• Tidak ada hasil yang ditemukan

T 1 ATA NIAGA PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T 1 ATA NIAGA PERTANIAN"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

TATA NIAGA PERTANIAN

Produksi Konsumsi

Ilmu Tataniaga adalah suatu kegiatan usaha yang mengarah-kan aliran barang dan jasa dari produsen mengalir ke konsumen.

Ilmu tataniaga menganut pengertian yang luas, dan tataniaga merupakan keseluruhan dari pengertian tentang penjualan, perdagangan, distribusi dan distribusi fisik.

Dalam pertanian di Indonesia, persoalan tataniaga muncul pada saat petani menghasilkan produksi lebih banyak daripada kebutuhan keluarganya.

Sebenarnya, proses tataniaga itu dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, tidak dimulai pada saat produksi selesai, juga tidak berakhir dengan penjualan. Semua keputusan yang diambil di bidang tataniaga harus ditujukan untuk menentukan produk dan pasarnya, harganya dan promosinya.

(2)

Ilmu tataniaga adalah segala usaha yang menimbulkan perpindahan dalam hak milik dari barang serta penyebarannya secara fisik.

Di negara maju, persoalan tataniaga hasil pertanian muncul pada saat petani mulai merencanakan usaha taninya.

Jadi persoalan tataniaga tidak timbul sesudah produksi berjalan, tetapi muncul bersama-sama dengan persoalan produksi.

Tataniaga terletak di antara produksi dan konsumsi.

Hal ini berarti tataniaga menjadi penghubung antara kedua faktor yaitu produksi dan konsumsi.

Konsumsi baru dilaksanakan sesudah adanya kegiatan produksi dan tataniaga. Dengan kata lain produksi dan tataniaga dapat membantu terlaksananya tujuan konsumsi. Tanpa adanya tataniaga orang sulit untuk mencapai tujuan konsumsi yang memuaskan.

Pengetahuan tataniaga diperlukan untuk melancarkan penyebaran barang dan jasa di masyarakat.

(3)

Jaringan lalu lintas barang dapat ditemukan dengan adanya lembaga-lembaga tataniaga yang menampung berbagai fungsi tataniaga. Lembaga-lembaga tersebut merupakan suatu susunan yang dinamakan “Institutional framework”. Masing-masing lembaga menampung berbagai fungsi tataniaga yang diperlukan untuk melancarkan arus penyedia, produsen, perantara dan konsumen

(4)

Masing-masing barang mempunyai sifat tersendiri dalam penyaluran di pasar yang memerlukan cara pemecahan tersendiri pula.

Mudah pecah perlu wadah yang

Telur bentuk bulat lonjong dapat mengatasi resiko pecah

Mudah layu perlu wadah yang

Kenampakan mudah dapat mengatasi

rusak layu dan resiko

Sayur-sayuran lain

mudah busuk / perlu perlakuan

tomat bentuk mudah rusak khusus

mudah basi & rusak perlu wadah + es

adi, pengetahuan dibidang penyaluran barang di pasaran memerlukan peninjauan dan pembahasan terlebih dahulu

J

(5)

mengenai masalah-masalah disekitar lembaga yang bergerak dalam sistem tataniaga, serta fungsi tataniaga yang harus ditampung, ditinjau dari sudut hubungan antara manusia dengan barang dan jasa yang bersangkutan.

TUJUAN MEMPELAJARI

MASALAH TATANIAGA

Ilmu yang membahas hal tersebut di atas dikenal sebagai “Ilmu Tataniaga” atau “Marketing” atau “Pemasaran”.

Produksi

adalah yang membuat barang-barang dan

menjual barang-barang ke pihak lain Produsen

Tataniaga / pemasaran

adalah yang

mendistri-busikan barang-barang pemasar / pelaku tataniaga

Jasa

adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk merubah sesuatu barang dalam bentuknya, tempatnya, waktu pemakaiannya atau pemiliknya, yang pada umumnya menambah nilai pada barang yang bersangkutan.

Konsumsi

adalah yang membeli dan menggunakan

(6)

HASIL PERTANIAN

untuk memperoleh pengertian yang lebih baik, yang dapat menimbulkan perhatian dan penghargaan terhadap pentingnya masalahnya dan kemudian dapat memberi rintisan jalan untuk dapat memperbaiki praktek tataniaga yang pada waktu sekarang telah ada.

D

engan pengetahuan ini diharapkan dapat diadakan perbaikan pelaksanaan pemasaran yang ada pada tiap-tiap daerah, sehingga:

1. kemungkinan terjadinya bahaya kelaparan dan penderitaan sebagai akibat dari tidak berhasilnya panenan di sesuatu daerah, dapat dicegah.

2. pendapatan petani ( produsen ) dapat ditingkatkan dan pengeluaran konsumen dapat diperkecil.

3. pendapatan devisa negara dari hasil-hasil pertanian yang di ekspor ke luar negeri dapat diperbesar

4. kelebihan hasil dari daerah surplus dapat diratakan ke daerah-daerah minus.

(7)

Pengertian tataniaga memberikan gambaran aktivitas yang dilakukan dengan tujuan untuk memasarkan barang.

Pengertian tataniaga ditinjau dari beberapa segi: 1. fungsinya

Ad.1. Definisi tataniaga ditinjau dari fungsinya

Dari definisi di atas:

mula-mula manusia harus menemukan kebutuhannya dulu

baru kemudian berusaha untuk memenuhinya dengan cara mengadakan hubungan

Kotler :

Tataniaga adalah kegiatan manusia yang diarahkan kepada usaha untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran.

TRANSAKSI KOMERSIAL Barang / jasa

PENJUAL uang PEMBELI

TRANSAKSI KETENAGA-KERJAAN

PEMBERI gaji & tunjangan PEKERJA

PEKERJAAN jasa-jasa produktif

TRANSAKSI KEWARGANEGARAAN

jasa-jasa perlindungan

POLISI pajak & kerjasama PENDUDUK

TRANSAKSI KEAGAMAAN

LEMBAGA perasaan tentram

KEAGAMA- uang / jasa DERMAWAN

(8)

Gambar : Contoh hubungan pertukaran dalam tataniaga

Dapat dikatakan bahwa kegiatan tataniaga terbentuk oleh

pembeli dan penjual yang semuanya ingin mencari kepuasan dalam bentuknya masing-masing.

(9)

PERBEDAAN DEFINISI

ANTARA PENJUALAN –

PERDAGANGAN

DISTRIBUSI

DISTRIBUSI FISIK

Semua keputusan yang diambil di bidang pemasaran harus ditujukan untuk menentukan produk dan

pasarnya, harganya, dan promosinya

Pengambilan keputusan tersebut dapat dimulai dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan :

1. apakah produk-produk itu akan dibuat sama ?

kalau tidak, apa ciri khas (trade merk) dari barang yang akan kita produksi ?

2. bagaimanakah mengepak dan memberi labelnya ? 3. bagaimana komposisi pasar potensialnya / kepada

(10)

PENJUALAN:

Satu bagian dari promosi dan promosi adalah satu bagian dari program pemasaran secara keseluruhan

PERDAGANGAN:

Perencanaan produk, meliputi perencanaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang baik untuk pasar pada waktu yang tepat, pada tingkat harga yang layak, dan dengan warna serta ukuran yang sesuai.

DISTRIBUSI:

Struktur perdagangan eceran dan perdagangan besar yang saluran-saluran tersebut digunakan untuk menyampaikan barang ke pasarnya.

DISTRIBUSI FISIK:

Kegiatan-kegiatan aliran material seperti pengangkutan, penyimpanan, dan pengawasan persediaan.

Ad.2. Definisi tataniaga ditinjau dari segi serba barang

Tataniaga dari segi ini berarti membahas segala aspek dari suatu barang yang bersangkutan dengan pasar. Membahas tentang dasar-dasar yang berlaku dalam lalu lintas barang di masyarakat yang didasarkan pada gejala-gejala di pasaran sesuai dengan kebutuhan.

(11)

Pengetahuan suatu barang sangat penting kalau kita ingin memasukkan barang ke pasar.

Pengetahuan tersebut meliputi:

1. bagaimana barang tersebut terjadi 2. sifat-sifat dari barang

3. bagaimana memperbanyak barang 4. bagaimana bentuk barang

5. mengapa barang tidak ada

6. kapan barang tersebut dapat disediakan

7. dan sebagainya

Dalam membicarakan tentang barang maka harus dipisahkan antara barang industri dan barang non industri serta barang non energi.

Barang non industri sebagian besar adalah hasil-hasil pertanian yang langsung dijual atau melalui agroindustri.

