• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan pengembangan penelitian Universitas Widyagama 2005 – 2025

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Panduan pengembangan penelitian Universitas Widyagama 2005 – 2025"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN DAN PROGRAM

PENGEMBANGAN PENELITIAN

MENUJU

RESEARCH AND ENTREPRENEURSHIP

UNIVERSITY

2005 –2025

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah akhirnya naskah ini terselesaikan. Naskah memuat konsep dan panduan bagi program pengembangan penelitian Universitas Widyagama Malang periode 2005 hingga 2025. Tugas penyusunan naskah adalah bagian dari mengoperasikan identitas ilmiah Universitas Widyagama menuju Research and Entrepreneurship University.

Terima kasih disampaikan kepada Rektor atas arahan dan diskusi guna menajamkan bahasan. Tim penyusun juga mengucapkan penghargaan kepada forum rapat pimpinan Universitas, ketua jurusan/bagian dan kepala UPT pada tanggal 2 Juni 2005 atas respon positif saat tim mempresentasikan tugas ini. Tim juga berterimakasih kepada LPPM atas ketersediaan data-data penelitian dan pengabdian masyarakat. Kepada para dosen, penyusun juga menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas partisipasi memberikan jawaban kuesioner yang telah disiapkan. Pertanyaan dalam kuesioner memang agak rinci sehingga telah meminta perhatian para dosen. Tanpa data primer tersebut, bahasan dalam naskah ini tidak memiliki landasan akademik yang kuat. Data primer dan sekunder tersebut justru memperkaya deskripsi keadaan sumberdaya penelitian khususnya aspek dosen.

Tim penyusun telah berupaya keras dengan sedetil mungkin mendeskripsikan (secara kuantitatif) keadaan sumberdaya penelitian di Universitas Widyagama. Namun karena luasnya cakupan perihal yang mempengaruhi penelitian, kemungkinan ada saja yang terlewati. Karenanya kami secara terbuka bersedia mendiskusikannya.

Semoga naskah ini memberikan manfaat, dan tentu saja perlu dielaborasi lebih lanjut oleh unit kerja yang relevan.

Malang, Juni 2005

(3)

SAMBUTAN REKTOR

Assalamu’alaikum Wr Wb.

Dengan menetapkan identitas ilmiah menuju Research and Entrepreneurship University, Universitas ini membutuhkan semacam cetak biru (blue-print) untuk mengoperasikan identitas tersebut. Naskah ini berkehendak menjadi panduan yang memuat program-program pengembangan penelitian Universitas Widyagama dalam dua puluh tahun ke depan (2005 hingga 2025).

Naskah ini disusun atas dasar kajian akademik yang memuat data primer dan sekunder untuk mendeskripsikan secara kuantitatif keadaan sumberdaya penelitian dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir. Kinerja penelitian dosen diuraikan secara rinci sehingga merupakan bahan evaluasi diri bagi pengembangan penelitian. Banyak data menunjukkan otokritik karena kinerja penelitian dosen dan keadaan sumberdayanya belum optimal bekerja. Namun saran pemecahan sudah terfasilitasi dalam program-program yang rinci lebih dari susunan prioritas, memuat stakeholder, jumlah atau volume target, dan waktu pencapaian. Program-program penelitian tersebut dapat dielaborasi lebih lanjut, disesuaikan dengan keadaan fakultas, jurusan atau UPT atau unit kerja yang terkait. Karenanya saya meminta kepada unit-unit kerja untuk memanfaatkan dan mempelajarinya dengan seksama.

Terima kasih disampaikan kepada Tim penyusun atas kerja keras menyelesaikan tugas ini. Pengalaman saudara merupakan modal penting untuk membentuk etos kerja khususnya dalam mengembangkan penelitian di Universitas Widyagama Malang. Penghargaan juga disampaikan kepada semua pihak atas bantuannya mendukung pekerjaan tim ini. Semoga Allah SWT memberkahi upaya kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Malang, 20 Juni 2005 Rektor

(4)

SUSUNAN TIM PENYUSUN

Penanggungjawab : Rektor Universitas Widyagama Ketua : Dr. Ir. Iwan Nugroho, MS Anggota : Dr. M Sodik, Msi

: Sirajuddin, SH., MH : Ir. Aji Suraji, MSc

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR SAMBUTAN REKTOR DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

LAMPIRAN SINGKATAN

I. PENDAHULUAN ……… 1

1. Latar Belakang ……… 1

2. Tujuan ……….. 4

3. Manfaat ……… 4

II. POTENSI INTERNAL ……… 5

1. Gambaran Umum ……….……… 5

2. Modal Dasar ………..……… 7

3. Sumberdaya Manusia ………..……… 10

III. PELUANG DAN PENDEKATAN ……… 17

1. Peluang ……… 17

2. Pendekatan ……… 19

IV. PROGRAM PENGEMBANGAN PENELITIAN……….…… 29

1. Pengembangan Kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) ……… 29

2. Pengembangan Sumberdaya Penunjang ……….………… 32

3. Peningkatan Kualitas Belajar Mengajar ………..…… 37

4. Pengembangan Kompetensi ………..……… 38

5. Pengembangan Unit Bisnis ………..……… 42

6. Hibah Penelitian LPPM ……… 43

7. Sosialisasi Kebijakan Penelitian ……… 44

8. Reward and Punishment ………..……… 46

9. Output Penelitian yang Dicapai ……….… 47

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ……… 49

1. Kesimpulan ……….……… 49

2. Rekomendasi ………….……… 51

DAFTAR PUSTAKA 53

(6)

DAFTAR TABEL

No T e k s Halaman

1 Kinerja Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dosen Universitas

Widyagama ………. 11

2 Jumlah Penelitian, Karya Ilmiah dan Rencana Penelitian Dosen Dosen Universitas Widyagama ……… 13

3 Kemampuan Dosen dalam Penguasaan Perangkat Lunak ……… 14

4 Persepsi Dosen tentang Kendala dalam Melaksanakan Penelitian .. 15

5 Persepsi Dosen tentang Saran dalam Pengembangan Penelitian …. 16 6 Analisis SWOT untuk Pengembangan Penelitian ……… 18

7 Matriks Pendekatan Pengembangan Penelitian ……… 21

8 Perkembangan Jumlah Sumberdaya Manusia ……… 29

9 Perkembangan Sumberdaya Penunjang ………..……… 32

10 Perkembangan Proses Belajar Mengajar, Pengembangan Kompetensi dan Unit Bisnis ……… 38

11 Perkembangan Hibah Penelitian, Kegiatan Sosialisasi Kebijakan Penelitian dan Reward ……… 44

(7)

DAFTAR GAMBAR

No T e k s Halaman

1 Mekanisme pengendalian di dalam sistem penelitian………. 20

LAMPIRAN

No T e k s Halaman 1 Struktur Organisasi Universitas Widyagama Malang (OTK, 2003) …… 55

2 Daftar Penelitian……….………..… 56

3 Daftar Pengabdian Masyarakat………..… 62

4 Daftar Kegiatan/Penelitian kerjasama ………..… 66

5 Daftar Pertanyaan……… 67

6 Biodata, Kinerja dan Persepsi Penelitian Dosen……… 70

(8)

Tuku kayu digawe kusen

Golek godhong nggo mbungkus ketan

Kabeh bapak lan ibu dosen

Ayo digiatke penelitian

Awan-awan diundang kajatan

Ate budhal digandoli adhike

Yen awak giat penelitian

Insya Allah tambah ilmu lan rejekine

Golek bathok digawe tutup

Kepapag kanca lawas pura-pura gak kenal

Ngajar thok durung cukup

Komplite penelitian lan nulis ing jurnal

(9)

SINGKATAN

AUSAID : United States Agency for International Development BAN-PT : Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi CCIT : Center for Computing and Information Technology CIDA : Canadian International Development Agency Dirjen DIKTI : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

DP3M : Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat FE : Fakultas Ekonomi

FH : Fakultas Hukum FP : Fakultas Pertanian

FT : Fakultas Teknik GBPP : Garis Besar Proses Pembelajaran HAKI Hak Atas Kekayaan Intelektual HELTS : Higher Education Long Term Strategy HMJ : Himpunan Mahasiswa Jurusan

IFS : International Foundation for Science IT : Information Technology

ITSF : International Toray Science Foundation JICA : Japan International Cooperation Agency LAAM : Lembaga Aplikasi Akuntansi dan Manajemen LATMA : Lembaga Aplikasi Teknologi dan Manajemen LKBH : Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum

LP3T : Lembaga Pemberdayaan Pengembangan Pertanian Terpadu LPPM : Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat MH : Magister Hukum

MM : Magister Manajemen MOU : Memory of Understanding OTK : Organisasi dan Tata Kerja

P2K : Pusat Pengembangan Kewirausahaan PHB : Penelitian Hibah Bersaing

PHK : Program Hibah Kompetisi PKM : Program Kreativitas Mahasiswa

PMKK : Pengelola Masjid dan Kegiatan Keagamaan PTN : Perguruan tinggi negeri

PTS : Perguruan tinggi swasta

RAISE : Relevance, Academic atmosphere, Internal management and organization, Sustainability, and Efficiency and productivity

RUK : Riset Unggulan Kemitraan RUT : Riset Unggulan Terpadu SAP : Satuan Acara Perkuliahan SDM : Sumberdaya manusia SPP : Sumbangan Pembinaan Pendidikan SPSS : Statistical Package for Social Science

SWOT : Strength, Weakness, Opportunity and Threat TOEFL : Test of English for Foreign Language UJI Usaha Jasa Industri

UKM : Usaha Kecil dan Menengah UMM : Universitas Muhammadiyah Malang UPT : Unit Pelaksana Teknis

USAID : United States Agency for International Development WIGAPALA : Widyagama Pencinta Alam

(10)

Penyelenggaran pendidikan tinggi di Indonesia mengacu kepada pelaksanaan tridarma perguruan tinggi. Di Universitas Widyagama, pelaksanaan tridarma perguruan tinggi telah berjalan sejak lembaga ini berdiri dan mengalami dinamika yang makin baik. Proses belajar mengajar telah berjalan sistematik dan menjadi modal bagi pengembangan kegiatan akademik lainnya. Kegiatan penelitian dan pengabdian yang dikoordinasi oleh LPPM juga cukup signifikan. Beberapa proposal atau kegiatan mampu dilaksanakan atas kerjasama dengan DIKTI, Pemda atau lembaga lain. Namun demikian, kegiatan tridarma tersebut masih memerlukan penekanan dan fokus agar menghasilkan keluaran yang lebih baik, lebih berkualitas dan optimal. Hal tersebut dapat dilakukan melalui dua langkah strategis yang sama-sama berlandaskan pada pemantapan proses belajar mengajar. Langkah pertama bersifat vertikal, yakni melaksanakan fokus peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan keilmuan. Hal tersebut diimplementasikan dalam suatu program-program keilmuan yang komprehensif untuk memberdayakan sumberdaya manusia, laboratorium dan penunjangnya. Langkah kedua bersifat horizontal, yakni peningkatan kualitas pengabdian masyarakat kemampuan berwirausaha dan pembentukan jaringan (networking). Hal tersebut diimplementasikan dalam suatu program-program vokasional (ketrampilan) yang komprehensif untuk memberdayakan sumberdaya manusia, laboratorium dan penunjangnya.

