BAB II TINJAUAN PUSTAKA
5. Organisasi Kantor Akuntan Publik
Kantor akuntan publik atau independen bisa berbentuk firma
(persekutuan), perseroan atau perusahaan perseorangan. Yang lazim,
terdapat adalah persekutuan. Supaya bisa bekerja efisien, kantor harus
mempunyai organisasi yang rapi. Dalam kantor akuntan, para akuntan
profesional biasanya diberi posisi menurut tanggung-jawab dan
pengalamannya. Kantor akuntan publik berukuran menengah paling tidak
biasanya mempunyai pegawai dari berbagai tingkatan (Arthur, 1996 : 52).
a. Para Partner
Para partner kantor akuntan mempunyai wewenang puncak,
walaupun tugas mereka berbeda-beda menurut besarnya kantor.
Kebanyakan penugasan profesional diperoleh melalui hubungan
internasional yang lebih besar, para partner di kantor lokal
bertanggung-jawab kepada para partner di kantor regional atau di
kantor nasional. Menurut Mulyadi (2002 : 33), partner menandatangani
laporan audit dan management letter, dan bertanggung jawab terhadap
penagihan fee audit dari klien. Para partner tersebut memilih staf,
memimpin dan merencanakan pelatihan mereka, dan menentukan
kebijakan operasional perusahaan. Laporan audit disetujui oleh para
partner. Sebelum mengakhiri penugasan, para manajer (atau kadang-
kadang para penyelia) membahas audit tersebut dengan para partner,
yang akan menentukan apakah seluruh pekerjaan audit sudah
dilaksanakan dengan tepat, sesuai dengan syarat-syarat yang
ditentukan dalam kontrak, apakah sudah dilaksanakan sesuai dengan
norma pemeriksaan akuntan, dan apakah hasil audit tersebut
menyajikan secara wajar kondisi keuangan dan hasil operasi
perusahaan yang diaudit.
Kepemimpinan dan peran serta dalam masyarakat profesional
dan masyarakat bisnis serta organisasi sangat diharapkan dari para
partner. Para partner inilah anggota kantor akuntan yang paling sering
berkapasitas untuk memberikan nasihat mengenai kegiatan usaha,
melakukan penyelidikan khusus, dan memberikan jasa membuat
laporan. Banyak kantor akuntan publik mempunyai seorang partner
penanggung-jawab dan beberapa partner lain yang menangani
b. Para Manajer
Menurut Arthur (1996 : 52), para manajer kantor akuntan publik
bertanggung-jawab kepada para partner dan membebaskan mereka
dari tugas-tugas administratif. Dalam kantor akuntan yang besar,
seorang manajer melaksanakan sebagian besar dari fungsi seorang
partner atau bertindak sebagai pejabat, penghubung antara partner dan
anggota staf lainnya.
Para manajer dapat mengelola banyak kontrak kerja sekaligus.
Mereka bertindak sebagai pengawas audit; bertugas untuk membantu
auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit;
me-review kertas kerja, laporan audit dan management letter (Mulyadi,
2002 : 34). Pekerjaan manajer tidak berada di kantor klien, melainkan
di kantor auditor dalam bentuk pengawasan terhadap pekerjaan yang
dilaksanakan para auditor senior. Seringkali para manajer
bertanggung-jawab langsung atas pelatihan staf. Dengan persetujuan
para partner, para manajer berhak menyelesaikan masalah-masalah
akuntansi yang pengaruhnya material dengan klien. Biasanya mereka
juga membahas laporan dan hasil audit dengan klien.
Seorang manajer harus mampu mengatasi masalah kecil dan
waspada terhadap masalah besar. Ia harus betul-betul memahami
seluk-beluk akuntansi dalam literatur yang terbaru dan memiliki
informasi mutakhir tentang pengolahan data elektronik, prosedur audit
pengatur. Seorang manajer harus mempunyai sudut pandang eksekutif.
Sebagai atasan dari para karyawan yang melakukan audit, ia harus
hati-hati dalam me-review audit tersebut, jangan sampai ia terseret oleh
jalan pikiran orang-orang yang melakukan pemeriksaan di lapangan.
Dalam review tersebut harus digunakan pola pemikiran alternatif,
sehingga kesalahan yang sama bisa dihindari, dan bisa ditarik
kesimpulan yang tepat.
c. Para Penyelia (Supervisor)
Para penyelia merupakan kelompok karyawan antara manajer
dan para akuntan senior. Kantor akuntan yang besar biasanya
mempunyai kelompok penyelia, sedangkan di kantor akuntan yang
kecil fungsi manajer dan penyelia digabung saja. Jika ada manajer,
maka penyelia biasanya bertanggung-jawab kepadanya dalam segala
hal. Para penyelia ditempatkan di lapangan untuk melaksanakan
banyak kontrak dan melapor kepada manajernya (Arthur, 1996 : 53).
d. Akuntan Senior
Ada beberapa tingkatan dalam klasifikasi akuntan senior.
