• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Pacaran

1. Pengertian pacaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga, 2002:807), pacar adalah kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta-kasih. Berpacaran adalah bercintaan; berkasih-kasihan (dengan sang pacar). Memacari adalah mengencani; menjadikan dia sebagai pacar; mengencani. Sementara kencan, sendiri menurut kamus tersebut adalah berjanji untuk saling bertemu di suatu tempat dengan waktu yang telah ditetapkan bersama.

Menurut Cate dan Llyod (dalam Dinastuti, 2008) pacaran atau courtship adalah semua hal yang meliputi hubungan berpacaran (dating relationship), baik yang mengarah ke perkawinan maupun yang putus sebelum perkawinan terjadi. Adimassana (2001) mengungkapkan bahwa pacaran mengandung pengertian bahwa pemuda dan pemudi mulai memproses hubungan mereka untuk serius melihat atau menjajagi dan memikirkan kemungkinan mereka dapat menikah. Baron & Byrne (dalam Satria, 2011) menyebutkan ada beberapa karakteristik dari

hubungan pacaran, yaitu perilaku yang saling bergantung satu dan lainnya, interaksi yang berulang, kedekatan emosionaal, dan kebutuhan untuk saling mengisi. Hubungan ini terdiri dari orang-orang yang kita sukai, seseorang yang kita sukai, cintai, hubungan yang romantis dan hubungan seksual. Salah satu kerakteristik dari pacaran yaitu adanya kedekatan atau keintiman secara fisik (physical intimacy). Keintiman (intimacy) tersebut meliputi berbagai tingkah laku tertentu, seperti berpegangan tangan, berciuman, dan berbagai interaksi perilaku seksual lainnya.

Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. Aktivitas berpacaran memiliki variasi dalam pelaksanaannya dan sangat dipengaruhi oleh tradisi individu-individu dalam masyarakat. Dimulai dari proses pendekatan, pengenalan pribadi, hingga akhirnya menjalani hubungan afeksi yang ekslusif.

Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa pacaran adalah suatu proses hubungan antara dua orang insan manusia (laki-laki dan perempuan) yang mempunyai komitmen untuk berinteraksi sosial dan melakukan aktivitas bersama-sama dengan maksud menuju hubungan yang lebih berkualitas (pertunangan atau pernikahan).

2. Fungsi Pacaran bagi Remaja

Beberapa fungsi berpacaran adalah sebagai berikut (dalam Rice: 2005):

a.Rekreasi

Salah satu fungsi utama berpacaran adalah untuk kesenangan.Pacaran memberikan hiburan yang merupakan bentuk dari rekreasi dan sumber kesenangan.

b. Persahabatan tanpa adanya tanggung jawab pernikahan

Persahabatan dengan orang lain merupakan motif kuat dalam berpacaran. Keinginan untuk memiliki hubungan pertemanan, mendapatkan dukungan, kasih sayang dan cinta dari orang lain merupakan bagian normal dalam perkembangan menuju kedewasaan

c. Sumber status keberhasilan

Remaja yang berasal dari kelas sosial ekonomi atas lebih sering berpacaran dibandingkan dengan mereka yang berasal dari kelas sosial ekonomi bawah dan beberapa remaja menggunakan hubungan berpacaran sebagai bagian untuk mendapatkan, membuktikan ataupun mempertahankan status. Saat ini hal tersebut bukan merupakan motif utama dari berpacaran.

d. Sosialisasi

Berpacaran merupakan tujuan dari perkembangan keppribadian dan sosial. Hal ini merupakan pembelajaran untuk mengetahui, memahami, dan bergaul baik dengan berbagai tipe individu yang berbeda. Melalui berpacaran, remaja belajar untuk bekerjasama, memperhatikan, bertanggung jawab, mempelajari beberapa kemampuan sosial, dan masalah etika serta mempelajari teknik untuk berinteraksi dengan orang lain.