(11)

baru dan modern khususnya di kalangan sivitas akademika. Universitas ini harus senantiasa haus informasi agar supaya mampu menangkap peluang-peluang bagi pengembangan lembaga. Selain itu, setidaknya kualitas tridarma juga harus mampu mengacu dan diacu oleh komunitas internasional.

Upaya menuju peningkatan kualitas dan untuk antisipasi lingkungan strategis pada dasarnya telah terwadahi di dalam rambu-rambu kualitas pendidikan tinggi (Dirjen DIKTI) yang disebut dengan RAISE, yakni singkatan dari komponen-komponen Relevance, Academic Atmosphere, Internal Management and Organization, Sustainability, dan Efficiency and productivity. Relevance atau relevansi, adalah peningkatan kualitas melalui upaya identifikasi kebutuhan

stakeholder melalui pengembangan kurikulum dan kerjasama. Academic Atmosphere atau Suasana Akademik, adalah upaya meningkatkan kualitas dan mendekatkan hubungan sivitas akademika dalam kaidah-kaidah akademik. Internal Management and Organization atau Pengelolaan Internal dan Pengorganisasian, adalah upaya peningkatan komitmen dan perbaikan manajemen pendidikan tinggi.

Sustainability atau Keberlangsungan Institusi adalah meletakkan perencanaan dan kebijakan jangka panjang. Efficiency and productivity atau Efisiensi dan Produktivitas adalah meningkatkan efisiensi dan hasil-hasil kegiatan akademis yang berkualitas. RAISE adalah ukuran normatif yang dipatuhi oleh setiap program pendidikan tinggi secara umum. Kinerja RAISE menjadi baku tolok ukur Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Komponen RAISE kembali ditekankan dalam Strategi Jangka Panjang Pendidikan (Higher Education Long Term Strategy, HELTS) 2003 – 2010 oleh Dirjen DIKTI.

(12)

kaidah-kaidah akademik yang disetujui secara universal, yakni non diskriminasi, persamaan hak dimuka hukum, dan menjunjung nilai-nilai (manfaat) kemanusiaan.

Identitas ilmiah beberapa perguruan tinggi telah dikenal dengan baik oleh masyarakat. IOWA State University (Amerika Serikat) dikenal dengan rural university. Hal ini disebabkan universitas tersebut lebih memfokuskan kepada keilmuan bidang pertanian, perdesaan dan wilayah hinterland. Dalhousie University (Nova Scotia, Canada) melekat dengan ocean and coastal university. Universitas ini memiliki kompetensi yang berbasis ilmu-ilmu kelautan dan pesisir. Wilayah teluk tersebut memiliki beda pasang surut tertinggi di dunia. IPB Bogor memiliki identitas

research based university karena berkeinginan menjadi Universitas yang besar dari kegiatan laboratorium, kerjasama dan karya akademik bermutu. IPB tidak mau besar dengan membuka kelas ekstensi atau kelas jauh. Universitas Indonesia (Jakarta) dan Airlangga (Surabaya) memiliki identitas ilmiah kurang lebih sama dengan IPB. Sementara itu, perguruan tinggi swasta Universitas Kristen Petra Surabaya memiliki identitas global university. Sejalan dengan kemampuan

networking yang berlandaskan ideologi.

Universitas Widyagama telah menetapkan identitas ilmiah menuju research and entrepreneurship university. Ada tiga kata kunci penting yang perlu diuraikan. Pertama kata menuju. Menuju menunjukkan makna tekad, dinamis dan sekaligus jujur. Universitas pada saat ini menyadari masih belum memiliki kompetensi dan kualitas yang seperti diharapkan. Oleh karena itu Universitas Widyagama bertekad akan mencapai tujuan itu melalui kebijakan dan program relevan yang dapat dioperasikan. Kedua kata Research. Research menunjukkan (tekad): (i) proses pembelajaran sivitas akedemika Universitas Widyagama yang tidak pernah berhenti untuk mengidentifikasi permasalahan dan mencari kebenaran bagi kepentingan umat manusia, (ii) pencapaian ukuran mutu penelitian atau kinerja kompetensi perguruan tinggi di dalam komunitas akademik internasional, dan (iii) landasan bagi kerangka berpikir yang obyektif dan sistematis bagi terbentuknya pendewasaan (dan kompetensi) sivitas akademika dan Universitas. Ketiga kata entrepreneurship.

(13)

berbagai masalah dan tantangannya, (ii) kompetensi berspektrum luas sehingga menempatkan universitas dapat berkiprah dalam berbagai kegiatan dan lapangan, dan (iii) antisipasi lingkungan strategis yang mengarah kepada globalisasi dan kemajuan teknologi informasi. Tiga kata tersebut menunjukkan bahwa Universitas Widyagama bertekad meningkatkan dan mengembangkan sumberdaya akademik yang berkualitas untuk kepentingan keilmuan maupun kemasyarakatan.

Implementasi research dan entrepreneurship tidak dapat saling terpisah. Keduanya saling bersinergi satu sama lain (ke arah vertikal dan horizontal) memperkaya kompetensi akademik, serta menghasilkan ragam dan kualitas penelitian atau karya ilmiah yang bermutu. Oleh karenanya implementasi identitas ilmiah menuju research and entrepreneurship university perlu disusun dan diproyeksi dalam program-program yang berorientasi ke depan.

1.2. Tujuan

Tujuan penyusunan dokumen ini adalah:

b. mengidentifikasi keadaan dan permasalahan sumberdaya penelitian di Universitas Widyagama.

c. menyusun panduan dan program-program relevan bagi pengembangan penelitian di Universitas Widyagama menuju research and entrepreneurship university. d. memproyeksikan kebutuhan sumberdaya penelitian di Universitas Widyagama

dalam periode 2005 hingga 2025 menuju research and entrepreneurship university

1.3. Manfaat

a. sebagai bahan pertimbangan bagi penyusunan kebijakan dan program pengembangan penelitian di Universitas Widyagama menuju research and entrepreneurship university

(14)

II. POTENSI INTERNAL

2.1. Gambaran Umum

Universitas Widyagama Malang didirikan pada tanggal 24 Pebruari 1985, merupakan integrasi dan perkembangan lebih lanjut dari Akademi/Sekolah Tinggi/Institut Widyagama. Pendirian lembaga ini bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia berpendidikan tinggi yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, cerdas, kreatif dan terampil serta mampu mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian. Universitas Widyagama Malang dikembangkan dengan berazaskan Pancasila, Undang-undang Dasar Republik Indonesia dan Pola Ilmiah Pokok (PIP). Pola Ilmiah Pokok (PIP) adalah cara pandang ideologis yang melandasi penyelenggaraan dan pengembangan Universitas, meliputi Keindonesiaan, Keislaman, dan

Kewiraswastaan.

Keindonesiaan, menunjukkan komitmen Universitas Widyagama Malang sebagai institusi beserta sivitas akademika dan alumninya kepada nilai-nilai Keindonesiaan (Commitment to the Indonesian Values), yaitu nilai-nilai fundamental yang telah disepakati sebagai dasar falsafah negara Pancasila (nilai Ketuhanan, nilai Kernanusian, nilai Persatuan, nilai Kerakyatan/Demokrasi, dan nilai Keadilan).

Keislaman, menunjukkan komitmen Universitas Widyagama Malang sebagai institusi beserta sivitas akademika dan lulusannya kepada nilai-nilai keislaman

(Commitment to the Islamic Values), sehingga nilai-nilai Islam akan menjadi sumber penggalian, pengembangan, dan pengamalan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sekaligus menciptakan etika pergaulan kampus yang Islami. Ketiga unsur utama

Dienullah Islam, yaitu Iman (kepercayaan yang benar kepada AllahiTauhid), Islam

(bukti penyerahan diri secara total dan ikhlas kepada Allah dengan melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan-NYA), dan Ikhsan (kebaikan dalam sikap mental dan tindakan serta amalan) diharapkan bisa menjadikan misi dan fungsi "rahmatan lil alamin " ajaran Islam sebagai sebuah realitas.

(15)

lulusannya. Esensi pengertian wiraswasta berasal dari kata 'wira' yang berarti berani, 'swa' yang artinya berdiri, dan 'sta' yang berarti sendiri, sehingga secara keseluruhan kewiraswastaan berarti mempunyai watak atau sifat "berani berdiri sendiri ", mandiri atau tidak tergantung (independent).

Berdasarkan Statuta 2003, Universitas Widyagama Malang mempunyai visi menjadi universitas yang maju di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada rnasyarakat, untuk menghasilkan lulusan yang bermoral, berkebangsaan, dan mandiri serta berperan aktif dalam memajukan peradaban, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta mampu memecahkan berbagai masalah masyarakat.

