• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II ILMU DAN MANAJEMEN TERNAK UNGGAS

2.3. Pakan Itik

Pakan merupakan faktor produksi yang paling besar dalam usaha peternakan itik. Biaya pakan sekitar 60 – 80% dari total biaya produksi. Oleh sebab itu, maka di dalam penyusunan dan penyediaan pakan, harus diperhitungkan dan dipertimbangkan dengan cermat. Sebelum memutuskan untuk berusaha beternak itik, keberadaan dan ketersediaan pakan atau bahan pakan harus diperhatikan. Apakah di daerah tempat usaha peternakan ada cukup tersedia bahan pakan atau tidak, kalau tersedia, bagaimana dengan kontinyuitas dan harganya. Akan lebih baik jika di suatu daerah tersedia bahan pakan yang melimpah dan harganya murah. Sebagai contoh, peternak itik di kawasan pantai selatan Yogyakarta mundah mendapatkan jingking, yaitu sejenis kepiting kecil yang pada saat saat tertentu tersedia dalam jumlah yang melimpah. Di kawasan pantai utara Jawa, seperti di daerah Cirebon, Brebes dan Tegal, banyak tersedia ikan kecil-kecil hasil tangkapan nelayan yang harganya relative murah.

Itik memerlukan pakan untuk memenuhi kehidupannya, yaitu untuk pokok hidup, pertumbuhan dan produksi telur. Unsur yang diperlukan adalah protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin. Jumlah kebutuhan unsur tersebut pada berbagai umur dan kondisi itik, berbeda beda, sehingga harus dipertimbangkan untuk memenuhinya. Zat makanan yang paling penting diperhatikan adalah protein, karena protein memegang peranan dalam proses pertumbuhan dan produksi. Sebagai contoh, seekor itik yang bertelur setiap hari satu butir, maka ia memerlukan protein minimal untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dan untuk produksi satu butir telur. Sebutir telur itik mengandung sekitar 8 gram protein.

92

Kebutuhan Zat Gizi Itik

Kebutuhan zat gizi itik bervariasi berdasar umurnya. Untuk itik pada fase pertumbuhan awal, kebutuhan protein tinggi, karena untuk proses pertumbuhan yang sangat cepat dan semakin menurun sejalan dengan bertambahnya umur. Kemudian pada fase produksi telur, meningkat lagi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan produksi telur. Daftar kebutuhan nutrient adalah seperti tertera pada Tabel 2.1.

Tabel 1. Standar kandungan protein dan energi pakan itik

No Jenis Itik Protein (%) Energi (kcal/kg)

1 Starter (0 – 2 Minggu) 20 - 22 3000 - 3200

2 Grower I(2 – 8 Minggu) 15- 18 2800 - 2900

3 Grower II (8- 24 Minggu) 13-16 2800 - 2900

4 Layer (Petelur) 16-18 2700 - 2800

Jenis Pakan dan Bahan Pakan

Pakan yang digunakan untuk itik ada berbagai macam. Pada berbagai daerah, terdapat berbagai variasi jenis pakan maupun bahan pakan yang diberikan. Bahkan di satu wilayah yang sama, atara peternak satu dengan yang lainnya bisa berbeda beda. Pakan dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu:

1. Pakan jadi

2. Konsentrat pakan 3. Bahan pakan 4. Suplemen pakan

5. Tambahan pakan (aditif)

1.Pakan jadi

Pakan jadi adalah pakan yang bisa langsung diberikan pada ternak tanpa dicampur dengan bahan yang lain, yang biasanya diproduksi oleh pabrik pakan. Sering juga disebut pakan komersial. Umumnya pakan ini mempunyai kualitas yang terjamin, terutama kandungan gizinya. Pakan jadi mempunyai 3 bentuk, yaitu:

 Pellet: pakan berbentuk butiran, yaitu hasil dari pemadatan pakan pada mesin pellet

 Crumble: pakan berbentuk butiran yang lebih kecil, yaitu hasil pemecahan pellet agar dapat dimakan oleh anak ayam yang masih kecil. Untuk anak itik tidak ada masalah mengkonsumsi pellet, karena mulutnya lebar.

