUP ... 25

Lampiran ... 26

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Evaluasi Lingkungan Pengendalian pada Bappelbangda Kabupaten

Sukoharjo Tahun 2022 ...17

Tabel 2.2 Rencana Tindak Penguatan Lingkungan Pengendalian ...18

Tabel 2.3 Identifikasi Resiko Strategis Bappelbangda ...20

Tabel 2.4 Identifikasi Resiko Operasional Bappelbangda ...21

Tabel 2.5 Register Resiko Strategis Dan Rencana Tindak Pengendalian Tahun 2022 ...28

Tabel 2.6 Register Resiko Operasional Dan Rencana Tindak Pengendalian Tahun 2022 ...29

(5)

BAB I

GAMBARAN UMUM

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Sebagai kelanjutan reformasi birokrasi di bidang keuangan negara dengan mengacu Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara, serta untuk menciptakan good governance sesuai Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas KKN, maka diperlukan sistem pengendalian intern dalam mengelola keuangan negara/daerah. Mengingat pentingnya sistem pengendalian intern, selanjutnya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang merupakan turunan dari Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 mewajibkan setiap Pimpinan instansi pemerintah untuk menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

Bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 60 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, ditetapkan Peraturan Bupati tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Sukoharjo Nomor : 54 Tahun 2010.

Satuan Tugas Penyelenggaraan SPIP Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sukoharjo, menyadari sepenuhnya akan pentingnya menyelenggarakan SPIP. Didorong oleh kesadaran tersebut, Satuan Tugas Penyelenggaraan SPIP Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sukoharjo telah, sedang, dan akan selalu mendorong penyelenggaraan SPIP. Agar sistem pengendalian intern yang dibangun, efektif dan efisien diperlukan suatu rancangan yang tepat. Untuk itu, diperlukan suatu rencana tindak pengendalian yang akan menjadi penentu arah penyelenggaraan SPIP yang terintegrasi dalam setiap tindakan dan kegiatan di lingkungan penyelenggaraan Pemerintahan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sukoharjo dalam rangka mengamankan upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

2. Organisasi Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo a. Tugas Pokok dan Fungsi

Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelbangda) Kabupaten Sukoharjo dibentuk sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

(6)

Peraturan Pemerintah tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo, Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah. Berdasarkan Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 51 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Badan Daerah Kabupaten Sukoharjo, Bappelbangda mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan di bidang Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah yang menjadi kewenangan daerah, serta mempunyai fungsi :

1) Penyusunan kebijakan teknis di bidang Penelitian, pengembangan, penyusunan dan pengendalian perencanaan, infrastruktur dan pengembangan wilayah, pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat, dan ekonomi;

2) Pelaksanaan tugas dukungan teknis bidang Penelitian, pengembangan, penyusunan dan pengendalian perencanaan, infrastruktur dan pengembangan wilayah, pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat, dan ekonomi;

3) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis di bidang Penelitian, pengembangan, penyusunan dan pengendalian perencanaan, infrastruktur dan pengembangan wilayah, pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat, dan ekonomi;

4) Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang Urusan Pemerintahan Daerah di bidang Penelitian, pengembangan, penyusunan dan pengendalian perencanaan, infrastruktur dan pengembangan wilayah, pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat, dan ekonomi;

5) Pengoordinasian, fasilitasi, dan pembinaan kegiatan Penelitian, pengembangan, penyusunan dan pengendalian perencanaan, infrastruktur dan pengembangan wilayah, pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat, dan ekonomi;

6) Pelaksanaan administrasi Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah; dan

7) Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo terdiri dari Kepala Bappeda yang memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut, dan membawahi Sekretariat, Bidang Penelitian, Pengembangan, Penyusunan, dan Pengendalian Perencanaan, Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat, dan Bidang Ekonomi, serta Kelompok Jabatan Fungsional. Bagan struktur organisasi Badan Perencanaan, Penelitian Dan Pengembangan Daerah dapat dilihat pada Gambar 2.1.

(7)

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sukoharjo (Perbup Nomor 51 Tahun 2016)

KEPALA

SEKRETARIS

KEPALA

SEKRETARIS KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

SUB BAGIAN PERENCANAAN

SUB BAGIAN KEUANGAN

SUB BAGIAN UMUM

& KEPEGAWAIAN

BIDANG PENELITIAN, PENGEMBANGAN, PENYUSUNAN DAN PENGENDALIAN

PERENCANAAN

BIDANG PEMERINTAHAN &

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT BIDANG INFRASTRUKTUR &

PENGEMBANGAN WILAYAH

BIDANG EKONOMI

SUBBIDANG PENYUSUNAN PROGRAM

SUBBIDANG PENGENDALIAN &

EVALUASI

SUBBIDANG PENELITIAN &

PENGEMBANGAN

SUBBIDANG INFRASTRUKTUR

SUBBIDANG PENDIDIKAN &

KESEHATAN

SUBBIDANG PENGELOLAAN LH

& SUMBER DAYA ALAM

SUBBIDANG PENGEMBANGAN WILAYAH

SUBBIDANG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

SUBBIDANG PEMERINTAHAN &

KEPENDUDUKAN

SUBBIDANG PENGEMBANGAN DUNIA USAHA

SUBBIDANG INDUSTRI, PERDAGANGAN & KOPERASI

SUBBIDANG PERTANIAN

(8)

Sebagaimana Gambar 2.1 tersebut, masing-masing unsur dari Organisasi Bappelbangda berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 51 Tahun 2016 memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:

1) Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pengoordinasian, pemantauan, evaluasi, pelaporan meliputi keuangan, hukum, informasi, kehumasan, keorganisasian dan ketatalaksanaan, pembinaan ketatausahaan, kearsipan, kerumahtanggaan, kepegawaian, pengelolaan dan penatausahaan aset, dan pelayanan administrasi di lingkungan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah. Sekretariat mempunyai fungsi :

a) Pengoordinasian penyusunan kebijakan, rencana, program, kegiatan, dan anggaran di lingkungan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah;

b) Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi keuangan, hukum, hubungan masyarakat, ketatausahaan, kearsipan, kerumahtanggaan, dan pelayanan administrasi di lingkungan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah;

c) Pengoordinasian, pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana di lingkungan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah;

d) Pengoordinasian dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan advokasi hukum di lingkungan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah;

e) Pengoordinasian pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan pengelolaan informasi dan dokumentasi;

f) Penyelenggaraan dan penatausahaan aset dan pelayanan pengadaan barang/jasa di lingkungan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah;

g) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;

h) Pengelolaan kepegawaian di lingkungan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah; dan

i) Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan fungsinya.

