• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Organisasi Nirlaba

1. Pengertian Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolah negeri, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset, museum, dan beberapa petugas pemerintah. Menurut PSAK No.45, organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut (Mahsun 2011:187).

2. Organisasi Nirlaba Gereja

Gereja memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lainnya serta gereja tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi. Gereja adalah persekutuan orang-orang yang percaya dan telah dipanggil Allah dari kegelapan menuju terangNya yang ajaib untuk dijadikan milikNya. Gereja merupakan persekutuan

orang-orang yang percaya dan mengaku bahwa Yesus adalah juru selamat dunia dan manusia. Uskup mengemban tanggung jawab pemeliharaan seluruh keuskupan, yang disebut gereja dan menunjuk para imam sebagai pastor yang mewakilinya melayani komunitas-komunitas lokal yang lebih kecil, yang sekarang disebut sebagai paroki. Keuskupan adalah persekutuan umat Katolik dalam wilayah geografis tertentu, yang penggembalaannya dipercayakan kepada uskup dan dibantu oleh para pastor yang mendapatkan perutusan dan wewenang darinya.

a. Paroki

Menurut kitab hukum kanonik nomor 515, Paroki ialah jemaat tertentu kaum beriman kristiani yang dibentuk secara tetap dalam gereja partikular dan yang reksa pastoralnya, dibawah otoritas uskup dan dipercayakan kepada pastor paroki sebagai gembalanya sendiri. Kesimpulan dari paroki adalah persekutuan umat Katolik yang dibentuk secara tetap dalam lingkup keuskupan dengan batas-batas geografis yang ditentukan oleh uskup dan yang reksa pastoralnya dipercayakan kepada pastor bersama dengan dewannya. Paroki dibagi secara teritorial dalam lingkungan-lingkungannya. Dewan paroki merupakan badan pengurus paroki, dimana para pastor bersama-sama dengan wakil-wakil umat memikirkan, merencanakan, dan melaksanakan segala sesuatu yang perlu untuk mewartakan sabda Tuhan, membagikan rahmat Allah

dan membimbing umat supaya dapat menghayati iman dan mengamalkannya dalam masyarakat. Paroki mempunyai struktur organisasi khususnya pada bagian keuangan serta terdapat gambaran mengenai proses berjalannya penerimaan kas, yang dapat diperlihatkan pada gambar 1 dan 2.

= Fungsi = Koordinasi

Gambar 1. Struktur Organisasi Bagian Keuangan

Sumber: Ekonom KAJ (2012:4)

Suatu tata keuangan akan dapat berjalan dengan baik apabila diikuti dengan suatu sistem pengawasan yang baik. Salah satu bentuk sistem pengawasan adalah pembagian wewenang dan tanggung jawab antara fungsi keuangan (kasir), akuntansi (petugas akuntansi), dan yang mempunyai wewenang/otorisasi, pengambil keputusan, serta penyimpanan kas (bendahara). Ketiga fungsi ini harus terpisah dan tidak boleh berada di tangan satu orang saja. Pemisahan fungsi tersebut diharapkan akan memperketat dalam

BENDAHARA

KEUANGAN KASIR

AKUNTANSI

pengawasan proses berjalannya sistem. Pengelolaan keuangan di dalam paroki perlu memahami ketentuan-ketentuan yang ada. Ketentuan yang dimaksud adalah hal-hal yang tercantum dalam Statuta Keuskupan Regio Jawa serta perubahannya, Anggaran Dasar Pengurus Gereja dan Dana Papa (PGDP) Keuskupan Agung Jakarta serta perubahannya, Anggaran Rumah Tangga Dewan Paroki yang bersangkutan, dan peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan Pimpinan Keuskupan Agung Jakarta maupun Ketentuan Pelaksanaannya.

Gambar 2. Proses Penerimaan Kas

Sumber: Ekonom KAJ (2012:89)

Ketentuan yang dianut oleh gereja mengenai penerimaan kas dapat dilihat pada Statuta Keuskupan Regio Jawa (1995) pasal 140

INPUT (Masukan)

PROSES

OUTPUT (Keluaran) BUKTI TRANSAKSI -Bukti Kas/Bank -Kuitansi/Faktur MENCATAT (Jurnal Harian) LAPORAN KEUANGAN - Buku Harian Kas/Buku Harian Bank -LaporanAktivitas MENGELOMPOKKAN (Buku Besar)

(sumbangan dan dana) yaitu: (1) Hendaknya semua pihak bertindak bijaksana dalam hal pengumpulan dana dan pungutan-pungutan. Hendaknya hal-hal ini dibatasi seperlunya saja dengan memperhatikan keadaan konkrit, (2) Kebijakan mengenai pengumpulan dana diatur oleh keuskupan masing-masing. Pasal 148 (keuangan dan harta benda paroki) yaitu: Urusan keuangan dan harta benda paroki diatur oleh kebijakan masing-masing keuskupan. Pasal 149 yaitu: (1) Harta benda paroki dimiliki serta diurus sesuai dengan prinsip-prinsip kristiani dan peraturan gereja, (2) Harta benda paroki diperoleh melalui pembelian, penghasilan, kolekte, derma, sumbangan atau pemberian yang halal, (3) Batas-batas penerimaan dan pengeluaran ditentukan menurut kebijakan masing-masing keuskupan.