SIFAT-SIFAT KHUSUS

TATANIAGA HASIL PERTANIAN

(12)

Tataniaga hasil pertanian menunjukkan sifat-sifat khusus yang ada pada:

1. sifat khusus hasil pertanian

2. sifat khusus konsumen hasil pertanian 3. sifat khusus usaha pertanian

1. sifat khusus hasil pertanian

a. Produksi hasil pertanian adalah produksi organis

b. Produksi tidak dapat diperbesar sewenang-wenang dalam jangka pendek, karena sifat produksi adalah “inelastis” dan terikat pada musim

Pengaruh alam atau musim banyak berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas hasil 

Hasil pertanian selalu mengalami fluktuasi 

Fluktuasi produksi berpengaruh pada fluktuasi harga 

hal ini akan menyulitkan sortasi, dan seterusnya.

c. Perluasan produksi pada umumnya mengandung ongkos yang meningkat secara proporsional menurut gejala yang dinamakan hukum penambahan hasil yang berkurang ( low diminishing marginal returns )

d. Pada umumnya hasil pertanian mempunyai berat yang relatif besar jika dibandingkan dengan nilainya ( bs Jw:

(13)

e. Sebagian besar hasil pertanian tidak dapat disimpan lama dan mudah rusak / busuk.

Hal ini membutuhkan penanganan yang khusus yaitu cara-cara penyimpanan yang khusus, pengangkutan yang cepat 

Akibatnya membutuhkan biaya yang besar.

Pada umumnya untuk mengatasi resiko tersebut maka penjual menjual hasil produksi pertaniannya dengan harga yang rendah.

2. sifat khusus yang ada pada konsumen hasil pertanian berpengaruh pada tataniaga

a. konsumen menghendaki untuk dapat memperoleh bermacam-macam hasil produksi pertanian setiap saat, terus menerus, sedangkan ketersediaan hasil

pertanian hanya secara musiman. 

maka perlu melakukan penyimpanan, pengawetan, transportasi secara cepat 

akibatnya biaya menjadi besar.

b. Konsumen menghendaki agar hasil pertanian sesuai dengan selera yang diinginkannya yaitu dalam

bentuk, kualitas,

(14)

4. sifat khusus yang terletak pada usaha / lahan pertanian

a. usaha / lahan pertanian pada umumnya berskala kecil,

kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan

keluarganya hasil produksinya kecil.

b. usaha pertanian yang relatif berskala kecil ini letaknya masih tersebar dan jauh dari para konsumen.

 

untuk mengatasi kedua sifat usaha tersebut maka diperlukan usaha pengumpulan hasil pertanian dari yang kecil jumlahnya dan tersebar letaknya. 

Hal ini memerlukan alat angkut dan tempat

penyimpanan yang memadai. 

Karena adanya sifat-sifat khusus tersebut di atas maka biaya tataniaga hasil pertanian umumnya tinggi dibandingkan dengan hasil industri.

PERBEDAAN DALAM TATANIAGA HASIL PERTANIAN DAN BARANG INDUSTRI

BARANG INDUSTRI

(15)

 Produksi mengandung ongkos tetap yang jumlahnya

besar, sehingga dapat menguntungkan dalam perluasan produksi pada jangka pendek. Perluasan hanya bersangkutan dengan ongkos variabel.

 Dalam jangka pendek produksi dapat diperbarui, karena

perluasannya dalam batas-batas tertentu oleh ongkos variabel ( tergantung pada besarnya produksi dalam jangka pendek ).

 Ongkos yang tetap mengakibatkan dengan perluasan produksi akan tercapai ongkos per kesatuan hasil pertanian menjadi turun sampai pada kekuatan optimal dari potensinya.

Disini berlaku “Hukum penambahan hasil yang meningkat”

Definisi yang paling luas tentang pemasaran / tataniaga dikemukakan oleh William J. Staton sebagai berikut:

Definisi di atas mempunyai beberapa urutan:

1. suatu sistem : suatu sistem kegiatan usaha William J. Staton:

(16)

2. dibuat untuk : merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan

3. sesuatu yang bernilai: barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan

4. untuk kepentingan: pasar, terdiri dari konsumen rumah tangga yang ada dan konsumen rumah tangga potensial atau pemakai industri.

Unsur-unsur penting yang terkandung di dalam definisi di atas adalah:

1. definisi sistem yang bersifat manajemen

2. sistem bisnis yang berorientasi pasar atau konsumen.

Kebutuhan pembeli harus dipahami dan dilayani dengan efektif.

3. tataniaga merupakan proses usaha yang dinamis (proses keseluruhan yang terintegrasi) dan merupakan interaksi dari banyak kegiatan.

4. program tataniaga bermula dari ide tentang produk dan tidak berakhir sampai kebutuhan langganan terlayani, tetapi terkadang terjadi setelah penjualan dilakukan.

5. untuk mencapai sukses, maka tataniaga harus dapat memaksimumkan penjualan yang menguntungkan dalam jangka panjang. Jadi, pembeli harus dilayani dengan memuaskan agar bersedia membeli kembali pada perusahaan bersangkutan.

Pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan hubungan pertukaran.

Pertukaran hayalah merupakan tahap dalam proses pemasaran.

(17)

Contoh:

Aplikasi di lapangan:

Kodak Polaroid

Handbody milk Handbody jelly

Bidang konsumsi makanan:

Nugget so good variasi bentuk nugget

Mie singgle mie duo (dobble porsi )

Agar-agar nutrijell

PENGERTIAN TATANIAGA PERTANIAN: Soedarsono H.:

Tataniaga hasil pertanian adalah semua rentetan jasa yang

Tugas:

Cari dan catatlah sebanyak mungkin produk makanan (minimal 4 produk) yang melakukan usaha (baik deversifikasi jenis usaha maupun satu jenis usaha dengan deversifikasi dalam penyajian) yang bertujuan untuk mendapatkan pembeli sebanyak-banyaknya.

(18)

Tugas-tugas tataniaga hasil pertanian ditentukan oleh sifat-sifat, kebutuhan dan kondisi dari tataniaga itu sendiri seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Berkaitan dengan hal tersebut maka tugas tataniaga hasil pertanian dapat digolongkan dalam tiga kelompok yaitu :

1. Tugas pengumpulan

Tugas pengumpulan meliputi pengumpulan kelebihan hasil berskala kecil-kecil dari tiap-tiap petani, kemudian memusatkannya pada tempat-tempat yang mudah dijangkau oleh para pedagang dan oleh alat-alat pengangkutan.

2. Tugas persiapan untuk kepentingan konsumen

Tugas ini meliputi segala tindakan yang ditujukan untuk merubah bentuk agar sesuai dengan selera dan keinginan pihak konsumen.

Contoh:

padi beras

tebu gula

ayam potong nugget

(19)

Disamping itu tindakan tersebut dijalankan untuk mengawetkan hasil-hasil pertanian agar jangan cepat menjadi rusak.

Misalnya dengan:

pengeringan ikan, buah-buahan,

pengalengan buah-buahan, daging, ikan, dan sebagainya.

3. Tugas distribusi

Tugas ini meliputi tindakan-tindakan yang ditujukan untuk membagi barang-barang, yang telah dikumpulkan dan telah dipersiapkan sebelumnya, kepada pihak konsumen sesuai dengan kehendaknya yang berbeda-beda menurut besarnya pendapatan, pendidikan, agama, iklim, keadaan setempat dan lain-lain faktor.

Contoh:

Mentega/margarin - di Indonesia, kemasan kecil-kecil akan lebih disukai konsumen, sedangkan di luar negeri (berhawa dingin) kemasan yang besar (kalengan) akan lebih disukai oleh konsumen luar negeri.

Mayones - di Indonesia, kemasan yang tersedia adalah dari kaca yang berbentuk cup, sedangkan di luar negeri adalah berbentuk botol dari plastik, sehingga praktis untuk digunakan setiap saat.

(20)

perajangan. Hal ini dilakukan sesuai permintaan konsumen.

Untuk melaksanakan tiga tugas tataniaga di atas diperlukan bantuan jasa-jasa tertentu, berupa pengangkutan, penyimpanan, sortasi dan standardisasi, pengemasan, mempertemukan penjual dan pembeli, pembiayaan, kesediaan memikul resiko.

Didalam mata rantai pemasaran terdapat beberapa aspek menurut fungsinya. Masing-masing saluran penyebaran barang digolongkan sebagai berikut:

1. Golongan produsen

2. Golongan pedagang perantara a. pedagang pengumpul b. pedagang menengah c. pedagang besar

d. importir & exportir e. grosir

f. pedagang eceran

3. Golongan lembaga yang menggunakan jasa dalam melakukan kegiatan / membantu memindahkan hak milik suatu barang.

a. Transportasi b. Gudang c. Bank

d. Perdagangan (veem )

(21)

e. Bursa f. Asuransi

g. Kantor reklame

h. Makelar & komisioner

Setiap lembaga mempunyai fungsinya masing-masing. Dengan mempelajarinya maka kebijaksanaan dalam memasarkan suatu barang di pasaran dapat ditentukan, dan Setiap lembaga dalam mata rantai lalu lintas barang muncul karena suatu sebab. Perubahan teknologi akan juga mempengaruhi perubahan susunan lembaga pemasaran.