 Mash: pakan berbentuk tepung dari hasil pencampuran berbagai bahan pakan. Pakan jadi umumnya harganya relatif lebih mahal, sehingga penggunaannya harus dipertimbangkan dengan hasil produksinya, agar peternak tidak rugi.

93

Pakan jadi biasanya hanya digunakan untuk pemeliharaan anak itik (meri), yaitu sampai umur 2-3 minggu saja.

Pakan jadi yang khusus diproduksi untuk itik relatif sulit diperoleh, karena tidak banyak peternak yang menggunakannya. Untuk pemeliharaan anak itik, pakan jadi yang dapat digunakan adalah pakan yang biasanya digunakan untuk ayam broiler (contohnya BR I, dan BR II ) atau pakan ayam petelur starter. Dalam memilih pakan tersebut, yang terpenting adalah kandungan proteinnya terpenuhi dan kualitasnya terjamin.

2.Konsentrat pakan

Konsentrat pakan adalah campuran bahan pakan yang mempunyai kandungan protein tinggi dan penggunaannya untuk itik perlu dicampur dengan bahan pakan lain, misalnya bekatul dan jagung. Konsentrat pakan adalah produksi dari pabrik, dan selalu berbentuk tepung. Sering terjadi salah pengertian bahwa pakan jadi produksi pabrik yang berbentuk pellet disebut dengan konsentrat, yang sebenarnya itu merupakan pakan jadi atau pakan komersial. Secara umum ada dua jenis konsentrat, yaitu konsentrat untuk grower dan konsentrat untuk petelur. Konsentrat grower mengandung protein yang lebih tinggi, yaitu sekitar 38 - 40%, dengan mineral yang lebih rendah, digunakan untuk itik muda yang dalam pertumbuhan. Bila tidak tersedia konsentrat grower untuk itik, bisa digunakan konsentrat untuk ayam broiler. Sedangkan konsentrat petelur kandungan proteinnya lebih rendah, yaitu sekitar 30 – 33 % dengan mineral yang lebih tinggi, digunakan untuk itik petelur. Kandungan mineral yang tinggi, terutama kalsium (zat kapur) diperlukan untuk produksi kulit telur.

3.Bahan pakan

Bahan pakan itik cukup banyak, dan di setiap daerah bervariasi. Pemilihan bahan pakan harus disesuaikan dengan kebutuhan gizi itik, terutama apabila itik dipelihara secara intensif. Bahan pakan itik diantaranya seperti tertera pada Tabel 2.2.

Tabel.2. Bahan pakan dan kandungan nutriennya

No Bahan Pakan Protein (%) Energi (kcal/kg)

1 Bekatul 10 - 12 2900 - 3000

2 Jagung 8 - 9 3200 - 3350

3 Nasi kering (aking) 6 - 7 2700 - 2800

3 Konsentrat layer 30 - 33 2300 - 2400

4 Konsentrat grower (Broiler) 38 - 40 2400 - 2500

5 Tepung ikan 50 - 70 2800 - 3000

6 Ikan segar 17 - 20 900 - 1000

7 Bungkil kedelai 42 - 44 2200 - 2400

94

9 Tepung Kepala Udang 35 - 45 1800 - 2000

10 Tepung bekicot 43 - 45 2600 - 2800

11 Bekicot rebus 32 - 33

12 Tepung Keong Mas 44 - 47

13 Keong Mas Segar 33 - 34

14 Limbah roti 9 - 11

Bahan pakan itik secara umum sama dengan bahan pakan untuk ayam, namun itik mempunyai kemampuan untuk mencerna makanan dengan serat yang lebih tinggi dibanding ayam. Ukuran paruh itik yang lebih lebar, memungkinkan itik untuk makan makanan dengan ukuran yang lebih besar dengan sekali telan, misalnya ikan utuh. Saat ini, bekatul masih menjadi bahan pakan yang banyak digunakan oleh peternak itik. Di samping itu, peternakan itik memerlukan pakan alternatif yang murah yang terdapat di suatu daerah, misalnya ikan kecil (rucah) untuk daerah Cirebon, Brebes dan Tegal, sisa roti afkir untuk daerah Mojosari, dan udang gasing untuk daerah pantai selatan Yogyakarta. Prinsip penyediaan bahan pakan untuk itik adalah adanya bahan pakan sumber protein dan bahan pakan sumber energi.

