BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan teori
2.1.2 Organizational Citizenship Behavior (OCB)
2.1.2.1 Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Organizational Citizenship behavior merupakan perilaku yang ditunjukkan oleh karyawan dengan melaksanakan tugas diluar deskripsi pekerjaan dan kinerjanya melebihi dari ekspektasi perusahaan. Robbins dan Judge (2015) mendefinisikan OCB sebagai perilaku yang tidak menjadi kewajiban kerja formal seorang karyawan, tetapi berkontribusi pada lingkungan psikologis dan
lingkungan sosial di tempat kerja. Sedangkan menurut Organ dalam (Fluegge, 2008) menjelaskan bahwa OCB merupakan perilaku sukarela individu di luar deskripsi pekerjaan yang secara tidak langsung atau eksplisit diakui dalam sistem reward formal dan secara agregat perilaku tersebut dapat meningkatkan fungsi efektivitas organisasi. Seperti dijelaskan Podsakof, et al. (2000) OCB berhubungan dengan tingkat perputaran karyawan (turn over) dan absensi yang rendah, dan OCB juga mampu meningkatkan produktivitas, efisiensi, kepuasan pelanggan, serta pengurangan biaya-biaya dalam perusahaan. Dengan meningkatnya perilaku OCB karyawan dapat meningkatkan efektivitas serta kelangsungan hidup perusahaan dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif. (Prabowo, 2014)
Karyawan yang memiliki perilaku OCB akan bertanggung jawab lebih terhadap pekerjaannya dan menunjukkan kinerja diatas harapan perusahaan (Robbins dan Judge, 2015). Karyawan yang memiliki perilaku OCB disebut dengan karyawan yang baik (good citizen). Contoh perilaku yang termasuk OCB antara lain membantu rekan kerja, sukarela melakukan pekerjaan ekstra di tempat kerja diluar deskripsi pekerjaannya, menghindari konflik dengan rekan kerja, menghargai dan menghormati peraturan, serta bertoleransi atas pembebanan dan gangguan pekerjaan sewaktu-waktu (Robbins dan Judge, 2015).
2.1.2.2 Dimensi OCB
Menurut Organ dalam (S.Pantja Djati, 2011), OCB terdiri dari lima dimensi yaitu:
1. Altruism
Merupakan perilaku karyawan dalam membantu rekan kerjanya yang mengalami kesulitan dalam situasi yang sedang dihadapi baik mengenai tugas dalam organisasi maupun masalah pribadi orang lain. Dimensi ini mengarah pada memberi pertolongan yang bukan merupakan kewajiban yang ditanggungnya.
2. Conscientiousness
Merupakan perilaku yang ditunjukkan dengan usaha karyawan melakukan kewajibannya melebihi yang diharapkan perusahaan. Dimensi ini menjangkau jauh diatas dan jauh ke depan dari panggilan tugas. Contohnya adalah datang lebih awal dari waktu yang ditentukan, hadir lebih banyak dari yang disyaratkan.
3. Sportmanship
Merupakan perilaku yang memberikan toleransi terhadap keadaan yang kurang ideal dalam organisasi tanpa mengajukan keluhan atau komplain.
Karyawan yang memiliki nilai yang tinggi dalam dimensi ini akan meningkatkan iklim yang positif diantara karyawan, karyawan akan lebih sopan dan bekerja sama dengan yang lain sehingga akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan.
4. Courtesy
Merupakan perilaku yang membantu mencegah timbulnya masalah dengan rekan kerja. Contohnya adalah mempertimbangkan dampak dari tindakan yang akan dilakukan terhadap rekan kerjanya, memberi konsultasi dan informasi yang diperlukan kepada rekan kerja, dan menjagaa hubungan baik dengan rekan kerja, serta menghargai hak dan privasi mereka.
5. Civic Virtue
Merupakan perilaku yang mengindikasikan tanggung jawab karyawan pada kehidupan organisasi dan peduli pada kelangsungan hidup organisasi.
