IV. PROGRAM PENGEMBANGAN PENELITIAN
9. Output Penelitian yang Dicapai
Output penelitian yang akan dicapai mencakup jumlah dalam proposal yang didanai, ketua peneliti, nilai dana penelitian, naskah dalam jurnal terakreditasi (termasuk internasional), buku, paten dan HAKI. Output tersebut pada dasarnya adalah kumulasi atau hasil akhir yang dapat dihitung dalam satu tahun. Sesungguhnya ada output yang tidak terhitung namun tidak kalah penting diantaranya adalah pengalaman, terbentuknya lingkungan akademik, cara berpikir positif, beroperasinya sistem, dan partisipasi.
Jumlah proposal yang didanai disetarakan dengan program penelitian yang sudah dikenal, yakni DIKTI dan RUT. Proposal lain disetarakan dengan Bogasari. Sejalan dengan meningkatnya minat meneliti dan didukung dengan program-program yang telah disampaikan, diharapkan pertumbuhan rata-rata jumlah proposal mencapai 20 persen per tahun. Angka pertumbuhan itu sangat moderate, masih lebih rendah dibanding pertumbuhan tahun lalu sebesar 50 persen, yang naik dari 6 menjadi 12 proposal. Sepuluh tahun ke depan, diharapkan jumlahnya naik hingga 80 proposal yang berasal dari 25 PKM, 35 PDM (termasuk kajian Wanita, Penelitian Dasar, dan Pengabdian Masyarakat) dan 11 PHB, dan 16 dari program non DIKTI (Tabel 12). Pencapaian tersebut masih sekitar 50 persen dari Unibraw atau 25 persen dari IPB pada saat sekarang.
Jumlah ketua peneliti dan dana yang diperoleh juga memperlihatkan kenaikan yang signifikan. Para peneliti itu diharapkan terutama dari para doktor dan sebagian magister yang berpengalaman dalam bidang penelitian. Perhitungan dana penelitian didasarkan atas nilai konstan tahun 2005, dimana program penelitian bernilai rata-rata 3, 6, 40, 100 dan 40 juta rupiah masing-masing untuk PKM, PDM, PHB, RUT dan program lain. Dana penelitian yang diperoleh pada tahun 2015 diperkirakan mencapai 1.9 miliar rupiah, jumlah yang cukup untuk menggairahkan laboratorium dan lingkungan akademik.
Tabel 12. Perkembangan Proposal, Ketua Peneliti dan Nilai Dana Penelitian yang Disetujui
Jumlah judul proposal yg diterima Tahun
PKM PDM PHB RUT Lain-2 Jumlah
Jumlah ketua peneliti
Nilai dana penelitian --- judul --- orang juta rp
2005 5 12 1 0 1 19 17 167 2007 10 20 5 3 3 41 37 770 2009 15 25 7 5 5 57 51 1175 2011 20 30 9 7 6 72 65 1540 2013 25 35 11 9 7 87 78 1905 2015 30 40 13 10 9 102 92 2210 2017 35 45 15 12 10 117 105 2575 2019 40 50 17 13 12 132 119 2880 2021 40 50 19 14 14 137 123 3140 2023 45 55 22 15 15 152 137 3445 2025 45 55 25 16 15 156 140 3665
Output penelitian buku, paten dan HAKI mengalami kenaikan sekalipun masih dalam jumlah terbatas. Sementara publikasi dalam jurnal akan mengalami kenaikan drastis. Perkembangan tiga produk pertama berkenaan dengan karakteristik, prosedur dan tingkat persaingan yang lebih rumit sehingga memerlukan waktu dan kecermatan. Namun hal ini akan terpecahkan seiring dengan terkuasainya kompetensi sehingga dalam dua puluh tahun ke depan akan tercapai 25 buku, 10 paten dan 10 HAKI per tahun. Sementara itu jumlah publikasi dari para dosen akan naik sangat tajam hingga 20 tahun ke depan. Para dosen umumnya telah terlatih sejak sepuluh tahun yang lalu melalui jurnal di Universitas ini. Beberapa bahkan menulis di jurnal terakreditasi di lembaga lain. Dengan tiga jurnal yang dalam waktu dekat terakreditasi, produktivitas itu akan terwadahi. Para doktor alumni luar negeri diyakini akan punya banyak publikasi yang digerakkan dari almamaternya.