Bahan pakan sumber protein, yang terutama adalah bahan-bahan hewani, yaitu ikan, kepiting kecil, bekicot, keong, dan cacing, serta dari bahan nabati, yaitu: bungil kedelai, bungkil kacang, dan bungkil kelapa. Namun apabila menggunakan bungkil harus hati-hati, yaitu apabila dalam bungkil tersebut terdapat jamur yang mengandung racun aflatoksin. Itik sangat peka terhadap jamur tersebut. Bahan pakan dapat diberikan secara terpisah atau dicampur menjadi satu dengan bahan-bahan lain. Apabila diberikan dalam ukuran yang relatif besar, dapat diberikan secara terpisah. Sebagai contoh adalah pemberian ikan oleh peternak di Brebes. Namun agar ikan dapat dikonsumsi dengan mudah oleh itik, ikan yang ukurannya relatif besar hendaknya dipotong atau dicacah sehingga ukurannya menjadi lebih kecil (Gambar 11). Bekicot dan keong mas, sebaiknya tidak diberikan dalam bentuk mentah atau segar, karena lendirnya cukup banyak. Lendir tersebut dapat mengganggu proses pencernaan sehingga dapat menurunkan efisiensi pakan. Oleh karena itu ada dua alternatif pemberian bekicot dan keong mas, yaitu dengan direbus terlebih dahulu atau dibuat tepung.

95

Gambar 2.11. Ikan dicacah agar ukurannya lebih kecil untuk memudahkan dikonsumsi oleh itik

Gambar 2.12. Penggilingan ikan, agar dapat dicampur

Gambar 2.12. Pencampuran bahan-bahan pakan dengan bahan pakan yang lain

4.Suplemen pakan

Suplemen pakan adalah bahan yang ditambahkan untuk melengkapi kekurangan zat gizi yang berasal dari bahan pakan. Zat gizi yang sering kurang dari bahan pakan, antara lain mineral dan vitamin. Suplemen vitamin dan mineral tersebut dipasaran dikenal dengan sebutan premix, yaitu suatu campuran dari berbagai mineral dan vitamin yang disusun berdasarkan kebutuhan unggas. Bagi peternak yang akan menggunakan cukup mudah, yaitu dengan melihat label dalam kemasan, di situ dicantumkan penggunaan premix tersebut untuk berapa kg pakan. Khusus untuk memenuhi kebutuhan mineral kalsium, bahan yang paling murah adalah batu kapur. Seekor itik setiap hari memerlukan kalsium murni sekitar 5 – 6 g per ekor, sebagian besar di antaranya adalah untuk mencukupi kebutuhan proses pembuatan kerabang telur, yang sebagian besar memang tersusun dari kalsium. Suplemen mineral kalsium dapat diberikan secara terpisah, yaitu pada kompleks kandang diberikan grit batu kapur atau grit dari cangkang kerang. Apabila itik merasa kekurangan, maka mereka akan mengambil dengan sendirinya.

Cara menyusun pakan

1. Menggunakan 2 bahan pakan

Penyusunan pakan dari bahan pakan, dapat menggunakan model sederhana, yaitu menggunakan rumus segi empat Pearson. Pakan dapat disusun dari dua bahan atau

96

lebih. Beberapa peternak di Jawa Timur menggunakan pakan itik dari 2 bahan, yaitu campuran dari konsentrat dengan bekatul.

Contoh:

Susunan pakan untuk itik petelur dengan:

 kandungan protein 17%, Bahan:

 konsentrat petelur (protein 30%)

 bekatul (protein 11%)

Ketiga nilai protein (P) tersebut kita masukkan dalam segi-empat Pearson, dengan nilai protein yang dikehendaki ditempatkan di tengah. Nilai proporsi ransum masing-masing bahan dihitung dari selisih protein persilangannya dengan nilia protein yang dikehendaki.

