• Tidak ada hasil yang ditemukan

Artinya: “ (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram

D. Pada Kehidupan Akademik

Setelah uraian di atas mengenai pengaruh/ dampak menghafal al-Qur’ān seperti ketenangan jiwa, pahala yang didapat, pengaruh/ dampak pada kehidupan peribadatan para responden maka selanjutnya yang akan dibahas pada sub bab ini adalah dampak akademik pada kehidupan para informan.

Setiap individu pasti memiliki keinginan untuk menjadi jiwa yang berprestasi. Namun yang membedakan antara individu yang memiliki keinginan untuk berprestasi tinggi dan rendah adalah keinginan dirinya untuk dapat menyelesaikan sesuatu dengan baik.

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah di kerjakan, di ciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi juga tidak akan bisa dimiliki tanpa ada suatu usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan.

Prestasi akademik adalah hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.

Dalam pendapat lain prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk hasil proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat diukur atau dinilai dengan menggunakan tes yang berstandar.15

Prestasi akademik adalah istilah untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan karena suatu usaha belajar telah dilakukan oleh seseorang secara optimal.16

Dari hasil penelitian membuktikan bahwa mahasiswa/I yang menghafal

al-Qur’ān dapat di katakan sebagai mahasiswa/I yang berprestasi dalam bidang

15

Naam sahputra, Artike ldiakses pada 30 Januari, 2014 dari

http://www.prestasi+akademik_/belajarnews/235/saq8/html. 16

Ardi, Artikel diakses pada 30 Januari 2014 dari http://www.pend-tinggi.com/nilai/098+akademik/html.

akademik karena di samping mereka memiliki nilai atau hasil belajar mereka yang memuaskan mereka juga mendapatkan beasiswa karena hafal al-Qur’ān. Seperti yang diakui oleh Irfan bahwa “setelah menghafal al-Qur’ān saya jadi sering mendapatkan beasiswa”. Demikian juga yang diucapkan Hafidzah bahwa Ia juga banyak mendapat beasiswa karena hafal al-Qur’ān, lebih mudah untuk mempelajari ilmu-ilmu lainnya, dan semakin banyak prestasi yang didapat dalam bidang akademik.

Sama seperti yang telah banyak disebutkan dalam buku-buku mengenai keutamaan menghafal al-Qur’ān bahwa dalam bidang akademik, orang yang menghafal al-Qur’ān lebih cerdas, teliti dan lebih berprestasi dibandingkan orang yang tidak menghafal al-Qur’ān. Rizkiyah juga menyatakan sebagaimana yang dikatakan oleh Hafidzah bahwa Ia menjadi lebih dipermudah lagi dan ilmunya menjadi tambah ketika membaca artinya. Sedangkan Ahmad Mahfudz mengatakan bahwa “setelah saya menghafal al-Qur’ān maka semua pelajaran yang dipelajari terasa lebih dipermudah”.

Sementara itu Listatik, Arinal Bellamy, hanya menyebutkan pada dampak peribadatan sajadan tidak menyebutkan dampak pada akademik. Namun hasil atau prestasi akademik mereka sangat bagus.

Hal ini juga bisa di buktikan dengan nilai IPK (Indeks Prestasi Komulatif) yang diperoleh semua mahasiswa/i penghafal al-Qur’ān yang dijadikan sebagai informan oleh penulis dalam tabel berikut.17

17

Tabel 5.1

Nilai Indeks Prestasi Komulatif (IPK) Informan Para Penghafal al-Qur’ān No NamaInforman Semester Nilai Indeks Prestasi Komulatif

(IPK) 1. Arinal Bellamy 3 4,0 2. Mahfudz 3 3,75 3. Listatik 3 3,68 4. Rizkiyah 5 3,50 5. M.Irfan 3 3,64 6. Hafidzah 3 3,75 7. Nurul 3 3,70

Dengan melihat tabel di atas maka bisa diketahui bahwa mahasiswa/i yang menghafal al-Qur’ān memiliki prestasi yang bagus dan memuaskan yang dibuktikan dengan perolehan dari hasil akhir mereka yang memuaskan.