Sedangkan misi Universitas Widyagama Malang adalah:

a. Menyelenggarakan proses pendidikan untuk menghantarkan peserta didik menjadi manusia yang berkualitas, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, memiliki rasa kebangsaan, berjiwa entrepreneur, berkemampuan akademik dan/atau profesional sehingga mampu berperan secara bermakna di segala aspek kehidupan masyarakat;

b. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesejahteraan masyarakat berlandaskan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia;

c. Meningkatkan peranan universitas agar mampu menjadi pilihan rujukan masyarakat ilmiah yang kritis, kreatif, inovatif dan cepat tanggap terhadap, perubahan yang terjadi di masyarakat melalui Tri Darma Perguruan Tinggi;

Selanjutnya Universitas memiliki tujuan :

a. Mempersiapkan sumber daya manusia berpendidikan tinggi yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, cerdas, kreatif dan terampil, serta mampu mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian.

b. Menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau seni guna mendorong pengembangan nilai-nilai budaya dan peradaban manusia

(16)

2.2 Modal Dasar

Universitas Widyagama memiliki modal dasar bagi pengembangan penelitian ke depan sebagai berikut:

1. Universitas Widyagama Malang memiIiki 4 (empat) fakultas dan Program pascasarjana, yaitu :

- Fakultas Ekonomi dengan 2 (dua) Program Studi, yaitu Program Studi Manajemen dan Akuntansi

- Fakultas Teknik dengan 4 (empat) Program Studi, yaitu Program Studi Teknik Elektro, Mesin, Sipil dan Industri

- Fakultas Hukum dengan 1 (satu) Program Studi Ilmu Hukum

- Fakultas Pertanian dengan 3 (tiga) Program Studi, yaitu Program Studi Agribisnis, Agronomi, dan Teknologi Hasil Pertanian

- Program Pascasarjana memiliki dua program studi, yakni Magister Manajemen (MM) dan Hukum (MH)

- Program Diploma, terdiri D3 Keuangan/Perbankan Syariah, D3 Otomotif, dan D2 Teknik Informatika (CCIT)

2. Universitas Widyagama Malang memiIiki lembaga-lembaga penunjang akademik sebagai berikut :

- Pendidikan Bahasa

- Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) - Pengelola Masjid dan Kegiatan Keagamaan (PMKK) - Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH)

- Aplikasi Teknologi dan Manajemen (LATMA) - Aplikasi Akuntansi dan Manajemen (LAAM)

- Pemberdayaan Pengembangan Pertanian Terpadu (LP3T)

- Laboratorium pada masing-masing fakultas/program studi untuk keperluan praktikum mahasiswa dan implementasi program kemasyarakatan.

3. Universitas Widyagama Malang memiIiki 3016 orang mahasiswa aktif pada tahun akademik 2004/2005

(17)

Kampus I, beralamat dii Jl Borobudur 12 Malang dengan luas tanah 2000 m2, dengan bangunan berlantai tiga. Peruntukan kampus I adalah:

- Kantor Pusat (Rektorat)

- Lembaga, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat - Pusat Komputer, Lab Komputer ManaJemen dan Akuntansi - Laboratorium Manajemen dan Laboratorium Akuntansi - Lembaga Bahasa dan Laboratorium Bahasa

- UPT Publikasi dan Informasi - Aula dan Poliklinik

- Ruang Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH)

Kampus II, beralamat di Jl. Borobudur 35 Malang, dengan luas total 8000 m2. Alokasi penggunaan tanah kampus meliputi:

- Gedung kuliah berlantai tiga di atas tanah 3800 M2,

- Gedung Perpustakaan berlantai tiga di atas tanah 1000 M2, - Pusat kegiatan olah raga mahasiswa diatas tanah 1200 M2

- Areal parkir, dan untuk pengembangan kampus seluas 2000 M2. Peruntukan Kampus II adalah:

- Kantor Biro Administrasi: Umum, Keuangan, Akademik dan Kemahasiswaan - Perpustakaan, menyimpan 50 ribu buku dan sebagian terdigitasi

- Fakultas Ekonomi

- Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa

- Musholla, Koperasi Mahasiswa dan Kantin/Cafetaria

Kampus III, beralamat di Jl Taman Borobudur Indah 3 Malang, dengan luas total 14000 m2. Alokasi penggunaan tanah kampus meliputi:

- gedung kuliah dan laboratorium berlantai tiga di atas tanah 1000 m2 - masjid kampus di atas tanah seluas 1200 m2

- tanah untuk pengembangan seluas 3000 m2 di depan kampus dan 8750 m2 Peruntukan Kampus III adalah:

(18)

- Masjid Kampus

- Laboratoriun Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian - Kantin/cafetaria

Kampus IV, beralamat di Jl Sudimoro Malang, seluas 65.000 M2 (6,5 Ha). Peruntukannya adalah untuk Green house, kebun percobaan, dan laboratorium klimatologi Fakultas Pertanian.

Secara keseluruhan, Ketersediaan sarana utama yang mendukung proses belajar mengajar terdiri dari ruang kuliah (42 ruang), Laboratorium. (19 ruang), Workshop/bengkel (1 ruang), perpustakaan 3 lantai, Kebun Percobaan (1 unit), Kolam Percobaan (3 unit) dengan luas total adalah 6571 m2. Dengan demikian rasio luas sarana terhadap mahasiswa adalah 1,54 m2 dan rasio luas sarana terhadap dosen 50,94 m2. Investasi untuk pengembangan diperoleh dari usaha sendiri, kecuali Gedung Perpustakaan mendapatkan bantuan dari Presiden RI dan peralatan CNC/CDCAM Austria bantuan dari Ditjen Dikti. Untuk proyeksi ke depan akan terus dikembangkan dengan menambah infrastruktur dan sarana di kampus II dan kampus III.

5. Universitas Widyagama Malang memiIiki sumber daya manusia sebagai berikut. Dosen tetap (Yaysan dan PNS) berjumlah 129 orang, diantaranya 8 orang bergelar Doktor (S3) dan 39 Magister (S2). Jabatan akademik dosen terdiri 2 guru besar dan sebagian besar masih Lektor ke bawah (75 persen). Karyawan dengan kualifikasi pendidikan sekolah dasar hingga S-1Fisik 4 sebagai berikut:Sedangkan karyawan administrasi berjumlah 148 orang, terdiri tenaga perpustakaan 11 orang, tenaga teknisi 5 orang, dan tenaga laboran 19 orang. Dengan demikian proporsi dosen mencapai 41,48 persen dan tenaga pendukung akademik 58,52 persen. Sistem rekruitmen dan pembinaan sumberdaya manusia diatur daIam Keputusan Dewan Pengurus Yayasan Pembina Pendidikan Indonesia Nomor: 005/K1/YPPIX/1992 dan Nornor: 011 /K/YPPI/XII/1991, sedanglcan sistem kesejahteraan dan sanksi bagi dosen dan karyawan diatur dalam Keputusan Dewan Pengurus Yayasan Pembina Pendidikan Indonesia Nomor- 011/K/YPPI/X/1991 dan Nomor: 012/K/YPPY/X/1991

(19)

Untuk efektifitas penyelenggaran akademik, disusun struktur organisasi Universitas (Lampiran 1) yang terdiri:

1. Dewan Penyantun

2. Unsur pimpinan:Rektor dan Wakil Rektor 3. Senat Universitas

4. Pelaksana akademik a. Fakultas-fakultas b. Lembaga penelitian

c. Lembaga Penelitian pada Masyarakat

d. unsur Pelaksana Akademik lainnya (program pascasarjana) 5. Pelaksana Administrasi

6. Unsur Penunjang (Unit Pelaksana Teknis)

7. Unsur Kelengkapan non-struktural (organisasi mahasiswa intra kampus)

2.3 Sumberdaya Dosen

Keragaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Tim penyusun juga berhasil memperoleh tanggapan dari sebanyak 25 kuesoner (contoh kuesioner pada Lampiran 5), atau sebanyak 18 persen dosen, yakni dua dari FE, lima FH, tiga belas FP dan lima FT. Secara umum kuesioner ingin menggali tanggapan dosen lebih dalam perihal penelitian, karya ilmiah, dan persepsi kendala dan harapan perihal penelitian.

Tabel 1 memperlihatkan kinerja penelitian dan pengabdian masyarakat yang diukur dalam proposal yang didanai oleh Dikti maupun oleh LPPM sendiri. Ukuran ini dapat diperdebatkan karena mungkin saja ada dosen yang melakukan

penelitian dan pengabdian masyarakat tetapi tidak terdata oleh LPPM,

misalnya kegiatan mandiri, tesis, disertasi, kerjasama, hibah PHK dan

bentuk lain. Masa tahun penelitian masing-masing Fakultas beragam (5 hingga 9 tahun) sesuai dengan ketersediaan data. Sementara data pengabdian terdeteksi selama empat tahun.

(20)

dan FH masing-masing sebesar 59, 42, 17 dan 9 proposal, dengan nilai anggaran 133, 134, 61 dan 39 juta rupiah. FT juga paling produktif yakni menghasilkan 8.43 proposal per tahun, diikuti FP, FE dan FH masing-masing 4.67, 2.83 dan 1.80 proposal per tahun.

