• Tidak ada hasil yang ditemukan

148 Pa * Bahasa Cinta

Dalam dokumen ANAHATA motivasi inspirasi (Halaman 148-155)

Wa * Musik: Hiburan dan Pelajaran

148 Pa * Bahasa Cinta

Akhir bulan mei 2010, saya terinspirasi untuk menafsirkan makna setiap bait Kitab Trisula. Cendikiawan barat memiliki ilmu semiotika dalam menafsirkan simbol simbol. Saya memiliki tehnik penalaran pribadi untuk menerjemahkan simbol symbol yang saya beri nama ajian sastra jiwa.

Salah satu bait kitab trisula yang saya tafsirkan hasilnya di bawah ini:

Bahasa cinta

Bahasa orang yang saling jatuh cinta adalah tanpa perlu bersuara tapi

dari pandangan mata dan anggukan kepala pesan yang ingin di sampaikan

sudah dapat diterima dengan baik oleh kekasihnya.

Bahasa cinta yang lebih luas digunakan oleh pecinta spiritual

untuk berkomunikasi dengan alam semesta.

Oleh karena itu pelajarilah bahasa cinta. ( Kitab Trisula, Bait 18 )

Kitab Trisula, Bait 18 berbicara tentang bahasa cinta yang di kelompokkan menjadi dua. Bahasa cinta yang

149

pertama adalah bahasa cinta ragawi yaitu bahasa cinta sepasang kekasih.

Dalam bait ini disampaikan tentang bahasa tatapan mata dan bahasa tubuh yang diwakili anggukan kepala. Mata adalah jendela hati. Sinar mata memancarkan kondisi perasaan seseorang. Seorang kekasih bisa mengetahui kondisi suasana hati kekasihnya hanya dengan menatap matanya dan memperhatikan bahasa tubuh. Inilah yang dimaksud dengan kontak batin karena dua hati sudah menyatukan diri. Sehingga secara alamiah telepati sudah terjadi antara sepasang kekasih.

Dalam bait ini menggambarkan sepasang kekasih yang betul betul menyatukan hati dan jiwanya sebagai teman hidup atau suami istri diantara mereka berdua muncul kemampuan telepati untuk berkomunikasi hanya melalui tatapan mata dan bahasa isyarat tubuh.

Senada dengan itu dalam bahasa jawa tingkatan halus suami atau istri sebagai pasangan hidup disebut garwo yang berarti sigaring nyowo atau dalam bahasa Indonesia berarti belahan jiwa.

Seperti halnya sepasang kekasih yang sedang bercinta, dalam rangka mengekpresikan kebutuhan sexnya ataupun untuk membuat keturunan. Mereka secara alami lebih sering menggunakan bahasa tubuh melalui gerakan entah itu usapan, ciuman, pelukan, dorongan, gigitan, ekspresi wajah tertentu dan hembusan nafas.

Kemudian suara yang dikeluarkan dari pita suara mereka kecenderungan mirip suara ekpresi binatang yaitu mendesis seperti ular, berisik seperti monyet di

150

hutan, melengking seperti suara serigala dan seterusnya silahkan anda eksplorasi sendiri.

Itulah bahasa cinta tingkatan pertama yang menurut saya adalah komunikasi purba yang dipahami oleh laki laki dewasa dan perempuan dewasa yang tinggal dari hutan rimba amazon sampai yang tinggal di apartemen di Berlin.

Selanjutnya. Jika anda melihat foto foto di media massa tentang seorang tokoh yang mencintai rakyatnya atau seorang tokoh yang mencintai orang orang lemah. Anda bisa menangkap getaran kasih sayang melalui mata dan bahasa tubuh tokoh tersebut yang tertangkap melalui foto.

Bahasa cinta yang kedua adalah bahasa yang lebih luas cakupan wilayahnya, tidak terbatas kepada sesama manusia,namun kepada segala sesuatu yang ada di alam semesta. Pada bait ini, disebutkan bahasa pergaulan yang digunakan pecinta spiritual.

Pecinta spiritual adalah orang orang yang terdiri atas laki laki dan perempuan, tua ataupun muda yang sudah mengembangkan cinta kasih dalam rangka mengolah dirinya untuk menemukan jati diri. Mereka tersebar diberbagai agama dan kepercayaan serta budaya diseluruh penjuru bumi.

Di dalam budaya jawa yang saya pelajari. Orang orang yang menghaluskan budi pekertinya menganggap tanaman adalah saudaranya. Binatang adalah saudaranya. Ketika menyebut angin mereka mengatakan Sang Hyang Bayu, begitupula dengan bumi, air, api serta unsur alam yang

151

lain dianggap sebagai sahabat, saudara bahkan pembimbing manusia.

Bahasa cinta yang kedua ini dalam budaya jawa harus dilatih melalui tahapan awal yaitu mengenal alam sampai akhirnya mencapai tahapan bergaul dengan alam. Pertama di awali dengan mengenal unsur alam, dilanjutkan dengan berkomunikasi dengan unsur alam, mendengarkan unsur alam, bersahabat dengan unsur alam, lalu bekerjasama dengan unsur alam.