Para informan juga memiliki alasan mengapa mereka bisa mencapai prestasi yang bagus seperti ini. Ketika di Tanya mengenai apa yang membuat mereka berprestasi, maka masing-masing informan pun menjawab sebagai berikut.

Rizkiyah menjawab “sejujurnya semenjak ikut menghafal al-Qur’ān saya

merasa semuanya di mudahkan termasuk nilai. Bahkan sebenarnya lebih dari nilai, masih banyak lagi sehingga sekarang ini saya yakin bahwa Allah SWT pasti

selalu member nilai yang terbaik kepada saya selama saya masih sering menghafal/ berinteraksi dengan al-Qur’ān walaupun saya aktif dengan kegiatan-kegiatan yang lain. Karena itulah saya merasakan bahwa semua ini merupakan satu keistimewaan untuk saya karena menghafal al-Qur’ān”.18

Hafidzah menjawab “iktiar, berdoa, dantawakal”.19

Sementara itu Listatik

menjawab “nilai semester bagus karena ada usaha untuk meraihnya sama seperti

menghafal al-Qur’ān juga harus ada usaha dalam menghafal”.20

Sedangkan Irfan

menjawab “sebelumnya nilai saya gak bagus-bagus amat kok’ alasannya pun

sederhana saja, saya tidak main-main dalam kuliah saya walaupun sebelumnya gak sesungguh-sungguh sekarang.21 Lain lagi dengan Mahfudz yang menjawab sebagai berikut “dapat nilai bagus itu tidak lain karena kekuasaan Allah kepada makhluknya. Namun ketika itu juga saya sedang menghafal al-Qur’ān jadi saya lebih mudah ketika belajar dan menjawab soal-soal ujian pada saat itu”.22

Arinal menjawab “sebenarnya gak juga sih kalau seorang penghafal

al-Qur’ān itu memiliki nilai akademis yang bagus, banyak juga kok anak yang hafal

al-Qur’ān tapi nilai akademisnya biasa saja. Begitupun sebaliknya ada yang tidak

menghafal al-Qur’ān tapi memiliki prestasi yang luar biasa. Tapi saya juga mengalami sendiri waktu masih di pesantren dulu kebanyakan yang hafal

al-Qur’ān pasti nilai sekolahnya juga bagus”. 23

Sedangkan Nurul juga menjawab

18

Wawancara dengan Rizkiyah, Jakarta, 11 Februari, 2014. 19

Wawancara dengan Hafidzah, Jakarta, 12 Februari, 2014. 20

Wawancara dengan Listatik, Jakarta, 11 Februari 2014. 21

Wawancara dengan Irfan, Jakarta, 11 Februari 2014. 22

Wawancara dengan Mahfudz, Jakarta, 11 Februari 2014. 23

“untuk mendapatkan nilai yang bagus itu tentunya selalu berdoa kepada Allah dan belajar yang tekun.24

Dari semua jawaban ini penulis menyimpulkan bahwasannya ada beberapa di antara mereka yang bisa berprestasi karena merupakan kasih sayang Allah kepada mereka yang dengan menghafal al-Qur’ān maka mereka lebih dipermudah lagi dalam mempelajari ilmu-ilmu lainnya.

Jawaban di atas juga merupakan ungkapan keyakinan atau dalam bahasa lainnya jawaban teologis. Sebagian lagi, menjawab dengan jawaban yang berbasis pada empiris. Mereka berprestasi karena mereka bersungguh-sungguh, dan selalu berdoa kepada Allah dalam belajar. Penulis meyakini, mungkin ada unsur lain, dimana para penghafal memperoleh semangat untuk belajar lebih giat, dari kebiasaan mereka sorogan hafalan.