Sekretariat, membawahi 3 (tiga) subbagian, yaitu Subbagian Perencanaan; Subbagian Keuangan; dan Subbagian Umum dan Kepegawaian, dengan tugas-tugas, sebagai berikut.

a) Subbagian Perencanaan; mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi

(9)

serta pelaporan di bidang perencanaan, data, informasi, dan program kerja

di lingkungan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah.

b) Subbagian Keuangan; mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan di bidang pengelolaan keuangan di lingkungan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah.

c) Subbagian Umum dan Kepegawaian; mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan yang meliputi pembinaan ketatausahaan, hukum, kehumasan, keorganisasian dan ketatalaksanaan, kerumahtanggaan, kearsipan, kepegawaian, pengelolaan dan penatausahaan aset dan pelayanan administrasi di lingkungan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah.

2) Bidang Penelitian, Pengembangan, Penyusunan dan Pengendalian Perencanaan

Bidang Penelitian, Pengembangan, Penyusunan dan Pengendalian Perencanaan mempunyai tugas perumusan konsep dan pelaksanaan kebijakan, perencanaan, pengkoordinasian, pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi penyusunan program, pengendalian dan evaluasi dan penelitian dan pengembangan. Bidang Penelitian, Pengembangan, Penyusunan dan Pengendalian Perencanaan, menyelenggarakan fungsi :

a) Perencanaan program dan kegiatan serta perumusan petunjuk teknis kegiatan di bidang Penelitian, pengembangan, penyusunan dan pengendalian perencanaan;

b) Pengoordinasian, pengembangan dan fasilitasi kegiatan di bidang penelitian, pengembangan, penyusunan dan pengendalian perencanaan;

c) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan di bidang Penelitian, Pengembangan, Penyusunan dan Pengendalian Perencanaan;

dan

d) Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan fungsinya.

Bidang Penelitian, Pengembangan, Penyusunan dan Pengendalian Perencanaan, membawahi :

a) Subbidang Penyusunan Program dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penelitian, Pengembangan, Penyusunan dan Pengendalian Perencanaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, perencanaan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi materi dan penyusunan dokumen RPJPD, RPJMD, dan RKPD, verifikasi Rancangan Renstra Perangkat Daerah dan Rencana Kerja, bahan penyusunan indikator dan pengukuran kinerja;

(10)

b) Subbidang Pengendalian dan Evaluasi dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penelitian, Pengembangan, Penyusunan dan Pengendalian Perencanaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, perencanaan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi materi pemantauan, supervisi dan tindak lanjut penyimpangan, materi dan penyusunan evaluasi pelaksanaan dokumen perencanaan pembangunan daerah;

c) Subbidang Penelitian dan Pengembangan dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Penelitian, Pengembangan, Penyusunan dan Pengendalian Perencanaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, perencanaan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi kebijakan teknis di bidang Kreativitas, Inovasi, Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi (Iptekin), pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan, monitoring dan evaluasi tugas, fasilitasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan, publikasi dan diseminasi hasil, fasilitasi rancangan RPJPD, RPJMD, dan RKPD.

3) Bidang Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah

Bidang Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah mempunyai tugas perumusan konsep dan pelaksanaan kebijakan, perencanaan, pengkoordinasian, pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi infrastruktur, pengembangan wilayah, pengelolaan lingkungan hidup dan sumberdaya alam. Bidang Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah, menyelenggarakan fungsi :

a) Perencanaan program dan kegiatan serta perumusan petunjuk teknis kegiatan di bidang infrastruktur, pengembangan Wilayah, pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam;

b) Pengoordinasian, pengembangan dan fasilitasi kegiatan di bidang infrastruktur, pengembangan Wilayah, pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam;

c) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan di bidang infrastruktur, pengembangan Wilayah, pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam; dan

d) Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan fungsinya.

Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, membawahi :

a) Subbidang Infrastruktur dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah mempunyai tugas melakukan

(11)

penyiapan bahan perumusan, perencanaan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi kebijakan teknis di bidang Infrastruktur, pengembangan perumahan dan permukiman kawasan perkotaan, pembangunan manusia dan masyarakat, pengelolaan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah;.

b) Subbidang Pengembangan Wilayah dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, perencanaan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan di bidang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW);

c) Subbidang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, perencanaan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam, Ruang Terbuka Hijau, strategi sanitasi, kajian lingkungan hidup strategis.

4) Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat

Bidang Pemerintahan dan Kesejahteran Masyarakat mempunyai tugas perumusan konsep dan pelaksanaan kebijakan, perencanaan, pengkoordinasian, pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi pemerintahan dan kependudukan, kesejahteraan masyarakat, pendidikan dan kesehatan. Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat, menyelenggarakan fungsi :

a) Perencanaan program dan kegiatan serta perumusan petunjuk teknis kegiatan di bidang pemerintahan, kependudukan, kesejahteraan masyarakat, pendidikan dan kesehatan;

b) Pengoordinasian, pengembangan dan fasilitasi kegiatan di bidang pemerintahan, kependudukan, kesejahteraan masyarakat, pendidikan dan kesehatan;

c) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan di bidang pemerintahan, kependudukan, kesejahteraan masyarakat, pendidikan dan kesehatan; dan

d) Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan fungsinya.

Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat, membawahi :

a) Subbidang Pemerintahan dan Kependudukan dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, perencanaan,

(12)

pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan di bidang ketentraman dan ketertiban umum, kebencanaan dan kebakaran, hukum, aparatur daerah, ketenagakerjaan, ketransmigrasian, administrasi kependudukan, pencatatan sipil, keluarga berencana, pemberdayaan masyarakat dan desa, serta inventarisasi permasalahan, penyusunan laporan tahunan, indikator dan pengukuran kinerja.

b) Subbidang Kesejahteraan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, perencanaan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan di bidang sosial, arsip dan perpustakaan, budaya, pariwisata, olah raga dan pemuda, serta inventarisasi permasalahan, penyusunan laporan tahunan, indikator dan pengukuran kinerja. Pasal 24

c) Subbidang Pendidikan dan Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, perencanaan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan di bidang pendidikan dan kesehatan, serta inventarisasi permasalahan, penyusunan laporan tahunan, indikator dan pengukuran kinerja.