Fungsi tataniaga adalah:

2. Pembelian – pengumpulan ( buying – assembling )

3. Penjualan – penyebaran ( selling – distributing )

4. Pengangkutan ( transportation )

5. Penyimpanan ( storage )

6. Pengolahan ( grading – classing – standardization )

7. Pengemasan ( packing ) 8. Pembiayaan ( financing )

9. Resiko ( risk – taking )

10. Keterangan pasar ( market information )

1. Fungsi Pembelian dan pengumpulan ( buying – assembling )

(22)

Dalam melaksanakan fungsi ini perlu pengalaman dan keahlian, karena menyangkut harga, jumlah dan waktu pembelian.

Perlu diketahui bahwa produksi hasil pertanian di Indonesia terpencar dan dalam jumlah yang kecil-kecil / skala usaha kecil.

Pengumpulan ini menimbulkan persoalan mencari dan menghimpun barang-barang menurut jumlah, kualitas, varietas dan waktu serta harga yang sesuai dengan masing-masing kebutuhan.

2. Fungsi Penjualan – penyebaran ( selling – distributing )

Fungsi penjualan berarti mencari para peminat suatu barang hasil produksi dan kepada mereka, para peminat, harus ditawarkan dengan harga yang memuaskan agar pembeli tersebut menjadi pelanggan tetap. Pada fungsi ini berusaha untuk terus memperluas langganan.

(23)

Jika penawaran barang di pasaran melebihi jumlah permintaan, maka masalah penjualan merupakan fungsi yang sulit untuk dipecahkan. Kedudukan pembeli lebih kuat, sehingga pembeli seolah-olah menjadi penentu harga, macam barang dan jumlah barang yang akan dibeli (

buyers market ).

Sebaliknya, bila barang kurang atau banyak diminati, maka kedudukan penjual akan kuat sehingga penjual adalah penentu harga ( sellers market )

Di bidang hasil pertanian, apabila kedua fungsi pembelian dan penjualan dipertemukan maka dalam penentuan harga akan timbul permasalahan-permasalahan yang lebih rumit.

Harga untuk suatu barang di berbagai tempat seringkali berbeda. Hal ini disebabkan oleh imbangan antara jumlah penawaran dan permintaan di pasaran tergantung pada kebutuhan dan penilaian ditiap-tiap tempat.

Adanya perbedaan harga di tiap tempat itu terjadi karena aliran barang seolah-olah mencari harga yang tinggi. Dengan demikian dalam menentukan harga adalah suatu proses yang rumit.

(24)

Pengangkutan adalah pemindahan barang dari tempat produksi ke tempat konsumen dan biasanya dengan melalui beberapa titik-titik antara.

Dalam tataniaga, pengangkutan adalah sangat penting, terutama karena pada umumnya biaya + pengangkutan merupakan bagian yang terbesar dari seluruh biaya tataniaga, sehingga seringkali menentukan apakah sesuatu hasil dapat dijual-belikan ataukah tidak.

Karena sifat-sifatnya yang khusus, maka berbagai jenis hasil pertanian memerlukan cara-cara pengangkutan yang khusus pula (misalnya pengangkutan ternak, pengangkutan buah-buahan, dan sebagainya).

Alat pengangkutan di Indonesia masih banyak macamnya, antara lain dapat berupa :

- alat tradisional : gendongan, pikulan, gerobak sapi,

gerobak kuda, becak, sepeda, perahu dayung.

- alat modern: mobil, truk, perahu motor, kapal laut,

pesawat udara.

4. Fungsi Penyimpanan ( storage )

(25)

Barang yang dihasilkan membutuhkan penyimpanan sebelum barang tersebut laku dijual di pasar.

Penyimpanan diperlukan untuk mengatasi sifat musiman atau sifat mudah rusak dari berbagai hasil pertanian. Disamping itu penyimpanan ditujukan pula untuk mengurangi resiko, untuk menjamin kontinuitas hasil tersebut.

Tiap-tiap barang mempunyai sifat yang memerlukan penanganan, cara penyimpanan yang tersendiri ( ingat sifat-sifat produk dan penanganannya).

Cara menyimpan disesuaikan dengan keadaan iklim setempat, sifat-sifat dari hasil yang disimpan supaya tidak mudah diserang oleh hama dan penyakit serta kerusakan bentuk. Disamping itu cara-cara penyimpanan diatur sedemikian rupa, sehingga hasil-hasil pertanian yang disimpan mudah dimasukkan dan mudah dikeluarkan dari tempat penyimpanan.

Fungsi penyimpanan membutuhkan keahlian dan keuangan yaitu berupa investasi dalam bentuk gudang dan ongkos tetap serta ongkos variabel.

(26)

5. Fungsi Pengolahan

( grading – classing – standardization )

a Fungsi ini meliputi penyortiran barang (grading) b , penetapan mutu golongannya ( classing ) dan pengertian umum yang meliputi penetapan c longan untuk suatu barang disebut d zation”.

Sortasi berarti pemisahan dari hasil ke dalam beberapa golongan dengan sifat-sifat yang dianggap sama yang disesuaikan dengan permintaan pasar.

Sifat sama itu dapat didasarkan atas besarnya, bentuknya, derajat masaknya, panjangnya atau dasar-dasar yang dapat diukur dengan nyata ( pada buah-buahan, beras sayur, ikan dan sebagainya ).

Standardisasi berarti pemisahan dari hasil ke dalam beberapa golongan berdasarkan atas ukuran-ukuran tertentu yang ditentukan antara pihak penjual dan pembeli dan yang berlaku untuk semua tempat dan pada setiap masa.

Standard adalah ukuran yang diterima oleh umum sebagai sesuatu yang mempunyai nilai tetap.

Tujuan kegiatan sortasi dan standardisasi adalah:

(27)

- memudahkan cara tataniaga

- pihak pembeli diharapkan akan membeli lebih

banyak dan bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi.

- pihak produsen diharapkan dapat membuat rencana

produksi dan memproduksi golongan hasil yang paling menguntungkan.

Apalagi bila perdagangan sudah menginjak pada

perdagangan tingkat

internasional, standardi-sasi merupakan syarat

mutlak untuk

mempermudah transaksi jual-beli dan untuk mencegah penyimpangan atau penyele-wengan mengenai mutu yang telah disetujui dalam transaksi jual-beli. Standardisasi memungkinkan jual-beli barang tanpa melihat barangnya.

Perdagangan barang-barang industri sangat memerlukan standardisasi, terutama pada barang-barang baku dan barang jadi.

Sedangkan standardisasi hasil-hasil pertanian baru pada komoditas perkebunan ( seperti karet ) dan belum semua hasil perkebunan mempunyai standardisasi.

(28)

Sebagian besar hasil pertanian perlu dimasukkan ke dalam suatu tempat ( bungkus/ kemasan ) tertentu agar tataniaga dapat dilakukan secara luas dan efisien.

Pembungkusan / pengemasan dimaksudkan:

- untuk mencegah dan menghambat terjadinya

kerusakan, pemalsuan, pencurian, pergantian dengan barang lain dan sebagainya.

- untuk menjaga kebersihan

- memungkinkan penempelan tabel yang memuat

nama, peraturan-peraturan penggunaannya,

- untuk daya tarik para pembeli. Dengan cara

pengemasan yang menarik diharapkan jumlah pembelinya akan bertambah.

Kemasan yang dipergunakan dan cara pengemasan harus disesuaikan dengan:

- sifat barang yang akan dibungkus - keadaan sekeliling

- tujuan pengemasan / pembungkusan

7. Fungsi Pembiayaan ( financing )

Fungsi pembiayaan mengandung aspek yang sangat luas dan mendalam.

(29)

Modal dari kredit harus dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan kemampuannya.

Tataniaga memerlukan biaya untuk membiaya semua kegiatan seperti disebutkan di atas. Biaya tersebut dapat berasal dari kekayaannya sendiri maupun biaya yang berasal dari pihak lain yang tetap harus dibayar atau diperhitungkan bunganya.

Petani memerlukan uang selama hasil pertaniannya belum dijual atau harga penjualannya belum dibayar, sedangkan para pedagang memerlukan uang untuk membayar persediaannya, gudangnya, alat-alat pengangkutannya dan sebagainya.

8. Fungsi Resiko ( risk – taking )

Fungsi menanggung resiko adalah suatu fungsi yang bersangkutan dengan suatu kerugian.

Jasa yang ditawarkan oleh masing-masing lembaga dalam jaringan lalu lintas barang mengandung fungsi ini.

Disamping membayar bunga modal, maka pelaksana tataniaga harus memikul resiko dari jasa-jasa yang dilakukan.

Kesediaan untuk memikul resiko hanya akan terjadi jika beban ini

(30)

dapat diharapkan bisa ditutup dari keuntungan yang akan diperoleh, yang berarti bahwa beban memikul resiko ini akan menambah biaya tataniaga.