Tabel 1 . Kinerja Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dosen Universitas Widyagama

Fakultas

Perihal Kegiatan Unit

Ekonomi Teknik Pertanian Hukum

5 Produktivitas Penelitian Rata-2

a. Penelit Fakultas (=1/2) proposal/th 2.83 8.43 4.67 1.80

b. Penelit dosen (1/(4x2)) proposal/orang.th 0.05 0.22 0.20 0.12 c. Tingkat partisipasi dosen (1d/4) peneliti/dosen 0.25 0.51 0.83 0.33 d. Penelit Dikti dosen (1a/(4x2)) proposal/orang.th 0.013 0.048 0.116 0.080

e. Penelit Dikti dosen 2 th terakhir (1b/(4x2))

proposal/orang.th

0.006 0.033 0.024 0.040 6 Produktivitas Pengabdian Masyarakat Rata-2

a. Fakultas (3/4 tahun) proposal/th 7.50 3.00 11.00 7.75

b. Dosen (3/(4 tahun x 4)) proposal/orang.th 0.14 0.08 0.48 0.52

Periode penelitian: FE enam tahun (2000-2005), FT tujuh tahun (1999-2005), FP sembilan tahun (1997-2005), FH lima tahun (2001-2005). Periode pengabdian masyarakat: semua fakultas empat tahun (2001-2004)

Sumber: LPPM (data lengkap disajikan pada Lampiran 2 dan 3)

(21)

Partisipasi dosen dalam penelitian dapat diukur dalam jumlah peneliti yang terlibat. Sebanyak 83 persen dosen FP pernah aktif dalam penelitian Dikti maupun LPPM. FT, FE dan FH memiliki angka partisipasi sebesar 51, 25 dan 33 persen. Yang patut dikritisi adalah rendahnya partisipasi FE dibanding FH padahal masing-masing menghasilkan total 17 dan 9 proposal. Hal ini bermakna bahwa kemampuan meneliti dosen di FE ditemui pada beberapa orang saja, yakni 13 orang dibanding 52 dosen yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan akademik dan gairah meneliti dosen FE perlu mendapat perhatian dilandasi kaidah-kaidah akademik.

Produktivitas penelitian dosen secara individu juga menarik dikemukakan. FT masih tertinggi yakni menghasilkan 0.22 proposal per orang per tahun. Fakultas berikutnya yakni FP, FH dan FE masing-masing sebesar 0.20, 0.12 dan 0.05 proposal per orang per tahun. Angka-angka tersebut mencerminkan produktivitas penelitian dosen yang sangat rendah. Angka berkisar 0.20 pada FT dan FP dapat diartikan bahwa seorang dosen FT atau FP perlu lima tahun untuk menghasilkan satu proposal penelitian. Lebih menyedihkan lagi, perlu 20 tahun seorang dosen FE untuk menghasilkan satu proposal.

Aktivitas penelitian kerjasama yang diorganisasikan oleh LPPM belum optimal diselenggarakan (Lampiran 4). Kerjasama pernah diselenggarakan dengan Pemkot Batu untuk kajian perencanaan pendidikan. Sedangkan pelatihan otomotif terhadap anak jalanan didanai oleh Diretorat Pendidikan Luar Sekolah. Kegiatan semacam ini perlu diorganisasikan secara baik dan terbuka. Hubungan kelembagaan yang baik diperlukan untuk kesinambungan dalam jangka panjang.

(22)

sosialisasi seluas-luasnya akan dapat meningkatkan akses setiap dosen untuk memanfaatkan kegiatan ini.

Persepsi terhadap Penelitian

Tim penyusun juga berhasil memperoleh tanggapan dari sebanyak 24 kuesoner (contoh kuesioner pada Lampiran 5), atau sebanyak 18 persen dosen, yakni dua dari FE, lima FH, tiga belas FP dan empat FT. Secara umum kuesioner ingin menggali tanggapan dosen lebih dalam perihal penelitian, karya ilmiah, dan persepsi kendala dan harapan perihal penelitian.

Kalau Tabel 1 menyajikan hanya penelitian dalam arti proposal yang didanai oleh LPPM atau Dikti, maka Tabel 2 menggambarkan lebih rinci perihal proses penelitian, terkait karya ilmiah dan rencana penelitian. Ditemukan 32 persen dosen telah melaksanakan empat kali atau lebih kegiatan 4 penelitian. Sementara yang sudah mempublikasikan hasil penelitian sebanyak empat kali atau lebih adalah 20 persen. Dengan mudah dihitung, ada 12 persen dosen yang tidak konsisten mempublikasikan hasil penelitiannya. Di lain pihak masih ada 4.0 persen dosen yang tidak sekalipun melaksanakan penelitian, dan 20 persen dosen tidak pernah masuk dalam publikasi ilmiah. Gambaran tersebut memperlihatkan bahwa pengetahuan, kemampuan dan kebutuhan terhadap kehidupan akademik perlu diberdayakan. Hal ini sangat relevan karena sekitar 24 persen dosen tidak memiliki rencana penelitian.

Tabel 2. Jumlah Penelitian, Karya Ilmiah dan Rencana Penelitian Dosen Dosen Universitas Widyagama

Jumlah

Kegiatan Penelitian Empat

atau lebih Tiga

Dua atau Satu

Tidak ada

Jumlah penelitian yang pernah dikerjakan (maksimal empat judul yang terbaru/menonjol)

8 (32) 6 (24) 10 (40) 1 (4.0)

Karya ilmiah (jurnal atau buku) yang dipublikasi (maksimal empat karya terbaru atau menonjol)

5 (20) 6 (24) 9 (36) 5 (20)

Penelitian yang sedang berjalan atau dalam rencana 1 (4.0) 3 (12) 15 (60) 6 (24)

(23)

Ukuran lain untuk menunjukkan kemampuan penelitian adalah penguasaan perangkat lunak komputer (software). Seorang dosen perlu menguasai software untuk menulis, mengolah data, menggunakan pemodelan, menambahkan gambar, presentasi, aplikasi video/audio bahkan hingga kepentingan publisher (Tabel 3). Kemampuan tersebut akan menghasilkan kualitas, efisiensi dan produktivitas penelitian yang tinggi. Dosen universitas Widyagama yang mampu menguasai pengolah kata (sebanyak 64 persen), statistik (44 persen) dan modelling (12 persen). Angka ini tergolong relatif rendah. Hal ini kurang lebih bermakna 36 persen dosen tidak bisa mengetik komputer, 56 persen lemah dalam pengolahan data dan 88 persen tidak menguasai metodologi penelitian. Hal seperti ini perlu segera dibenahi dengan melengkapi sarana penunjang dan pelatihan statistik dan metodologi penelitian. Idealnya, seluruh software (Tabel 3) harus terkuasai dan setiap saat dipresentasikan melalui laptop yang dibawa kemanapun oleh dosen.

Tabel 3. Kemampuan Dosen dalam Penguasaan Perangkat Lunak

Jumlah Jawaban Proporsi

%

1 Word Processor (MS Word dll) 16 64

2 Statistik (SPSS, Minitab, Sazam dll) 11 44

3 Modelling (Stella dll) 3 12

4 Image/gambar (Adobe dll) 5 20

5 Presentasi (MS Powerpoint dll) 14 56

6 Video/Audio (Media Player, Winamp) 4 16

7 Publisher/printing (Frontpage) 3 12

8 Lainnya - 2 8

Tidak menjawab 4 16

Data lengkap disajikan pada Lampiran 6

(24)

produktif bagi dosen sendiri maupun lembaga. Agaknya cara berpikir akademik perlu diberdayakan kembali, sekalipun panduan moral untuk memanfaatkan waktu telah dipahami.

Kendala penunjang lahir dari perpustakaan kurang lengkap (14.8 persen) dan dana penelitian terbatas (12.3 persen). Alasan ini sesungguhnya klasikal yang bisa ditemui dimana saja. Pembenahannya selain pengadaan atau peningkatan anggaran, sesungguhnya adalah mengutamakan cara berpikir akademik. Berpikir positif, komunikasi sejawat, review terus menerus, akan menghasilkan efisiensi penelitian. Dengan komunikasi ke rekan sejawat dapat saling sharing alat dan bahan atau metode analisis tertentu.

Tabel 4. Persepsi Dosen tentang Kendala dalam Melaksanakan Penelitian

No Kendala Penelitian Jumlah Jawaban Proporsi

%

1 Individu 35.8

(a) waktu terbatas 14 17.3

(b) tidak tertarik 1 1.2

(c) tidak ada motivasi atau

keuntungan

3

3.7

(d) belum menguasai metode

penelitian

5

6.2

(e) Tidak menjawab 6 7.4

2 Penunjang atau faktor lingkungan 64.2

(a) alat dan lab analisis terbatas 9 11.1

(b) lingkungan akademis tidak mendukung 7 8.6

(c) perpustakaan kurang lengkap 12 14.8

(d) internet belum ada 9 11.1

(e) dana penelitian terbatas 10 12.3

(f) Tidak menjawab 5 6.2

Data lengkap disajikan pada Lampiran 6

(25)

kepada peningkatan kemampuan metodologi, asah mental dan motivasi, dan pembinaan kemampuan bahasa Inggris

Tabel 5. Persepsi Dosen tentang Saran dalam Pengembangan Penelitian

Hal-hal yang disarankan atau diperbaiki Jumlah

Jawaban Proporsi

%

SDM (kualitas, mental, motivasi, bahasa Inggris) 8 21.1

Lingkungan (atmosfer akademik, informasi) 5 13.2

Fasilitas (internet, lab, perpustakaan) 9 23.7

Organisasi (sistem, manajemen, tim riset, kerjasama) 9 23.7

Dana 7 18.4

38 100.0

(26)

III. PELUANG DAN PENDEKATAN

2.1 Peluang

Peluang pengembangan penelitian ditelaah secara sistemik komprehensif. Konsep RAISE mendasari sebagian penelaahan analisis SWOT (Tabel 6) namun dilihat secara kontekstual. Hal ini mencakup pada tingkat paling tinggi, yakni visi dan misi hingga kegiatan penelitian itu sendiri. Secara umum faktor internal menunjukkan kekuatan dan kelemahan yang cukup klasik dihadapi oleh perguruan tinggi, bahkan oleh perguruan tinggi negeri (PTN). Kekuatan itu merupakan hal normatif, sementara kelemahan terjadi karena fakta yang tidak dapat memenuhi hal normatif. Kelemahan ini umumnya diletakkan pada kesalahan atau ketidak mampuan lingkungan atau bisa karena salah kebijakan.

