• Tidak ada hasil yang ditemukan

ORGANISASI PASAR

Dalam dokumen T 1 ATA NIAGA PERTANIAN (Halaman 37-57)

Pasar adalah suatu daerah tempat pertukaran dapat diadakan atau tempat pembeli dan penjual bertemu, barang dan jasa tersedia dan berfungsi sebagai tempat terjadinya pemindahan hal milik.

Batas-batas dari suatu pasar tertentu tidak lagi ditentukan oleh jarak antara pusat-pusat penduduk, tetapi lebih banyak ditentukan oleh kemungkinan-kemungkinan diadakannya pengangkutan, oleh ketersediaan alat-alat dan

saluran-saluran informasi

ten-tang permintaan dan penawaran.

Dalam hubungannya dengan pasar dunia, letak suatu pasar

terutama ditentukan oleh faktor-faktor politik dan moneter.

Negara-negara yang mengadakan berbagai pembatasan impor dan ekspor, sebagai contoh tidak menyediakan devisa untuk impornya akan terpencil dari dunia luar.

Untuk memudahkan dilakukannya penukaran antara penjual dan pembeli maka kegiatan tataniaga dipusatkan pada tempat dan waktu tertentu.

Tempat-tempat tersebut dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas lain seperti :

- tempat penyimpanan /

gudang,

- tempat untuk memamerkan

barang-barang yang dijual

- perlindungan terhadap kemungkinan kerusakan

karena iklim, hama dan penyakit, dan sebagainya, yang diadakan oleh pihak-pihak tertentu yang mendapat pembayaran sebagai balas jasanya.

JENIS-JENIS PASAR

Jenis-jenis pasar yang ada dapat dibedakan dalam: 1. Pasar produsen – konsumen

yaitu suatu pasar tempat produsen dapat menjual hasilnya kepada konsumen ( penjualan langsung ).

- Produsen dapat menerima penuh harga dari konsumen,

- Kegiatan-kegiatan tataniaga ini memerlukan waktu

yang cukup lama

- Tetapi produsen tidak tergantung dari pelaku-pelaku

tataniaga lain. Contoh: pasar desa

2. Pasar pengumpulan lokal

merupakan tempat-tempat produsen melakukan pengumpulan hasil.

- Hal ini dapat terjadi di rumah-rumah petani sendiri atau di pabrik-pabrik pengolahan ( pabrik padi, pupuk, dan sebagainya ) atau di toko-toko koperasi atau toko-toko swasta.

- Penjualan dapat dilakukan secara lelang ( seperti ikan, daun tembakau ) atau secara tawar menawar di bawah tangan.

3. Pasar pusat perdagangan

terdapat di kota-kota besar dan terutama untuk penjualan barang-barang yang tidak tahan lama seperti buah-buahan, sayur-sayuran, daging dan ikan.

Pasar seperti ini biasanya dilengkapi dengan tempat- tempat untuk memamerkan barang-barang yang akan dijual, tempat penyimpanan dan sebagainya

Pembelinya terdiri dari pedagang-pedagang eceran, pedagang yang mengkhususkan diri pada jenis barang tertentu atau para konsumen.

4. Pasar penukaran

adalah pasar perdagangan besar tempat barang-barang yang diperdagangkan hanya berupa contoh baik berupa contoh barang itu sendiri atau dalam bentuk gambar dalam katalog atau hanya melalui standard tertentu.

Perdagangan dilakukan oleh pedagang-pedagang besar dan komisioner yang mewakili pembeli atau penjual yang tidak sempat datang sendiri.

Contoh:

untuk industri : tupper ware, tas-baju-sepatu Sophie Martin, Capriasi, Avon cosmetic, dll

5. Pasar pengecer

ialah pasar tempat orang dapat membeli barang-barang untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya sesuai dengan kekuatan ekonominya dan dalam bentuk dan waktu yang diinginkan.

Ada pedagang-pedagang yang mengadakan spesialisasi dalam menjual suatu golongan barang saja, tetapi ada pula yang berusaha untuk menyediakan semua jenis barang keperluan rumah tangga ( supermarket ).

Urut-urutan pasar atau pelaku tataniaga yang harus dilalui oleh suatu barang dari titik produksi ke titik konsumsi dinamakan saluran pemasaran / saluran tataniaga ( market channel ) yang biasanya digambarkan

dengan skema yang dinamakan peta pemasaran / peta tataniaga ( flow-cart ).

Gambar. Tataniaga jagung di Indonesia PEMBENTUKAN HARGA

di PASAR HASIL PERTANIAN I. Faktor Pembentukan Harga

Harga adalah faktor dan alat yang penting untuk melancar- kan lalu lintas barang.

