• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 SUMATERA UTARA DAN PEMUDA PANCASILA:

2.6. Partai Patriot Pancasila dan

Independensi Pemuda Pancasila memberikan arti bahwa berpolitik adalah sarana untuk memajukan dan membesarkan eksistensi organisasi secara konkrit melalui pengakuan, kiprah, peran serta kedudukan para kader dan tokoh Pemuda Pancasila di berbagai elemen dan lembaga masyarakat. Dalam pandangan organisasi ini juga independensi bukanlah berarti bahwa Pemuda Pancasila dapat dianggap sebagai mesin politik untuk mencapai kepentingan kekuasaan atau politik tertentu. Tetapi, Pemuda Pancasila berdiri di atas kepentingan sosial sesuai dengan pokok- pokok perjuangannya yang tercantum dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Secara tegas tertulis dalam AD/ART bahwa Pemuda Pancasila memposisikan partisipasi politik sebagai kelompok yang menciptakan akuntabilitas publik serta secara konsisten dan konsekuen melakukan kontrol sosial terhadap penyelenggaraan pembangunan nasional demi terwujudnya kepentingan umum.

Pelaksanaan kebijakan independensi Pemuda Pancasila Sumatera Utara terlihat dari tidak sedikit kader Pemuda Pancasila yang telah menduduki berbagai jabatan publik yang cukup strategis di lingkungan legislatif, eksekutif, organisasi profesi dan

Universitas Indonesia  pimpinan berbagai institusi masyarakat lainnya. Sebut saja seperti anggota DPRD di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, bupati/wakil bupati, pengurus teras partai politik, asosiasi pengusaha, rektor perguruan tinggi, dosen dan lain sebagainya. Praktik independensi yang sudah berjalan itu juga memberikan ruang kreativitas dan prospek bagi para anggota maupun pengurus yang berprofesi sebagai pengusaha, pengacara, pegawai negeri sipil dan swasta termasuk pelaku sektor informal. Hal ini dirasakan sebagai salah satu manfaat positif dan telah menjadikan Pemuda Pancasila Sumatera Utara sebagai instrumen sosial yang mampu mengakomodasikan berbagai aspirasi kelompok masyarakat yang multikultural di Sumatera Utara.55

Namun demikian, praktik independensi Pemuda Pancasila Sumatera Utara tidak berhenti di situ saja seiring dengan perkembangan dinamika bangsa dan masyarakat Indonesia. Sejak bergulirnya reformasi dan demokratisasi serta desentralisasi di Indonesia, praktik independensi Pemuda Pancasila juga mengalami persoalan internal. Oleh karena Pemuda Pancasila memiliki jumlah anggota dan kader yang besar baik secara kuantitas dan kualitas serta karakteristiknya yang heterogen menyebabkan tidak semua kader Pemuda Pancasila terdistribusi dengan baik untuk berperan di berbagai lembaga masyarakat. Konsekuensi dari itu semua, maka sejumlah pimpinan dan kader Pemuda Pancasila berinisiatif membentuk Partai Patriot Pancasila yang diharapkan dapat mengakomodir potensi organisasi dalam saluran aktivitas politiknya. Dalam rangka mengoptimalkan potensi partisipasi politik para kader Pemuda Pancasila maka kehadiran Partai Patriot Pancasila dinilai menjadi relevan.

Melalui proses sosialisasi yang panjang, akhirnya pimpinan organisasi di tingkat nasional mendeklarasikan Partai Patriot Pancasila pada 1 Juni 2001 di Jakarta. Tampil sebagai pimpinan deklarator adalah Yapto S. Soerjosoemarno dan pengurus Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, para senior, dan ketua wilayah Pemuda Pancasila se-Indonesia. Sejalan dengan kebijakan sistem multi partai maka kehadiran Partai Patriot Pancasila yang dibidani oleh sejumlah elit Pemuda Pancasila di Jakarta dan dari daerah diharapkan dapat berperan dan berfungsi sejalan dengan aktivitas dan saluran aspirasi politik anggota Pemuda Pancasila di seluruh Indonesia. Partai Patriot Pancasila kemudian dibentuk dengan modal dasar struktur Pemuda Pancasila yang telah ada di seluruh Indonesia. Meskipun hasil Musyawarah Besar Luar Biasa

       

55 Mengenai hal ini lihat Daftar Kader yang Berprofesi sebagai Eksekutif, Legislatif, Yudikatif,

Organisasi Bisnis, dan Organisasi Masyarakat di Sumatera Utara yang ditulis oleh MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dalam lampiran disertasi ini.