Kemudian tahapan yang lebih tinggi lagi dalam bergaul dengan unsur alam harus menggunakan tata krama atau sopan santun. Dalam tahapan ini seseorang harus mengerti

"tepo sliro" yaitu toleransi terhadap alam, contohnya tidak

membabat hutan hanya untuk tujuan bisnis sehingga ekosistem hewan dan tumbuhan rusak. Termasuk adalah mengolah limbah agar tidak meracuni alam.

Kemudian mengerti "nanding saliro" atau hidup bersama dengan alam termasuk didalamnya bekerja menaklukkan tantangan alam untuk mencapai kesejahteraan manusia. Contohnya lahan gersang di olah tanahnya, kemudian di tanami pohon , di rawat dibuat saluran air dan kolam kolam penampungan air. Sehingga lahan gersang tadi menjadi subur kembali.

Terakhir adalah "mulat sariro" atau introspeksi diri dalam hubungan dengan alam sehingga tidak sampai terjadi bencana alam. Ada kalanya manusia baru melakukan

"mulat sariro" atau instrospeksi diri setelah terjadi

bencana alam. Ini berarti tanda tanda alam tidak lagi dihiraukan sehingga alam berunjuk rasa.

152

Kegagalan membaca tanda tanda alam adalah bentuk ketidakmampuan manusia dalam membaca bahasa cinta yang disampaikan oleh alam.

Pecinta spiritual yang memahami bahasa cinta tingkat kedua ini akan mampu menafsirkan bahasa yang disampaikan alam melalui perilaku unsur alam diantaranya bumi, air, angin, pohon bahkan binatang langka, atau unsur di luar bumi seperti matahari, rembulan dan planet planet.

Oleh karena itu didalam budaya jawa wilayah seperti mata air, hutan, gunung memiliki juru kunci atau penjaga yang ditugaskan oleh pihak kerajaan sebagai petugas yang mewakili masyarakat untuk merawat dan berkomunikasi dengan alam.

Di setiap gunung berapi di jawa memiliki juru kunci bahkan ada yang lebih dari satu juru kunci. Di wilayah kesultanan Yogyakarta salah satu juru kunci gunung merapi yang paling terkenal adalah almarhum Mbah Maridjan. Ini adalah profesi unik yang ada di jawa.

Dalam negara Republik Indonesia juga ada petugas yang fungsinya setara dengan juru kunci alam di masa lalu yaitu diantaranya petugas pemantau gempa, petugas pemantau cuaca, petugas pemantau sungai, petugas penjaga hutan. Mereka semua menguasai ilmu membaca tanda tanda alam dengan bantuan media alat elektronik dan ilmu pengetahuan. Bahkan fungsi ahli nujum atau ahli perbintangan kerajaan di masa lalu saat ini juga terdapat dalam negara modern yang di sebut lembaga antariksa dan astronomi. Bagi saya, mereka adalah para juru kunci alam

153 modern.

Manusia sesungguhnya mampu berkomunikasi dengan binatang, bukti nyata adalah seorang pawang gajah mampu berkomunikasi dengan gajah asuhannya. Manusia berbicara kepada benda benda juga terjadi di jaman modern ini, contohnya seorang pendekar silat berkomunikasi dengan pedangnya yang dianggap sebagai pembantu perpanjangan tangannya. Seorang pembalap berbicara kepada mobilnya bahkan memberi nama kepada mobilnya. Seorang musisi berbicara dan mencium gitar kesayangannya sebelum pentas dan yang paling sering adalah seseorang berbicara kepada binatang peliharaannya seperti kucing dan anjing dan itu semua dianggap wajar. Namun ketika orang modern melihat seseorang tetua suku pedalaman berbicara kepada sungai dianggap aneh. Padahal bagi orang rimba ketika melihat orang kota berbicara dan tertawa atau marah marah sendiri di sepanjang jalan dengan menempelkan telepon genggam di telinganya juga pemandangan yang sangat aneh.

Dimasa lalu ada cerita manusia yang bisa berbicara kepada bumi, berbicara kepada matahari, berbicara kepada bintang bintang, berbicara kepada angin, pohon dan binatang bahkan berbicara kepada Tuhan.

Di berbagai kebudayaan berbeda, orang orang itu ada yang disebut nenek moyang, Raja, Guru, Nabi, Orang suci, shaman, Pujangga, avatara, peramal, tetua suku dan lain lain. Cerita itu bisa dipercaya atau tidak, itu dikembalikan kepada masing masing individu dan kepercayaan yang dianutnya.

154

Bagi saya pribadi, di kepulauan nusantara ini ada suku yang pantas menjadi teladan bagi penduduk nusantara karena sikap penghargaan mereka terhadap alam , mereka adalah suku dayak di pulau borneo. Kepada merekalah jika anda ingin belajar bahasa cinta tahap kedua agar mampu berkomunikasi dengan alam.

Kemudian suku lain yang merupakan penjaga alam yang setia adalah suku badui di wilayah Banten kidul. Mereka pantas menjadi teladan bagi orang orang di nusantara karena kearifan hidup mereka dalam memperlakukan alam.

Kita beruntung hidup di kepulauan nusantara yang sampai dengan saat ini memiliki para pecinta spiritual yang tersebar dari pulau Nias sampai pulau Ambon. Dari pulau Bali sampai pulau Ternate.

155

Dalam dokumen ANAHATA motivasi inspirasi (Halaman 148-155)

Dokumen terkait