Harga menuntun gerak barang melalui pelaku tataniaga. Harga harus bertindak sebagai penuntun bagi petani dalam memutuskan apa yang akan dan harus diproduksi.

Melalui harga, konsumen menunjukkan jenis barang, kuantitas, kualitas barang yang dikehendaki dan dibayarnya. Eksportir Pedagang di desa/ perantara Pdg. di Kecamatan / perantara Pedagang besar di Kabupaten Petani Pdg. antar Pulau Konsums i ternak Pengece r di kota Konsums i sendiri, bibit, dll Pengece r di desa

Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang berserta pelayanannya.

Faktor pembentukan harga konsumen

Konsumen memiliki jumlah uang terbatas yang dapat dikeluarkan untuk makanan dan barang lain serta jasa. Pendapatan setelah dikurangi pajak = pendapatan yang dapat digunakan atau disebut “disposable income”.

Bagian dari disposable income yang dikeluarkan untuk makanan biasanya adalah lebih stabil.

Harga rata-rata yang dibayar untuk bahan makanan merupakan dasar bagi keseluruhan jumlah yang diperniagakan, yang dibagikan terhadap keseluruhan jumlah uang yang konsumen dapat dan bersedia membayar untuk masing-masing jenis bahan makanan.

 yang diperniagakan

Harga rata-rata =

 yang konsumen bayar

Tetapi karena jenis barang yang dijual diberbagai daerah tidak sama dalam jumlah, kualitas, jenis,maka harga ini adalah harga rata-rata yang dibayar oleh masing-masing konsumen adalah harga dugaan rata-rata ( hypothesis ) yang masih ditambah atau dikurangi dengan suatu selisih, yang dipengaruhi oleh jenis, kualitas, tempat penjualan dan faktor persaingan.

Faktor-faktor yang menentukan harga produksi adalah jumlah harga yang dibayar konsumen dikurangi biaya- biaya yang diambil pedagang perantara.

Biaya itu merupakan ongkos, upah, ongkos pengangkutan. Biaya keseluruhan ini dibagi dengan jumlah bahan makanan yang dijual merupakan harga perkesatuan produk, yang dibayar untuk jasa para pedagang perantara. Bila harga ini dikurangkan dari harga yang dibayar oleh konsumen tersisa maka sisa tersebut merupakan harga lain yaitu harga yang diterima petani.

Harga produsen ditentukan oleh tiga variabel:

1. jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk barang yang diperlukan

2. jumlah barang yang diperniagakan

3. biaya-biaya jasa perniagaan perkesatuan produk

ad.1. konsumen mengeluarkan uang tetap karena dipengaruhi oleh pendapatan konsumen yang disebut “disposable income”.

ad.2. jumlah barang yang diperniagakan ditentukan oleh cuaca, efisiensi produksi pertanian dan harga di musim lalu dibanding dengan biaya produksi.

ad.3. Biaya tataniaga ditentukan oleh efisiensi sistem tataniaga, tarif ongkos, upah, angkutan, jumlah jasa yang diberikan, persaingan dan keuntungan pedagang.

II. Penawaran dan Permintaan

Di dalam persaingan maka harga terutama dipengaruhi oleh keseimbangan antara permintaan dan penawaran.

Permintaan berarti jumlah barang yang pembeli bersedia membelinya pada berbagai tingkatan harga.

Pada umumnya, makin rendah harganya, makin banyak barang yang dapat dibeli oleh pembeli (konsumen) dan sebaliknya.

Hal ini menggambarkan bagian dari pendapatan yang disediakan oleh seseorang untuk ditukarkan dengan suatu jenis barang dengan mengingat alternatif-alternatif yang lain.

Untuk tataniaga maka permintaan efektif mempunyai arti yang penting, karena hal ini menggambarkan jumlah barang yang pembeli dapat dan mau membelinya pada tingkatan harga tertentu.

Permintaan konsumen:

kuantitas yang akan dibeli oleh konsumen terakhir pada suatu harga eceran tertentu, pada pasar tertentu dan pada waktu tertentu.

Penawaran berarti jumlah barang yang penjual bersedia menjualnya pada berbagai tingkatan harga.

Makin tinggi harganya makin banyak yang akan dijualnya dan sebaliknya.

Di pandang dari sudut waktu, maka penawaran dapat dibedakan menjadi tiga rentang waktu:

1. penawaran dalam jangka waktu sangat pendek ( supply in the very short run )

2. penawaran dalam jangka waktu pendek ( supply in the short run )

3. penawaran dalam jangka waktu panjang ( supply in the long run )

ad.1. penawaran dalam jangka waktu sangat pendek (

supply in the very short run )

penawaran disini adalah jumlah barang yang sudah ada di pasar.

Dalam menentukan harga, biaya produksinya pada umumnya sudak tidak mempunyai pengaruh.