Resiko dapat terjadi karena:

- adanya kemungkinan penurunan harga

- kerusakan sehingga menurunkan kualitas hasil - kehilangan sehingga mengurangi kuantitas hasil

Besarnya resiko dapat berbeda-beda menurut:

- jenis barang

- keadaan keamanan

- keadaan perekonomian pada umumnya

Penyelesaian masalahnya adalah bagaimana dapat mengurangi atau mengelakkan kemungkinan rugi karena rusaknya barang atau hilangnya barang.

Bagi usaha di bidang pertanian adalah usaha yang berdiri di atas ketidakpastian / resiko  yang sangat tinggi.

Macam resiko yang dapat terjadi adalah:

 resiko hilang

 resiko rusak

 resiko susut

 resiko tidak laku

(31)

9. Fungsi Keterangan Pasar ( market information )

Fungsi keterangan pasar bersangkutan dengan keterangan tentang barang yang dapat ditawarkan di pasar yaitu barang apa yang termasuk dalam permintaan efektif pihak pembeli.

Berapa jumlah yang diminta, serta kapan barang tersebut diperlukan dan dimana barang tersebut harus disediakan.

10. Fungsi Mempertemukan Pembeli dan Penjual

Suatu jasa tataniaga yang penting adalah usaha untuk mempertemukan / menghubungkan pihak penjual dengan pihak pembeli dan untuk memungkinkan adanya pertukaran.

Jasa ini memungkinkan pihak pembeli, yang karena kekurangan waktu, atau tempat tinggalnya jauh atau karena tidak tahu tempat penjualnya, dapat memperoleh barang yang diinginkan pada tempat, waktu, harga, bentuk dan cara pembayaran yang dikehendaki.

(32)

Disamping itu, jasa ini memungkinkan pihak penjual mempromosikan / memamerkan barang yang ingin dijualnya dan pihak pembeli melihat barang-barang yang ingin dibeli. Kemungkinan ini dapat terjadi di pasar, lokasi pameran, toko, ( luar negeri: pelelangan ), di pasar manapun dapat diperoleh informasi tentang bentuk, waktu, harga dan lain-lain yang diinginkan oleh kedua pihak.

PELAKU TATANIAGA

Pihak yang menjalankan tugas tataniaga dan jasa tataniaga dinamakan pelaksana / pelaku tataniaga. Pelaku tataniaga dapat terdiri dari perorangan, kelompok, koperasi, suatu firma, P.T. atau bentuk badan hukum yang lain atau suatu badan pemerintahan.

(33)

Namun menurut tugas dan jasa yang dilaksanakan, pelaku tataniaga dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Pedagang pengumpul

Pedagang pengumpul mempunyai tugas untuk mengumpulkan hasil pertanian langsung dari petani atau dari pasar-pasar pengumpul desa. Pedagang ini dapat bertindak atas resiko sendiri atau atas komisi. Pedagang ini sering memberikan kredit pada para petani dan mengatur pengangkutan setempat.

2. Pedagang distribusi

Pedagang ini mempunyai tugas untuk menjual hasil pertanian yang telah dikumpulkan, melalui pengecer atau pedagang-pedagang lainnya, kepada pihak konsumen.

Pedagang ini melakukan kegiatan pengangkutan, penyimpanan, pengolahan persiapan dan sebagainya. Pedagang ini membiayai sebagian besar dari jasa-jasa tataniaga dan memikul resikonya.

Pedagang distribusi dianggap sebagai spekulator ( orang yang bersedia memikul resiko yang lebih besar daripada pihak-pihak lain ). Pedagang ini dapat menghambat jalannya pemindahan barang dari pihak produsen ke pihak konsumen, karena kadang-kadang melakukan penimbunan barang.

(34)

menurun dan menjual di tempat pada waktu permintaan sedang meningkat.

3. Pengemas dan pengolah

Pengemas dan pengolah mempunyai tugas untuk merubah bentuk dan ukuran hasil-hasil pertanian agar mudah dijual / mempunyai daya tarik dan memenuhi keinginan pihak pembeli. Berfungsi juga untuk memperlancar tataniaga.

Pelaku ini menyediakan alat, pengetahuan dan pengalamannya untuk kepentingan itu. Pelaku ini memperoleh balas jasanya dari selisih yang terjadi antara harga pembelian dan harga penjualan + nilai dari hasil-hasil sampingan.

4. Komisioner

Komisioner mempunyai tugas untuk mengadakan pembelian atau penjualan pihak lain yang tidak dapat menjalankan kegiatan-kegiatan tataniaga sendiri.

Sebagai balas jasa dia memperoleh prosentase dari harga barang yang dibeli atau yang dijual. Dia tidak memikul resiko.

5. Perantara ( makelar )

Perantara mempunyai tugas untuk menghubungkan penjual dengan pembeli.

(35)

satu sama lain mengadakan transaksi sendiri secara langsung, dengan perantara sebagai saksi dan penasehat.

Sebagai balas jasa perantara mendapatkan upah yang besarnya ditentukan bersama antara penjual, pembeli dan perantara.

6. Pelelang

Pelelang mempunyai tugas untuk mempertemukan antara penjual dan pembeli pada tempat dan waktu tertentu dan menjadi penghubung didalam terjadinya jual-beli.

Tugas ini dilakukan sedemikian rupa sehingga semua pihak mengetahui tentang penawaran yang dilakukan oleh seseorang. Penawar yang tertinggi memperoleh barang yang ditawarkan.

Pelelang menjamin pemberian pembayaran dari pihak pembeli kepada pihak penjual.

Sebagai balas jasa, pelelang mendapat prosentase dari harga menurut perjanjian setempat (± 5 % setelah dikurangi pajak-pajak).

7. Pengecer ( retailer )

(36)

Barang yang dibeli dari pedagang distribusi dipecah-pecah dalam jumlah kecil-kecil sesuai dengan kemampuan pihak konsumen dan seringkali telah diolah, dan dikemas menurut kebiasaan setempat.

Dalam bentuk yang paling sederhana, petani sebagai produsen menjalankan sendiri semua kegiatan tataniaga tersebut di atas. Dia melakukan kegiatan pengolahan sementara, mengemas/membungkus, mengangkut dan jika perlu menyimpannya sampai barangnya dapat dijual kepada konsumen. Dalam hal ini biaya dan resiko juga dipikul sendiri.

Rentetan pelaku tataniaga tersebut di atas menunjukkan adanya spesialisasi, yang diharapkan dapat menekan biaya pemasarannya.

Di dalam tataniaga modern, hal ini dianggap lebih menguntungkan jika diadakan integrasi yang berarti beberapa tugas dan jasa digabungkan di bawah satu pimpinan.

(37)

Integrasi horizontal memungkinkan pembelian secara besar-besaran sedang propaganda akan dapat dijalankan secara efisien.

Integrasi vertikal terjadi jika kegiatan-kegiatan yang berurutan digabungkan di bawah satu pimpinan.

Integrasi vertikal dapat menghemat biaya pemasaran karena beberapa tugas dan jasa tataniaga berada disatu tangan.

Contoh:

Perusahaan ayam Delfarm, So good.

ORGANISASI PASAR

Pasar adalah suatu daerah tempat pertukaran dapat diadakan atau tempat pembeli dan penjual bertemu, barang dan jasa tersedia dan berfungsi sebagai tempat terjadinya pemindahan hal milik.

Batas-batas dari suatu pasar tertentu tidak lagi ditentukan oleh jarak antara pusat-pusat penduduk, tetapi lebih banyak ditentukan oleh kemungkinan-kemungkinan diadakannya pengangkutan, oleh ketersediaan alat-alat dan

saluran-saluran informasi

ten-tang permintaan dan penawaran.

Dalam hubungannya dengan pasar dunia, letak suatu pasar

(38)

terutama ditentukan oleh faktor-faktor politik dan moneter.

Negara-negara yang mengadakan berbagai pembatasan impor dan ekspor, sebagai contoh tidak menyediakan devisa untuk impornya akan terpencil dari dunia luar.

Untuk memudahkan dilakukannya penukaran antara penjual dan pembeli maka kegiatan tataniaga dipusatkan pada tempat dan waktu tertentu.

Tempat-tempat tersebut dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas lain seperti :

- tempat penyimpanan /

gudang,

- tempat untuk memamerkan

barang-barang yang dijual

- perlindungan terhadap kemungkinan kerusakan

karena iklim, hama dan penyakit, dan sebagainya, yang diadakan oleh pihak-pihak tertentu yang mendapat pembayaran sebagai balas jasanya.

JENIS-JENIS PASAR

Jenis-jenis pasar yang ada dapat dibedakan dalam: 1. Pasar produsen – konsumen

yaitu suatu pasar tempat produsen dapat menjual hasilnya kepada konsumen ( penjualan langsung ).

