• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.3 Padang Rumput

TNMB memiliki savana-savana buatan sebagai habitat banteng. Savana tersebut antara lain Savana Sumbersari dan Savana Pringtali yang merupakan padang penggembalaan (feeding ground) buatan bagi banteng. Kondisi kedua savana sudah tidak terawat dan tidak nyaman bagi banteng untuk hidup di dalamnya, disebakan kedua savana tersebut terancam oleh adanya invasi telean

(Lantana camara) dan bambu jajang (Giganthochloa apus). Feeding ground

buatan tersebut sudah sangat jarang digunakan oleh banteng. Hal ini dibuktikan dengan sulitnya ditemukan jejak keberadaan bateng tersebut. Berdasarkan analisis vegetasi yang dilakukan di Savana Sumbersari, ditemukan 12 jenis tumbuhan yang didominasi oleh famili Verbenaceae dan Poaceae (Tabel 10).

Tabel 10 Hasil analisis vegetasi tumbuhan bawah di Savana Sumbersari No Nama lokal Nama Ilmiah Famili KR

(%)

FR (%)

INP (%)

1 Telekan Lantana camara Verbenaceae 30,48 15,15 45,64

2 Plumpung Panicum respens Poaceae 28,22 15,15 43,37

3 Sintru Clitoria ternatea Leguminosae 10,84 15,15 25,99

4 Kerayutan Mikania micrantha Asteraceae 8,83 12,12 20,95

5 Paitan Paspalum

conjugatum

Poaceae 6,82 9,09 15,91

6 Rumput gambir - - 5,62 9,09 14,71

7 Lagetan Spilanthes acmelia Asteraceae 3,21 6,06 9,27

8 Rumput kawat Cynodon dactylon Poaceae 2,00 6,06 8,06

9 Kacang2an Desmodium

puchellum

Fabaceae 1,20 3,03 4,23

10 Rumput teki Cyperus rotundus Cyperaceae 1,20 3,03 4,23

11 Kemukus Piper cubeba Piperaceae 0,80 3,03 3,83

12 Putri malu Mimosa pudica Fabaceae 0,80 3,03 3,83

Hasil pengukuran vegetasi ditemukan 12 jenis tumbuhan pada Savana Sumbersari. Jenis tumbuhan yang mendominasi dilihat dari INP terbesar yaitu telean (Lantana camara) dan plumpung (Panicum respens) yang merupakan jenis yang tidak disukai banteng. Jenis-jenis tumbuhan seperti sintru (Clitoria ternatea), krayutan (Mikania micrantha), dan paitan (Paspalum conjugatum) yang merupakan pakan banteng juga terdapat pada savana dengan jumlah banyak terlihat dari INP tumbuhan tersebut. Walaupun jenis tersebut terdapat pada savana, namun keberadaan telean (Lantana camara) dan plumpung (Panicum respens) lebih dominan sehingga menutupi keberadaan jenis pakan lain.

Savana Sumbersari memiliki luas 10 ha sebagian besar tertutup dengan bambu jajang yaitu jenis vegetasi awal yang terdapat di Savana Sumbersari, karena perawatan yang kurang sehingga savana yang tadinya terbuka, kembali ke kondisi awalnya yang dipenuhi oleh rumpun bambu. Savana Sumbersari berada jauh dari lokasi aktivitas manusia dan dekat dengan aliran sungai yang mengalir sepanjang tahun yaitu Sungai Sumbersari serta untuk mengasin banteng harus berjalan menuju Teluk Meru. Pada Savana Sumbersari tahun 2010 dilakukan

pengelolaan habitat dengan mengetahui luasan efektif dari savana tersebut kemudian dilakukan pembersihan dan pembuatan bak untuk mengasin bagi banteng. Savana ini memiliki suhu 33°C dengan kelembaban 61% dan berada pada ketinggian ± 20 m dpl. Kondisi Savana Sumbersari dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Habitat Savana Sumbersari.

Pada pengukuran vegetasi ditemukan 9 jenis tumbuhan di Savana Pringtali. Pada INP terbesar diperoleh telean (Lantana camara) yang mendominasi dan merupakan jenis yang tidak disukai banteng. Jenis lain yang merupakan pakan banteng dan memiliki INP yang besar yaitu paitan (Paspalum conjugatum), sintru (Mikania micrantha), kirinyuh (Chromolaena odorata), dan kawatan (Cynodon dactylon). Jenis-jenis pakan banteng tersebut terinvasi oleh telean sehingga banteng sulit menemukan makanannya. Hasil analisis vegetasi dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Hasil analisis vegetasi tumbuhan bawah di Savana Pringtali No Nama lokal Nama Ilmiah Famili KR

(%)

FR (%)

INP (%)

