• Tidak ada hasil yang ditemukan

Organisasi Pengelola Sampah

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Organisasi Pengelola Sampah

Salah satu pendukung utama dalam pengelolaaan sampah adalah sarana dan prasarana yang memadai, dari pantauan di lapangan didapatkan tempat pembuangan sementara (TPS) sudah banyak yang mengalami kerusakan sehingga menyebabkan sampah berserakan, menimbulkan bau yang tidak sedap, menjadi sumber penyakit dan menyumbat saluran air. Tasrial (1998), menyatakan pengelolaan sampah yang tidak memadai dapat mempengaruhi kesehatan dan lingkungan serta memberikan dampak negatif pada keadaan sosial ekonomi. Berdasarkan data sarana dan prasarana didapat dari dinas yang terkait sebagai berikut:

Tabel 7. Sarana dan prasarana sampah di Kabupaten Paser yang sekarang

No Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi

1 Bak sampah beton/ulin (TPS) 20 Cukup Baik

2 Becak sampah (motor) 2 Baik

3 Container 16 Rusak 2

3 Gerobak sampah 19 Rusak 3

4 Dump Truck 3 Baik

5 Arm Roll Truck 4 Baik

6 Bulldozer 1 Baik

7 Exacavator 1 Baik

8 Bobcat 1 Baik

9 Mesin potong rumput 7 Rusak 1

10 Mesin Chain Saw 2 Baik

11 Hand Sprayer 10 Rusak 3

Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Paser (2007).

Jika kita memperhatikan tabel di atas, yang berisikan mengenai sarana dan prasarana pengelolaan sampah pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Paser, maka tentunya sarana dan prasarana tersebut sangat kurang memadai untuk digunakan dalam pengelolaan persampahan. Sebagai contoh jumlah bak sampah (TPS) baik yang ulin maupun yang beton. Jumlah bak sampah (TPS) yang ada pada Dinas

Kebersihan dan Pertamanan pada tahun 2007 terhitung berjumlah 20 unit dengan kondisi yang cukup baik. Hal ini dapat dikatakan cukup banyak jika tersebar pada pusat kota Kabupaten Paser saja yakni Tanah Grogot, akan tetapi jumlah yang demikian tersebar pada seluruh wilayah di Kabupaten Paser, sehingga jumlah bak sampah (TPS) tersebut masih belum mencukupi jumlah sampah yang bisa terlayani.

Berdasarkan data Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Paser bahwa jumlah penduduk Kabupaten Paser pada tahun 2006 mencapai 43.616 jiwa dengan luasan daerah sekitar 335,58 hektar, sedangkan jumlah masyarakat yang terlayani hanya mencapai 27.040 jiwa dengan luas daerah yang terlayani sekitar 123 hektar. Selain itu, data Dinas Kebersihan dan Pertamanan mengenai total timbunan sampah yanag ada setiap hari mencapai 77,7 m3/hari dengan kemampuan pengangkutan sampah dari TPS yang tersedia menuju TPA hanya sekitar 69,7 m3/hari dengan jumlah sampah yang tersisa atau tidak terangkut ke TPA mencapai 8 m3/hari, sehingga jika ditotalkan dalam satu bulan (30 hari) maka jumlah sampah yang berserakan dan tidak terangkut ke TPA mencapai 240 m3. hal ini mengartikan bahwa sarana dan prasarana serta petugas yang ada dalam pengelolaan persampah tersebut belum mencukupi untuk kebutuhan daerah.

Jika kita mengacu kepada SNI 03-3242-1994 tentang Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman, dimana disebutkan bahwa kemampuan pelayanan kendaraan

truk sampah (dump truk) dengan kapasitas kendaraan 7-10m 3

adalah sebanyak 10.000 jiwa. Dengan jumlah penduduk Kabupaten Paser sebanyak 43.616 juwa, maka seharusnya kendaraan yang dibutuhkan minimum 5 unit kendaraan ditambah minimal 1 unit cadangan sehingga menjadi 6 unit kendaraan.

Berdasarkan survey kondisi tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang tidak dapat menampung sampah yang dihasilkan masyarakat Tanah Grogot, sehingga berserakan dimana-mana, seperti yang terlihat pada gambar 7.

Gambar 7. Kondisi Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Tanah Grogot

Untuk itu, perlu penambahan sarana dan prasarana yang menunjang pengelolaan sampah tersebut. Berdasarkan data tersebut di atas dan memperhatikan volume sampah yang dihasilkan, maka penambahan sarana dan prasarana diusulkan sebagai berikut. Tabel 8. Sarana dan prasarana persampahan yang diusulkan

No Sarana dan Prasarana Jumlah (buah)

1 Bak sampah beton/ulin 32

2 Gerobak sampah 6

3 Dump truck 3

Sarana dan prasarana dari tabel di atas dimaksudkan dapat menampung sampah dan mengangkut sampah yang dihasilkan masyarakat Tanah Grogot setiap harinya.

Dalam hal penempatannya, baik itu bak sampah beton maupun ulin harus disesuaikan dengan kondisi pemukiman. Artinya bak sampah (TPS) harus berdasarkan kepadatan pemukiman yang ada. Selain itu juga melihat banyak atau tidaknya volume

yang dihasilkan pada suatu daerah serta memperhatikan jarak yang tidak terlalu jauh (mudah dijangkau) dari pemukiman dan jarak yang memudahkan untuk proses pengambilan dan pengangkutan menuju TPA.

Gambar 9. Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Paser KEPALA DINAS

Kabag. Tata Usaha Klp. Japung

Kasubag. Umum Kasubag. Kepegawaian Kasubag. Keuangan

Subdin. Operasional

Kasi Pembangunan & Pemeliharaan Taman

Kasi Penampungan, Pemanfaatan & Pemusnahaan Kasi Pemantauan &

Penyuluhan

Kasi Kebersihan Jalan dan Lingkungan Kasi Pendataan

Kasi Perencanaan Kasi Pengangkutan

Kasi Gudang Kasi Pemeliharaan

Kasi Pengadaan

Kasi Penerangan Jalan

Kasi Pemakaman / TPU

U P T D

Subdin Pertamanan & Pemakaman Subdin Pendataan & Subdin Sarana & Perawatan

Berdasarkan gambar 8, mengenai zonasi pengelolaan dan sebaran sampah maka dapat diperoleh bahwa zonasi pengelolaan sampah di Tanah Grogot dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) wilayah yakni zona I, zona II dan zona III. Pembagian zonasi ini dipengaruhi oleh kondisi pemukiman dan posisi sebaran TPS, dimana zonasi ini nantinya dapat dipergunakan untuk mengatur arah truk pengambil dan mengangkut sampah dari TPS menuju TPS.

Rencana penempatan tempat pembuangan sementara (TPS) baik beton maupun ulin dan pembagian zona pengelolaan mengangkut sampah tiap truk dibagi menjadi 3 zona pengelolaan. Zona pengelolaan dibagi berdasarkan kepadatan pemukiman dan kepadatan sampah. Berdasarkan zona pengelolaan sampah inilah nantinya dapat ditentukan jumlah truk pengangkut sampah, kemudahan proses pengangkutan sampah menuju TPA, penempatan TPS yang memperhatikan jarak jangkauan masyarakat. Dalam hal ini jika suatu lokasi mempunyai kepadatan sampah dan rumah yang padat maka penempatan TPS lebih banyak, demikian pula sebaliknya.

Berdasarkan sarana dan prasarana yang diusulkan maka kebutuhan akan jumlah pekerja akan semakin bertambah. Perkiraan penambahan jumlah pekerja antara lain sebanyak 18 orang yang terdiri dari 6 orang petugas gerobak sampah, 3 orang sopir dump truck dan 9 orang petugas pemuat sampah.

Dokumen terkait