Penjual seringkali bersedia untuk menjual barang tersebut dengan harga yang lebih rendah dari biaya produksi. Penundaan penjualan akan berarti tambahan pengeluaran biaya yang lebih besar untuk penyimpanan atau transport.

ad.2. penawaran dalam jangka waktu pendek ( supply in the short run )

penawaran ini berarti jumlah barang yang akan dapat diproduksi dengan tanah dan alat yang sekarang sudah ada.

Dalam jangka waktu ini, penjual akan terus memproduksi bila biaya langsung yang diperlukan untuk berproduksi akan dapat diperoleh kembali. ad.3. penawaran dalam jangka waktu panjang ( supply in

the long run )

penawaran jangka panjang adalah jumlah barang yang di dalam waktu tersebut akan dapat diproduksi dengan mempergunakan tanah dan peralatan produksi lain yang lebih banyak.

Di dalam memperhitungkan harga, penjual ini akan memasukkan semua biaya produksinya termasuk pula biaya tidak langsung atau biaya tetap.

Jika seluruh biaya itu tidak akan dapat diperoleh kembali, produsen akan memproduksi barang yang kiranya lebih menguntungkan atau sama sekali berhenti berproduksi.

Di dalam tataniaga, jangka waktu penawaran ini harus selalu mendapatkan perhatian.

- Jika harga pasar lebih rendah dari biaya produksi, maka

produsen seringkali terpaksa menjual hasilnya yang sudah ada dengan rugi.

- Jika pada waktu yang akan datang harga ini diramalkan

tidak akan menutup biaya produksinya maka banyak petani akan beralih usaha ke bidang lain dan penawaran barang tersebut akan berkurang.

- Jika untuk menghasilkan suatu jenis hasil memerlukan

waktu yang lama ( seperti tanaman keras ) maka adanya harga-harga yang tinggi mendorong penambahan penawaran yang berjalan sangat lambat.

Baik permintaan maupun penawaran tidak selalu tetap. Permintaan dipengaruhi oleh :

1. Jumlah konsumen potensial dalam pasar / jumlah penduduk

2. Kenaikan pendapatan perkapita / daya beli perkapita 3. Bergesernya keinginan / kesukaan / kebiasaan

4. Berubahnya biaya produksi dari suatu barang substitusi, 5. Berubahnya ramalan orang terhadap harga-harga pada

waktu yang akan datang,

faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi besarnya permintaan.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah:

1. Kebutuhan akan uang

2. besarnya biaya penyimpanan 3. besarnya upah buruh

dan sebagainya akan mempengaruhi besarnya penawaran dalam jangka waktu pendek.

Dalam jangka waktu panjang, ditambahkan tentang pengharapan akan ditemukannya peralatan produksi baru yang lebih baik, mempengaruhi besarnya penawaran.

Pada masalah tataniaga kita harus mendekati masalah pembentukan harga dari sudut transaksi perunit. Pendekatan ini merupakan pendekatan dari penawaran dan permintaan.

Ada tiga alasan yang menyebabkan terjadinya kecenderungan tersebut di atas:

1. orangnya berbeda dalam kesukaan dan diperlukan suatu barang, oleh karena itu berbeda dalam harga yang dibayar.

Makin rendah harga makin besar jumlah yang dijual. 2. orang mempunyai daya beli yang berbeda. Mereka

yang mempunyai daya beli yang tinggi, maka makin rendah harga barang maka makin besar jumlah yang terjual.

3. walaupun orang sama-sama suka telur tetapi orang- orang akan lebih banyak membeli telur kalau harga telur tersebut lebih rendah dari daya beli orang-orang yang mampu.

makin besar kuantitas barang yang ditawarkan untuk dijual di satu pasar tertentu dan pada waktu tertentu, makin rendah harga perunit yang akan dapat dijual.

BEBERAPA SALURAN TATANIAGA DI INDONESIA

1. Pola pemasaran cengkeh

Ada tiga pola pemasaran cengkeh (Riyadi cit. Sudiyono, 2001), yaitu:

a. Pola I : petani – tengkulak – pengumpul – grosir

b. Pola II : petani – tengkulak – grosir c. Pola III : petani – pengumpul - grosir

Apabila ketiga pola tersebut digambarkan secara bersama-sama akan membentuk mata rantai pemasaran cengkeh sebagai berikut:

24,60 % 75,34 % 14,67 %

9,93 %

Gambar: Saluran pemasaran cengkeh di Kab. Trenggalek sebelum SK Menteri Perdagangan no.306/KP/XII/1990

Setelah ditetapkan SK Menteri Perdagangan no.306/KP /XII/1990, maka hanya terdapat satu saluran pemasaran cengkeh yaitu :

petani produsen KUD BPPC

(Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh) BPPC diharapkan memperpendek saluran pemasaran dan untuk melindungi petani. Sebagai penjual tunggal cengkeh di tingkat konsumen BPPC ini mampu memainkan harga cengkeh.