24

61

Alhamduliallah dengan kasih sayang dan petunjuk Allah SWT, pada akhirnya penulisan skripsi ini dapat di selesaikan. Dalam penutup ini penulis mengutarakan kesimpulan dan beberapa saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah di uraikan dan hasil penelitian, maka sebagai jawaban dari rumusan masalah dalam penelitian skripsi ini, dapat disimpulkan bahwa membaca dan menghafal al-Qur’ān merupakan sebuah cita-cita mulia bagi seorang Muslim. Membaca dan menghafal al-Qur’ān memiliki banyak keutamaan, hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang membuat seseorang ingin menjadi seorang hāfiẓ atau hāfiẓa seperti adanya ketenangan jiwa yang dirasakan setiap penghafal, mendapatkan pahala dari Allah SWT, adanya dukungan dari Guru dan Orang tua atau orang-orang yang bisa memupuk semangat dan memberikan motivasi untuk mewujudkan mimpi seseorang menjadi hāfiẓ atau hāfiẓa.

Posisi al-Qur’ān menurut para mahasiswa/i Tafsir Hadis yang menghafal

al-Qur’ān dalam kehidupan sehari-hari adalah sangat penting karena ibarat orang

buta, ia membutuhkan alat dan bantuan untuk menunjukan jalan yang mau di lewati. Maka begitu juga posisi al-Qur’ān dalam kehidupan setiap hari yang berfungsi sebagai pedoman atau petnjuk jalan bagi umat Islam. Dengan berpegang teguh pada ajaran al-Qur’ān maka kehidupan ini akan terasa lebih terarah dan di berkahi Allah SWT.

Banyak sekali manfaat yang di rasakan oleh para informan satelah menghafal al-Qur’ān di antaranya bisa menjaga diri dalam hal-hal yang bersifat negatif, mendapatkan rizki yang melimpah, merasa di permudah dalam mempelajari ilmu pengetahuan lain, ilmunya akan lebih bertambah, serta memiliki prestasi yang bagus. Namun tidak sekedar menghafal saja tapi memahami makna serta mengamalkan isi kandungan ayat-ayat suci al-Qur’ān. Serta berusaha lebih giat dalam mencapai semuanya karena tidak mungkin bisa mencapai sebuah prestasi apabila tidak belajar.

Hal yang paling penting bagi seorang setelah menghafalkan ayat-ayat

al-Qur’ān adalah menjaga dengan baik dan mengamalkan ajaran al-Qur’ān karena

apabila hanya menghafal dan tidak ada usaha untuk menjaganya maka dengan mudahnya hafalan tersebut akan menghilang dari ingatan. Oleh karena itu ada beberapa metode yang digunakan untuk menjaga dan mempertahankan hafalan yaitu: Pertama, membuat terget muraja’ah (mengulang-ulang) setiap hari baik ketika shalat 5 waktu dan shalat sunnah, atau mengkhususkan waktu tersendiri di luar shalat. Kedua, di perdengarkan kepada pembimbing atau salah seorang teman yang hafal al-Qur’ān agar membenarkan bacaan ketika salah. Ketiga, selalu beristiqamah dalam menerapkan metode-metode tersebut.

B. Saran-saran

Setelah mencermati beberapa uraian di atas, akhirnya penulis menyarankan sejumlah hal kepada beberapa pihak terkait. Diantaranya adalah:

1. Bagi peneliti berikutnya, diharapkan bisa menyampaikan dan melakukan penelitian yang berbeda dan lebih menarik mengenai membaca dan menghafal al-Qur’ān.

2. Bagi para pembaca, penulis berharap semoga dengan adanya skripsi ini bisa menambah ilmu pengetahuan dalam menghafal al-Qur’ān serta adanya kemauan untuk belajar dan memahami isi al-Qur’ān.

3. Para penghafal al-Qur’ān dan mahasiswa tafsir Hadis, hendaknya terus mempertahankan semangatnya dalam menjaga hafalan yang ada.

Demikian skripsi ini di tulis, meskipun penulis mencurahkan segenap kemampuan, namun penulis yakin masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca selalu penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

64

Qur’ān. 2005.

Anas, Abū bin Ali bin Husain Abu Luz. Penyimpangan Terhadap Al-Qur’an. Jakarta: Darul Haq, 2002.

Asshiddiqie, Muhammad Hasbi. Sejarah & pengantar Ilmu al-Qur’an dan Tafsir. Semarang: PT.Pustaka Rizki Putra, 2000.

Ardi. artikel diakses pada Kamis 30 Januari 2014 dari

http://www.pend-tinggi.com/nilai/098+akademik/html.