(27)

Tabel 6. Analisis SWOT untuk Pengembangan Penelitian

KEKUATAN KELEMAHAN TANTANGAN PELUANG

Visi, Misi, Tujuan dan sasaran jelas

Komunikasi dan sosialisasi

Gaji belum memadai (shg melemahkan misi)

Opportunity cost dosen bekerja di luar sangat baik Visi+misi+tujuan penelitian perguruan tinggi lain makin baik

Peluang kerjasama untuk meningkatkan kinerja Peluang beasiswa pen-didikan lanjut cukup besar

Keuangan Tersedia dana (dari SPP) untuk penelitian dan studi S2 dan S3, dan dana untuk penelitian dan pengembangan meraih dana untuk tri darma perguruan tinggi dari dalam dan luar negeri

I Local area network (IT) Penguasaan software memadai

Buku, jurnal, alat lab belum lengkap dan (semi que, TPSDP, PHK dan lain-lain) Bedah buku dan pelatihan

Waktu untuk dosen dan mahasiswa diluar jam TPSDP, PHK dan lain-lain

Penelitian Kemampuan meneliti dosen baik, sudah akses ke Dikti (diterima PHB) Dosen sudah ada yang mempublikasikan di jurnal waktu dosen kurang Produktivitas penelitian, publikasi karya ilmiah rendah

Dana LPPM terbatas dan tidak lancar

Kerjasama belum optimal Partisipasi dosen rendah Organisasi kegiatan masih lemah

Persaingan internal atau dengan eksternal sangat besar, dari LPPM atau Depdiknas

Kebutuhan akan action research masih besar Informasi tentang pemerintah dan swasta

Pengab-Dana LPPM terbatas dan tidak lancar baru dalam pengabdian

Terbuka peluang dana

(28)

berlangsung lama. Untuk itu harus dibangun suatu etos kerja yang tinggi di tingkat struktural khususnya. Faktor keteladanan atau suatu prestasi yang menonjol, harus senantiasa dihasilkan setiap periode. Hal ini akan dapat membangun sekaligus merubah image lama menjadi baru dengan kinerja akademik yang tinggi. Hal ini pun mulai sekarang sudah terbukti. Para dosen sudah terbentuk cara pandangnya terhadap kegiatan pembuatan proposal menjelang bulan Maret. Kegiatan lainnya, betapa Fakultas Teknik senantiasa dihubungkan dengan berbagai keberhasilan. Fakultas Hukum melekat dengan kemasan proses belajar-mengajar yang kreatif dan promotif. Lahirnya Diploma Syariah dan CCIT juga menunjukkan kinerja komitmen lembaga untuk mendiversifikasi program studi.

Berbagai peluang eksternal harus dioptimalkan. Proses sosialisasi internal, komunikasi, atau penguasaan informasi harus diupayakan segera. Informasi yang dikelola secara baik di Universitas merupakan benefit atau daya tarik bagi dosen untuk kembali ke habitat akademik. Universitas ini sudah memiliki website dan konsep pengembangannya. Hanya tinggal selangkah saja, yakni connecting to internet. Dampak dari internet diyakini sangat besar, karena informasi segera mengalir ke sivitas akademika secara masal. Hal ini dapat melahirkan partisipasi yang tinggi dari para dosen untuk menggeluti penelitian.

Informasi perihal sumberdaya penelitian perlu diorganisasikan secara lebih baik. Selain penelitian Hibah LPPM, informasi perihal program-program penelitian dari luar, perlu difasilitasi untuk disampaikan kepada sivitas akademika. Di lain pihak, telah ditemukan aktivitas dosen dalam penelitian di luar LPPM dan Diknas, misalnya kerjasama atau penelitian dalam program PHK. Pengorganisasian info, judul dan penelitinya berguna untuk menghitung kemampuan dan pengelolaan penelitian di masa mendatang.

2.2. Pendekatan

(29)

(ecosystem). Dalam konteks penelitian, subsistem sosial diwakili oleh kelembagaan, atau institusi yang mendukung penelitian secara internal maupun eksternal. Adapun subsistem lingkungan diwakili oleh perangkat keras (hardware) penunjang penelitian. Sebagai sebuah sistem terbuka, sistem penelitian dapat menerima input dari dan mengeluarkan output energi, materi dan informasi ke subsistem sosial dan ekologi lainnya. Aliran input dan output itu selain mempengaruhi internal dinamic

melalui struktur dan fungsi dari setiap komponen juga mencerminkan integritas dan dinamika dari sistem penelitian secara keseluruhan.

INPUT OUTPUT PROSES

HOMEOSTASIS

Gambar 1. Mekanisme pengendalian di dalam sistem penelitian

1. Input

(30)

Peran karyawan mendukung pengembangan penelitian juga sangat diperlukan. Karyawan yang tanggap terhadap kebutuhan penelitian akan memudahkan berjalannya organisasi penelitian. Mereka inilah yang berperan penting dalam menyelenggarakan forum ilmiah yang berkualitas, baik dalam pengelolaan administrasi penelitian maupun penguasaan multi-media secara profesional.

Tabel 7. Matriks Pendekatan Pengembangan Penelitian

Komponen Sasaran Program Stakeholder

1. Dosen Studi pascasarjana, membentuk lingkungan akademik, kenaikan jabatan

Universitas, Fakultas, pemerintah

2. Mahasiswa Promosi, membentuk lingkungan akademik, membuka program studi baru

Jurusan, HMJ Input

3. Karyawan Pelatihan Biro

1. Sumberdaya Penunjang

a. Ruang Dosen Pengadaan Universitas

b. IT/komputer Pengadaan/Pengembangan, Pelatihan Universitas

c. Perpustakaan Pengadaan/Pengembangan Universitas

d. Networking penelitian/ akademik

Pengembangan kerjasama dengan pihak lain, komunikasi profesi ilmiah

Universitas, Fakultas, Jurusan

e. Laboratorium Pengadaan/Pengembangan, pelatihan Universitas, Fakultas, Jurusan

2. Proses Belajar Mengajar Pelatihan penyusunan SAP, Hand out, diktat

Jurusan, Fakultas

3. Pengembangan Kompetensi

a. Pembentukan Riset Group Pembentukan/pengembangan LPPM, Jurusan

b. Pengembangan Metodologi Pelatihan metodologi penelitian, alat analisis

LPPM, Jurusan

c. Seminar/Pertemuan ilmiah Seminar rutin/regional/nasional Fakultas, Jurusan d. 5 Kompetensi Unggulan Kegiatan ekstra-kurikulum Universitas

4. Jurnal Ilmiah Akreditasi jurnal Universitas, Fakultas, Proses

5. Unit Bisnis/Jasa lab Pengembangan unit bisnis, Usaha Jasa Industri

Laboratorium, P2K

1. Jumlah proposal yang didanai Gerakan penulisan proposal, membentuk lingkungan akademik

LPPM, jurusan

2. Nilai dana penelitian Diseminasi sumber/lembaga anggaran penelitian

LPPM. Lembaga penyandang dana 3. Jumlah orang/peneliti Gerakan penulisan proposal, membentuk

lingkungan akademik

Jurusan

4. Buku Pelatihan penulisan buku Jurusan

5. Naskah yang masuk jurnal terakreditasi

Pelatihan penulisan ilmiah,

pengembangan jurnal, Akreditasi jurnal

Redaksi jurnal, jurusan

6. Paten Pelatihan prosedur paten LPPM. Depkeh&HAM

Output

7. HAKI Pelatihan HAKI LPPM, Depkeh&HAM

1. Kebijakan Eksternal a. Domestik: Pemerintah,

LSM, Swasta

Sosialisasi penelitian DIKTI (PDM, PHB, Dasar, PKM), Ristek (RUT) Bogasari, ITSF, Ford,Toyota, Kehati

LPPM, Depdiknas, Menristek, Lembaga yang relvan b. Luar negri: Pemerintah,

LSM, Swasta

Komunikasi dengan USAID, AUSAID, CIDA, Aga Khan, Magsasay, IFS. University, R&D Agency, Education Center

LPPM, University, kerjasama, Reward untuk peneliti

(31)

2. Proses

Aliran input kemudian ikut menjalankan beragam proses dan mekanisme yang komplek, yang sering dipersepsikan sebagai keseimbangan (general equilibrium) dan interaksi dari harapan atau keinginan (policy) dan fakta. Proses yang terjadi sangat dipengaruhi tingkat kompetensi sivitas akademika. Makin tinggi kompetensi dan penunjangnya, akan terjadi dinamika dan kompleksitas penelitian yang tinggi. Sebaliknya, keterbatasan kompetensi mengakibatkan moda penelitian yang sederhana dan produktivitas sivitas akademika yang rendah.

Proses penelitian terdiri dari serangkaian perihal yang mempertemukan terjadinya pembelajaran sivitas akademika dengan lingkungannya, meliputi:

a. Sumberdaya penunjang

Penunjang penelitian berupa berbagai fasilitas ruang dosen, information technology (IT), internet, perpustakaan, jurnal terakreditasi, kerjasama institusional (networking), dan laboratorium. Fasilitas penunjang mutlak diperlukan untuk mendukung kinerja penelitian yang tinggi. Ia membantu peneliti dalam hal: penajaman telaah pustaka, identifikasi masalah, komunikasi ilmiah, aktivitas organisasi profesi dan pengkayaan metode analisis. Sumberdaya ini harus diadakan, diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya sesuai dengan kemampuan dan prioritas penggunaan.

Pengadaan fasilitas ruang dosen sangat penting dan mendesak. Tersedianya ruang dosen dengan fasilitas yang mamadai sangat mendukung hubungan antar sivitas akademika. Tanpa adanya ruang dosen seperti saat ini, mengakibatkan hubungan antar sivitas akademika berjalan tidak optimal, misalnya kasus konsultasi pembimbingan skripsi di rumah. Kerjasama dosen mahasiswa menjadi tulang punggung lahirnya ide dan pengkayaan penelitian secara tidak terbatas. Mahasiswa merupakan gudang idealisme dan kreativitas yang dapat melahirkan kualitas penelitian bernilai tinggi. Wadah program kreativitas mahasiswa (PKM) telah membuktikan hal tersebut, Universitas Widyagama secara rutin berpartisipasi.