1 Telean Lantana camara Verbenaceae 32,40 14,89 47,29

2 Paitan Paspalum conjugatum Poaceae 25,75 14,89 40,64

3 Sintru Clitoria ternatea Leguminoceae 15,91 14,89 30,80

4 Kerinyu Chromolaena odorata Asteraceae 6,48 14,89 21,37

5 Kawatan Cynodon dactylon Poaceae 8,44 12,76 21,21

6 Krayutan/kariya Mikania micrantha Asteraceae 2,55 10,63 13,19

7 Sidagori Sida glabra Malvaceae 1,96 8,51 10,47

8 Babadotan Ageratum conyzoides Compositae 2,16 4,25 6,41

9 Pulutan Urena lobata Malvaceae 0,78 4,25 5,04

Savana Pringtali merupakan salah satu habitat banteng buatan, namun karena kurangnya perawatan savana ini tertutup dengan semak telean (Lantana

camara) sehingga jenis-jenis pakan yang disukai oleh banteng tertutup oleh adanya telean. Savana ini memiliki bak untuk mengasin bagi banteng, namun untuk kebutuhan mengasin, banteng biasanya mengunjungi pantai karena jarak antara savana dengan pantai ± 1 km. Terdapat sungai yang hanya mengalir pada musim hujan. Lokasi savana ini kurang strategis yaitu berada diantara areal perkebunan yang menjadi lintasan banteng ketika turun dari hutan hujan tropis dataran rendah sehingga banteng lebih memilih berada di areal perkebunan sekitarnya. Jenis pohon yang terdapat pada savana yaitu timo (Kleinhovia hospita), apak (Ficus benjamina), gintongan (Bischofia javanica), bungur (Lagerstroemia speciosa), dan gondang (Ficus variegata). Pada tahun 2010 dilakukan pembinaan habitat Savana Pringtali dengan membersihkan tanaman pengganggu yaitu Lantana camara sampai ke akarnya sehingga jenis-jenis pakan banteng dapat tumbuh. Dari hasil pengamatan tumbuhan yang tumbuh selama 30 hari di Savana Pringtali diperoleh jenis-jenis pakan yang disukai banteng. Suhu di Savana Pringtali sebesar 30°C dengan kelembaban 72% dan berada pada ketinggian ± 15 m dpl. Kondisi habitat Savana Printali dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Habitat Savana Pringtali.

Padang rumput seharusnya menjadi habitat yang ideal bagi banteng, namun dengan kondisi yang terinvasi telean (Lantana camara) dan tertutup rumpun bambu tidak memungkinkan untuk banteng tinggal di padang rumput tersebut. Menurut Alikodra (1990) habitat merupakan tempat yang dapat memenuhi kebutuhan satwaliar baik untuk mencari makan, minum, berlindung, bermain, berkembangbiak, shelter dan cover. Namun, pada keanyataannya dua

padang rumput ini kurang memenuhi kriteria tersebut. Pada habitat Savana Sumbersari tidak terdapat ruang yang luas untuk banteng leluasa dalam mencari makan karena invasi dari telean (Lantana camara) dan plumpung (Panicum respens).Lokasi yang jauh dari tempat mengasin dan kembalinya savana menjadi rumpun bambu mengakibatkan tak ada tempat bermain bagi banteng, sedangkan pada Savana Pringtali tidak terdapat sumber air sepanjang tahun terdekat dan invasi telean (Lantana camara) yang mulai menutupi pakan banteng.

Padang rumput di TNMB tidak lagi diminati karena banteng lebih memilih areal perkebunan sebagai habitatnya. Hal ini dikarenakan selain menyediakan pakan, perkebunan memiliki sumber air yang merupakan faktor penting bagi kelangsungan hidup banteng. Selain itu, lokasinya yang dekat dengan hutan hujan tropis dataran rendah sehingga memudahkan untuk bersembunyi atau beristirahat. Perbaikan padang rumput diperlukan untuk mengembalikan banteng ke savana agar mengurangi intensitas aktifitasnya di dalam areal perkebunan. Upaya pembinaan habitat perlu dilakukan diantaranya, pembuatan sumber air seperti

springkel yang di butuhkan untuk savana yang tidak memiliki sumber air sepanjang tahun, pemberantasan tanaman pengganggu, pemulihan spesies pakan banteng, pembuatan bak mengasin, pemantauan secara rutin dan evaluasi. Pada dasarnya padang rumput di TNMB cukup berpotensi karena letaknya yang berada dekat dengan hutan hujan tropis dataran rendah, sehingga memberikan rasa aman bagi banteng. Selain itu terdapat shelter yang berfungsi sebagai peneduh yaitu pohon walangan (Pterospermum diversifolium), bungur (Lagerstroemia speciosa)

dan bambu, serta memiliki lokasi untuk mengasin. Padang rumput yang ideal yaitu yang memiliki luasan 10-20 ha, tersebar pada beberapa lokasi, komposisinya terdiri dari hutan alam, padang rumput, sumber air, hutan pantai/mangrove, dan air laut (Alikodra 2010). Permasalahannya yaitu perawatan terhadap savana yang kurang efektif sehingga savana tidak terawat dan penyediaan air lokasi yang sulit air.

Dokumen terkait