Universitas Indonesia  (Mubeslub) tahun 1999 dan Musyawarah Besar ke VII tahun 2001 di Bogor yang menegaskan bahwa Pemuda Pancasila adalah organisasi masyarakat dan bersifat independen dalam aspirasi politiknya, namun secara informal pengurus di daerah diharapkan membantu pembentukan Partai Patriot Pancasila.

Hampir seluruh ketua Pemuda Pancasila pada level provinsi dan kabupaten/kota memperoleh mandat untuk membentuk Partai Patriot Pancasila di wilayahnya masing-masing. Bagi para ketua Pemuda Pancasila yang telah menjadi ketua atau pengurus partai politik lain, memiliki kewajiban moral untuk membantu pembentukan Partai Patriot Pancasila di wilayahnya. Tidak terkecuali di Sumatera Utara, proses pembentukan Partai Patriot Pancasila di wilayah ini juga dibidani oleh pengurus Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara hingga di tingkat kabupaten/kota. Meskipun tidak semua ketua Pemuda Pancasila yang tertarik untuk menjadi pengurus partai politik, namun mereka memiliki kewajiban moral sebagai bentuk loyalitas kepada elit Pemuda Pancasila di tingkat nasional. Setidaknya mereka memberikan rekomendasi kepada kader Pemuda Pancasila lainnya yang telah berkarir di wilayah politik. Kriteria untuk menjadi ketua Partai Patriot Pancasila telah menjadi pedoman bersama di antara pimpinan Pemuda Pancasila Sumatera Utara.

Mandat pembentukan Partai Patriot Pancasila Provinsi Sumatera Utara diberikan kepada Donald Sidabalok, sekitar tahun 2002, selaku Ketua Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Secara pribadi, Donald termasuk kader yang tidak pernah tertarik untuk aktif di partai politik atau menjadi politisi. Namun, karena Donald turut menjadi deklarator Partai Patriot Pancasila sekaligus pemegang mandat karena dirinya menjabat sebagai Ketua Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila maka tugas itu harus ditunaikannya. Hampir semua kader dan pimpinan Pemuda Pancasila mengetahui secara persis bahwa Donald tidak ingin menjadi ketua Partai Patriot Pancasila dan dia mencari figur yang tepat untuk menerima mandat tersebut.

“…iya saya menerima mandat untuk membentuk Partai Patriot Pancasila di Sumut. Walaupun partai ini didirikan oleh pimpinan Pemuda Pancasila, tetapi tidak menyalurkan aspirasi politiknya ke Partai Patriot Pancasila, anggota dibebaskan memilih. Cuma ada himbauan Partai Patriot Pancasila yang dilahirkan Pemuda Pancasila, kenapa tidak anggota Pemuda Pancasila memilih partai ini. Itu hanya himbauan namun tidak ada garis harus Pemuda Pancasila

Universitas Indonesia  itu ke Partai Patriot Pancasila, gak ada. Karena itu saya pada saat itu masih mencari orang yang tepat…”56

Figur yang saat itu ada dalam benak Donald adalah Ajib Shah yang dapat membentuk dan mengembangkan partai baru ini. Selain pengalaman politik Ajib Shah cukup baik, Donald pun melihat jasa dukungan Ajib saat ia terpilih menjadi ketua wilayah Pemuda Pancasila pada Muswil IX. Hubungan Donald dengan Ajib Shah terjalin cukup akrab dan bersahabat, karena pergantian kepemimpinan di Pemuda Pancasila dari Ajib ke Donald berlangsung secara damai. Namun, Yapto Soerjosoemarno sendiri telah menitipkan pesan kepada Donald untuk tidak memberikan mandat tersebut kepada keluarga Shah khususnya Ajib Shah. Tidak begitu jelas alasan yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara Yapto dengan keluarga Shah. Donald sendiri tidak menjelaskannya secara terus terang.