(32)

multimedia. Penguasaan software akan meningkatkan kepercayaan diri dosen di ruang kelas, forum seminar atau pertemuan ilmiah. Penampilan demikian membuat dosen menjadi tradable di tengah masyarakat, yang pada gilirannya dapat membangun image dan promosi bagi lembaga.

Peningkatan kompetensi sivitas akademika akan melahirkan permintaan fasilitas perpustakaan atau laboratorium. Pernyataan ini tidak perlu diartikan sebagai beaya. Fasilitas ini dapat diupayakan dengan mensinergikan kompetensi sivitas akademika dan support Universitas untuk menciptakan kerjasama dengan pihak-pihak yang relevan, untuk menghasilkan proyek-proyek kerjasama penelitian institusi. Dana itu akan mengalir masuk bila sivitas akademika memiliki kompetensi dan integritas. b. Proses Belajar dan Mengajar

Proses belajar mengajar yang meliputi perkuliahan tatap muka, praktikum, PKL hingga pembimbingan skripsi, merupakan kawah latihan yang memiliki muatan penelitian yang tinggi, murah dan penuh dengan idealisme. Dosen perlu melengkapi dengan baku mutu berupa SAP, hand-out, modul dan diktat. Dosen yang terlatih bereksperimen dalam proses pembelajaran, akan memperoleh manfaat yang lebih dibanding dosen kebanyakan. Ia berkreasi melebihi baku mutu, ia akan mampu memadukan unsur multimedia di kelas, atau diskusi kelompok di ruang terbuka, dan berimprovisasi di lab. Karenanya, ia akan lebih diterima di masyarakat dan komunitas akademik. Di Universitas Widyagama, beberapa dosen telah membuktikan hal tersebut.

(33)

c. Pengembangan Kompetensi

Terciptanya suasana akademik akan menghasilkan kompetensi sivitas akademika. Pengembangan kompetensi seringkali membutuhkan lingkungan yang lebih spesifik sesuai dengan fakta kompetensi yang ada atau visi lembaga. Hal ini dapat efektif lahir dari forum-forum terbatas, fokus dan spesifik. Beberapa Universitas mengakomodasi di dalam kelompok studi, atau lebih formal pusat-pusat studi. Dalam forum terbatas itu, didiskusikan metodologi untuk memecahkan permasalahan aktual, melalui seminar internal atau eksternal. Forum kecil itu juga melakukan networking dengan forum sejenis di tempat lain. Hasil komunikasi itu dapat menghasilkan ide atau proposal kerjasama yang bermutu sehingga menghasilkan nilai tambah yang signifikan bagi peneliti atau lembaga.

Universitas perlu memberi ruang yang cukup untuk mengembangkan lembaga Fakultas (seperti LP3T, LAAM). Pemberdayaan lembaga ini atau yang sejenis di bawah LPPM, akan memberikan pengaruh yang signifikan bagi pengembangan penelitian. Ide-ide perorangan untuk membentuk lembaga baru lain, yang mandiri, perlu didukung seiring dengan makin spesifik kompetensi para doktor baru. Berkembangnya kelompok studi ini secara alami adalah benih lahirnya gagasan atau proposal yang bermutu.

Pengembangan kompetensi juga diarahkan kepada mahasiswa. Hal ini bertujuan untuk memberikan bekal serangkaian kompetensi sedemikian rupa sehingga kualitas lulusan kelak memiliki mutu sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan khususnya lapangan kerja. Hasil akhir dari program adalah sertifikat kompetensi yang disahkan oleh Rektor dan lembaga dunia kerja, yang diberikan hanya kepada mahasiswa yang telah memenuhi syarat dalam menyelesaikan program-program kompetensi, yang meliputi Aplikasi Komputer, Basic Conversation, Basic IT (Information Technology), Kewirausahaan dan TOEFL.

d. Unit bisnis

(34)

saling memperkuat satu sama lain. Perolehan income kemudian digunakan untuk mendorong proses penelitian, memperkuat anggaran lembaga dan untuk kesejahteraan peneliti.

Pengembangan unit bisnis berlandaskan pada aktivitas laboratorium. Melalui penelitian yang teruji, laboratorium dapat mengembangkan teknologi produksi atau jasa yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat luas. Di beberapa Universitas, jasa lab telah berkembang untuk mendukung analisis mutu, sertifikasi, paket pelatihan, kegiatan konsultasi (hukum, pajak, pertanian), product engineering, bahkan toko atau pusat ritel.

3. Output

Output dari penelitian berupa produk-produk penelitian berupa fisik atau non fisik yang bernilai akademik. Produk fisik dapat dilihat antara lain seperti proposal yang dibeayai, jumlah peneliti, nilai dana yang berasal dari luar institusi, naskah yang dimuat dalam jurnal terakreditasi atau di luar negeri, judul buku, paten, dan HAKI. Sementara produk penelitian non fisik yang tidak kalah penting adalah motivasi dan pengalaman. Sekalipun tidak terhitung (intangible), ia merupakan modal penting untuk pembelajaran kinerja penelitian di masa mendatang. Sivitas akademika yang proposalnya tidak diterima, atau naskah yang tidak layak menurut penerbit, akan memiliki pengalaman yang luar biasa, untuk memperbaiki karya-karyanya.

Kemampuan dosen Universitas Widyagama untuk memperoleh hibah penelitian dari DIKTI semakin tinggi. Pada tahun anggaran 2003, proposal yang didanai oleh Direktoral Pembinaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP3M) berjumlah 6 judul, terdiri 4 PDM (2 dari FH, 1 dari FP dan 1 dari FT), 1 Penelitian Dasar (dari FP) dan 1 PHB lanjutan dari tim FE. Pada tahun 2004 dan 2005 jumlahnya menjadi 6 dan 12 judul. Adapun dalam nilai dana penelitian, lembaga ini telah menerima masing-masing 60 juta, 35 juta dan 70 juta rupiah dalam tiga tahun terakhir.

(35)

naik, yakni 7, 7 dan 15 orang. Distribusi peneliti juga makin membaik sekalipun masih ditemukan peneliti yang sama pada setiap tahun. Kalau awalnya hanya didominasi ilmu-ilmu eksakta (khususnya pertanian), saat ini peneliti dari bidang ilmu hukum, teknik dan ekonomi mulai unjuk gigi.

Partisipasi dalam penelitian DIKTI yang menonjol adalah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Perkembangan program sinergi antara dosen dan mahasiswa juga membaik seperti program yang disebut sebelumnya. Sudah dua tahun terakhir, mahasiswa diundang untuk mempresentasikan hasil penelitiannya di ajang PIMNAS didukung dosen pembimbingnya.

Sejauh ini, produk penelitian lain masih belum menonjol. Hanya beberapa orang sudah mampu menulis buku, sementara lainnya baru terbatas diktat yang didistribusikan secara internal. Sedangkan peneliti yang memuat naskahnya di jurnal terakreditas belum tercatat. Sementara produk HAKI dan paten masih belum diakses sesuai dengan keterbatasan kompetensi peneliti.

Produk-produk penelitian lain juga pernah dihasilkan namun tidak berhasil atau tidak terpelihara keberlangsungannya. Hal tersebut telah diupayakan misalnya dalam usulan proposal ITSF dan RUT, namun gagal dalam pendanaan. Sedang yang pernah berhasil didanai antara lain Bogasari.

4. Homeostasis

(36)

a. Kebijakan Eksternal

Kebijakan eksternal meliputi kebijakan pemerintah, lembaga penelitian dalam negeri, atau lembaga luar negeri dimana sivitas akademika dapat mengambil manfaat sebanyak-banyaknya untuk mendukung penelitian. Terhadap kebijakan DIKTI seperti diuraikan sebelumnya (PDM, SKW, PHB dll, lihat panduan penelitian dan pengabdian masyarakat Edisi VI yang diterbitkan oleh DIKTI), Universitas ini sudah mampu mengaksesnya. Kebijakan lainnya yang perlu dimanfaatkan adalah Kementrian Riset dan Teknologi (RUT, RUK, dll), Departemen Kehakiman dan HAM (untuk HAKI dan paten) dan Kopertis.

Kebikajan lembaga penelitian domestik berasal dari banyak dan ragam lembaga. Universitas ini perlu mengakses Ford Foundation, Toyota Foundation, Kehati, Yayasan Damandiri, dan sebagainya. LSM lingkungan hidup, LSM HAM, dan LSM Kesehatan bisanya memperoleh dukungan dana dari luar negeri dalam jumlah signifikan. Hal ini perlu diidentifikasi untuk terciptanya kerjasama penelitian dengan prinsip win-win.

Lembaga-lembaga luar negeri baik itu berasal dari LSM, pemerintah, atau badan internasional juga menyediakan akses bagi penelitian. Lembaga itu meliputi Educational Center atau Research and Development Agency di tiap negara, Perguruan tinggi, USAID, AUSAID, CIDA, Aga Khan, Magsasay, International Foundation for Science (IFS). Lembaga ini bahkan menyediakan beasiswa untuk program master atau doktor. Terbukti beberapa dosen telah memanfaatkan hal ini, yakni Khisbullah Huda, Budi Saneto, Gigih Priyandoko dan kawan-kawan di Malaysia. b. Kebijakan Internal

(37)

LPPM juga telah menjalin berbagai kerjasama proyek penelitian, studi kebijakan, atau pelatihan dengan pemerintah daerah, pemerintah pusat, atau lembaga lain. Ini merupakan wujud implementasi dari pengalaman penelitian dan kepercayaan terhadap kompetensi Universitas Widyagama untuk memecahkan permasalahan pembangunan. Kerjasama dengan pemda antara lain kota Batu, kabupaten Malang, dan propinsi Jawa Timur. Kerjasama dengan Depdiknas pernah terjalin dalam hal pelatihan kewirausahaan berbasis sampah kota. Kerjasama dengan Yayasan Damandiri untuk peningkatan ekonomi Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

(38)

IV. PROGRAM PENGEMBANGAN PENELITIAN

Program-program pengembangan penelitian disusun untuk mencapai target atau sasaran hingga 20 tahun ke depan (sejak 2005 hingga tahun 2025, secara lengkap disajikan dalam Lampiran 7). Program diturunkan atas dasar pendekatan pengembangan penelitian dan diklasifikasikan untuk menyederhanakan implementasi di lapangan. Tidak semua aspek ditelaah, hanya yang relevan dengan pengembangan penelitian yang diuraikan. Target program adalah untuk menghasilkan output penelitian.