Buchari, Didin Saefuddin. Pedoman Memahami Kandungan al-Qur’an. Bogor: Granada Sarana Pustaka, 2005.

Borang Program Studi Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Syarif Hiyatullah (UIN) Jakarta: 2011.

al-Bukhāri, Abĭ Abdullah Muhammad ibn Ismā’ỉl. hahih al-Bukhảri. Beirut: Dảr al-Fikr. 1993 M/ 1414H.

Chairani, Lisya, Subandi. Psikologi Santri Penghafal al-Qur’an. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar, 2010.

Emriz. Metodologi Penelitan Pendidikan: Kuantitatif& Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.

Fachrudin, Moh Fuad. al-Qur’an Bahasa dan Agama. Jakarta: Kalam Mulia,1993. Al-Hafidz, Ahsin.W. Bimbingan Praktis Menghafal al-Qur’an. Jakarta: Bimi Aksara,

1994.

Khaliq, Abdurrahman Abdul. Bagaimana Menghafal al-Qur’an. Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1991.

al-Mālikī, Mu ammad ibn ‘Alawī. Samudra Ilmu-Ilmu Al-Qur’ān, Penerjemah Tarmana Abdul Qosim. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2003.

Mustofa, Mahmud. Sekelumit Rahasia Al-Qur’an. Surabaya: Aneka Pustaka Islam, 1991.

al-Rifā’i, Muhammad Nasib. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Penerjemah Syihabuddin. Jakarta: Gema Isani Press, 1999.

Naim, Rocman. Bacalah al-Qur’an Jangan hijrah darinya. Bogor: Penebar Cahaya Ilmu, 2006.

Qur’an al-Bayan, 1996.

Nugraha, Eva. “Konsep al-Nabīy al-Ummī dan Implikasinya dalam Penulisan Rasm. Jakarta: Fakultas Ushuliddin UIN Syarif Hidayatullah, 0ktober, 2011. Vol.XII. No. 2. h.101.

Pedoman Akademik Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2005/2006.

Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: 2009/2010.

Raco J.R. Metode penelitian kualitatif. Jakarta: PT Grasindo, 2001.

Sa’dullah. 9 Cara cepat menghafal al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani, 2008. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali, 1989.

Shihab, M. Qraish. Tafsir al-Mi bah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’ān. Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Shohib, Muhammad, ed. Keutamaan al-Qur’an dalam Kesaksian Hadis. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, 2002.

Samsuludin. “Hubungan Aspek Psikoterapi Islam dalam Tahfidz al-Qur’an dengan tingkat ketenangan pikiran santri”. Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. Sahputra, Naam. Artikel diakses pada 30 Januari 2014 dari

http://www.prestasi+akademik_/belajarnews/235/saq8/html.

al-Tirmizi, Abū ‘Isa Mu ammad bin ‘Isa bin Saurat. Sunan al-Tirmizi. Dār al -Fikr, Beirut, 1400 H/1980 M.

Ulum, M. Samsul. Menangkap Cahaya Al-Qur’an. Malang: Penerbit UIN Malang Perss, 2007.

ath-Thabari, Abū Ja’far Muhammad bin Jabir. Tafsir ath-Thabari. Penerjemah Misbah. Ahsan Askan, Khairul Anam, Akhmad Afandi. Jakarta: Pustaka Azzam, 2009.

Zen, Muhaimin. Bimbingan Praktis Menghafal al-Qur’anul Karim. Jakarta: PT. Al-Husna Zikra, 1996.

Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005.

Zen, Muhaimin dan Mustafid Akhmad, ed., Bunga rampai mutiara al-Qur,ān,

ini karena penulis membutuhkan jawaban dari saudara/i dalam kuisioner di bawah ini. Atas kesediaan saudara/i untuk mengisi kuisioner ini penulis mengucapkan terima kasih. Nama Responden : Hari/tanggal Wawancara : Tanda Tangan : (...) Nama :

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

Semester :

Asal Sekolah :

Asal Pesantren :

Asal Daerah (Prov/Kab/Kec) :

Kondisi Daerah :Desa /Kota

_________________________________________________________________

Dokumen terkait