“….bukan karena saya ada masalah dengan Ajib. Hubungan saya dengan dia baik-baik saja. Saya buka sikit lah ya, namanya kita megang mandat pasti ada bisikan juga sikit sebetulnya. Saya kalau sudah aman saya pegang. Dulu Yapto sama keluarga ini (baca: keluarga Shah) hubungannya sikit tidak baik. Saya sulit juga mengatakannya, termasuk aib orang. Jadi saya gak mau buka…”57 Sementara, Ajib Shah sendiri menginginkan pembentukan Partai Patriot Pancasila berada dalam kewenangannya. Meskipun saat itu, dia adalah kader Partai Golkar dan pernah menjadi anggota DPRD Kota Medan dari Fraksi Golkar. Sedikit banyaknya persoalan ini menyebabkan Donald tidak segera menunaikan tugasnya sebagai pemegang mandat untuk membentuk Partai Patriot Pancasila di Provinsi Sumatera Utara. Sementara, hampir seluruh daerah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara sudah terbentuk Partai Patriot Pancasila. Menurut Donald, Pengurus Pusat Partai Patriot Pancasila di Jakarta menyatakan ketidaksetujuan mandat diberikan kepada Ajib Shah menjadi Ketua Partai Partai Patriot Pancasila karena Ajib Shah pernah mengundurkan dari Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara tahun 1999. Ini yang menjadi alasan pengurus pusat dan wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara yang menyebabkan lama terbentuknya Partai Patriot Pancasila di Sumatera Utara.

       

56 Wawancara dengan Donald Sidabalok, Ketua MPW Pemuda Pancasila Periode 1999-2002 dan 2002-

2007, di rumahnya Medan Denai, 21 Desember 2011 pukul 11.00 Wib.

57

Universitas Indonesia  Dalam perjalanan selanjutnya, terdengar kabar bahwa Yapto Soerjosoemarno memberikan mandat kepada Ajib Shah untuk membentuk Partai Patriot Pancasila di Sumatera Utara. Donald pun kemudian merespons kabar itu dan mendiskusikannya dengan pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara seperti Muchtar Aritonang (Sekretaris), Darwin Nasution (Bendahara) dan pengurus harian lainnya. Pertemuan itu sepakat memberikan mandat kepada Darwin Nasution, untuk diusulkan kepada Yapto (selaku Ketua Umum Partai Patriot Pancasila), menjadi Ketua Partai Patriot Pancasila Provinsi Sumatera Utara.

Darwin Nasution termasuk kader junior yang menjadi pengurus di MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Sebelum menjadi pengurus di Pemuda Pancasila Sumatera Utara pada masa kepemimpinan Donald Sidabalok, Darwin bekerja pada salah satu perusahaan Jepang di Kawasan Industri Medan. Pengalaman Darwin sebagai pengacara menjadi pertimbangan Donald untuk menunjuk Darwin sebagai Ketua Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum Pemuda Pancasila (LPPH PP) Provinsi Sumatera Utara. Tidak lama setelah itu, Darwin pun kemudian ditunjuk menjadi wakil bendahara MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara pada periode pertama kepemimpinan Donald Sidabalok. Jabatan yang diberikan kepada Darwin Nasution termasuk jabatan yang strategis dalam aktivitas keseharian Pemuda Pancasila.

Bukan tanpa alasan, Donald memberikan Darwin jabatan sebagai wakil Bendahara MPW PP Sumut dan Ketua LPPH PP. Sebagai kader junior yang langsung menduduki jabatan strategis di pengurus harian tentu saja menimbulkan sejumlah pertanyaan bagi kader-kader lama. Darwin Nasution dikenal sebagai salah seorang pengurus yang selalu memberikan kontribusi berupa materi untuk aktivitas yang diperlukan organisasi termasuk kebutuhan Ketua Pemuda Pancasila. Dalam waktu yang relatif tidak lama, Darwin Nasution menunjukkan kesetiaan pada ketua wilayah saat itu. Tidak lama berselang jabatan sebagai bendahara pun dipercayakan Donald kepadanya. Bahkan, Darwin dipercaya menjadi Ketua Partai Patriot Pancasila dengan mempertimbangkan saran Muchtar Aritonang dan pengurus harian lainnya.

