• Tidak ada hasil yang ditemukan

Outflow adalah aliran kas yang dikeluarkan oleh usaha. Outflow

pembenihan ikan patin dikelompokkan menjadi dua macam bentuk biaya yaitu biaya investasi dan biaya operasional.

a. Biaya Investasi

Biaya investasi merupakan biaya awal yang dikeluarkan saat menjalankan usaha yaitu pada tahun nol usaha, dimana jumlahnya relatif besar dan tidak habis dalam satu kali periode produksi. Biaya investasi ditanamkan atau dikeluarkan pada suatu usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan dalam periode yang akan datang, yakni selama umur usaha, atau selama usaha tersebut dijalankan.

Rincian biaya investasi dan penyusutan yang dikeluarkan oleh usaha pembenihan ikan patin, dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Biaya Investasi dan Penyusutan Usaha Pembenihan Ikan Patin

No Uraian Nilai Beli (Rp) Umur Pakai (tahun) Penyusutan (Rp) 1 Tanah 35.000.000 2 Bangunan Akuarium 50.000.000 10 5.000.000 3 Akuarium 7.000.000 5 1.400.000 4 Kolam 3x4 4.000.000 5 800.000 5 Kolam 4x6 4.000.000 5 800.000

6 Sumur dan Instalasi 2.500.000 10 250.000 7 Blower 180 watt 800.000 5 160.000 8 Genset 1000 watt 1.000.000 10 100.000

9 Selang Aerasi 120.000 5 24.000

10 Bak Penampung Air 750.000 5 250.000

11 Kompor Gas 100.000 5 20.000

12 Induk Jantan 300.000 5 60.000

13 Induk Betina 750.000 2 375.000

14 Tabung Oksigen 800.000 5 160.000 15 Tong Pengangkutan 160.000 5 32.000 16 Tong Tempat Artemia 280.000 5 56.000 17 Baskom Tempat Cacing 160.000 2 80.000

18 Serokan kecil 16.000 2 8.000 19 Serokan Besar 51.000 2 25.500 20 Ember Besar 30.000 2 15.000 21 Ember Kecil 21.000 2 10.500 22 Pisau 30.000 2 15.000 23 Corong 18.000 2 9.000 24 Matras 25.000 2 12.500 25 Tabung Gas 510.000 5 102.000 26 Batu Aerasi 320.000 5 64.000

27 Paralon Aerasi 1/2 inci 216.000 5 43.200 28 Timbangan Gantung 50.000 5 10.000 29 Instalasi selang 400.000 5 80.000 30 Rak Akuarium 7.000.000 5 1.400.000

Total Investasi 116.407.000 11.361.700

Unit usaha pembenihan ikan patin terhitung dalam analisis finansial mulai dari tahun ke nol. Besarnya biaya investasi yang dikeluarkan pada tahun ke nol sebesar Rp 116.407.000,00. Sedangkan nilai penyusutan yang didapat pada usaha pembenihan ikan patin sebesar Rp 11.361.700,00. Penghitungan penyusutan dari peralatan tersebut menggunakan metode garis lurus. Penyusutan terbesar per tahun adalah bangunan, hal ini karena nilai investasi bangunan paling besar setelah lahan, sedangkan lahan tidak memiliki nilai penyusutan. Peralatan investasi lainnya memiliki umur ekonomis yang kurang dari umur proyek, sehingga memerlukan investasi ulang atau reinvestasi.

b. Biaya Reinvestasi

Biaya reinvestasi dikeluarkan untuk mengganti peralatan investasi yang telah habis masa ekonomisnya sebelum unit usaha berakhir. Biaya reinvestasi yang dikeluarkan berbeda-beda tiap tahunnya tergantung dari banyaknya peralatan yang perlu diperbaharui. Peralatan investasi seperti pisau, ember, serokan, matras, corong, ember merupakan jenis peralatan yang tidak tahan lama dan harus diperbaharui. Oleh karena itu, pada tahun kedua dari umur usaha sudah mulai dikeluarkan biaya reinvestasi untuk mengganti peralatan tersebut. Rincian biaya reinvestasi dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Biaya Reinvestasi Usaha Pembenihan Ikan Patin

Tahun Nilai Reinvestasi (Rp)