Perilaku ini ditunjukkan dengan adanya partisipasi aktif karyawan dalam hubungan keorganisasian, seperti selalu mengikuti pertemuan-pertemuan organisasi dan mengemukakan pendapat serta mengikuti informasi-informasi perubahan yang terjadi di organisasi. Mengambil inisiatif rekomendasi atau saran invatif untuk meningkatkan kualitas organisasi.
2.1.2.2 Manfaat OCB (Organizational Citizenship Behavior)
Menurut Podsakof et al.(2000), OCB dapat mempengaruhi efektivitas organisasi karena beberapa alasan, diantaranya :
1. OCB dapat membantu meningkatkan produktivitas rekan kerja
Karyawan yang membantu rekan kerja lain akan mempercepat penyelesaian tugas rekan kerjanya, hal ini dapat membantu menyebarkan “best practice”
(praktik yang baik) ke seluruh unit kerja atau grup serta meningkatkan produktivitasnya.
2. OCB dapat membantu meningkatkan kemampuan manajerial
Ketika karyawan terlibat dalam dimensi civic vertue, manajer mungkin menerima sugesti atau saran dan umpan balik yang bernilai untuk meningkatkan efektivitaas unit.
3. OCB dapat membantu mengefisienkan penggunaan sumber daya organisasional untuk tujuan-tujuan yang lebih produktif.
Jika karyawan saling membantu satu sama lain dalam menyelesaikan masalah tanpa perlu melibatkan manajer, memaksimalkan kinerja sehingga meminimalkan pengawasan yang diperlukan, serta karyawan yang membantu dalam pelatihan bagi karyawan baru akan mengurangi biaya untuk keperluan tersebut sehingga akan mengefisienkan waktu manajer untuk melakukan pekerjaan lain yang lebih penting.
4. OCB dapat menurunkan tingkat kebutuhan akan penyediaan sumber daya organisasional untuk tujuan fungsi pemeliharaan.
Perilaku menolong seperti meningkatkan semangat, moril, kerekatan (cohesiveness) kelompok sehingga mengurangi energi dan waktu yang diperlukan oleh anggota tim atau manajer. Selain itu karyawan yang menampilkan perilaku courtesy terhadap rekan kerja akan mengurangi konfllik dalam kelompok dan konflik manajemen.
5. OCB dapat meningkatkan kemampuan organisasi untuk menarik dan mempertahankan SDM-SDM yang handal dengan memberikan kesan bahwa organisasi merupakan tempat yang menarik untuk bekerja.
Dengan adanya perilaku menolong dapat meningkatkan moril dan kerekatan (cohesiveness) kelompok, dan perasaan saling memiliki diantara anggota kelompok, sehingga akan meningatkan kinerja organisasi dan membantu organisasi menarik dan mempertahankan karyawan yang baik.
6. OCB dapat menjadi sarana efektif untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan antara anggota tim dan antar kelompok kerja.
Dengan menunjukkan perilaku civic virtue seperti menghadiri dan aktif berpartisipasi dalam pertemuan unit kerja akan membantu koordinasi antara anggota tim, sehingga berpotensi meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi. Selain itu dengan menunjukkan perilaku courtesy seperti saling memberi informasi satu sama lain tentang pekerjaan terhadap anggota tim lain akan mengurangi masalah dalam penggunaan waktu dan tenaga untuk menyelesaikannya.
7. OCB dapat meningkatkan stabilitas kinerja organisasi
Dengan menunjukkan perilaku altruism seperti membantu tugas rekan yang tidak hadiran meningkatkan stabilitas dari kinerja unit kerja.
8. OCB dapat meningkatkan kemampuan organisasi untuk beradaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan bisnisnya.
Hal ini dapat dilakukan oleh karyawan yang memiliki hubungan dekat dengan pasar sukarela memberi informasi mengenai perubahan yang terjadi dan memberi saran untuk merespon perubahan tersebut seperti keahlian apa yang dibutuhkan untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut.