• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Pajak Hotel dan Pajak Restoran

a. Pengertian Pajak Hotel

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota SurakartaNo. 9 tahun 2002 tentang pajak hotel, pengertian Pajak Hotel adalah Pungutan pajak atas pelayanan yang disediakan hotel dengan pembayaran.

b. Subjek Pajak Restoran, Obyek Pajak Restoran dan Tidak Termasuk Obyek Pajak Restoran

Yang termasuk objek pajak adalah pelayanan yang disediakan hotel dengan pembanyaran termasuk fasilitas sebagai berikut:

2) Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau tempat tinggal jangka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan;

3) Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan khusus untuk tamu hotel dan bukan untuk umum;

4) Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel;

Pengecualian dari objek pajak yang terkandung dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 9 tahun 2002 tetang pajak hotel adalah :

1) Penyewaan rumah atau kamar, apartemen dan atau fasilitas tempat tinggal lainnya yang tidak menyatu dengan hotel;

2) Pelayanan tinggal di asrama dan pondok pesantren;

3) Fasiitas olahraga dan hiburan yang disediakan di Hotel yang dipergunakan oleh bukan tamu hotel, dengan pembayaran;

4) Pertokoan, perkantoran, perbankan salon yang dipakai oleh umum di hotel;

5) Pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel dan dapat dimanfaatkan oleh umum.

Subyek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan hotel. Wajib Pajak adalah Pengusaha Hotel. Pengusaha Hotel adalah perorangan atau badan yang menyelenggarakan usaha hotel untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.

c. Dasar Pengenaan Pajak dan Tarif Pajak

Dasar Pengenakan Pajak adalah jumlah pembayaran yang dilakukan Subyek Pajak kepada Hotel atas pelayanan yang diberikan. Pembagiannya sebagai berikut :

1) Tarip Pajak Hotel ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) dari jumlah pembayaran.

2) Tarip Pajak Hotel lainnya sebesar 5% (lima persen) dari jumlah pembayaran.

d. Tata Cara Pemungutan Pajak

1) Pajak dibayar sendiri oleh Wajib Pajak atau dipungut berdasarkan penetapan Walikota atau Pejabat yang ditunjuk

2) Wajib Pajak memenuhi kewajiban pajak yang dibayar sendiri dengan menggunakan SPTPD, SKPD, SKPDKB dan atau SKPDKBT.

3) Wajib Pajak memenuhi kewajiban pajak yang dipungut dengan menggunakan SKPD, atau dokumen lain yang dipersamakan 4) Terhadap Wajib Pajak sebagaimana dimaksud nomor (2) dan (3) di

atas, dapat diterbitkan STPD, Surat Ketetapan Pembetulan,Surat Ketetapan Keberatan dan Putusan Banding sebagai dasar pemungutan dan penyetoran pajak.

e. Masa Pajak dan Saat Terutang Pajak

Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan atau jangka waktu lain yang ditetapkan oleh Walikota.Saat terutangnya pajak adalah pada saat terjadinya pelayanan hotel.Pajak yang terutang dipungut di Wilayah Daerah. Pemungutan Pajak tidak dapat diborongkan.

f. Tata Cara Pembayaran Pajak

Pembayaran pajak daerah tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan pajak pusat. Prosedur-prosedurnya tercantum dalam peraturan dan Undang-Undang. Prosedur pembayaran pajak dan sanksi pajak bersifat mengikat terhadap Wajib Pajak dalam melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakan. Tata cara pembayaran pajak hotel, antara lain:

1) Pembayaran pajak dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Walikota sesuai waktu yang ditentukan dalam SPTPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT dan STPD.

2) Apabila pembayaran pajak dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaan pajak harus disetor ke Kas Daerah selambat- lambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Walikota.

3) Pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dilakukan dengan menggunakan SSPD.

g. Sanksi Administrasi Pajak Hotel

paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak SKPD diterima, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dan ditagih dengan menerbitkan STPD.

h. Penagihan Pajak

Penagihan pajak dilakukan sesuai dengan prosedur di bawah ini:

1) Surat Teguran atau Surat Peringatan sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pembayaran.

2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal Surat Teguran atau Surat Peringatan, Wajib Pajak harus melunasi pajak yang terutang.

3) Surat Teguran atau Surat Peringatan sebagaimana di atas dikeluarkan oleh Pejabat.

4) Apabila jumlah pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran atau Surat Peringatan, jumlah pajak yang harus dibayar ditagih dengan Surat Paksa.

5) Pejabat menerbitkan Surat Paksa segera setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari sejak tanggal penerbitan Surat Teguran atau Surat Peringatan.

2. Pajak Restoran

a. Pengertian Pajak Restoran

Berdasarkan Peratur an Daerah Kota Surakata No. 10 tahun 2002 tentang Pajak Restoran, pengertian pajak restoran adalah Pungutan pajak atas pelayanan penjualan makanan dan atau minuman yang disediakan di restoran.

b. Subjek Pajak Restoran, Obyek Pajak Restoran dan Tidak Termasuk Obyek Pajak Restoran

Subjek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang melaksanakan pembayaran atas pelayanan restoran berupa penjualan makanan dan/ atau minuman.

Obyek Pajak Restoran adalah setiap pelayanan atas penjualan makanan dan/ atau minuman yang disediakan di restoran dengan melaksanakan pembayaran, termasuk pesanan atau yang dibawa pulang.

Tidak Termasuk Obyek Pajak Restoran adalah :

1) Pelayanan usaha jasa boga atau katering,

2) Pelayanan yang disediakan di restoran yang peredarannya tidak melebihi batas tertentu yang ditetapkan oleh Walikota.

c. Dasar Pengenaan Pajak dan Tarif Pajak

Dasar Pengenaan Pajak atas Pajak Restoran adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada restoran atas pelayanan yang diberikan. Tarif Pajak Restoran ditetapan sebagai berikut.

1) Kategori A, yaitu restoran atau rumah makan yang memiliki fasilitas minimal berupa konstruksi bangunan permanen dan/ atau semi permanen, dikenakan tarif 10% (sepuluh persen).

2) Kategori B, yaitu restoran atau rumah makan yang memiliki fasilitas konstruksi berupa tenda atau knock down, dikenakan tarif 5% (lima persen).

3) PKL (Pedagang Kaki Lima) dikenakan pajak berupa karcis. d. Masa Pajak dan Saat Pajak Terhutang

1) Masa Pajak Restoran adalah waktu yang lamanya 1 (satu) bulan 2) Saat Pajak Restoran terhutang adalah pada saat pelayanan atas

penjualan makanan dan/ atau minuman di restoran. e. Pembayaran dan Sanksi

1) Pembayaran Pajak Restoran dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Walikota, sesuai waktu yang ditentukan dalam Surat Ketetapan Pajak.

2) Pembayaran harus dilakukan secara tunai atau lunas paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak berakhirnya masa pajak.

3) Kelambatan atas pembayaran pajak dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2% (dua persen) setiap bulan.

f. Tata Cara Pemungutan

1) Pajak Restoran dibayar sendiri oleh Wajib Pajak atau dipungut berdasarkan penetapan Walikota atau Pejabat yang ditunjuk. 2) Wajib Pajak yang menjalankan restoran dengan omset Rp.300 juta

3) Pembukuan sebagaimana dimaksud dapat dijadikan dasar untuk menghitung besarnya pajak terutang.

4) Walikota atau Pejabat yang berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Daerah dalam rangka melaksanakan Peraturan Daerah.

Dokumen terkait