1. Pengembangan Kualitas Sumberdaya Manusia

a. Studi pascasarjana

Studi pascasarjana diarahkan kepada studi doktor. Lulusan program magister hampir sudah dicapai oleh sebagian besar dosen. Pada tahun 2005, jumlah doktor di Universitas Widyagama mencapai 8 orang (Tabel 8). Pada tahuh 2007, jumlah doktor diperkirakan mencapai 20 orang, yang akan datang dari Malaysia dan berbagai perguruan tinggi dalam negeri. Ke depan, direncanakan jumlah doktor rata-rata naik 5 orang setiap dua tahun. Ini berarti 2 hingga 3 orang dosen per tahun harus diberangkatkan untuk mencapai target tersebut.

Tabel 8. Perkembangan Jumlah Sumberdaya Manusia

Dosen Tahun

Profesor Doktor Master Jumlah Mahasiswa

2005 2 8 100 3200

2007 3 20 110 3500

2009 4 25 115 3750

2011 6 30 120 4000

2013 8 35 125 4250

2015 12 40 130 4500

2017 16 45 130 4500

2019 20 50 130 4750

2021 24 55 130 4750

2023 28 60 130 5000

2025 32 60 130 5000

(39)

dengan visi lembaga. Fakultas dan Rektorat mengakomodasi perencanaan pengembangan staf tersebut dalam kebijakan tahunan. Dalam konteks ini, usulan studi doktor sudah masuk ke Universitas selambat-lambatnya pada bulan Januari disesuaikan jadwal penerimaan mahasiswa pascasarjana baru di dalam negeri. Sedang jadwal usulan studi doktor ke luar negeri menyesuaikan. Universitas sangat mendukung usulan-usulan studi doktor atau magister yang memperoleh beasiswa dari dalam atau bahkan luar negeri.

b. Kenaikan jabatan akademik

Kenaikan jabatan akademik dilaksanakan dalam kerangka aturan MENPAN, baik bagi dosen yayasan maupun PNS. Hingga saat ini sebagian besar (<75 persen) dosen masih Lektor ke bawah. Sementara yang bergelar guru besar baru dua orang. Hingga tahun 2015 diperkirakan akan ada 12 profesor, atau bertambah rata-rata satu profesor per tahun. Universitas sangat mendukung kenaikan jabatan bagi para dosen yang memenuhi syarat, khususnya para doktor baru atau yang memiliki produktivitas akademik yang tinggi.

Implementasi kenaikan jabatan akademik perlu melibatkan peran senat Fakultas (untuk naik ke Lektor) dan senat Universitas (untuk naik ke Lektor Kepala). Dalam mengevaluasi kenaikan jabatan, senat perlu memperhatikan aturan Universitas tentang etika dosen maupun plagiat. Usulan naik jabatan harus sudah masuk ke Rektorat selambat-lambatnya bulan Desember dan Juni masing-masing menyesuaikan dengan keluarnya tmt SK naik Jabatan dari Mendiknas pada bulan Maret dan Oktober.

c. Peningkatan aktivitas kemahasiswaan

(40)

Kegiatan kemahasiswaan merupakan bagian penting dalam kegiatan promosi Universitas. Idealisme mahasiswa akan lebih diterima masyarakat dan berdampak lebih signifikan untuk membangun image lembaga. Aktivitas mahasiswa yang terbukti menonjol antara lain: rekayasa teknologi tepat guna atau robotik (FT), kepedulian lingkungan hidup (WIGAPALA dan FH), teknologi olahan pangan (FP), olimpiade akuntansi (FE). Jenis kegiatan lain perlu digali dan dikembangkan sesuai dengan kompetensi jurusan. Aktivitas mahasiswa tersebut diharapkan akan mampu mendongkrak promosi PMB, yang akan menaikkan student body menjadi 4000 pada tahun 2011 dan 5000 mahasiswa pada tahun 2025.

Implementasi aktivitas kemahasiswaan ini perlu dikoordinasikan dalam penyusunan program HMJ. Perencanaan yang matang akan dapat dimasukkan dalam anggaran kegiatan kemahasiswaan (oleh HMJ maupun bagian kemahasiswaan) maupun dalam rangka kegiatan promosi. Rektor dapat memberikan perhatian kepada kegiatan mahasiswa yang menonjol. Sementara format non-formal untuk meningkatkan aktivitas mahasiswa dalam bidang penelitian memerlukan kreatifitas dan bimbingan dosen pembimbing. Ketua jurusan dapat mengambil alih peran ini dengan memberi informasi perihal momentum akademik (lomba karya ilmiah, hari ulang tahun tertentu) dan mensupport dosen-dosen yang beraktivitas untuk kemahasiswaan.

Pendirian dan diversifikasi program studi baru menjadi alternatif yang strategis untuk meningkatkan student body. Program studi ditentukan berdasarkan kebutuhan masyarakat (vokasional) maupun atas alasan pengembangan keilmuan. Diversifikasi program studi diarahkan untuk lebih mengeksplorasi kompetensi dari sumberdaya dosen, mahasiswa dan penunjangnya. Kerjasama dengan pihak lain sangat dipentingkan untuk membangun aliansi atau networking demi tercapainya mutu dan keberlanjutan program. Pengembangan Diploma (D3) Syariah dan CCIT (Center for Computing and Information Technology) adalah salah satu pilihan yang tepat. Program-program studi lain yang relevan hingga sepuluh tahun mendatang misalnya kepaniteraan, pengolahan pangan, pariwisata atau bahasa Inggris.

(41)

2. Pengembangan Sumberdaya Penunjang

a. Pengadaan Ruang Dosen

Pengadaan ruang dosen dirasakan sangat mendesak. Sejak berdirinya Universitas, katakan tahun 1985, baru pada tahun 2005 telah terealisasi ruang dosen dengan fasilitas meja dan kursi di Fakultas Pertanian dan Ekonomi. Itupun belum untuk semua dosen. Hal ini memiliki makna yang mendasar, selama ini Universitas tidak memelihara lingkungan akademik sebagaimana mestinya. Dampaknya lebih rumit dari yang dibayangkan. Waktu selama dua puluh tahun sangat mungkin bagi dosen (berinvestasi) memilih bidang selain akademik, atau melahirkan budaya akademik yang tidak semestinya, atau menganggap kampus bukan sumber manfaat atau idealisme. Hal ini telah menjadi kebiasaan pada kasus konsultasi pembimbingan skripsi di rumah,. Diperkirakan merubah cara berpikir dan mengembalikan ke habitat akademik semula bukan hal yang mudah.

Tabel 9. Perkembangan Sumberdaya Penunjang

Perpustakaan

lembaga Proposal % Kegunaan unit/judul

2005 <30 30 <50 <5 0 <5 <25 3

(42)

proses pembelajaran dan lahirnya beragam manfaat akademis maupun non akademis. Untuk itu, Rektor perlu memprioritaskan anggaran untuk pengadaan ruang dosen hingga lima tahun mendatang. Tanpa berupaya mendiskriminasi, meja dan kursi dosen perlu diadakan pada tahun ini juga kepada para doktor. Mereka merupakan rujukan tidak hanya bagi para dosen, dan mahasiswa, tetapi juga sebagai think tank bagi Universitas maupun untuk memenuhi permintaan masyarakat terhadap kompetensi mereka.

b. Pengembangan Internet

Pengadaan dan pengembangan internet di kampus juga sudah sangat mendesak. Tahapnya hanya tinggal selangkah saja, yakni hanya connect to internet. Universitas ini sudah memiliki modal antara lain: (i) website (sekalipun meminjam server lembaga lain, Lampiran 8), (ii) jaringan internal (fiber optik), (iii) komputer yang kompatibel (setara Pentium IV), dan (iv) SDM yang memadai untuk rekayasa dan mengembangkan website.

Manfaat internet bagi pengembangan penelitian telah diketahui. Beberapa dosen yang rutin memperoleh dana penelitian DIKTI atau menulis karya ilmiah tidak asing dengan internet. Mereka itu mengeluarkan beaya sendiri (yang tidak kecil) untuk memperoleh manfaat pengetahuan dari internet, melalui Warnet atau PC di rumah. Namun demikian cara berpikir demikian tidak menyebar ke dosen-dosen yang lain karena berbagai alasan teknis. Karenanya, adanya internet di kampus dapat dipandang sebagai subsidi kepada dosen, atau bentuk kesejahteraan non finansial dalam rangka mendukung gairah penelitian dan komunikasi keilmuan.

(43)

mekanisme pengadaan komputer dan internet mengandalkan pembeayaan yang berasal dari mahasiswa baru. Mahasiswa baru tersebut, kemudian secara bebas menggunakannya, dan secara alami berpromosi kepada lingkungan terdekatnya.

c. Perpustakaan

Keberadaan perpustakaan dan internet adalah sejalan untuk mendukung pengembangan penelitian. Tidak semua layanan perpustakaan tersedia di internet, demikian juga sebaliknya. Di perpustakaan dapat ditemukan texbook atau jurnal terbaru yang memuat karya akademik yang telah teruji atau dipatenkan (HAKI). Sementara di internet ditemukan jurnal (yang agak lama) dan karya ilmiah dalam wacana oleh para peneliti, penulis atau sukarelawan. Dua-duanya sangat bermanfaat bagi tujuan penelitian. Namun demikian, saat sekarang layanan perpustakaan juga makin komplek dengan perkembangan teknologi digital. Dengan terbentuknya forum kerjasama perpustakaan perguruan tinggi, memungkinkan seseorang dapat melihat koleksi buku, jurnal, atau CD-ROM di perpustakaan perguruan tinggi lain. Universitas Widyagama telah menjadi anggota forum

digitalibrary se Jawa Timur. Potensi tersebut nampaknya belum termanfaatkan karena dua hal, yakni (i) belum ada komputer connect dengan internet, (ii) belum seluruh buku ter-record secara digital (kurang dari 50 persen).