V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1. KesimpulanKeadaan sumberdaya penelitian (yang berasal dari data LPPM) di Universitas Widyagama disajikan sebagai berikut:
1. Kebijakan penelitian di Universitas Widyagama berjalan dalam kerangka tridarma perguruan tinggi dan sesuai peraturan dan kebijakan Dirjen Dikti.
2. Kinerja penelitian di Universitas Widyagama cukup memadai. Dalam waktu sembilan tahun terakhir telah menghasilkan 127 proposal penelitian dengan alokasi anggaran sedikitnya 366 juta rupiah. Distribusi proposal antar fakultas masing-masing sebesar 59, 42, 17 dan 9 proposal untuk FT FP, FE dan FH, dengan nilai anggaran 133, 134, 61 dan 39 juta rupiah. FT paling produktif yakni menghasilkan 8.43 proposal per tahun, diikuti FP, FE dan FH masing-masing 4.67, 2.83 dan 1.80 proposal per tahun.
3. Dosen juga sudah akses ke penelitian program Dirjen Dikti. FP memperoleh 24 proposal, FT mampu meraih 13 proposal, dan FE 4 proposal dan FH 6 proposal. FE memperoleh penelitian hibah bersaing pada tahun 2002. Perolehan dana Dikti dalam dua tahun terakhir telah menunjukkan partisipasi yang merata antar fakultas, yakni FE, FT, FP dan FH masing-masing memperoleh 2, 9, 5 dan 3 proposal.
4. Partisipasi dosen dalam penelitian secara umum masih relatif rendah. Jumlah dosen yang aktif meneliti pada FP, FT, FE dan FH masing-masing sebesar 83, 51, 25 dan 33 persen. Di FE, dosen yang pernah melakukan penelitian dan terdata di LPPM hanya ditemukan 13 nama dibanding 52 dosen secara keseluruhan. Di lain pihak, produktivitas penelitian dosen juga rendah. Dosen FT, FP, FH dan FE menghasilkan masing-masing sebesar 0.22, 0.20, 0.12 dan 0.05 proposal per orang per tahun. Angka berkisar 0.20 pada FT dan FP dapat diartikan bahwa seorang dosen FT atau FP perlu lima tahun untuk menghasilkan satu proposal penelitian.
Persepsi dosen (yang diolah dari data kuesioner) perihal penelitian disampaikan sebagai berikut.
1. Intensitas kegiatan penelitian dosen umumnya masih rendah. Dosen yang melaksanakan empat atau lebih kegiatan penelitian ditemukan sebanyak 32 persen. Sementara yang melakukan satu hingga tiga kali sebanyak 64 persen. Sisanya, sebanyak 4 persen dosen tidak pernah penelitian. Di sisi lain, dosen dengan empat atau lebih karya ilmiah terpublikasi ditemukan sebanyak 20 persen, yang memiliki satu hingga tiga publikasi sebanyak 70 persen, dan 20 persen dosen tidak punya publikasi ilmiah. Sementara dosen yang meneliti (empat kali atau lebih) tetapi tidak konsisten mempublikasikan karyanya sebanyak 12 persen
2. Penguasaan dosen terhadap perangkat lunak (software) komputer untuk mendukung penelitian masih perlu ditingkatkan. Dosen yang menguasai pengolah kata sebanyak 64 persen, statistik 44 persen dan modelling 12 persen. Hal ini kurang lebih bermakna 36 persen dosen tidak bisa mengetik komputer, 56 persen lemah dalam pengolahan data dan 88 persen tidak menguasai metodologi penelitian.
3. Kendala penelitian yang dihadapi dosen berasal dari faktor individual dan penunjang, yang masing-masing menyumbang 35.8 dan 64.2 persen. Kendala individual terbesar adalah waktu terbatas (17.3 persen) dan lemahnya metodologi penelitian (6.2 persen). Kendala penunjang lahir dari fasilitas perpustakaan kurang lengkap (14.8 persen) dan dana penelitian terbatas (12.3 persen).