Tingkatan tersebut biasanya diukur dengan faktor-faktor seperti mutu
pekerjaan; sulitnya penugasan; kemampuan untuk menyelia orang lain
dan bekerja sama dengan para anggota staf, para penyelia, para
manajer, dan para partner; dan kemampuan untuk pindah dari tugas
yang satu ke tugas yang lain, menepati jadwal waktu, dan membuat
merencanakan audit, menyelia akuntan yang setengah senior dan staf
serta mengatur pekerjaan mereka, dan memikul tanggung jawab untuk
penyelesaian audit di lapangan – semuanya sesuai dengan kebijakan
atau instruksi yang didelegasikan oleh partner atau manajer. Mereka
harus mengkoordinasikan kertas kerja yang dibuat oleh para akuntan
staf dan memberitahukan cara menyusun pekerjaan mereka itu menjadi
unit yang terkoordinasi. Auditor senior biasanya akan menetap di
kantor klien sepanjang prosedur audit dilaksanakan (Mulyadi, 2002 :
34). Di lapangan, para senior melaksanakan prosedur audit yang lebih
penting, seperti memeriksa strutur modal, menentukan ketepatan dasar
penilaian aktiva, dan mengumpulkan data untuk pengisian surat
pemberitahuan pajak. Naskah asli dari laporan audit seringkali dibuat
oleh para akuntan senior.
e. Akuntan Semisenior
Kategori ini mencakup orang-orang yang memang belum
mencapai taraf akuntan senior tetapi sudah menunjukkan
kemampuannya untuk memimpin audit atau suatu bagian dari audit
dengan sedikit penyediaan. Akuntan semisenior harus lulus perguruan
tinggi, yang sudah atau sedang memperoleh ijazah akutan publik.
Kategori akuntan semisenior ini tidak terdapat di kantor akuntan yang
kecil. Akuntan semisenior harus mampu menggambarkan bagaimana
bermacam-macam bagian dari audit saling berkaitan di dalam audit
f. Akuntan Staf
Akuntan staf (akuntan junior) mengurus pekerjaan yang terinci
dalam penugasan , biasanya di bawah penyeliaan langsung dari
seorang senior atau orang yang tingkatnya lebih tinggi. Tanggung
jawab awalnya terbatas, tetapi pekerjaannya penting untuk kantor
akuntan maupun untuk klien. Akuntan staf tidak perlu mempunyai
bekal pengalaman, tetapi harus berpendidikan formal yang baik di
perguruan tinggi dengan titik berat pada bidang akuntansi dan
masalah-masalah yang ada kaitannya. Dewasa ini kantor akuntan
cenderung memilih para lulusan perguruan tinggi berdasarkan tes yang
dilakukan oleh AICPA, dan diseleksi oleh direktur personalia dari
kantor akuntan bersangkutan.
Pada umunya kerja lapangan seorang akuntan staf – sekedar
menyebutkan beberapa diantara tugas-tugasnya – meliputi pembuktian
penjumlahan, perkalian, dan pembukuan perkiraan dari jurnal ke buku
besar; menelusuri bukti-bukti asli ke catatan, membuat analisis dan
jadwal; dan membuat rekonsiliasi. Akuntan staf harus melaporkan
kesalahan dan segala masalah dan situasi yang tidak lazim secara
langsung kepada senior dan bukan kepada orang lain.
Kecakapan yang dikembangkan oleh seorang akuntan staf
merupakan landasan untuk mencapai keberhasilan di kemudian hari.
Walaupun tugas-tugas pemeriksaan itu seringkali menjemukan, tetapi
harus mampu melakukan kerja-sama yang erat dengan mereka yang
sudah berpengalaman dan berpertimbangan matang; harus belajar
untuk tidak membocorkan informasi kepada klien atau para karyawan
klien; harus belajar untuk tidak sok pintar sendiri; harus mencintai
pekerjaan; harus senantiasa ingin belajar; dan harus mempunyai
kemampuan untuk mengembangkan diri. Ia diharapkan untuk
senantiasa menjunjung tinggi harkat profesi, kantornya dan para
atasannya.
Jika akuntan staf baru pertama kali diterima bekerja, mereka
dapat ditempatkan di kantor selama beberapa minggu untuk
mempelajari manual audit perusahaan yang bersangkutan, yang
menggariskan prosedur pelaksanaan audit, penyiapan kertas kerja,
studi tentang pengendalian internal, isi laporan, dan sebagainya.
Akuntan staf mungkin juga diminta untuk mencocokkan laporan yang
sudah diketik dengan konsep tulisan tangan, untuk memeriksa semua
perhitungan yang ada dalam konsep laporan, dan untuk menghadiri
ceramah-ceramah yang diberikan oleh partner dan manajer.
g. Variasi dalam Posisi
Di kantor akuntan yang lebih kecil, enam tingkatan jabatan yang
sudah diuraikan di atas mungkin dijadikan tiga saja, yaitu: akuntan
staf, akuntan senior dan partner. Ada variasi dalam posisi karena
perbedaan besarnya organisasi, penyebaran kantor cabang, dan jenis
Tidak ada garis batas yang pasti antara tugas dan tanggung-jawab
posisi di berbagai tingkatan jabatan tersebut. Sebaliknya, pemisahan
tugas dari tingkatan yang satu ke tingkatan lainnya tidak begitu jelas
dan di beberapa titik tumpang-tindih.