(44)

d. Kerjasama Ilmiah Kelembagaan

Kerjasama ilmiah secara formal memberikan wadah yang efektif bagi pengembangan keilmuan dan penelitian. Universitas Brawijaya mewujudkannya dengan hadirnya perwakilan NUFFIC (tahun 1980an), Cassava Project (dengan IDRC tahun 1980an), atau pelatihan bahasa Jepang (sekarang). Sejak tahun 1980an, IPB, UGM, atau UI menjalin kerjasama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency). Di Universitas Surabaya hadir perwakilan pendidikan Australia. Di Universitas Muhammadiyah Malang terjalin kerjasama pertukaran mahasiswa (twinning program). Kerjasama tersebut akan sangat efektif bagi pembelajaran lingkungan akademik, mencakup penguasaan bahasa dan pengalaman penelitian. Hasilnya, kerjasama tersebut dapat menjadi reference untuk kerjasama berikutnya; atau untuk fellowship bagi dosen yang sekolah atau research ke luar negeri

Universitas Widyagama sudah saatnya mengimplementasikan kerjasama sejenis. Pilihannya dapat disesuaikan dengan kompetensi internal lembaga, atau berdasarkan peluang terbesar yang ditawarkan mereka. Universitas perlu berkonsultasi tentang hal ini ke Depdiknas Jakarta, atau ke personil yang relevan tentang kerjasama ini. Jalur hubungan dapat diawali melalui lembaga PBB atau afiliasinya yang ada di Jakarta, atau perusahaan swasta yang punya kepedulian terhadap penelitian. Program ini seyogyanya telah terimplementasi satu MOU dalam waktu dua tahun mendatang. Secara bertahap jumlahnya meningkat setiap dua tahun, hingga mencapai 10 MOU di tahun 2025.

Untuk menuju tercapainya kerjasama tersebut, agaknya memerlukan persiapan internal sebagai berikut: (i) tersedianya SDM yang berkualitas dalam aspek keilmuan atau akademik, (ii) sistem manajemen yang profesional, (iii) tersedianya fasilitas komunikasi dan informasi yang memadai (internet dan sebagainya), (iv) cara berpikir dan lingkungan kerja yang kondusif dan (v) toleransi dan pengertian yang mendalam terhadap perbedaan ideologi, budaya dan cara berpikir. Syarat tersebut, umumnya juga menjadi penilaian sekaligus garansi khususnya bila akan ditempatkan

(45)

e. Laboratorium

Pengembangan laboratorium dan aktivitasnya adalah sejalan dengan aktivitas penelitian. Apabila dihitung secara kasar berdasarkan proposal yang didanai DIKTI tahun 2005, maka sesungguhnya hanya ada 12 aktivitas lab dalam setahun di lembaga ini. Jumlah tersebut setara 20 persen (dibanding 60 proposal ke DIKTI tahun 2006) atau kurang dari 10 persen (dibanding jumlah dosen 130 orang). Hal ini mencerminkan tingkat pemanfaatan lab yang relatif rendah untuk penelitian.

Program pengembangan lab ke depan mementingkan kepada gairah aktivitasnya. Aktivitas penelitian yang tinggi menghasilkan permintaan pengadaan alat dan bahan lab. Hal ini dapat dibangun melalui kualitas penelitian yang tinggi atau bagian dari kerjasama penelitian, atau dari bantuan pemerintah. Sangat tidak bijak mengandalkan anggaran Universitas untuk pengadaan alat yang sama canggihnya dengan yang di luar negeri. Universitas dapat melanjutkan bantuan hibah dari Depdiknas maupun mendorong program studi aktif dalam PHK. Program PHK sangat efektif untuk meningkatkan kualitas sumberdaya dan kinerja penelitian secara menyeluruh, seperti terlihat pada program studi teknik mesin dan sipil.

Implementasi program pengadaan alat dan bahan lab dapat dilaksanakan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Rektor dapat memprioritaskan atau mengalokasikan anggaran setiap periode tertentu kepada fakultas. Anggaran tersebut digunakan untuk pemeliharaan, perbaikan dan pengadaan yang baru. Sementara itu Fakultas juga dapat mengadakan pengadaan alat dan bahan dari kegiatan praktikum mahasiswa.

f. Jurnal Terakreditasi

Jurnal terakreditasi merupakan wadah bagi lahirnya karya ilmiah yang berkualitas tinggi. Rencananya, dalam pertengahan tahun ini hasil akreditasi tiga jurnal, yakni MABIS (FE), Widya Agrika (FP) dan Widya Yuridika (FH) akan keluar. Sedemikian jauh, pemanfaatan media ini untuk diseminasi hasil-hasil penelitian sangat baik. Hasilnya bahkan telah mampu digunakan untuk kenaikan jabatan akademik dosen.

(46)

jurnal dari program pascasarjana dan LPPM. Keduanya diharapkan telah memiliki jurnal terakreditasi pada tahun 2015. Sementara program studi lain yang produktif aktiftas penelitiannya juga berkesempatan mengembangkan jurnal. Hingga tahun 2025, direncanakan Universitas telah memiliki 8 jurnal terakreditasi.

Implementasi program jurnal terakreditasi ke depan adalah menjaga kesinambungan dan mendesak Widya Teknika (FT) mengikuti jejak pendahulunya. Kesinambungan jurnal terakreditasi sangat tergantung sumber naskah dan pembeayaannya. Rektor diharapkan tetap menghandle pembeayaan Jurnal dan mekanisme akreditasi. Subsidi diberikan kepada para penulis dosen Universitas Widyagama bila nanti dikenakan aturan kontribusi. Di Universitas lain, kontribusi bagi penulis dari luar lembaga mencapai hingga 300 ribu rupiah. Sementara itu, Dekan memilik tanggungjawab dalam mekanisme pelaksanaan redaksi dan kesinambungan terbit.

Jurnal terakreditasi yang berkualitas tinggi lahir dari bidang ilmu yang spesifik. Bukan seperti bunga rampai seperti jurnal Widya Agrika saat ini. Sedangkan Widya MABIS dan Humanika sudah menunjukkan bidang ilmu yang relatif spesifik. Ke depan jurnal Widya Agrika perlu di benahi lagi karakteristiknya bila menginginkan kualitas atau nilai akreditasi yang lebih baik. Pada posisi demikian, kelak Ketua Jurusan memiliki tanggungjawab menerbitkannya bila aktiftas stafnya menunjukkan produktivitas karya ilmiah yang tinggi.

3. Peningkatan Kualitas Belajar Mengajar

(47)

Tabel 10. Perkembangan Proses Belajar Mengajar, Pengembangan Kompetensi dan Unit Bisnis

Proses Belajar Mengajar Pengembangan Kompetensi Tahun

SAP+ handout Bahan ajar Riset Group Pelatihan Metodologi

Seminar/Forum

Ilmiah Nasional TOEFL 500

Unit Bisnis

Implementasi program peningkatan kualitas belajar mengajar diawali melalui pengembangan kurikulum. Perkembangan lingkungan aktual dapat diramu untuk memperkaya kebutuhan bahan ajar. Dengan baku mutu yang ada, memudahkan dosen merevisi dan mengembangkan bahan ajar sesuai kebutuhan lingkungan. Sekalipun Ketua Jurusan bertanggungjawab terhadap hal ini, namun melihat jumlah baku mutu yang masih rendah, yakni SAP kurang dari 25 persen dan diktat kurang dari 5 persen (Tabel 10), dukungan Rektor dan Dekan masih sangat diperlukan untuk mendongkrak jumlahnya, yang dalam lima tahun ke depan diharapkan mencapai 100 dan 60 persen. Rektor tidak hanya menyelenggarakan program pelatihan, tetapi juga mewajibkan dosen menyusun GBPP/SAP sebagai bagian dari formasi dosen pada setiap awal semester. Kegiatan dapat dilakukan katakan tiga bulan sebelum awal semester, sehingga pada saatnya dapat diaplikasikan.

4. Pengembangan Kompetensi

a. Pembentukan riset group atau kelompok studi

Gambar

Tabel 1 .  Kinerja Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dosen Universitas Widyagama
Tabel 2. Jumlah Penelitian, Karya Ilmiah dan Rencana Penelitian Dosen  Dosen Universitas Widyagama
Tabel 3. Kemampuan Dosen dalam Penguasaan Perangkat Lunak
Tabel 4.  Persepsi Dosen tentang Kendala dalam Melaksanakan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya penyalahgunaan narkoba pada kalangan remaja di Desa Batukarang, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, serta

[r]

Letak strategis ini juga memudahkan corporate communication Dexa Group dalam menyampaikan seluruh informasi baik dari top manajemen kepada middle dan low manajemen seperti

(1) Untuk mengetahui rencana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, selain masyarakat mengetahui Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Siak, dari Lembaran

Makalah ini juga menjelaskan bagaimana FASI, sebagai provider akan menangani kerusakan dan kerugian tersebut yang terjadi pada atlet ataupun pihak ketiga dengan

Program kebutuhan khusus merupakan suatu layanan intervensi dan/atau pengembangan yang dilakukan sebagai bentuk kompensasi atau penguatan akibat kelainan yang dialami anak

Tetapi, walaupun masih ada peraturan hukum Belanda yang berlaku setelah menjadi negara merdeka dewasa ini sebenarnya tidak bertujuan seperti penjajah Belanda pada

Sesuai dengan panduan dalam Naskah Akademik Kerjasama Perguruan Tinggi di Indonesia dengan Perguruan Tinggi atau Lembaga lain di dalam dan di luar negeri, Program Joint