- Produsen dapat menerima penuh harga dari konsumen,

(39)

- Kegiatan-kegiatan tataniaga ini memerlukan waktu

yang cukup lama

- Tetapi produsen tidak tergantung dari pelaku-pelaku

tataniaga lain. Contoh: pasar desa

2. Pasar pengumpulan lokal

merupakan tempat-tempat produsen melakukan pengumpulan hasil.

- Hal ini dapat terjadi di rumah-rumah petani sendiri atau di pabrik-pabrik pengolahan ( pabrik padi, pupuk, dan sebagainya ) atau di toko-toko koperasi atau toko-toko swasta.

- Penjualan dapat dilakukan secara lelang ( seperti ikan, daun tembakau ) atau secara tawar menawar di bawah tangan.

3. Pasar pusat perdagangan

terdapat di kota-kota besar dan terutama untuk penjualan barang-barang yang tidak tahan lama seperti buah-buahan, sayur-sayuran, daging dan ikan.

Pasar seperti ini biasanya dilengkapi dengan tempat-tempat untuk memamerkan barang-barang yang akan dijual, tempat penyimpanan dan sebagainya

(40)

4. Pasar penukaran

adalah pasar perdagangan besar tempat barang-barang yang diperdagangkan hanya berupa contoh baik berupa contoh barang itu sendiri atau dalam bentuk gambar dalam katalog atau hanya melalui standard tertentu.

Perdagangan dilakukan oleh pedagang-pedagang besar dan komisioner yang mewakili pembeli atau penjual yang tidak sempat datang sendiri.

Contoh:

untuk industri : tupper ware, tas-baju-sepatu Sophie Martin, Capriasi, Avon cosmetic, dll

5. Pasar pengecer

ialah pasar tempat orang dapat membeli barang-barang untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya sesuai dengan kekuatan ekonominya dan dalam bentuk dan waktu yang diinginkan.

Ada pedagang-pedagang yang mengadakan spesialisasi dalam menjual suatu golongan barang saja, tetapi ada pula yang berusaha untuk menyediakan semua jenis barang keperluan rumah tangga ( supermarket ).

(41)

dengan skema yang dinamakan peta pemasaran / peta tataniaga ( flow-cart ).

Gambar. Tataniaga jagung di Indonesia PEMBENTUKAN HARGA

di PASAR HASIL PERTANIAN

I. Faktor Pembentukan Harga

Harga adalah faktor dan alat yang penting untuk melancar-kan lalu lintas barang.

Harga menuntun gerak barang melalui pelaku tataniaga. Harga harus bertindak sebagai penuntun bagi petani dalam memutuskan apa yang akan dan harus diproduksi.

Melalui harga, konsumen menunjukkan jenis barang,

Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang berserta pelayanannya.

(42)

Faktor pembentukan harga konsumen

Konsumen memiliki jumlah uang terbatas yang dapat dikeluarkan untuk makanan dan barang lain serta jasa.

Pendapatan setelah dikurangi pajak = pendapatan yang dapat digunakan atau disebut “disposable income”.

Bagian dari disposable income yang dikeluarkan untuk makanan biasanya adalah lebih stabil.

Harga rata-rata yang dibayar untuk bahan makanan merupakan dasar bagi keseluruhan jumlah yang diperniagakan, yang dibagikan terhadap keseluruhan jumlah uang yang konsumen dapat dan bersedia membayar untuk masing-masing jenis bahan makanan.

 yang diperniagakan

Harga rata-rata =

 yang konsumen bayar

Tetapi karena jenis barang yang dijual diberbagai daerah tidak sama dalam jumlah, kualitas, jenis,maka harga ini adalah harga rata-rata yang dibayar oleh masing-masing konsumen adalah harga dugaan rata-rata ( hypothesis ) yang masih ditambah atau dikurangi dengan suatu selisih, yang dipengaruhi oleh jenis, kualitas, tempat penjualan dan faktor persaingan.

(43)

Biaya itu merupakan ongkos, upah, ongkos pengangkutan. Biaya keseluruhan ini dibagi dengan jumlah bahan makanan yang dijual merupakan harga perkesatuan produk, yang dibayar untuk jasa para pedagang perantara.

Bila harga ini dikurangkan dari harga yang dibayar oleh konsumen tersisa maka sisa tersebut merupakan harga lain yaitu harga yang diterima petani.

Harga produsen ditentukan oleh tiga variabel:

1. jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk barang yang diperlukan

2. jumlah barang yang diperniagakan

3. biaya-biaya jasa perniagaan perkesatuan produk

ad.1. konsumen mengeluarkan uang tetap karena dipengaruhi oleh pendapatan konsumen yang disebut “disposable income”.

ad.2. jumlah barang yang diperniagakan ditentukan oleh cuaca, efisiensi produksi pertanian dan harga di musim lalu dibanding dengan biaya produksi.

ad.3. Biaya tataniaga ditentukan oleh efisiensi sistem tataniaga, tarif ongkos, upah, angkutan, jumlah jasa yang diberikan, persaingan dan keuntungan pedagang.

II. Penawaran dan Permintaan

(44)

Di dalam persaingan maka harga terutama dipengaruhi oleh keseimbangan antara permintaan dan penawaran.

Permintaan berarti jumlah barang yang pembeli bersedia membelinya pada berbagai tingkatan harga.

Pada umumnya, makin rendah harganya, makin banyak barang yang dapat dibeli oleh pembeli (konsumen) dan sebaliknya.

Hal ini menggambarkan bagian dari pendapatan yang disediakan oleh seseorang untuk ditukarkan dengan suatu jenis barang dengan mengingat alternatif-alternatif yang lain.

Untuk tataniaga maka permintaan efektif mempunyai arti yang penting, karena hal ini menggambarkan jumlah barang yang pembeli dapat dan mau membelinya pada tingkatan harga tertentu.

Permintaan konsumen:

kuantitas yang akan dibeli oleh konsumen terakhir pada suatu harga eceran tertentu, pada pasar tertentu dan pada waktu tertentu.

Penawaran berarti jumlah barang yang penjual bersedia menjualnya pada berbagai tingkatan harga.

(45)

Di pandang dari sudut waktu, maka penawaran dapat dibedakan menjadi tiga rentang waktu:

1. penawaran dalam jangka waktu sangat pendek ( supply in the very short run )

2. penawaran dalam jangka waktu pendek ( supply in the short run )

3. penawaran dalam jangka waktu panjang ( supply in the long run )

ad.1. penawaran dalam jangka waktu sangat pendek (

supply in the very short run )

penawaran disini adalah jumlah barang yang sudah ada di pasar.

Dalam menentukan harga, biaya produksinya pada umumnya sudak tidak mempunyai pengaruh.

Penjual seringkali bersedia untuk menjual barang tersebut dengan harga yang lebih rendah dari biaya produksi. Penundaan penjualan akan berarti tambahan pengeluaran biaya yang lebih besar untuk penyimpanan atau transport.

ad.2. penawaran dalam jangka waktu pendek ( supply in the short run )

(46)

Dalam jangka waktu ini, penjual akan terus memproduksi bila biaya langsung yang diperlukan untuk berproduksi akan dapat diperoleh kembali.

ad.3. penawaran dalam jangka waktu panjang ( supply in the long run )

penawaran jangka panjang adalah jumlah barang yang di dalam waktu tersebut akan dapat diproduksi dengan mempergunakan tanah dan peralatan produksi lain yang lebih banyak.

Di dalam memperhitungkan harga, penjual ini akan memasukkan semua biaya produksinya termasuk pula biaya tidak langsung atau biaya tetap.

Jika seluruh biaya itu tidak akan dapat diperoleh kembali, produsen akan memproduksi barang yang kiranya lebih menguntungkan atau sama sekali berhenti berproduksi.

Di dalam tataniaga, jangka waktu penawaran ini harus selalu mendapatkan perhatian.

- Jika harga pasar lebih rendah dari biaya produksi, maka

produsen seringkali terpaksa menjual hasilnya yang sudah ada dengan rugi.

- Jika pada waktu yang akan datang harga ini diramalkan

(47)

- Jika untuk menghasilkan suatu jenis hasil memerlukan

waktu yang lama ( seperti tanaman keras ) maka adanya harga-harga yang tinggi mendorong penambahan penawaran yang berjalan sangat lambat.

Baik permintaan maupun penawaran tidak selalu tetap.

Permintaan dipengaruhi oleh :

1. Jumlah konsumen potensial dalam pasar / jumlah penduduk

2. Kenaikan pendapatan perkapita / daya beli perkapita 3. Bergesernya keinginan / kesukaan / kebiasaan

4. Berubahnya biaya produksi dari suatu barang substitusi, 5. Berubahnya ramalan orang terhadap harga-harga pada

waktu yang akan datang,

faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi besarnya permintaan.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah:

1. Kebutuhan akan uang

2. besarnya biaya penyimpanan 3. besarnya upah buruh

dan sebagainya akan mempengaruhi besarnya penawaran dalam jangka waktu pendek.