4. Tiga saran penting yang disampaikan dosen bagi pengembangan penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, peningkatan kapasitas organisasi (23.7 persen), dengan perhatian kepada sistem, manajemen, pembentukan tim riset, dan pengembangan kerjasama. Kedua, pengadaan fasilitas penunjang (23.7 persen) yang mendesak meliputi internet, alat lab dan perpustakaan. Ketiga peningkatan kualitas SDM (21.1 persen), memperhatikan kepada peningkatan kemampuan metodologi, asah mental dan motivasi, dan pembinaan kemampuan bahasa Inggris
5.2. Rekomendasi
Program-program pengembangan penelitian yang disusun sejak 2005 hingga tahun 2025 (Bab IV) merupakan deskripsi yang rinci mengenai isyu pokok, stakehoder, jumlah atau volume target, dan reasoning bagi tersusunnya kegiatan yang siap operasional. Hal tersebut pada dasarnya telah menyajikan arahan dan prioritas kecuali alasan anggaran. Rekomendasi berikut menekankan kembali khususnya perihal yang bersifat mendasar yang dalam jangka pendek (paling tidak dalam lima tahun) perlu direalisasikan.
1. Pengembangan Kualitas Sumberdaya Manusia (SDM)
a. Studi pascasarjana terutama studi doktor ke luar negeri sebanyak rata-rata 2 hingga 3 orang dosen per tahun
b. Pembenahan dan percepatan kenaikan jabatan akademik terutama ke lektor kepala dan guru besar sesuai aturan yang berlaku
c. Peningkatan aktivitas kemahasiswaan di tingkat jurusan (HMJ). 2. Pengembangan Sumberdaya Penunjang
a. Pengadaan meja kursi dosen bagi para doktor baru, dan secara bertahap bagi seluruh dosen di Fakultas Teknik, Hukum dan Ekonomi.
b. Pengadaan internet pada tahun 2005 sekitar 30 line komputer di 10 unit kerja (4 Fakultas, LPPM, Biro, Pascasarjana, Rektorat, Puskom, Perpustakaan) c. Implementasi digitalibrary dan digitasi materi pustaka.
d. Kerjasama penelitian yang dimotori oleh Fakultas Teknik
e. Pengembangan laboratorium melalui bantuan depdiknas maupun kompetitif hibah PHK
f. Jurnal terakreditasi MABIS (FE), Widya Agrika (FP) dan Widya Yuridika (FH) 3. Peningkatan Kualitas Belajar Mengajar melalui penyusunan GBPP yang dalam
lima tahun ke depan diharapkan mencapai 100. 4. Pengembangan Kompetensi
a. Pemberdayaan Kelompok Studi Wanita, Pusat Studi Pembangunan Wilayah dan Lingkungan Hidup, LP3T, LKBH, LAAM, atau LATG.
b. Pelatihan metodologi penelitian yang bersifat (i) fokus yakni penyusunan proposal menjelang deadline DP3M DIKTI, RUT, Bogasari atau hibah lainnya,
dan (ii) non fokus yakni pelatihan analisis statistika, telaah pustaka, pemodelan, dan sumber dan prosedur pendanaan.
c. Peningkatan aktivitas seminar rutin internal, dan melanjutkan tradisi seminar nasional menjelang Dies Natalis Universitas.
d.
Implementasi lima kompetensi unggulan (Aplikasi Komputer, basic conversation, Basic Information Technology, Kewirausahaan, dan TOEFL) kepada mahasiswa5. Pengembangan Unit Bisnis LKBH (FH), akuntan publik (FE), lab mesin (FT), dan lab pangan (FP) menggunakan format Usaha Jasa Industri (UJI) Dikti
6. Hibah Penelitian LPPM sesuai jadwal dan sistematik dan diarahkan bagi penulis buku, naskah publikasi, teknologi tepat guna (Paten) dan HAKI.
7. Sosialisasi Kebijakan Penelitian mencakup (i) program-program Ristek (RUT), lembaga lain (Bogasari) atau bahkan dari luar negeri, (ii) pendataan penelitian dosen di luar LPPM dan Diknas, misalnya penelitian tesis, disertasi, kerjasama, penelitian program PHK atau yang sejenis, karya ilmiah, atau kegiatan sejenis pengabdian masyarakat,
8. Reward and Punishment
a. Reward bagi juara dalam forum ilmiah bergengsi, menulis di media massa nasional, atau pemenang karya teknologi tepat guna.