e.Pengalaman seksual atau kepuasan

Penelitian telah menunjukkan bahwa berpacaran telah menjadi lebih dari sekedar orientasi seks karna telah banyak remaja yang melakukan hubungan seksual. Apakah berpacaran digunakan untuk melakukan seks atau seks berkembang pada masa berpacaran tergantung sikap, perasaan, motif, dan nilai yang dianut oleh remaja itu sendiri

f. Pemilihan pasangan

Apakah hal ini merupakan motif yang disadari atau tidak, pemilihan pasangan akan terjadi juga terutama dikalangan remaja yang sudah memiliki pengalaman berpacaran sebelumnya. Semakin lama sesorang berpacaran, kecenderungan mereka utuk terlalu mengidolakan satu sama lain akan semakin berkurang dan akan semakin besar kesempatan mereka untuk mengenal satu sama lain. Berpacaran juga

memberikan kesempatan bagi dua orang untuk menjadi pasangan.jika mereka memilki persamaan dalam suatu peranan, memiliki minat dan karakter kepribadian yang sama, mereka akan mengembangkan hubungan yang harmonis apabila dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki persamaan dalam hal fisik, karakteristik psikologis dan sosial.

3. Tahapan Pacaran

Menuru Priyani (2010), Relasi antara pria dan wanita mempunyai berbagai tahap, mulai dari tahap yang paling awal sampai palling dekat dan dalam dan akhirya ke arah ke yang istimewa. Tahap-tahap relasi pria dan wanita sangat terkait dengan perkembangan jiwa seseorang. Tahap tahapnya adalah sebagai berikut :

a. Kekaguman/ tergila-gila pada lawan jenis

Pada tahap ini seseorang merasa sangat tertarik bahkan tergila-gila pada seseorang yang belawanan jenis. Orang yang dikagumi bisa orang yang tidak dikenalnya. Keksarkan ciraguman terhadap seseorang tersebut biasanya hanya berdai-ciri fisik atau penampilannya, bukan karena keena kepribadiannya.

b. Cinta monyet

Tahap ini ditandai munculnya perasaan suka pada seseorang yang sangat kuat, yang terjadi secara tiba-tiba, tanpa adanya alasan yang masuk

akal. Kadang perasaan itu muncul pada pandangan pertama. Cinta monyet bisa tertuju pada seseorang yangg dikenalnya, dan tidak didasari oleh pengenalan akan pribadi orang itu. Perasaan jatuh cinta dalam tahap ini, diikuti dengan perasaan yang sangat menggelora dan berimbas pada aktivitas lainnya, tetapi tidak berlangsung lama, segera akan berpindah ke orang lain, dan seterusnya sampai berulang berkali-kali.

c. Kencan

Tahap ini biasanya adalah peningkatan dari tahap cinta monyet, yang terjadi pada dua orang yang salig jatuh cinta, yang sudah disertai ketertarikan pada perilaku tertentu dari pasangan, dan disertai keinginan untuk mengobrol/bersama-sama dalam waktu tertentu, tetapi belum ada komitmen. Pada tahap kencan bisa terjadi perasaan tertarik menghilang karena ada hal tertentu yang tidak disukai. Apabila perasaan tertarik itu hilang, maka relasi kembali sebagai pertemanan biasa.

d. Pacaran

Diawal dengan peristiwa “menembak” yang ditanggapi oleh orang yang ditembak, lalu ada komitmen untuk “jalan bareng”. Pada saat ini biasanya mulai sedikit demi sedikit, tampil apa adanya (karena terlalu lelah untuk perpura-pura terus). Pada saat ini biasanya belum melibatkan kedua orang tua. Tahap pacaran biasanya merupakan hasil seleksi setelah melaukukan kencan dengan beberapa orang.

e. Pacaran serius

Pada tahap ini, biasanya sudah ada pembicaraan “masa depan”, orang tua sudah dikenalkan.

f. Perkawinan

Tahap dimana sudah ada ikatan formal sebagai suami istri. Peningkatan dari satu tahap ke tahap berikutnya dalam relasi antara pria dan wanita adalah sesuatu yang akan terjadi dan mengalir secara alamiah, dan perlu dikelola dan disikapi secara bijak agar semakin mendewasakan pribadi seseorang.

Dokumen terkait