1 -

2 1.101.000

3 -

4 1.101.000

5 26.806.000

Biaya reinvestasi mulai dikeluarkan pada tahun kedua usaha yaitu sebesar Rp 1.101.000,00. Biaya reinvestasi terbesar dikeluarkan pada tahun kelima, yaitu sebesar Rp 26.806.000,00. Besarnya biaya reinvestasi pada tahun-tahun tersebut karena adanya biaya reinvestasi untuk rak akuarium, timbangan gantung, kompor gas, instalasi selang, blower, akuarium, kolam yang dimiliki Number One Fish Farm. Sedangkan pada tahun kesatu dan ketiga tidak mengeluarkan biaya reinvestasi karena tidak ada peralatan yang dilakukan pembelian kembali pada tahun tersebut.

c. Biaya Operasional

Selain biaya investasi dan reinvestasi, biaya lain yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha pembenihan ikan patin adalah biaya operasional. Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan selama usaha berjalan. Biaya operasional meliputi biaya tetap dan biaya variabel.

1. Biaya Tetap

Biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya tetap yang dikeluarkan Number One Fish Farm meliputi upah satu orang karyawan, makan karyawan, biaya transportasi, biaya

perawatan, dan biaya pajak bumi dan bangunan. Rincian biaya tetap dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rincian Biaya Tetap Usaha Pembenihan Ikan Patin

Jenis Biaya Tetap Harga Satuan

(Rp/Bulan)

Jumlah (Rp/Tahun)

Upah 1 Orang Karyawan 3.000.000 18.000.000 Makan 1 Orang Karyawan @ Rp300.000 300.000 3.600.000

Biaya Transportasi 50.000 600.000

Biaya Perawatan 300.000 3.600.000

Pajak PBB 100.000

Total Biaya Tetap 25.900.000

Jumlah biaya tetap yang dikeluarkan dalam satu tahun kegiatan pembenihan ikan patin sebesar Rp 25.900.000,00. Upah untuk karyawan sebesar sepuluh persen dari penjualan benih ikan patin. Pemberian upah tergantung produksi yang dihasilkan, jika produksi tinggi upah yang diperoleh juga lebih tinggi, sedangkan bila produksi menurun maka akan sebaliknya. Upah yang diperoleh satu orang karyawan sebesar Rp 3.000.000,00 setiap penjualan benih patin. Satu tahun upah untuk satu orang karyawan sebesar Rp 18.000.000,00. Biaya perawatan dikeluarkan sebesar Rp 3.600.000,00 dalam satu tahun dan digunakan untuk merawat barang-barang investasi yang membutuhkan perawatan. Biaya transportasi dikeluarkan untuk biaya pembelian pakan, biaya ini dikeluarkan tiap tahunnya Rp 600.000,00 sedangkan untuk pajak sebesar Rp 100.000,00 dalam setahun.

2. Biaya Variabel

Biaya variabel merupakan biaya yang harus dikeluarkan seiring dengan bertambah atau berkurangnya produksi. Biaya variabel akan mengalami perubahan jika volume produksi berubah. Beberapa biaya variabel yang sangat berpengaruh adalah hormon ovaprim dan ketersediaan pakan. Besarnya biaya variabel yang dikeluarkan setiap tahun untuk pembenihan ikan patin di Number One Fish Farm yaitu Rp 80.910.500,00. Biaya-biaya variabel tersebut terdiri dari : A.Pelet

Pakan yang diberikan kepada induk ikan patin berupa pelet yang dibeli di toko-toko penjualan kebutuhan perikanan di Desa Cihideung Ilir. Kebutuhan

pakan per hari sebesar lima persen dari berat badan induk. Jumlah induk ikan patin yang dimiliki Number One Fish Farm ada 50 ekor dengan berat masing- masing 2 Kg. Jumlah pakan yang dibutuhkan dalam satu hari sebanyak 5 Kg. Harga pakan pelet per kilogram Rp 5.000,00. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan dalam satu siklus dengan asumsi 30 hari adalah sebesar Rp 750.000,00 jadi kebutuhan pakan dalam satu tahun dengan asumsi satu tahun 360 hari adalah 5 Kg x Rp 5.000 x 360, sebesar Rp 9.000.000,00.