5) Bidang Ekonomi

Bidang Ekonomi mempunyai tugas perumusan konsep dan pelaksanaan kebijakan, perencanaan, pengkoordinasian, pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi pertanian, industri perdagangan dan koperasi, dan pengembangan dunia usaha. Bidang Ekonomi, menyelenggarakan fungsi : a) Perencanaan program dan kegiatan serta perumusan petunjuk teknis

kegiatan di bidang pertanian, industri perdagangan dan koperasi, dan pengembangan dunia usaha dan ekonomi kreatif;

b) Pengoordinasian, pengembangan dan fasilitasi kegiatan di bidang pertanian, industri perdagangan dan koperasi, dan pengembangan dunia usaha dan ekonomi kreatif;

c) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan di bidang pertanian, industri perdagangan dan koperasi, dan pengembangan dunia usaha dan ekonomi kreatif; dan

d) Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan fungsinya.

Bidang Ekonomi, membawahi :

a) Subbidang Pertanian dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Ekonomi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, perencanaan,

(13)

pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan di bidang pertanian tanaman pangan, peternakan, perkebunan, kehutanan serta inventarisasi permasalahan, penyusunan laporan tahunan, indikator dan pengukuran kinerja.

b) Subbidang Industri Perdagangan dan Koperasi dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Ekonomi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan di bidang industri, perdagangan, koperasi, penanaman modal dan jasa, serta inventarisasi permasalahan, penyusunan laporan tahunan, indikator dan pengukuran kinerja.

c) Subbidang Pengembangan Dunia Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Ekonomi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, perencanaan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan di bidang pengembangan dunia usaha, pengembangan ekonomi lokal, pengembangan ekonomi wilayah, serta inventarisasi permasalahan, penyusunan laporan tahunan, indikator dan pengukuran kinerja.

6) Kelompok Jabatan Fungsional

Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjuk tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.

3. Dasar Hukum

a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

d. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

e. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara;

f. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 8 Tahun 2013 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

g. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 15 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;

h. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 72 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Jabatan dan Tata Kerja Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah

(14)

Kabupaten Sukoharjo.

i. Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor : 54 Tahun 2010, tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.

4. Maksud dan Tujuan

Rencana Tindak Pengendalian (RTP) merupakan dokumen yang berisi gambaran dari efektivitas, struktur, kebijakan, dan prosedur organisasi dalam mengendalikan risiko, perbaikan pengendalian yang ada/terpasang serta pengkomunikasikan dan pemantauan pelaksanaan perbaikannya. Dokumen ini merupakan rencana tindak pengendalian atas pelaksanaan tugas pokok Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sukoharjo sehingga diharapkan dapat memperoleh keyakinan memadai bahwa tujuan perangkat daerah yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Rencana tindak pengendalian dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi pimpinan dan para pegawai di lingkungan Bappelbangda dalam rangka membangun pengendalian yang diperlukan untuk mencegah kegagalan/penyimpangan dan/atau mempercepat keberhasilan pencapaian tujuan Bappelbangda yang bermuara pada pencapaian tujuan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.

5. Ruang Lingkup

Rencana tindak pengendalian ini fokus kepada pengendalian atas kegiatan-kegiatan pokok dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, pada Satuan Tugas SPIP maupun seluruh pegawai Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sukoharjo.

Pelaksanaan rencana tindak pengendalian melibatkan seluruh jajaran Kepala Bappelbangda, tingkatan manajemen, pegawai, di lingkungan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sukoharjo.

Realisasi atas rencana tindak pengendalian diharapkan dalam tahun 2021.

6. Manfaat

Manfaat Rencana Tindak Pengendalian (RTP) bagi Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut:

a. Memberikan arah dalam pengembangan SPIP secara menyeluruh hingga tercipta keterpaduan antara sub-sub unsur SPIP dengan lingkungan pengendalian dalam aktivitas dan kegiatan pelaksanaan tugas pokok Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo;

b. Menjadi dasar dalam membangun infrastruktur pengendalian sebagai bagian dari penyelenggaraan SPIP;

c. Menjadi bahan dokumentasi dalam penyelenggaraan SPIP dan pengukuran kemajuan penyelenggaraan SPIP;

(15)

d. Mengukur pencapaian Tujuan dan Sasaran sebagai bagian dari Visi dan Misi Bappelbangda secara efisien dan efektif;

e. Menjadi bahan pengendalian supaya pengelolaan keuangan dan aset dapat diselenggarakan secara handal; dan

f. Seluruh peraturan perundangan dapat dipatuhi.

B. SEKILAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) 1. Pengertian

Menurut Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, Sistem Pengendalian Intern (SPI) didefinisikan sebagai proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) didefinisikan sebagai Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Definisi SPIP diatas dipahami oleh Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo sebagai suatu mekanisme pengendalian yang ditetapkan oleh pimpinan dan seluruh pegawai serta diintegrasikan dengan proses kegiatan sehari-hari dan dilaksanakan secara berkesinambungan guna mencapai tujuan organisasi. Pencapaian tujuan organisasi tersebut harus dapat diraih dengan cara menjaga dan mengamankan aset negara/daerah yang diamanatkan kepada Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo, menjamin tersedianya laporan manajerial yang handal, mentaati ketentuan yang berlaku, mengurangi dampak negatif keuangan/kerugian, penyimpangan termasuk kecurangan fraud, dan pelanggaran aspek kehati-hatian, serta meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya.

2. Tujuan SPIP

Penyelenggaraan SPIP bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi. Pemberian keyakinan tersebut dicapai melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan.

3. Unsur-unsur SPIP

Penyelenggaraan SPIP meliputi unsur-unsur sistem pengendalian intern sebagai berikut.

a. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian adalah kondisi suatu instansi pemerintah yang mempengaruhi efektivitas pengendalian intern. Membangun lingkungan pengendalian memiliki arti membangun dan menciptakan suatu atmosfir yang kondusif yang mendorong terimplementasinya sistem pengendalian intern secara

(16)

efektif. Lingkungan pengendalian yang baik merupakan kunci keberhasilan penyelenggaraan pengendalian intern di lingkungan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sukoharjo.

Lingkungan pengendalian akan efektif bila suatu lingkungan dengan orang-orang yang berkompeten memahami tanggung jawab dan batasan kewenangannya, memiliki pengetahuan yang memadai, memiliki kesadaran yang penuh dan komitmen untuk melakukan apa yang benar dan yang seharusnya dengan mematuhi kebijakan dan prosedur organisasi berikut standar etika dan perilaku. Peranan Kepala Bappelbangda dalam mewujudkan suatu lingkungan pengendalian yang baik sangat penting karena Kepala Bappelbangda berperan sebagai tone at the top (penentu irama organisasi).

Untuk mencapai kualitas lingkungan pengendalian intern yang efektif, perlu dikembangkan lingkungan pengendalian yang akan menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan sistem pengendalian intern, yaitu :

1) Penegakan integritas dan nilai etika etika;

2) Komitmen terhadap kompeten kompetensi;

3) Kepemimpinan yang kondusif

4) Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;

5) Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;

6) Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia;

7) Perwujudan peran aparat pengawas intern pemerintah yang efektif;

8) Hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah terkait.

b. Penilaian Risiko

Penilaianresiko merupakan bagian integral dalam proses pengelolaanresiko dalam pengambilan keputusan pada tindakan dan kegiatan melalui tahapan identifikasi, analisis, dan evaluasi risiko. Penilaianresiko merupakan pencerminan dari pelaksanaan prinsip kehati-hatian dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintahan daerah. Tahapan penilaianresiko yaitu, sebagai berikut:

1) Identifikasiresiko untuk menghasilkan suatu gambaran peristiwa yang berpotensi mengganggu pencapaian tujuan aktivitas organisasi. Dalam pelaksanaan proses identifikasi risiko, perlu diperhatikan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya peristiwa risiko;

2) Analisisresiko untuk mengestimasi besaran kemungkinan munculnya peristiwaresiko dan dampak yang ditimbulkan terhadap upaya pencapaian tujuan organisasi apabila peristiwaresiko tersebut benar- benar terjadi, serta menetapkan level atau statusresiko sebagai kombinasi hubungan antara kemungkinan dan dampak risiko.

3) Evaluasi resiko untuk menentukan tindakan atau langkah apa yang harus diambil, dan merupakan pilihan terbaik mensikapi berbagai resiko yang

(17)

dapat menganggu tujuan aktivitas organisasi.

c. Kegiatan Pengendalian

Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasiresiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasiresiko telah dilaksanakan secara efektif.

Kegiatan pengendalian merupakan pencerminan dari aktualisasi penerapan kebijakan SPIP oleh Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sukoharjo untuk mencapai tujuan-tujuan pengendalian yang telah ditetapkan.

Kegiatan pengendalianresiko dikelompokkan dalam 2 kategori , yaitu prevention and mitigation. Pengendalian yang bersifat prevention merupakan kegiatan pengendalian yang dibangun untuk mengurangi kemungkinan terjadinya peristiwa risiko. Sedangkan pengendalian yang bersifat mitigation merupakan kegiatan pengendalian yang dibangun untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan apabila terjadi suatu peristiwa risiko.

Karakterisitik kegiatan pengendalian yang ditetapkan pada Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sukoharjo sekurang- kurangnya telah memperhatikan bahwa kegiatan pengendalian:

1) diutamakan pada kegiatan/tujuan pokok;

2) dikaitkan dengan proses penilaian risiko;

3) disesuaikan dengan sifat khusus;

4) ditetapkan dengan kebijakan dan prosedur secara tertulis;

5) dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan;serta

6) dimonitor dan dievaluasi secara berkala untuk memastikan eksistensi kegiatan pengendalian.

d. Informasi dan Komunikasi

Informasi adalah data yang telah diolah dan dijadikan dasar pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi. Untuk memperoleh informasi yang berguna, mengumpulkan dan mengolah data diharapkan menjadi informasi yang lebih terarah dan penting. Kepala Bappelbangda organisasi dan seluruh jajaran manajemen harus mendapatkan informasi yang relevan dan dapat diandalkan yang diperoleh melalui proses identifikasi dan distribusi dalam bentuk dan waktu yang tepat. Sedangkan Komunikasi adalah proses penyampaian informasi dengan menggunakan media tertentu, baik langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan umpan balik yang konstruktif.

Informasi dan komunikasi yang diselenggarakan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sukoharjo dalam rangka penyelenggaraan SPIP merupakan proses pengumpulan dan pertukaran informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan kegiatan instansi. Informasi dan komunikasi mencakup pengumpulan dan penyajian

(18)

informasi kepada pegawai agar mereka dapat melakukan tanggungjawabnya, termasuk pemahaman akan peran dan tanggungjawabnya sehubungan dengan pengendalian intern.

e. Pemantauan Berkelanjutan

Pemantauan atas pengendalian intern di lingkungan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sukoharjo, pada dasarnya dilaksanakan untuk memastikan apakah system pengendalian intern pada suatu instansi pemerintah telah berjalan sebagaimana yang diharapkan dan apakah perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan telah dilaksanakan sesuai dengan perkembangan kondisi internal dan eksternal organisasi.

(19)

BAB II

URAIAN RENCANA TINDAK PENGENDALIAN INTERN

A. PENERAPAN SPIP PADA BAPPELBANGDA

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, menyatakan bahwa untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel, seluruh menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.

Terkait Sistem Pengendalian Intern Pemerintah tersebut, telah diterbitkan Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor : 54 Tahun 2010, tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.

Aturan tersebut memuat acuan pelaksanaan pengendalian intern pada seluruh kegiatan pemerintahan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo .

Kemudian untuk memperlancar penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo , juga telah diterbitkan Keputusan Kepala Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo Nomor 050/5840 Tanggal 28 Agustus 2017 tentang Pembentukan Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian InternPemerintah (Satgas SPIP) Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo.

Tugas dari Satgas SPIP Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo adalah :

1. Menyusun rencana kerja (action plan) dalam rangka penyelenggaraan SPIP di lingkungan Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo ;

2. Menyiapkan berbagai instrumen yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan rencana kerja tersebut pada butir a;

3. Menyelenggarakan koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah terkait.

4. Membuat laporan hasil penyelenggaraan SPIP di lingkungan Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo .

Sebagai langkah awal pengembangan pengendalian intern, Tim Satgas SPIP Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo telah melakukan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tentang rencana penyelenggaraan SPIP pada Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo. Dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tersebut antara lain membahas tentang :

1. Hasil penilaian kondisi lingkungan pengendalian melalui pengisian Kuesioner Control Environment Evaluation (CEE). Melalui penilaian ini diharapkan dapat ditemukan celah atau kekurangan pengendalian yang ada/terpasang, serta merancang rencana tindak perbaikan pengendalian intern yang lebih baik;

(20)

2. Proses penilaianresiko yang diarahkan untuk mendapatkan gambaran tentang profilresiko dan aktivitas yang diperlukan untuk mengendalikanresiko pada kegiatan utama Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo ;

3. Teknis penyusunan Rencana Tindak Pengendalian Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo .

Hasil kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tersebut selanjutnya dijadikan sebagai landasan awal untuk melakukan upaya perbaikan penyelenggaraan pengendalian intern, melalui penyusunan Rencana Tindak Pengendalian Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo .

Rencana Tindak Pengendalian ini merupakan action plan untuk menindaklanjuti hasil kegiatan Focus Group Discussion (FGD), yang terdiri atas dua paket rencana aksi, yaitu :

1. Rencana kegiatan peningkatan kualitas lingkungan pengendalian;

2. Rencana kegiatan penangananresiko yang relevan dengan kegiatan utama organisasi.

B. PENCIPTAAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN YANG DIHARAPKAN 1. Tujuan Penciptaan Lingkungan Pengendalian

Unsur lingkungan pengendalian merupakan pondasi dari unsur-unsur pengendalian intern lainnya, sehingga unsur lingkungan pengendalian memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap efektivitas pelaksanaan Sistem pengedalian Intern Pemerintah (SPIP). Oleh karena itu, secara umum pembangunan lingkungan pengendalian bertujuan untuk menciptakan “atmosfir” yang kondusif yang mendorong terimplementasinya sistem pengendalian intern secara efektif di Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo .

Secara khusus, pembangunan lingkungan pengendalian pada Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo bertujuan untuk :

a. Tegaknya integritas dan nilai‐nilai etika;

b. Terciptanya komitmen terhadap kompetensi;

c. Terciptanya kepemimpinan yang kondusif;

d. Terwujudnya struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;

e. Terwujudnya pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;

f. Terwujudnya kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia;

g. Terwujudnya aparat pengawasan intern pemerintah yang berperan efektif; dan h. Terwujudnya hubungan kerja yang baik antar unit kerja terkait.

2. Kondisi Lingkungan Pengendalian Saat Ini

Langkah strategis untuk mengetahui kondisi lingkungan pengendalian saat ini pada Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo yaitu :

a. Mengevaluasi Lingkungan Pengendalian dengan melaksanakan survei persepsi melalui pengisian Kuesioner Control Environment Evaluation (CEE) oleh pegawai

(21)

Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo ;

b. Melakukan rekapitulasi isian Kuesioner Control Environment Evaluation (CEE) dengan fokus pernyataan sub-sub unsur Lingkungan Pengendalian terbanyak yang Tidak Memadai dan Kurang Memadai.

Berdasarkan hasil rekapitulasi isian kuesioner terhadap 8 (delapan) sub unsur lingkungan pengendalian diperoleh gambaran sebagai berikut :

Tabel 2.1

Hasil Evaluasi Lingkungan Pengendalian pada Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo Tahun 2022

No Sub Unsur Kondisi

1. Penegakan Integritas dan Nilai Etika Cukup Memadai

2. Komitmen Terhadap Kompetensi Cukup Memadai

3. Kepemimpinan yang Kondusif Cukup Memadai

4. Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan

Kebutuhan Cukup Memadai

5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang

Tepat Cukup Memadai

6. Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat

Tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia Cukup Memadai 7. Perwujudan Peran Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah yang Efektif Cukup Memadai

8. Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah

Terkait Memadai

Dari Hasil Evaluasi Lingkungan Pengendalian pada Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo Tahun 2022 seperti tergambar pada Tabel 2.1 di atas, diperoleh gambaran bahwa secara umum kedelapan sub unsur lingkungan pengendalian telah memiliki kondisi yang cukup baik, dimana 7 sub unsur memiliki kondisi yang “Cukup Memadai”, dan 1 sub unsur memiliki kondisi yang “Memadai”.

3. Rencana Penguatan Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian yang kondusif merupakan unsur paling penting dalam penerapan pengendalian intern. Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo mengharapkan terciptanya Lingkungan Pengendalian yang kondusif, sehingga mampu mendorong terciptanya perilaku dan tindakan yang lebih efisen dan efektif dari seluruh pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Peningkatan kualitas perilaku dan tindakan tersebut diharapkan menjadi modal utama untuk menghasilkan aktivitas pengendalian yang handal guna mencapai tujuan Bappelbangda Kabupaten Sukoharjo.

Hasil evaluasi atas kondisi lingkungan pengendalian dengan pendekatan Control Environment Evaluation menunjukkan bahwa kedelapan sub unsur RTP lingkungan pengendalian telah memiliki kondisi yang cukup memadai. Namun demikian, masih terdapat beberapa kelemahan lingkungan pengendalian yang perlu

(22)

segera diperbaiki sebagaimana tabel berikut.