Keterangan:

- 33 adalah protein konsentrat - 12 adalah protein bekatul

- 17 adalah protein yang dikehendaki

- 5 adalah bagian/proporsi konsentrat (17 – 12) - 16 adalah bagian/proporsi bekatul (33 – 17) - 21 bagian adalah jumlah pakan (5 + 16)

Untuk memudahkan, proporsi tersebut dapat diubah menjadi persentase, yaitu - Konsentrat = (5/21) x 100% = 24 %

- Bekatul = (16/21) x 100% = 76%

Contoh yang lain adalah pakan untuk itik yang masih dalam pertumbuhan - Pakan yang dikehendaki mengandung protein = 14%

Bahan : Konsentrat broiler, protein = 40% dan Bekatul, protein = 12%

Kosentrat Petelur Bekatul 33 12 5 bagian (= 17 – 12) 16 Bagian (=33 – 17) 17 21 bagian

97 Susunan pakan:

- Konsentrat = 2 bagian, atau = (2/28) x 100 % = 7 % - Bekatul = 26 bagian, atau = (26/28) x 100 % = 93 %

1) Menggunakan lebih dari 2 bahan pakan

Semakin banyak bahan pakan yang digunakan untuk menyusun ransum, akan semakin baik, karena dari banyaknya bahan pakan akan saling menutupi kekurangan dari tiap-tiap bahan pakan. Namun demikian, penggunaan bahan pakan umumnya terkendala dengan ketersedian dari bahan bahan pakan tersebut yang kadang kadang tidak kontinyu. Apabila ada salah satu bahan yang dikemudian hari tidak tersedia, maka perubahan komposisi pakan yang baru, dapat menimbulkan dampak kurang baik terhadap produktifitas.

Contoh 1. Penggunaan 3 bahan pakan untuk menyusun ransum itik petelur. - Kandungan protein yang dikehendaki = 17%

- Bahan : Konsentrat itik petelur (protein 33%), Bekatul (protein 12%), Jagung (protein 9%)

Langkah 1

Kelompokkan bahan pakan menjadi kelompok yang proteinnya di atas dan di bawah protein yang dikehendaki. Protein yang dikehendaki 17% +- kelompok A (atas) adalah Konsentrat (P=33%) dan kelompok B (bawah) adalah Bekatul (P=12%) dan Jagung (P=9%). Kosentrat Bekatul 40 12 2 bagian (= 14 – 12) 26 Bagian (=40 – 14) 14 28 bagian

98

Langkah 2

Tentukan proporsi bagian masing-masing kelompok dan hitung protein gabungan.

A. Konsentrat, P = 33% (hanya satu bahan pakan)

B. Bekatul (P=12%) dan Jagung (P=9%). Misalnya Bekatul : Jagung = 4 : 1. Artinya dalam ransum jadi nanti, perbandingan bekatul dengan jagung adalah 4 bagian bekatul berbanding 1 bagian jagung. Pertimbangannya, bahan pakan yang harganya lebih murah diberi porsi yang lebih besar, agar harga pakan menjadi lebih murah. Protein campuran B = (4/5) x 12% (bekatul) + (1/5) x 9% (jagung) = 11,4%

Langkah 3

Masukkan dalam rumus

Langkah 4

Hitung prosentase masih bahan berdasar perbandingan dan proporsi masing-masing.

Konsentrat = (5,6/21,6) x 100% = 25,9 % = 26% Bekatul = (4/5) x (16/21,6) x 100% = 59,3 % = 59% Jagung = (1/5) x (16/21,6) x 100% = 14,8 % = 15%

Contoh 2. Penggunaan 4 bahan untuk pakan itik grower - Protein yang dikehendaki = 14% Bahan pakan: - Tepung Ikan (P = 60%), - Bungkil Kedelai (P=44%), - Jagung (P=9%) Campuran A Campuran B 33 11,4

5,6 bagian terdiri konsentrat)

16 Bagian (terdiri dari 4/5 bekatul dan 1/5 jagung) 17

99 - Bekatul (P=12%).