Pertanyaan:

Apakah BPPC berjalan sesuai dengan misi dan tujuan tersebut di atas ?

Pada kenyataannya terjadi monopoli pasar cengkeh sehingga justru tidak menguntungkan para petani cengkeh.

tengkulak pengumpul

Pada tahun sekitar 1998 BPPC akhirnya dibubarkan dan pola pemasaran lama kembali berlaku.

2. Saluran pemasaran agroindustri salak

Pemasaran output agroindustri salak meliputi aliran output agroindustri yang dimulai dari pengolah salak sampai kepada konsumen akhir.

Pada pemasaran output agroindustri salak terdapat dua macam saluran distribusi yaitu:

a. saluran pemasaran pemgolah salak konsumen terakhir b. saluran pemasaran pengolah – pengecer – konsumen

akhir.

Gambar: Saluran pemasaran produk agroindustri salak

Sumber: Purnomowatti cit. Sudiyono ( 2001 )

petani salak tersortir pengolah konsumen pengecer salak konsumsi segar

3. Saluran pemasaran jagung

Komoditi jagung di Indonesia, 96,5 % dipasarkan di dalam negeri ( domestic market ) dan hanya 3,5 % saja yang diekspor ( international market ).

Di bawah ini adalah gambar saluran pemasaran jagung yang berlaku pada tahun 1974.

3,5 % 47,5 33,5 18 12,3 1,5 9,5 14 14 % 1,7 9,0 3,3 0,5

Gambar: Saluran pemasaran jagung tahun 1974

4. Jalur tataniaga tebu

Gambar: Jalur tataniaga tebu

Eksportir Pedagang di desa/ perantara Pdg. di Kecamatan / perantara Pedagang besar di Kabupaten Petani Pdg. antar Pulau Konsums i ternak Pengece r di kota Konsums i sendiri, bibit, dll Pengece r di desa KUD petani TRI PG P3GI

KUD petani TRB Ped. pengumpul gula merah

5. Jalur tataniaga gula pasir

Jalur tataniaga gula pasir dari pabrik sampai ke konsumen, berbeda dengan jalur tataniaga hasil perkebunan lain. Tataniaga gula diatur oleh Badan Urusan Logistik (Bulog).

Tiga lembaga mempunyai fungsi sendiri-sendiri, tetapi memiliki keterkaitan. Departemen Pertanian menangani atau membawahi pabrik gula, Bank Bumi Daya sebagai penyangga dana, sedangkan Bulog mengatur distribusi dan bertanggung jawab terhadap persediaan gula atau

stock holder. Jalur tataniaga gula pasir adalah sebagai berikut:

Gambar: Jalur tataniaga gula 6. Jalur pemasaran kedelai

PG PNP PG NON PNP BBD KOPERASI PENGECER KUD MODEL BULOG INDUSTRI KONS. RT

IMPOR PENYALURUMUM (APEGTI)

GROSIR

Gambar: jalur pemasaran kedelai

7. Jalur pemasaran hasil hortikultur

Gambar: Jalur distribusi2 pemasaran hasil hortikultur

8. Jalur pemasaran buah-buahan

Ada beberapa tipe pemasaran buah-buahan di Indonesia. petani pdg. pe- ngumpul pdg. besar pengecer informal pengecer tradisio- nal restau- rant dll supermarket/ hotel/ restau- rant/ catering kooperasi / agen eksporter / industri pengolahan konsumen

Jalur ekspor buah-buahan dari Indonesia adalah:

9. Saluran pemasaran Panili

pdg. besar pdg. pengum pul supermarket cabang supermarket pabrik pengolahan petani produsen pdg. pengumpul

eksportir konsumenluar negeri

petani panili pedagang pengumpul kecamatan pedagang pengumpul kecamatan pedagang pengumpul kecamatan pedagang pengumpul pedagang pengumpul

Gambar: skema saluran pemasaran panili

10. Jalur pemasaran Broiler di Jepang

“B” TYPE

CONSUMERS

GIFT PRODUCTS SUPERMARKETS RESTAURANTS

PACKING ( P ) FURTHER PRO- CESSING ( F ) CUTTING ( C ) SLAUGHTER- ING ( S ) F C S SHOUTERN & NORTHERN JAPAN’S JAPAN’S URBAN BROILER F C S ASIAN’S BROILER PRODUCERS pedagang perantara pedagang perantara EKSPORTIR pedagang perantara

“A” TYPE

Gambar: Jalur integrasi broiler urban di Jepang

PERMASALAHAN

Dalam dokumen T 1 ATA NIAGA PERTANIAN (Halaman 37-57)

Dokumen terkait