“…dia kan begini, awalnya Darwin di LPPH Pemuda Pancasila, bagian hukum. Saya gak kenal dia, jadi kebetulan ekonomi dia bagus tempo hari, dia salah seorang direktur Mari Matsu. Jadi, dia membiayai LPPH itu. Yah… merapatlah dia ke saya, yang membawanya itu kan Amir Gemuk sama Adek Muchtar

Universitas Indonesia  Aritonang. Saya gak kenal kan. Jadi, orang itu lah yang minta ‘dia aja lah ketua’. Jadi bukan karena saya benci sama Ajib…enggak...banyak orang salah itu. Ada semacam titipan warning lah ke saya…”58

Penjelasan Donald mengenai Ajib Shah, yang berminat untuk mendapatkan mandat pembentukan Partai Patriot Pancasila, tidak konsisten. Di satu sisi, Donald menyatakan hubungannya dengan Ajib Shah sangat baik dan setuju untuk memberikan mandat tersebut. Di sisi lain, menurut Donald, karena Ajib Shah memiliki resistensi dengan sebagian tokoh Pemuda Pancasila di Jakarta atau deklarator Partai Patriot Pancasila maka mandat pembentukan Partai Patriot Pancasila tidak segera diberikan kepadanya. Bahkan mandat itu akhirnya diberikan Donald kepada Darwin Nasution.

Jika melihat penjelasan yang disampaikan pengurus Pemuda Pancasila saat itu, ada perbedaan pandangan politik antara Donald dengan Ajib Shah. Namun, tidak ada penjelasan khusus mengenai penyebab perbedaan di antara kedua tokoh Pemuda Pancasila itu. Beberapa narasumber sepertinya enggan memberi informasi mengenai hal itu karena terkait dengan keluarga Shah.59 Ajib Shah sendiri menyatakan hubungan pribadinya dengan Donald berjalin baik, namun ada perselisihan pandangan di antara keduanya. Terkait dengan mandat pembentukan Partai Patriot Pancasila, Ajib Shah menjelaskan bahwa dia menerima mandat itu dari Yapto sebagai Ketua Umum Partai Patriot Pancasila karena terkesan lambannya Donald bertindak. Penjelasan Ajib Shah sekaligus menepis informasi yang disampaikan Donald tentang keengganan pengurus Partai Patriot Pancasila di Jakarta memberikan mandat kepada dirinya.

Perbedaan pandangan yang terjadi di antara kedua tokoh Pemuda Pancasila menjadi sebab lambannya pembentukan Partai Patriot Pancasila di Provinsi Sumatera Utara. Tindakan Yapto Soerjosoemarno mengalihkan pemberian mandat dari Donald kepada Ajib Shah merupakan salah satu cara untuk menyatukan kedua tokoh yang berbeda pandangan mengenai aktivitas Pemuda Pancasila di Sumatera Utara. Begitu Donald mendengar kabar bahwa Ajib Shah memiliki mandat pembentukan Partai Patriot Pancasila, segera dia menggelar rapat internal dan mengusulkan Darwin Nasution sebagai Ketua Partai Patriot Pancasila untuk disetujui oleh Yapto. Setelah

       

58

Ibid.

59 Mengenai hal ini, beberapa narasumber yang diwawancarai menyatakan bahwa dominasi keluarga

Shah melalui Anif Shah dan Ajib Shah kepada pengurus Pemuda Pancasila menyebabkan organisasi ini relatif tidak bebas dalam mengambil keputusan. Artinya setiap ketua wilayah Pemuda Pancasila tidak mau diatur oleh keluarga Shah untuk mengambil keputusan dan bertindak atas nama organisasi.

Universitas Indonesia  bertemu Yapto, mereka disarankan untuk membahas secara bersama-sama dengan Ajib Shah mengenai pembentukan pengurus Partai Patriot Pancasila Sumatera Utara.