Langkah 1

Kelompokkan bahan pakan menjadi kelompok yang proteinnya di atas dan di bawah protein yang dikehendaki. Protein yang dikehendaki 14% kelompok A (atas) adalah Tepung Ikan (P=60%) dan Bungkil Kedelai (P=44%) serta kelompok B (bawah) adalah Bekatul (P=12%) dan Jagung (P=9%).

Langkah 2

Tentukan proporsi bagian masing-masing kelompok dan hitung protein gabungan.

A. Tepung Ikan (P = 60%) dan Bungkil Kedelai (P=44%). Misalnya perbandingan Tepung Ikan : Bungkil Kedele = 1 : 4, maka

Protein campuran menjadi (1/5) x 60% + (4/5) x 44% = 47,2%

B. Bekatul (P=12%) dan Jagung (P=9%). Misalnya Bekatul : Jagung = 3 : 1. Artinya dalam ransum jadi nanti, perbandingan bekatul dengan jagung adalah 4 bagian bekatul berbanding 1 bagian jagung. Pertimbangannya, bahan pakan yang harganya lebih murah diberi porsi yang lebih besar, agar harga pakan menjadi lebih murah. Protein campuran B = (3/4) x 12% (bekatul) + (1/4) x 9% (jagung) = 11,25%

Langkah 3

Masukkan dalam rumus

Langkah 4

Hitung prosentase masing-masih bahan berdasar perbandingan dan proporsinya.

Tepung Ikan = (1/5) x (2,75/35,95) x 100% = 1,53 % Bungkil Kedelai = (4/5) x (2,75/35,95) x 100% = 6,12% Bekatul = (3/4) x (33,2/35,95) x 100% = 69,26 % Jagung = (1/4) x (33,2/35,95) x 100% = 23, 09 % Campuran A Campuran 47,2 11,25

2,75 bagian (terdiri 1/5 Tp Ikan dan 4/5 Bungkil Kedelai) 33,2 Bagian (terdiri dari 4/5 bekatul dan 1/5 jagung) 14

100

Pemberian Pakan

Pada dasarnya itik akan mengalami kesulitan bila mengkonsumsi pakan dalam bentuk tepung yang kering. Dengan struktur paruh yang lebar, itik dapat mengambil makanan dalam jumlah yang relative banyak, dan apabila makanan berbentuk tepung kering, kelenjar ludah tidak mampu membasahi seluruh makanan, sehingga menjadi lengket. Pada kondisi tersebut itik akan kesulitan untuk menelan, dan biasanya itik akan mencari air minum untuk membantu menelan. Pada waktu itik minum dengan kondisi paruh yang masih banyak terdapat makanan, maka makanan akan lepas ke tempat air minum, yang menyebabkan tempat air minum cepat kotor dan pakan banyak terbuang. Untuk mengatasi masalah tersebut ada dua hal yang bisa dilakukan, yaitu memberikan pakan dalam bentuk pellet, atau dengan menyampur pakan dengan sedikit air sebelum diberikan, sehingga pakan berbentuk adonan pasta.

Pencampuran dengan air sebaiknya tidak terlalu basah sehingga pakan penjadi lembek, asal cukup tidak berdebu saja. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan itik adalah mengenai pelaksanaan pemberian pakan yang konsisten dari waktu ke waktu. Pemberian pakan berasal dari bahan dan proporsi yang sama, waktu yang sama, orang yang sama, dan cara yang sama. Bahkan kalau mungkin mengenakan baju yang sama juga. Setiap perubahan dalam perlakuan pemberian pakan dapat berpotensi untuk menimbulkan stress, yang akibatnya dapat menurunkan produksi telur. Oleh karena itu, peternak harus memperhitungkan ketersediaan pakan atau bahan pakan sebelum memutuskan untuk memberikan pada itik. Berdasarkan hal tersebut, maka peternak itik harus mempunyai sifat rajin, sabar dan tekun, dan tidak mempunyai sifat gampang bosan.