(48)

Pada masalah tataniaga kita harus mendekati masalah pembentukan harga dari sudut transaksi perunit. Pendekatan ini merupakan pendekatan dari penawaran dan permintaan.

Ada tiga alasan yang menyebabkan terjadinya kecenderungan tersebut di atas:

1. orangnya berbeda dalam kesukaan dan diperlukan suatu barang, oleh karena itu berbeda dalam harga yang dibayar.

Makin rendah harga makin besar jumlah yang dijual.

2. orang mempunyai daya beli yang berbeda. Mereka yang mempunyai daya beli yang tinggi, maka makin rendah harga barang maka makin besar jumlah yang terjual.

3. walaupun orang sama-sama suka telur tetapi orang-orang akan lebih banyak membeli telur kalau harga telur tersebut lebih rendah dari daya beli orang-orang yang mampu.

(49)

BEBERAPA SALURAN TATANIAGA DI INDONESIA

1. Pola pemasaran cengkeh

Ada tiga pola pemasaran cengkeh (Riyadi cit. Sudiyono, 2001), yaitu:

a. Pola I : petani – tengkulak – pengumpul – grosir

b. Pola II : petani – tengkulak – grosir c. Pola III : petani – pengumpul - grosir

Apabila ketiga pola tersebut digambarkan secara bersama-sama akan membentuk mata rantai pemasaran cengkeh sebagai berikut:

(50)

24,60 % 75,34 %

14,67 %

9,93 %

Gambar: Saluran pemasaran cengkeh di Kab. Trenggalek sebelum SK Menteri Perdagangan no.306/KP/XII/1990

Setelah ditetapkan SK Menteri Perdagangan no.306/KP /XII/1990, maka hanya terdapat satu saluran pemasaran cengkeh yaitu :

petani produsen KUD BPPC

(Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh)

BPPC diharapkan memperpendek saluran pemasaran dan untuk melindungi petani. Sebagai penjual tunggal cengkeh di tingkat konsumen BPPC ini mampu memainkan harga cengkeh.

Pertanyaan:

Apakah BPPC berjalan sesuai dengan misi dan tujuan tersebut di atas ?

Pada kenyataannya terjadi monopoli pasar cengkeh sehingga justru tidak menguntungkan para petani cengkeh.

tengkulak pengumpul

(51)

Pada tahun sekitar 1998 BPPC akhirnya dibubarkan dan pola pemasaran lama kembali berlaku.

2. Saluran pemasaran agroindustri salak

Pemasaran output agroindustri salak meliputi aliran output agroindustri yang dimulai dari pengolah salak sampai kepada konsumen akhir.

Pada pemasaran output agroindustri salak terdapat dua macam saluran distribusi yaitu:

a. saluran pemasaran pemgolah salak konsumen terakhir b. saluran pemasaran pengolah – pengecer – konsumen

akhir.

Gambar: Saluran pemasaran produk agroindustri salak

Sumber: Purnomowatti cit. Sudiyono ( 2001 )

petani

salak tersortir

pengolah

konsumen pengecer salak konsumsi

(52)

3. Saluran pemasaran jagung

Komoditi jagung di Indonesia, 96,5 % dipasarkan di dalam negeri ( domestic market ) dan hanya 3,5 % saja yang diekspor ( international market ).

Di bawah ini adalah gambar saluran pemasaran jagung yang berlaku pada tahun 1974.

3,5 %

Gambar: Saluran pemasaran jagung tahun 1974

4. Jalur tataniaga tebu

KUD petani TRB Ped. pengumpul gula merah

(53)

5. Jalur tataniaga gula pasir

Jalur tataniaga gula pasir dari pabrik sampai ke konsumen, berbeda dengan jalur tataniaga hasil perkebunan lain. Tataniaga gula diatur oleh Badan Urusan Logistik (Bulog).

Tiga lembaga mempunyai fungsi sendiri-sendiri, tetapi memiliki keterkaitan. Departemen Pertanian menangani atau membawahi pabrik gula, Bank Bumi Daya sebagai penyangga dana, sedangkan Bulog mengatur distribusi dan bertanggung jawab terhadap persediaan gula atau

(54)

Gambar: jalur pemasaran kedelai

7. Jalur pemasaran hasil hortikultur

Gambar: Jalur distribusi2 pemasaran hasil hortikultur

8. Jalur pemasaran buah-buahan

Ada beberapa tipe pemasaran buah-buahan di Indonesia.

petani pdg.

pe-ngumpul

pdg. besar

pengecer informal pengecer tradisio-nal restau-rant

dll supermarket/

hotel/ restau-rant/ catering

kooperasi / agen

eksporter / industri pengolahan

(55)
(56)

Gambar: skema saluran pemasaran panili

10. Jalur pemasaran Broiler di Jepang

(57)

“A” TYPE

Gambar: Jalur integrasi broiler urban di Jepang

PERMASALAHAN

TATANIAGA HASIL PERTANIAN

Hasil pertanian sebagian besar adalah bahan makanan yang merupakan kebutuhan pokok, sehingga menentukan dasar kehidupan masyarakat.

Hal ini berarti harus tersedia

dalam jumlah dan waktu tertentu untuk daerah tertentu

sesuai dengan jumlah permintaan. Selain itu hasil pertanian juga diperlukan bagi sektor industri.

Disamping kedudukan petani sebagai produsen hasil pertanian, mereka juga sebagai konsumen hasil industri. Oleh karena itu pendapatan para petani harus seimbang dan sesuai dengan pendapatan mereka di luar sektor pertanian.

Maka jelas bahwa persoalan yang langsung dan tidak langsung bersangkutan dengan pertanian tidak dapat dipecahkan tersendiri, terlepas dari hubungannya dengan masalah ekonomi keseluruhan.

4

(58)

Masalah tataniaga pertanian belum dapat mengikuti kemajuan yang dicapai pada bidang ekonomi dan keuangan. Hal ini mulai disadari bahwa suatu sistem tataniaga hasil pertanian yang efisien merupakan faktor yang amat penting bagi pemecahan masalah pertanian dalam taraf ekonomi negara apapun.

Sistem yang efisien berarti suatu sistem yang dapat menjaga pemeliharaan dan pertumbuhan serba fungsi, serta penye-suaiannya pada tiap perubahan yang terjadi atau akan terjadi di pasaran.

Gambaran tentang gejala-gejala dan sifat-sifat yang terdapat di bidang pertanian di sekitar kita diuraikan di bawah ini:

a. - Perubahan kehidupan dari taraf marginal menuju perbaikan yang lebih tinggi di masyarakat, maka masyarakat akan meningkatkan kebutuhan akan bahan makanan sebagai kebutuhan utamanya.

- Perbaikan dalam bidang kesehatan memerlukan bahan makanan yang teratur, sehingga terjadi pergeseran jenis bahan makanan.

Contoh: dari jagung beras roti daging.

(59)

Hal ini berarti terjadi pergeseran pola makan yang menyebabkan produksi hasil pertanian harus diubah atau disesuaikan dengan perubahan pola makan.

Namun, perkembangan ini tidak diikuti oleh pelaku tataniaga sebagai penghubung sektor konsumsi dan sektor produksi.

Langkah yang yang tepat adalah dengan terjadinya perubahan pola konsumsi maka pelaku tataniaga harus mengubah atau menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Pada pelaksanaannya fungsi-fungsi tataniaga harus disesuaikan dengan macam, sifat hasil pertanian serta

kebutuhan konsumen.

b. Ketersediaan bahan pangan yang tidak merata.

Sering masih terjadi, satu daerah mengalami kekurangan bahan makanan, sedangkan di daerah lain terjadi surplus bahan pangan.

Untuk itu perlu peranan pelaku tataniaga untuk dapat memindahkan hasil yang melimpah dari daerah surplus ke daerah yang kekurangan bahan pangan secara efisien.

c. Negara agraris yang sangat tergantung dari perlengkapan barang industri, sehingga negara tersebut harus dapat memecah-kan keperluan barang-barang industri dengan mengekspor hasil

(60)

melakukan ekspor produksi pertaniannya sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

Persyaratan ekspor tersebut adalah standard, pembung-kusan / pengemasan, pengiriman, alat pembayaran, pergudangan dan sebagainya.

d. Adanya pertumbuhan ekonomi masyarakat yang meliputi pembangunan industri menunjukkan adanya gejala urbanisasi ( perpindahan penduduk daerah pedesaan ke kota besar ).

Gejala ini mengakibatkan bertambahnya permintaan akan bahan makanan dan kebutuhan masyarakat.

Keadaan ini memerlukan lembaga-lembaga pemasaran untuk dapat melayani kepentingan produsen dan konsumen.