Ketentuan juga dapat dilihat pada Anggaran Dasar Pengurus Gereja dan Dana Papa (PGDP) (2008) pasal 13 (pembukuan) yaitu: (1) Badan gereja wajib menyelenggarakan pembukuan sesuai dengan prinsip Akuntansi Indonesia dan dengan sistem yang ditentukan oleh Keuskupan Agung Jakarta, (2) Tahun buku badan gereja dimulai pada tanggal 1 Januari dan berakhir pada 31 Desember tiap tahun, (3) Pengurus wajib membuat Laporan Keuangan triwulanan dan diserahkan ke Ekonomat Keuskupan Agung Jakarta selambat-lambatnya dua bulan berikutnya, (4) Pengurus wajib membuat Laporan Keuangan tahunan, dan

diserahkan ke Ekonomat Keuskupan Agung Jakarta selambat-lambatnya pada akhir bulan Maret tahun berikutnya, (5) Laporan Keuangan disahkan oleh Uskup Agung Jakarta atau orang yang ditunjuknya. Ketentuan lainnya yaitu menurut Pedoman Dasar Dewan Paroki (2008) yaitu: Pasal 34 (pengelolaan harta benda dan keuangan) peraturan mengenai pengelolaan harta benda dan keuangan paroki serta inventarisasi dicantumkan dalam anggaran dasar Pengurus Gereja dan Dana Papa (PGDP) dan peraturan keuangan paroki dalam Keuskupan Agung Jakarta (KAJ).

Tujuan akuntansi paroki yaitu menyajikan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan paroki, dan menyajikan infomasi keuangan bagi kepentingan Dewan Paroki atau Pengurus Gereja dan Dana Papa dan Keuskupan Agung Jakarta yang bermanfaat untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan paroki serta merupakan pertanggungjawaban dari Dewan Paroki atau Pengurus Gereja dan Dana Papa atas pengelolaan asset yang dipercayakan kepadanya.

Kebijakan keuangan dan akuntansi dalam pengelolaan keuangan paroki dilaksanakan dengan menjunjung tinggi maksud yang diberikan dana tersebut serta menganut prinsip kehati-hatian, konservatif, dan tidak spekulatif. Kebijakan akuntansi berupa: (1) Penerapan kebijakan dilaksanakan secara konsisten, (2) Laporan keuangan disajikan dalam mata uang Rupiah.

B. Sistem

1. Pengertian Sistem

“Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen

yang saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem memiliki subsistem yang melakukan fungsi khusus untuk mendukung sistem“ (Romney dan Steinbart 2000:2). “Sistem adalah

kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu” (Puspitawati dan Anggadini 2011:2). “Sistem

merupakan suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan dalam mencapai tujuan tertentu”

(Ekonom KAJ 2012:25).

Kesimpulan dari pengertian sistem adalah rangkaian kelompok yang mempunyai dan memiliki komponen-komponen atau elemen-elemen dimana di dalamnya saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem dibuat untuk kelancaran, ketertiban dan mengoptimalkan sehingga bisa mempermudah pemantauan dan evaluasi sehingga akan mempercepat kemajuan dalam pekerjaan.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Jogiyanto (2005:3-5), Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu yaitu:

a. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

b. Batas Sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan.

c. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

d. Penghubung Sistem

Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya.

e. Masukan Sistem

Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. f. Keluaran Sistem

Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.

g. Pengolah Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

h. Sasaran Sistem

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

C. Akuntansi

1. Definisi akuntansi

Definisi akuntansi dapat dilihat dari beberapa sudut pandang:

a. “Akuntansi adalah seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan serta negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam

pengambilan keputusan ekonomik” (Suwardjono 2005:10).

b. “Akuntansi merupakan proses mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelompokkan transaksi-transaksi keuangan yang nantinya akan menghasilkan informasi keuangan yang bermanfaat bagi

penggunanya” (Ekonom KAJ 2012:39). Akuntansi adalah bidang

pengetahuan yang menjelaskan fenomena akuntansi secara objektif, apa adanya, dan bebas nilai.

c. ”Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kreditor, pemasok, investor, karyawan, pemilik” (Warren 2008:10).

d. ”Pengertian akuntansi yaitu proses pencatatan, pengklasifikasian

serta pengikhtisaran kejadian ekonomi dengan perlakuan yang logis yang bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan yang

dapat digunakan dalam pengambilan keputusan” (Arens 2003:18).

e. “Akuntansi bisa didefiniskan secara tepat dengan menjelaskan tiga

karakteristik penting dari akuntansi yaitu pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan tentang

entitas ekonomi kepada pemakai yang berkepentingan” (Kieso

2002:10).

f. “Menurut Littleton mendefinisikan bahwa akuntansi adalah untuk melaksanakan perhitungan periodik antara biaya usaha dan hasil (prestasi). Konsep ini merupakan inti dari teori akuntansi dan merupakan ukuran yang dijadikan sebagai rujukan dalam

mempelajari akuntansi” (Muhammad 2002:10).

g. “Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas

bisnis, memproses data menjadi laporan keuangan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan”

Dokumen terkait