Pemberian pakan untuk itik yang dipelihara secara terkurung, dapat dilakukan 2 atau 3 kali sehari. Peternak itik, umumnya memberi makan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore. Dalam pemberian pakan harus diperhitungkan jumlah kebutuhannya. Sebagai contoh, seekor itik yang telah bertelur, sehari membutuhkan pakan sekitar 160 sampai 200 gram. Jumlah kebutuhan ini biasanya terkait dengan kualitas pakan, yaitu pakan yang berkualitas baik akan dikonsumsi lebih sedikit dibanding pakan yang berkualitas jelek. Sebagai gambaran, itik yang dipelihara oleh seorang peternak dengan menggukan bekatul yang kualitasnya baik, sehari mengkonsumsi 180 gram/ekor, tetapi ketika bekatulnya diganti dengan yang berkualitas jelek, konsumsinya meningkat menjadi 200 gram/ekor. Dalam menetapkan jumlah konsumsi pakan, bisa dilakukan dengan sistem coba-coba. Misalnya diperhitungkan kebutuhan pakan setiap ekor itik 180 gram per hari, dengan sistem pemberian dua kali sehari. Bila diberikan dua kali, maka kebutuhan untuk sekali makan = 90 gram per ekor. Setelah dicoba diberikan pada itik, dapat dilihat bagaimana respon itik dalam

101

mengkonsumsi makanan tersebut. Jika pakan yang diberikan ternyata langsung dikonsumsi habis seketika itu juga, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah pemberiannya masih kurang, sehingga masih perlu ditambah.

Pemberian pakan yang telah memenuhi kebutuhan apabila habisnya pakan dari tempat pakan sekitar 3 sampai 5 jam sebelum pemberian pakan berikutnya. Misalnya telah ditetapkan pemberian pakan pagi hari jam 7.00 dan pemberian pakan sore jam 15.00, maka pakan yang diberikan pada pagi hari baru habis pada jam 10.00 sampai jam 12.00. Apabila dipertimbangkan pakan yang dibutuhkan terlalu banyak, maka dapat diberi hijauan untuk menambah pakan pada jam-jam dia antara waktu pemberian pakan. Pemberian hijauan, selain untuk menghemat pakan, juga dapat meningkatkan kelitas telur, terutama warna kuning telurnya lebih kuning. Hijauan yang dapat diberikan di antaranya adalah kangkung, bayam, daun ketela, daun papaya, dan enceng gondok.

Pakan untuk itik yang baru menetas (meri) sampai umur 2 minggu lebih baik menggunakan pakan jadi produksi pabrik. Pada umur tersebut, itik memerlukan pakan dengan kualitas yang baik, yaitu protein tinggi dengan zat gizi lain yang lengkap dan cukup. Pakan yang digunakan dapat berupa pakan broiler starter atau pakan ayam petelur starter. Setelah lebih dari 2 minggu, untuk menghemat biaya pakan, dapat diberikan pakan campuran sendiri dari bahan-bahan yang murah. Apabila memberikan pakan dengan bahan pakan segar, maka jumlahnya harus diperhitungkan agar kebutuhan gizi itik terpenuhi. Bahan pakan segar yang biasa diberikan pada itik contohnya adalah ikan, bekicot dan keong. Dasar perhitungan yang ditetapkan adalah kebutuhan protein. Konsumsi protein setiap hari untuk setiap ekor dapat dikalkulasi. Sebagai contoh adalah peternak itik di daerah Brebes yang memberikan pakan berupa ikan segar, bekatul dan nasi kering. Dengan pakan yang mengandung protein 17% konsumsi pakan 175 g/ekor, maka konsumsi protein seekor itik dapat diperhitungkan sebesar (17/100) x 175 = 29,5 g/ hari. Berapa semestinya ikan segar yang diberikan jika peternak telah memberi bekatul dan nasi kering masing-masing 50 g/ekor.

 Bahan pakan : ikan segar, bekatul, dan nasi kering (aking)

 Kandungan protein : ikan segar = 20%, bekatul = 12%, nasi kering = 7 %

 50 g bekatul mengandung protein = (12/100) x 50 g = 6 g

 50 g aking mengandung protein = (7/100) x 50 g = 3,5 g

 Protein dari bekatul dan aking = 6 + 3,5 = 9,5 g

 Protein yang harus dipenuhi dari ikan segar = 29,5 – 9,5 = 20 g

Dengan kandungan protein ikan segar =20% maka untuk memenuhi protein 20 g diperlukan ikan segar sejumlah : (100/20) x 20 g = 100 g per ekor per hari.