Dengan fasilitas ini berarti persediaan bahan kebutuhan harus tercukupi sepanjang tahun, untuk itu diperlukan gudang, sortasi, pembiayaan. Maka perlu peranan semua fungsi tataniaga.

e. Hal di atas membuktikan bahwa mengalirnya hasil pertanian dari produsen sampai konsumen terakhir adalah berkat jasa lembaga tataniaga. Jasa ini harus dihargai dengan pembayaran yang layak. Namun demikian pada kenyataannya jumlah pembayaran jasa tersebut terlalu tinggi.

(61)

konsumen mampu membayar harga yang relatif tinggi. Sehingga cara tataniaga hasil pertanian tersebut dianggap kurang tepat dan tidak efisien.

Apabila ongkos dalam tataniaga dapat diturunkan dengan menciptakan cara yang lebih tepat, maka para petani dapat memperoleh pendapatan yang lebih menguntungkan.

f. Suatu gejala dan kendala yang berkaitan dengan pendapatan petani yang mempengaruhi peranan petani di bidang tataniaga hasil pertanian adalah jumlah keluarga yang besar, lahan garapan sempit, lahan garapan tersebar, modal yang kecil, dan sebagainya.

Kedudukannya sebagai produsen dan penjual umumnya lemah dibandingkan dengan kedudukan lembaga-lembaga tataniaga dan golongan konsumen yang sebagian besar terpusat di kota-kota besar.

g. Konservasi lahan garapan perlu dicegah. Tanah merupakan unsur penting di bidang produksi hasil pertanian. Harga tanah harus diperhitungkan dalam perincian ongkos hasil pertanian.

(62)

i. Pengangkutan hasil pertanian dilakukan secara besar-besaran dan sering tidak dibungkus. Berat dan volume produk tidak seimbang dengan nilainya ( “rowo” ).

Di tinjau dari sudut nilai harga hasil pertanian, ongkos pengangkutan dan pergudangan biasanya tinggi. Syarat untuk pergudangan dan pengangkutan tidak mudah karena sifat hasil pertanian yang mudah rusak, susut dan busuk. Pengaruh ongkos ini mempengaruhi harga penjualan.

j. Biaya produksi di bidang pertanian yang merupakan ongkos tetap adalah bunga modal dan pajak tanah. Ongkos tetap ini sering memberatkan petani. Untuk mengatasinya semua petani akan berusaha untuk meningkatkan produksinya.

Usaha perluasan tanaman ini akan berpengaruh terhadap harga produk di pasar, karena dengan produk yang melimpah berarti penawaran meningkat sehingga mengakibatkan penurunan harga / harga rendah.

(63)

KONSUMEN HASIL PERTANIAN

Pasar hasil pertanian menunjukkan bahwa konsumen ditemukan dalam kelompok-kelompok di sekitar kota besar. Selain kelompok-kelompok konsumen rumah tangga, dalam kelompok perusahaan industri disamping untuk bahan baku produk industri, juga untuk memenuhi kebutuhan para pekerja / karyawannya.

Berbagai tingkat produksi dan penyaluran hasil di pasar didasarkan atas perhitungan jumlah konsumen yang akan menampungnya, sedang pemakaian hasil tersebut bersang-kutan dengan tingkat pendapatan, kebiasaan dan kesukaan yang tercermin pada jumlah permintaan.

Pembahasan masalah konsumen berkisar pada: a. jumlah pemakai

b. daya beli ( purchasing power )

c. kebiasaan pemakaian ( consumer’s habits )

d. kesukaan dan keinginan ( consumer’s preferences ) Hal lain yang perlu diketahui adalah pengaruh:

e. agama

e. budaya

f. suku

(64)

h. umur ( golongan anak – dewasa )

i. jenis kelamin ( wanita / laki-laki )

j. dan sebagainya.

Ciri terpenting dalam tataniaga hasil pertanian adalah daya beli atau kelompok konsumen di daerah tertentu. Daya beli ini dipengaruhi oleh pendapatan, karena tidak seluruh pendapatannya digunakan untuk membeli bahan makanan, karena sebagian juga untuk membayar pajak.

Pendapatan – pajak = disposable income

Disposable income konsumen dapat digunakan untuk:

a. membeli barang ( bahan makanan, keperluan perumahan, kendaraan, barang-barang serba neka, jasa-jasa, pendidikan dan kesehatan )

b. Ditabung ( simpanan bank, saham, asuransi, investasi dalam bentuk perhiasan, tanah, rumah dan sebagainya )

Karena tabungan seringkali tidak segera dapat disediakan untuk membeli barang, maka daya beli yang terasa dalam tataniaga hasil pertanian adalah pendapatan konsumen dikurangi pajak, dikurangi dengan tabungan.

Pendapatan – pajak – tabungan = disposable income

Dengan demikian jumlah yang tersedia untuk membeli atau membayar barang menjadi lebih kecil.

(65)

secara tetap untuk kebutuhan bahan makanan, terlepas dari kebutuhan lain-lainnya. Sekalipun harga bahan makanan menjadi mahal, tetapi jumlah uang dari bagian pendapatannya untuk membeli bahan makanan relatif tidak berubah.

Demikian pula pada keadaan harga makanan menjadi murah. Konsumen akan mencari jenis-jenis yang lebih bermutu atau mengkonsumsi bahan makanan yang dulunya termasuk mewah, karena jumlah uang yang disediakan untuk bahan makanan relatif tetap.

Hal ini berarti bahwa bila ditinjau dari sudut pengeluaran uang, permintaan konsumen akan hasil pertanian terutama bahan makanan adalah “in-elastis” . Ini berlaku untuk konsumen yang berpendapatan di atas tingkat marginal.

Kesimpulan bahwa pada umumnya bagian pendapatan yang disediakan untuk membeli bahan makanan tidak berubah. Hal ini dapat dipakai sebagai dasar penelitian tentang kemungkinan menjajakan jenis barang bahan makanan di pasar dengan tetap memperhatikan kebiasaan, kesukaan dan sebagainya. Perbedaan dalam konsumsi karena kebiasaan dan kesukaan mempengaruhi arus penjualan hasil pertanian yang ditujukan untuk ekspor.

Sebagai contoh:

Pasar tembakau Virginia dan tembakau krosok berlainan di masing-masing negara yang memerlukannya.

(66)

Kebiasaan konsumsi hasil pertanian tidak mudah berubah dalam jangka pendek seperti halnya yang sering terjadi dengan penggunaan barang industri. Orang akan sering berubah dalam pemilihan warna, merek, bentuk dan sebagainya.

(67)

PRODUSEN HASIL PERTANIAN

Faktor produsen juga mempengaruhi lalu lintas hasil pertanian di masyarakat.

Produsen pertanian sebagian besar terdiri dari petani kecil dengan garapan lahan kecil dan tersebar.

Dari lahan garapan yang kecil maka bahan makanan yang dihasilkanpun akan kecil dan hasil tersebut digunakan untukmemenuhi kebutuhan hidup keluarganya, bila hasil cukup, sebagian dijual untuk menutup ongkos / biaya hidup.

Petani pada umumnya hanya memiliki uang yang sangat terbatas untuk usaha taninya, maka petani akan sangat hati-hati dalam mengelolanya.

Letak lahan garapan yang tersebar dan sempit akan berpengaruh terhadap produksi. Keadaan ini disebut “spatial structure of the market”.

Hal ini berpengaruh terhadap 3 hal yaitu: a. perbedaan dalam ongkos produksi

(68)

c. lembaga-lembaga yang mempengaruhi produksi dan lalu lintas hasil pertanian

ad.a. Perbedaan dalam Ongkos Produksi

1. Dalam ongkos produksi terdapat tiga faktor yaitu: tanah, tenaga kerja dan modal. Di tiap-tiap daerah, masing-masing faktor tersebut berlainan nilainya. Faktor tersebut tidak mudah dapat dipindahkan.

2. Perbedaan teknik mempengaruhi ongkos produksi. Sebagai contoh:

Lahan yang datar dan luas akan mudah menggunakan traktor, sedangkan lahan daerah pegunungan hanya dapat digarap dengan cangkul.

Daerah sawah irigasi berbeda dengan daerah tegal / lahan kering / ladang. Akan berbeda pula pada tanah yang berat dan tanah ringan.

3. Perbedaan iklim dan produktivitas lahan pada masing-masing daerah menyebabkan besar kecilnya ongkos untuk memproduksi jenis hasil pertanian yaitu dalam penggunaan sara produksinya.

ad.b. Perbedaan Ongkos Pemindahan dan Penyerahan Hasil Pertanian

(69)

1. Jauh dan tidaknya jarak antara tempat produksi dengan pasar konsumen.

2. Ongkos pengangkutan. Perbedaan dipengaruhi oleh jarak, keadaan prasarana jalan ( rusak atau baik ) dan macam angkutan / kualitas angkutan.

3. Faktor waktu selama perjalanan yang dapat menyebab-kan suatu jenis hasil pertanian menjadi mudah rusak atau busuk.

ad.c. Lembaga-Lembaga yang Mempengaruhi Produksi dan Lalu Lintas Hasil Pertanian secara Langsung atau Tidak Langsung.