B.Biaya Ovaprim

Ovaprim adalah kelenjer hipofisa ikan yang telah diolah, diawetkan dan dikemas dalam kemasan botol. Satu kemasan botol terdapat 10 ml ovaprim dan dapat disuntikkan pada empat induk ikan patin. Jadi bila dalam satu siklus disuntik induk ikan patin sebanyak 12 ekor maka dibutuhkan tiga botol ovaprim atau 30 ml ovaprim. Harga satu botol ovaprim adalah sebesar Rp 250.000,00. Biaya ovaprim yang dikeluarkan dalam satu siklus adalah sebesar Rp 750.000,00. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli ovaprim dalam satu tahun jika diasumsikan dalam satu tahun terjadi enam kali siklus usaha adalah sebesar Rp 4.500.000,00.

C.Biaya Artemia

Artemia adalah makan larva ikan patin yang diberikan pada hari kedua setelah telur ikan patin menetas menjadi larva. Artemia sendiri adalah telur-telur dari kutu air yang dibiakkan di media pembiakkan artemia. Artemia yang dibekukan sebelum dijadikan pakan benih ikan patin harus dikultur terlebih dahulu. Proses pengkulturan artemia dilakukan selama 20 sampai 26 jam di dalam wadah air. 25 liter air dicampur dengan 100 gram artemia dan diberi 300 gram garam. Selama proses berlangsung wadah air yang berisi artemia diairi aerator guna menjaga ketersediaan oksigen. Artemia yang siap diberikan pada benih ikan patin adalah artemia yang sudah terpisah dari cangkangnya sehingga mirip dengan kutu air yang berukuran sangat kecil.

Artemia dijual dalam kemasan kaleng, dimana satu kaleng artemia berisi satu kilogram. Artemia diberikan sekitar empat jam sekali selama empat hari. Satu kilogram artemia dapat diberikan pada 100.000 ekor larva patin dalam satu hari.

Jadi untuk larva patin sebanyak 350.000 ekor dibutuhkan sebanyak 3,5 kilogram dalam satu hari. Artemia yang dibutuhkan selama satu siklus pembenihan ikan patin adalah 14 kilogram artemia. Harga satu kilogram artemia sebesar Rp 350.000,00 maka biaya pembelian dalam satu siklus adalah Rp 4.900.000,00. Sedangkan biaya artemia dalam satu tahun adalah 14 kg x 6 x Rp 350.000, sebesar 29.400.000,00.

D.Cacing Sutera

Cacing sutera adalah makanan yang diberikan pada larva patin setelah berumur lima hari sampai benih berukuran 2 cm atau selama 19 hari. Cacing sutera diberikan dengan dosis pemakaian satu kilogram per hari untuk 10.000 ekor benih patin. Jadi cacing sutera yang dibutuhkan apabila benih sebanyak 350.000 ekor adalah 35 kg per hari. Atau sebanyak 665 kg dalam satu siklus pembenihan ikan patin. Harga satu kilogram cacing sutera adalah Rp 7.000,00 jadi biaya pembelian untuk satu siklus cacing sutera adalah sebesar Rp 4.655.000,00 dan sebesar Rp 27.930.000,00 untuk satu tahun.

Sebelum diberikan pada benih patin, cacing sutera dipotong-potong sampai ukuran sangat kecil dengan menggunakan pisau dapur. Hal ini dilakukan agar ukuran mulut benih ikan bisa memakan cacing sutera yang diberikan.

E.Biaya Alat Suntik dan Obat-obatan

Kegiatan pembenihan ikan patin dalam satu siklusnya memerlukan 6 buah alat suntik untuk 12 ekor induk yang dipakai untuk dua kali proses penyuntikkan induk. Jumlah kebutuhan alat suntik tergantung dari seberapa banyak indukkan yang akan disuntik. Alat suntik yang dipakai untuk dua kali proses penyuntikkan atau selama satu siklus produksi. Harga alat suntik adalah Rp 2000 per unit, sehingga biaya yang dibutuhkan untuk membeli alat suntik adalah Rp 12.000,00 atau sebanyak Rp 72.000,00 untuk satu tahun kegiatan.