102 Jadi pakan lengkapnya adalah :

 Bekatul = 50 g

 Aking = 50 g

 Ikan segar = 100 g

Peternak umumnya menetapkan jumlah pakan segar hanya coba-coba saja, sehingga terkadang jauh melebihi kebutuhan, padahal produktifitasnya sudah tidak dapat meningkat lagi. Pemberian pakan yang melebihi kebutuhan pada dasarnya adalah pemborosan yang tidak perlu.

Contoh-contoh Pakan Itik dan Evaluasinya

Berikut ini disajikan contoh-contoh formulasi pakan itik yang biasa diterapkan oleh peternak di beberapa wilayah untuk pemeliharaan secara intensif (Tabel 2.3). Dari contoh tersebut dapat dilihat berbagai variasi pemberian pakan antar daerah, dan juga dalam daerah yang sama. Contoh penggunaan bahan pakan ini diambil dari penelitian langsung dan dari laporan yang tertulis pada buku mengenai peternakan itik.

Tabel 2.3. Komposisi bahan pakan itik yang diberikan oleh peternak di beberapa daerah

Kelompok Peternak/Daerah Bahan Pakan

Jumlah per 100 ekor itik (kg) Perhitungan Konsumsi protein per ekor (g) Produksi telur rata-rata Maju Jaya, Limbangan, Brebes

Ikan segar Nasi kering Bekatul 8 3 14 37,2 65,5*

Sumber Pangan Gandasul, Brebes

12 4,5

7

35,5 63,8*

Harapan Mulya Tanjung, Brebes

Ikan segar Nasi kering Bekatul 26 8 6 64,8 62,5*

Adem Ayam Pakijangan, Brebes

Ikan segar Nasi kering Bekatul 16,5 5,5 19 60 63,6* Tegal 1 Ikan segar Nasi kering Bekatul 15 7 5 40,9 ? Tegal 2 Ikan segar Nasi kering Bekatul 11 8 3 31,2 ? Tegal 3 Ikan segar Nasi kering Bekatul Konsentrat 12 6 6 4 46,8 ? Cirebon 1 Ikan segar Menir Bekatul 8 6 6 27,4 ?

103 Menir Bekatul Konsentrat 4 5 3

Trenggalek Konsentrat itik

Bekatul

4

16 32,4 65

Catatan: * = Data produksi diambil dari rata-rata ternak itik dari 10 peternak dengan berbagai tingkat umur

Dari contoh di atas, tampak bahwa pemberian pakan itik bervariasi. Bila dihitung konsumsi proteinnya, ternyata variasanya sangat besar. Namun demikian, hasil produksi telur antara satu kelompok dengan kelompok yang lain, tidak banyak berbeda. Sebagai contoh, konsumsi protein itik yang dipelihara oleh peternak Sumber Pangan Gandasuli Brebes sebesar 35,5 g/ ekor/hari sedangkan di kelompok peternak Harapan Mulya Tanjung, 64,8 g/ekor/hari, hampir dua kali lipat. Produksi telur yang dihasilkan dari dua kelompok tersebut tidak jauh berbeda. Dengan kalkulasi protein di atas 40 g/ekor/hari adalah berlebihan, karena dengan nilai di bawah angka tersebut, produksinya tidak berbeda. Dari hal tersebut terlihat bahwa terdapat pemborosan pakan di beberapa peternak itik. Hal yang penting jika suatu saat akan mengganti pakan atau bahan pakan, hendaknya dilakukan secara bertahap. Sebagai contoh, jika kemarin itik diberi pakan A, maka jangan langsung hari ini diberi pakan B. Kalau ini dilakukan, maka pada beberapa hari berikutnya, produksi telur akan menurun drastis. Penggantian harus dilakukan secara bertahap, misalnya seperti digambarkan pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Proporsi penggantian bahan pakan

Hari Pakan A (%) Pakan B (%)

1 100 0

2-3 75 25

4-5 50 50

6-7 25 75

8 0 100

Dokumen terkait