1. Peraturan pemerintah atau alat pemerintah yang ada kalanya melarang penanaman jenis tanaman tertentu. Atau melarang pengangkutan hasil pertanian dari daerah satu ke daerah lain.

Dengan adanya larangan tersebut orang akanmenjadi enggan mengusahakan atau sebaliknya akan berusaha secara diam-diam.

(70)

Uraian di atas dimaksudkan untuk menempatkan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi hasil pertanian dalam proporsi yang sebenarnya.

Hal ini berarti juga bahwa ongkos produksi dan ongkos tataniaga saling merupakan penyebab pemilihan jenis produk pertanian yang akan dihasilkan di masing-masing daerah.

Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa sulit sekali membedakan seorang petani sebagai produsen dengan seorang petani sebagai konsumen. Segi konsumen tidak dapat dipisahkan dari segi produksi.

Selain untuk pembelian barang industri yang dibutuhkan, pada kenyataannya, seorang petani hanya akan membeli barang konsumsi yang tidak dapat dihasilkannya sendiri. Jadi bila petani dapat menjual hasil produksinya berarti petani mempunyai uang.

Kelancaran produksi dan pengumpulan hasil pertanian tidak akan sempurna bila tidak diikuti dengan jaminan peredaran barang yang diperlukan petani dalam kehidupannya sehari-hari.

Sebaliknya kelancaran distribusi barang konsumsi sampai ke pedesaan kurang membawa perbaikan atau faedah bila tidak didukung dengan pengumpulan hasil pertanian.

(71)

anekdot

Orang melihat bahwa masalah pertanian adalah sebagai masalah yang berdiri sendiri.

Sebenarnya masalah pertanian adalah masalah yang integral, bersama-sama masalah ekonomi yang mempunyai hubungan saling kait mengkait satu sama lain, teristimewa dalam usaha pembangunan ekonomi suatu negara.

Hubungan timbal balik antara sektor produksi dengan sektor konsumsi serta sektor jasa termasuk tataniaga berlaku dalam taraf ekonomi.

Bahkan seharusnya pembangunan ekonomi meletakkan bidang pertanian dan masalah tataniaga pada tingkat pertama.

Pembangunan ekonomi tanpa pembangunan di sektor pertanian dan tanpa jaminan kelancaran arus hasil pertanian ( tataniaga ) akan mengalami kemacetan, karena tiga sektor

ekonomi yang paling berperan dalam pembangunan !!!

(72)

Bermacam-macam keterkaitan dari ketiga sektor tersebut diuraikan sebagai berikut :

1. untuk memindahkan tenaga kerja dari daerah pertanian ke lapangan industri diperlukan suatu surplus bahan makanan untuk keperluan golongan tenaga kerja industri tersebut.

Untuk penyediaan kebutuhan tersebut baik produsen dan tenaga kerja memerlukan jasa lembaga tataniaga untuk memindahkan hasil pertanian dari produsen ke konsumen industri.

2. Dari sudut pembiayaan maka keperluan penanaman modal dalam sektor industri harus datang pada tingkat pertama dari sektor produksi yang lama.

Di negara yang belum maju ekonominya maka sektor produksi yang lama adalah sektor pertanian, karena itu sektor pertanian harus dikembangkan, sehingga sebagian dari pendapatannya ditabung dan ditanam dalam industri atau perluasan industri.

3. Pertanian sebagai sumber bahan mentah bagi industri, sedangkan pendukung mengalirnya bahan mentah ke industri tersebut memerlukan media yang ada dalam lembaga tataniaga/pemasaran.

(73)

Penyebaran hasil tersebut tidak dilaksanakan oleh manusia sendiri sehingga diperlukan jasa dari lembaga tataniaga dengan perlengkapan serta permodalannya.

Perlu diketahui kelemahan petani di Indonesia sebagai produsen adalah kepemilikan luas garapan yang kecil, pendapatan kecil, kebutuhan banyak, pengetahuan kurang, pendidikan rendah.

Pengetahuan tentang pasar, kurang dikuasainya suatu teknologi baru, sehingga banyak memiliki kelemahan-kelemahan, akibatnya petani menjadi pihak yang sangat lemah. Akhirnya petani menjadi sasaran bagi para pedagang. Petani menjadi sangat tergantung pada pedagang.

P

bisakah aku mencapai target

produksi ?? ?

saya butuh kontinuitas dalam jumlah maupun pasokan dengan kualitas produk yang tetap

(74)

POLA PRODUKSI DAN JASA TATANIAGA HASIL PERTANIAN

1. Penyesuaian Pola Produksi dengan Cara Tataniaga

Pola produksi di Indonesia pada umumnya masih sangat heterogen. Untuk dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar maka pola tersebut harus diubah dan secara bertahap disesuaikan dengan cara-cara pemasaran modern. Hal ini perlu dilakukan karena:

a. pemasaran yang efisien memerlukan keseragaman hasil produk yang tinggi.

Keseragaman hasil yang tinggi hanya dapat dicapai bila telah ada keseragaman dalam proses produksinya. Seperti dalam melakukan ekspor komoditi-komoditi ke Luar Negeri, syarat yang sering tidak dapat dipenuhi oleh petani Indonesia adalah kualitas keseragaman produk. Hal ini hanya dapat diperbaiki jika petani telah mempergunakan bibit yang seragam dan perlakuan yang seragam sehingga produk yang dihasilkan akan mempunyai panjang yang sama, bentuk yang sama dan warna kenampakan yang sama serta rasa yang sama pula.

b. pemasaran yang efisien akan tercapai bila petani mampu memantau pasar dan memproduksi jenis tanaman sesuai permintaan pasar.

Sebagian besar usaha tani di Indonesia masih bersifat

(75)

sangat sempit dan letaknya tersebar di beberapa tempat. Tata cara hidup masih sangat dipengaruhi oleh adat istiadat atau budaya sekitarnya. Hal ini akan mempengaruhi pula pada hasil yang akan tetap kecil, sedang yang dijual kepada pihak lain hanya sedikit sekali.

Petani akan berubah dalam pola usaha taninya yaitu dari

“subsistence farming” ke dalam “commercial farming”

bila dijamin ada insentif berupa harga yang tinggi.

Sebagai contoh:

produksi cabe, panili, banyak petani yang mengusahakan cabe, panili karena tergiur harga yang terjadi dipasaran pada tahun sebelumnya, saat cabe, panili pernah menduduki tahun emasnya.

Perjanjian bagi hasil menurut hukum adat, biasanya juga mengurangi kemampuan melakukan pemilihan komoditi sesuai permintaan pasar. Penggarap tanah tidak mau mengusahakan dan menanami tanahnya dengan jenis-jenis tanaman yang mempunyai peluang harga tinggi,

selama biaya produksi yang biasanya turut meningkat

(76)

2. Ketersediaan Pengangkutan dan Perhubungan

Tidak tersedianya atau kurangnya alat pengangkutan dan perhubungan di daerah produksi menyebabkan banyak hasil pertanian yang tidak dapat dijual.

Keinginan petani untuk merubah pola usaha tani dari

“subsistence farming” menjadi “commercial farming”

menjadi terhambat. Bahkan di beberapa tempat, kurangnya pengangkutan dan perhubungan menyebabkan banyak tanah yang luas tidak diusahakan.

Jenis-jenis pengangkutan yang telah ada di Indonesia :

Pengangkutan melalui air. Pengankutan ini pada umumnya merupakan pengangkutan yang paling murah, tetapi hanya dapat dilakukan di tempat-tempat yang ada sungainya atau danau dan di pantai-pantai laut.

Pengangkutan melalui jalan ( truk, colt, grobak, dll ) merupakan pengangkutan yang telah umum dilakukan oleh petani-petani dan pengankutan ini lebih fleksibel, dapat menghemat biaya angkut.

Gambar

Gambar : Contoh hubungan pertukaran dalam tataniaga
Gambar. Tataniaga jagung di Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang positif, erat, dan signifikan antara:(1) motivasi kerja guru dengan kompetensi pedagogik dengan koefisien korelasi

Analisa Stres Kerja Pada Kondisi Dan Beban Kerja Perawat Dalam Klasifikasi Pasien Di Ruangan Rawat Inap Rumkit TK II Putri Hijau Kesdam I/BB. Peran Pekerjaan,

Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Lama Kerja Sebagai.. Variabel Moderating (Studi pada

Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik?. “Jangan takut Pak, aku

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, tahap pertama yang harus dilakukan adalah mendefinisikan permasalahan yang ada, kemudian melakukan analisa dan desain

Untuk itu perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu

1 Bahwa tugas pokok ORARI Daerah adalah melaksanakan pembinaan dan memajukan Amatir Radio di Daerah, baik sebagai potensi komunikasi elektronika non Pemerintah maupun yang

[r]