Pemetaan Lingkungan Pengendalian yang dilakukan menghasilkan sebagaimana tabel di atas, kelemahan lingkungan pengendalian ada di kebijakan pengembangan SDM, namun keadaan komponen yang lain belum memadai, masih kategori cukup memadai sehingga perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan dan merupakan prioritas untuk segera dilaksanakan sebagaimana dirumuskan pada Tabel 2.2 berikut ini :

Tabel 2.2

Rencana Tindak Penguatan Lingkungan Pengendalian

No. Atribut/Elemen Lingkungan Pengendalian yang

Belum Memadai

Rencana Tindak Perbaikan Pemilik/

Penanggung Jawab

Tenggat Waktu Penyelesaian

1 2 3 4 5

A. KOMITMEN TERHADAP KOMPETENSI 11 Pernyataan aturan perilaku

dibaca oleh pegawai Pernyataan aturan perilaku dipasang di meja kerja dan/atau ruangan pegawai agar selalu dapat dibaca setiap saat oleh pegawai

Sekretaris Bappeda (Ketua Satgas)

Desember 2022

12 Pernyataan aturan perilaku

dipahami oleh pegawai Sosialisasi dan Internalisasi aturan perilaku kepada seluruh pegawai

Sekretaris Bappeda (Ketua Satgas)

Desember 2022 B. KOMITMEN TERHADAP KOMPETENSI

23 Kompetensi SDM dipantau

secara efektif Berkoordinasi dengan

BKPP untuk mengevaluasi kompetensi SDM secara berkala

Sekretaris Bappeda (Ketua Satgas)

Desember 2022

25 Pelatihan yang memadai dilakukan sebelum pegawai menduduki posisi penting

Berkoordinasi dengan

BKPP untuk

mengikutsertakan pegawai dalam pelatihan secara proporsional

Sekretaris Bappeda (Ketua Satgas)

Desember 2022

28 Assessment/penilaian

kompetensi dari individu kunci dilakukan secara periodik dan didokumentasikan secara lengkap

Berkoordinasi dengan BKPP untuk mengevaluasi kompetensi SDM secara berkala

Sekretaris Bappeda (Ketua Satgas)

Desember 2022

29 Evaluasi kompetensi dan

kinerja pegawai dilakukan Berkoordinasi dengan BKPP untuk mengevaluasi kompetensi SDM secara berkala

Sekretaris Bappeda (Ketua Satgas)

Desember 2022

F. PENYUSUNAN DAN PENERAPAN KEBIJAKAN YANG SEHAT TENTANG PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA

62 Instansi menempatkan SDM pada posisi kunci melalui fit and proper test dan Management Assessment Center (MAC)

Berkoordinasi dengan BKPP untuk melaksanakan MAC

Sekretaris Bappeda (Ketua Satgas)

Desember 2022

70 Atas kinerja dan produktivitas pegawai, instansi memberikan berbagai penghargaan

Melaksanakan mekanisme

reward yang terlembagakan Sekretaris

Bappeda (Ketua Satgas)

Desember 2022

(23)

C. RESIKO DAN KEGIATAN PENGENDALIAN 1. Pernyataan Tujuan

Penyelenggaraan SPIP dimaksudkan untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi. Pemberian keyakinan tersebut dicapai melaluikegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan. Rencana tindak pengendalian yang disusun Satuan Tugas Penyelenggaraan SPIP digunakan dalam rangka membantu Bupati dalam penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sukoharjo yang di diprioritaskan untuk pembangunan pengendalian dalam rangka mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:

a. Tujuan

Tujuan Perangkat Daerah Bappelbangda adalah : Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Daerah dan Kelitbangan yang Berkualitas, dengan indikator tujuan adalah Persentase capaian target kinerja tujuan dan sasaran perencanaan pembangunan daerah (RPJMD).

b. Sasaran

1) Sasaran pertama yang dituju adalah : Meningkatnya Efektivitas Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, dengan Indikator Persentase capaian kinerja tujuan dan sasaran PD terhadap target kinerja tujuan dan sasaran PD;

2) Sasaran yang kedua yang dituju adalah : Meningkatnya Sinkronisasi, dan Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan indikator sasaran adalah Persentase keselarasan RKPD terhadap RPJMD;

3) Sasaran ketiga yang dituju adalah : Meningkatnya Pemanfaatan Hasil Kelitbangan, dengan Indikator : Persentase pemanfaatan hasil kelitbangan yang mendukung perencanaan pembangunan daerah;

4) Sasaran keempat yang dituju adalah : Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja.

Tujuan /Sasaran Indikator Tujuan/Sasaran Konfirmasi Pimpinan

Revisi Tujuan

(1) (2) (3) (4)

Misi ke 1 : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik melalui Percepatan Reformasi Birokrasi

Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Daerah dan Kelitbangan yang Berkualitas

Persentase capaian target kinerja tujuan dan sasaran perencanaan

pembangunan daerah (RPJMD)

V -

Meningkatnya efektivitas pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah

Persentase capaian kinerja tujuan dan sasaran PD terhadap target kinerja tujuan dan sasaran PD

V -

(24)

Tujuan /Sasaran Indikator Tujuan/Sasaran Konfirmasi Pimpinan

Revisi Tujuan

(1) (2) (3) (4)

Meningkatnya sinkronisasi, dan sinergitas perencanaan pembangunan daerah

Persentase keselarasan

RKPD terhadap RPJMD V -

Meningkatnya Pemanfaatan

hasil kelitbangan Persentase pemanfaatan hasil kelitbangan yang mendukung perencanaan pembangunan daerah

V -

Meningkatnya Akuntabilitas

Kinerja Nilai SAKIP V -

2. Identifikasi Resiko

Berdasarkan hasil penilaian atasresiko strategis dan operasional, yang mengancam tercapainya tujuan organisasi, terdapat risiko-risiko yang menjadi prioritas untuk dipetakan, untuk mengantisipasiresiko berkembang menjadi masalah.

Risiko-risiko dimaksud meliputiresiko strategis dan operasional yang teridentifikasi berdasarkan hasil diskusi dan analisis Satuan Tugas SPIP.resiko strategis merupakanresiko yang dipetakan berdasarkan sasaran strategis perangkat daerah, danresiko operasional merupakanresiko yang dipetakan berdasarkan sasaran kegiatan yang merupakan pelaksanaan operasional tugas dan fungsi Bappeda. Hasil pemetaanresiko sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.3 sebagai berikut :

Tabel 2.3

Identifikasi Resiko Strategis Bappelbangda

Tujuan/Sasaran Strategis Indikator Tujuan/Sasaran Resiko Startegis

(1) (2) (3)

Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Daerah dan Kelitbangan yang Berkualitas

Persentase capaian target kinerja tujuan dan sasaran perencanaan pembangunan daerah (RPJMD)

Capaian target kinerja tujuan dan sasaran perencanaan pembangunan daerah (RPJMD tidak memenuhi target

Meningkatnya efektivitas pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah

Persentase capaian kinerja tujuan dan sasaran PD terhadap target kinerja tujuan dan sasaran PD

Capaian kinerja tujuan dan sasaran PD terhadap target kinerja tujuan dan sasaran PD tidak memenuhi target Meningkatnya sinkronisasi, dan

sinergitas perencanaan pembangunan daerah

Persentase keselarasan RKPD

terhadap RPJMD Capaian keselarasan RKPD terhadap RPJMD tidak memenuhi target

Meningkatnya Pemanfaatan

hasil kelitbangan Persentase pemanfaatan hasil kelitbangan yang mendukung perencanaan pembangunan daerah

Hasil Penelitian dan Pengembangan tidak sesuai target

Meningkatnya Akuntabilitas

Kinerja Nilai SAKIP Nilai Eavaluasi SAKIP PD

tidak memenuhi target

(25)

Tabel 2.4

Identifikasiresiko Operasional Bappelbangda

No. Kegiatan Tujuan Kegiatan Risiko Operasional

1 2 3 4

1 Penyusunan Perencanaan

dan Pendanaan Menyediakan dokumen

perencanaan pembangunan daerah

RKPD tidak konsisten dengan RPJMD

APBD tidak konsisten dengan RKPD Terdapat kegiatan hasil usulan Musrenbang yang tidak dapat masuk dalam RKPD / Renja OPD

Terdapat kegiatan hasil usulan Musrenbang yang tidak dapat terdanai dalam RKPD / Renja OPD

Renja OPD tidak konsisten dengan RKPD

2 Analisis Data dan Informasi Pemerintahan Daerah Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah

Menyediakan dokumen data &

informasi pembangunan Data dan informasi untuk keperluan penyusunan dokumen perencanaan kurang memadai

3 Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah

Menyediakan dokumen

evaluasi pembangunan Realisasi Indikator RPJMD dan RKPD tidak sesuai dengan kenyataan

Dokumen Evaluasi tidak dapat selesai tepat waktu

4 Penyusunan Perencanaan Pembangunan Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia

Menyediakan dokumen perencanaan bidang pemerintahan dan pembangunan Manusia

Renja OPD Bidang pemerintahan dan pembangunan Manusia kurang konsisten dengan RKPD dan Renstra OPD

Rincian Kegiatan OPD Bidang pemerintahan dan pembangunan Manusia kurang memedomani RKPD dan Renja OPD

5 Penyusunan Perencanaan Pembangunan Bidang Perekonomian dan SDA

Menyediakan dokumen Perencanaan Pembangunan Bidang Perekonomian dan SDA

Renja OPD Bidang Perekonomian dan SDA kurang konsisten dengan RKPD dan Renstra OPD

Rincian Kegiatan OPD Bidang Perekonomian dan SDA kurang memedomani RKPD dan Renja OPD 6 Penyusunan Perencanaan

Pembangunan Bidang Infastruktur dan Kewilayahan

Menyediakan dokumen perencanaan pembangunan Bidang Infastruktur dan Kewilayahan

Renja OPD Bidang Infastruktur dan Kewilayahan kurang konsisten dengan RKPD dan Renstra OPD

Rincian Kegiatan OPD Bidang Infastruktur dan Kewilayahan kurang memedomani RKPD dan Renja OPD

7 Penelitian dan

Pengembangan Bidang Penyelenggaraan

Pemerintahan dan Pengkajian Peraturan

Menyediakan dokumen hasil Penelitian dan Pengembangan Bidang Penyelenggaraan

Pemerintahan dan Pengkajian Peraturan

Tidak tersedianya dokumen kajian penelitian yang sesuai dengan program daerah

8 Pengembangan Inovasi dan

Teknologi Menyediakan dokumen

pengembangan dan inovasi Tidak tersedianya dokumen pengembangan dan inovasi yang sesuai dengan program daerah

(26)

3. Kegiatan Pengendalian Terpasang

Kegiatan pengendalian yang sudah terpasang/sudah ada untukresiko Strategis meliputi :

a. Evaluasi Renja Triwulan

b. Aplikasi E-Planning dan E-Monev

c. Evaluasi dokumen LKjIP Perangkat Daerah d. Roadmap Sistem Inovasi Daerah

Sedangkan kegiatan pengendalian yang sudah terpasang/sudah ada untukresiko Operasional meliputi :

a. Peta Kinerja (Cascading) Pemda b. Peta Kinerja (Cascading) OPD c. Penggunaan Aplikasi E-Planning d. Penggunaan Aplikasi E-Monev

e. Fasilitasi dan Verifikasi terhadap usulan OPD

f. Surat Edaran Bupati Sukoharjo tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Musrenbang RKPD 2022

g. Fasilitasi dan Koordinasi dengan OPD dan Bidang Pengampu

h. Koordinasi dengan Dinas Kominfo dan BPS Kabupaten Sukoharjo, serta OPD pengampu

i. Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kajian/Penelitian

j. Sosialisasi dan Publikasi melalui Media Cetak dan Elektronik 4. Kegiatan Pengendalian yang Masih Dibutuhkan

Dalam rangka meningkatkan efektivitas penanganan risiko, beberapa kegiatan pengendalian yang telah ada perlu ditingkatkan dan beberapa kegiatan pengendalian baru perlu dibangun. Pembangunan kegiatan pengendalian didasarkan kepada upaya untuk mengurangi kemungkinan munculnyaresiko dan upaya untuk mengurangi dampak apabila resiko benar-benar terjadi.

Kegiatan pengendalian yang masih perlu dibangun terhadapresiko Strategis adalah sebagai berikut :

a. Rencana Tindak Pengendalian lanjutan b. Optimalisasi Monitoring dan Evaluasi

c. Fasilitasi dan Koordinasi pemecahan masalah

d. Integrasi Sistem E-Planning dengan SIMDA Keuangan e. Implementasi Roadmap Sistem Inovasi Daerah

Kegiatan pengendalian yang masih perlu dibangun terhadapresiko Operasional meliputi :

a. Optimalisasi fasilitasi dan verifikasi dalam penyusunan dokumen RKPD dan Renja b. Optimalisasi fasilitasi dan verifikasi dalam penyusunan dokumen RKA

c. Sosialisasi dan Koordinasi Pedoman Umum Penyelenggaraan Musrenbang kepada

(27)

pemangku wilayah agar dipahami oleh masyarakat

d. Optimalisasi fasilitasi dan verifikasi dalam penyusunan dokumen Renja e. Optimalisasi Fasilitasi dan Koordinasi dengan OPD dan Bidang Pengampu f. Optimalisasi koordinasi dan konsultasi dengan OPD dan stake holder pengampu g. Optimalisasi fasilitasi dan verifikasi dalam penyusunan dokumen Renja

h. Optimalisasi fasilitasi dan verifikasi dalam penyusunan dokumen RKA

i. Optimalisasi konsultasi dan pendampingan penyusunan dokumen kajian/penelitian

j. Optimalisasi sosialisasi dan publikasi menggunakan Media Sosial Facebook, k. Instagram dan Twitter

l. Layanan informasi dan pendaftaran Krenova menggunakan Aplikasi E-Krenova Selengkapnya terkait dengan identifikasi dan penilaianresiko serta rencana tindak/kegiatan pengendalian, dijabarkan dalam Register Resiko pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.