Obat-obatan yang diberikan untuk mengantisipasi hama dan mikroba pengganggu. Obat-obatan diberikan pada saat penggantian air sekali sehari. Obat yang digunakan adalah Elbay. Setahun membutuhkan 130 elbay dan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 1.300.000,00 untuk satu tahun kegiatan.

F. Biaya Gas, Listrik dan Bensin

Gas digunakan untuk mempertahankan suhu ruangan dan suhu air dalam akuarium. Kebutuhan gas sebanyak tujuh buah yang ukuran tiga kilogram. Bila harga satu tabung gas yang berukuran tiga kilogram Rp 15.000,00 maka biaya pembelian gas untuk enam siklus produksi 7 x Rp 15.000 x 6 sebesar Rp 630.000,00. Sumber tenaga listrik yang digunakan dalam kegiatan ini berasal dari PLN dengan daya 1300 watt, sumber energi tersebut dimanfaatkan untuk penerangan, mesin air dan blower. Biaya listrik per bulannya Rp 350.000,00 jadi kebutuhan listrik siklus produksi sebesar Rp 4.200.000,00 per tahun. Bensin digunakan sebagai bahan bakar genset untuk mengganti arus listrik jika padam atau terjadi gangguan. Dalam setahun diperlukan biaya untuk bensin sebesar Rp 600.000,00.

G.Biaya Kantong Plastik, Oksigen, dan Serokan

Benih ikan dikemas ke dalam kantong plastik sesaat setelah dipanen. Kantong plastik dan oksigen dibutuhkan pada saat panen dan pengiriman benih ikan kepada pembeli, kapasitas satu kantong plastik sebanyak 1000 benih ikan patin. Kebutuhan kantong plastik untuk satu siklus benih sekitar 350.000 adalah 350 kantong plastik, bila dalam satu kilogram plastik terdapat 38 buah kantong plastik maka kebutuhan kantong plastik adalah 10 kg. Harga satu kilogram kantong plastik sebesar Rp 20.000,00 maka biaya pembelian kantong plastik dalam enam siklus produksi pembenihan adalah 10 x Rp 20.000 x 6 sebesar 1.200.000,00.

Benih ikan patin yang sudah dimasukkan ke dalam kantong plastik diberi oksigen. Harga isi ulang oksigen sebesar Rp 90.000, dan biaya oksigen untuk satu kantong plastik sebesar Rp 360. Biaya oksigen untuk satu siklus pembenihan adalah 350 x Rp 360 sebesar Rp 126.000,00 maka untuk enam siklus biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 756.000,00.

Penangkapan benih ikan dan pembersihan dari akuarium dari telur-telur yang tidak menetas menggunakan serokan. Kebutuhan serokan lima buah per tahun dan harganya Rp 8.000,00 per buah. Jadi biaya pembelian serokan sebesar Rp 40.000,00.

H.Garam

Garam digunakan untuk mengkultur artemia dan mengurangi sifat kanibalisme ikan pada saat pemeliharaan larva di akuarium. Garam yang digunakan untuk proses pengkulturan artemia dalam satu siklus produksi adalah 30 kg. Sedangkan untuk akuarium dibutuhkan 0,125 kg garam per akuarium dalam satu hari sehingga membutuhkan garam sebanyak 8,75 kg per hari atau 183,75 kg per siklus (21 hari). Total garam yang dibutuhkan dalam satu siklus produksi adalah 157,5 kg + 30 kg menjadi 213,75 kg. Biaya total yang dikeluarkan untuk membeli garam adalah Rp 213.750,00 per siklus dengan harga Rp 1.000,00 per kilogram, sedangkan kebutuhan setahun yaitu Rp 1.282.500,00. Ringkasan rincian biaya variabel kegiatan usaha pembenihan ikan patin dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rincian Biaya Variabel Usaha Pembenihan Ikan Patin

Jenis Biaya Variabel Biaya (Rp)

Pelet 9.000.000 Ovaprim 4.500.000 Artemia 29.400.000 Cacing Sutera 27.930.000 Alat Suntik 72.000 Obat-obatan (Elbay) 1.300.000 Gas 630.000 Biaya Listrik 4.200.000 Kantong Plastik 1.200.000 Oksigen 756.000 Serokan 40.000 Garam 1.282.500 Bensin 600.000 Jumlah 80.910.500

Dokumen terkait