5. Informasi dan Komunikasi

Informasi dan komunikasi yang dimaksud adalah informasi dan komunikasi yang dibutuhkan dalam rangka mendukung penyelenggaraan tindak pengendalian.

Informasi dan komunikasi yang perlu diselenggarakan terkait dengan pengendalian yang dibangun sesuai yang direncanakan dalam RTP meliputi :

a. Komunikasi non verbal dengan memberikan keteladanan dalam praktik integritas;

b. Forum Rapat Koordinasi/Rapat Dinas/Fokus Group Diskusi secara internal maupun eksternal dengan stake holder terkait untuk memetakan permasalahan dan merumuskan tindak lanjut penyelesaiannya;

c. Konsultasi, diskusi, dan fasilitasi untuk pendalaman kondisi/permasalahan dan menentukan tindaklanjut.

d. Dokumen Surat, Edaran, Pedoman serta Pengumuman untuk memberikan pemahaman terhadap kebijakan dan sikap dalam tindak pengendalian.

Bentuk/sarana informasi dan komunikasi meliputi : Dokumen, Surat, Peraturan, Pedoman, Website/Aplikasi Elektronik, serta Media Sosial seperti Whatsapp Group, Facebook, Twitter, Instagram, dsb.

6. Pemantauan Dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi atas pengendalian intern pada dasarnya ditujukan untuk meyakinkan apakah pengendalian intern yang terpasang telah berjalan efektif mengatasiresiko dan apakah tindakan perbaikan yang diperlukan telah dilaksanakan. Pemantauan dan evaluasi yang dilaksanakan meliputi :

a. Pemantauan Berkelanjutan

Pemantauan berkelanjutan dilaksanakan atas pengendalian kunci untuk meyakinkan bahwa pengendalian tersebut dijalankan sebagaimana seharusnya.

Masing-masing unit kerja SKPD pemilikresiko membangun dan melaksanakan

(28)

pemantauan berkelanjutan. Pemantauan berkelanjutan yang perlu dilakukan meliputi antara lain : Supervisi, Monitoring, dan Evaluasi.

b. Evaluasi Terpisah

Inspektorat Daerah melaksanakan evaluasi atas penyelenggaraan SPIP pada unit- unit kerja strategis pada akhir tahun. Evaluasi bertujuan untuk meyakinkan apakah pengendalian intern yang terpasang telah berjalan efektif.

c. Pelaksanaan Tindak lanjut

Sebagai bagian dari penyelenggaraan dan perbaikan SPIP, atas setiap rekomendasi hasil audit/evaluasi/reviu dari auditor eksternal maupun internal, setiap unit kerja OPD melaksanakan tindaklanjutnya.

d. Pemantauan atas Pelaksanaan RTP

Setiap OPD memberikan laporan atas pelaksanaan RTP sesuai tanggungjawabnya secara berkala kepada tim pemantau. Hasil pemantauan tim pemantau dilaporkan kepada Bupati.

(29)

BAB IV

P E N U T U P

Rencana Tindak Pengendalian (RTP) Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelbangda) Kabupaten Sukoharjo Tahun 2022 merupakan uraian tentang upaya Bappelbangda untuk mencapai berbagai tujuan dan sasaran dengan menggunakan kebijakan dan prosedur untuk meminimalkan risiko, yang meliputi upaya penguatan lingkungan pengendalian dan penguatan struktur, kebijakan, dan prosedur organisasi untuk mengendalikan risiko. Informasi untuk mempersiapkan rencana tindak pengendalian intern diperoleh dari hasil evaluasi, penilaian, atau pemetaan atas sistem pengendalian intern yang ada, dengan memperhatikan struktur dan praktik tata kelola Bappelbangda.

Dokumen RTP ini akan menjadi dokumen yang terus menerus mengalami penyesuaian dengan perkembangan dan kondisi terkini untuk penyempurnaan SPIP yang berkelanjutan. Diperlukan komitmen dari semua pihak yang terkait untuk melaksanakan rekomendasi yang muncul dalam Dokumen Rencana Tindak Pengendalian Bappelbangda.

Kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyusunan dokumen RTP ini, kami mengucapkan terima kasih. Kami berharap agar Rencana Tindak Pengendalian ini bermanfaat dan memiliki kontribusi konkrit bagi upaya pencapaian tujuan Bappelbangdada Kabupaten Sukoharjo.

Sukoharjo, Februari 2022 KEPALA BAPPELBANGDA

KABUPATEN SUKOHARJO

Drs. RUDIYANTO,M.Si.

Pembina Tingkat I NIP. 19681019 199803 1 002

(30)

LAMPIRAN

(31)

REGISTER RISIKO

BAPPELBANGDA KAB. SUKOHARJO

TAHUN 2021

Referensi

Dokumen terkait

Bidang Pengawasan dipimpin oleh Kepala Bidang , yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Pengawasan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagaian

(2) Bidang-bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui

(1) Bidang Pendaftaran Penduduk dan informasi kependudukan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.. (2) Bidang

Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang dan dipimpin oleh Kepala Seksi. Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Bidang Tenaga Kerja dan

(1) Bidang Pengendalian dan Pelestarian Lingkungan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas, mempunyai

(3) Bidang-bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

(2) Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 105, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan

(1) Subbidang penelitian dan pengembangan ekonomi dan pembangunan dipimpin oleh seorang kepala subbidang, mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada kepala