Kesepakatan antara Donald Sidabalok, Ajib Shah, dan Darwin Nasution adalah secara bersama-sama menyusun kepengurusan DPW Partai Patriot Pancasila. Porsi Ajib Shah lebih besar dalam memberikan nama-nama yang masuk menjadi pengurus Partai Patriot Pancasila Provinsi Sumatera Utara, sisanya usulan yang disampaikan Donald dan Darwin. Pertemuan tokoh Pemuda Pancasila itu secara bersama sepakat menunjuk Darwin Nasution dan Subandi menjadi Ketua dan Sekretaris MPW Partai Patriot Pancasila Provinsi Sumatera Utara. Kesepakatan lainnya, Partai Patriot Pancasila akan memberikan dukungan penuh kepada Ajib Shah untuk membantu kemenangannya menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) dari Provinsi Sumatera Utara pada Pemilu 2004. Bersatunya Ajib Shah dan Donald Sidabalok dalam Partai Patriot Pancasila menjadi catatan tersendiri dalam sejarah Pemuda Pancasila Sumatera Utara.

Hasil kesepakatan itu kemudian mengharuskan Darwin Nasution bekerja membentuk kepengurusan partai hingga ke tingkat kecamatan di seluruh Provinsi Sumatera Utara dalam kurun waktu 2 tahun. Pembentukan itu dilakukan untuk memenuhi syarat menjadi peserta Pemilu 2004. Tugas lainnya adalah menyusun daftar calon anggota legislatif untuk menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara pada Pemilu 2004. Membantu pemenangan Ajib Shah agar terpilih dalam Pemilihan Umum 2004 untuk menjadi anggota DPD RI. Meskipun aturan melarang partai politik membantu kampanye calon anggota DPD RI, namun dukungan dari Partai Patriot Pancasila tetap diberikan kepada Ajib Shah. Hasil Pemilu 2004 gagal mengantarkan Ajib Shah terpilih menjadi anggota DPD RI. Sementara, Partai Patriot Pancasila yang bernomor 21 berhasil mengantarkan satu calon legislatif yang diusulkan menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara dan 13 orang terpilih menjadi anggota DPRD di kabupaten/kota Provinsi Sumatera Utara.

Universitas Indonesia  Tabel 2.4

Daftar Anggota DPRD Hasil Pemilu 2004 di Provinsi Sumatera Utara dari Partai Patriot Pancasila

No. Nama Jabatan di Pemuda Pancasila Jabatan di Legislatif 1. Edison Sianturi Wakil Ketua Pemuda

Pancasila Provinsi Sumatera Utara

Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara

2. H. Hamdayani Anggota MPC Pemuda Pancasila Tanjung Balai

Anggota DPRD Kota Tanjung Balai

3. Encen STR Anggota MPC Pemuda

Pancasila Tanjung Balai

Anggota DPRD Kota Tanjung Balai

4. Drs. Mura Siregar Ketua Bidang Ideologi Politik MPC PP Tapanuli Selatan

Anggota DPRD Kab. Tapanuli Selatan 5. Drs. Irwan

Hasibuan

Wakil Ketua MPC Pemuda Pancasila Padang Lawas

Anggota DPRD Kab. Padang Lawas 6. Sukrianda

Hasibuan

Anggota Pemuda Pancasila Padan Lawas

Anggota DPRD Kab. Padang Lawas 7. Saud Gurning Pengurus MPC Pemuda

Pancasila Kab. Karo

Anggota DPRD Kab. Karo

8. H. Arjuman EE Harahap

Ketua MPC Pemua Pancasila Kab. Padang Lawas Utara

Ketua Fraksi P. Patriot DPRD Kab. Paluta 9. M. Sukri Harahap MPO Pemuda Pancasila Kab.

Padang Lawas Utara

Anggota DPRD Kab. Paluta

10. Darwin, ST Anggota Pemuda Pancasila Kab. Batubara

Anggota DPRD Kab. Batubara

11. G. Mayanto Pengurus PAC Pemuda Pancasila Kualuh Hulu Kab. Batubara

Anggota DPRD Kab. Batubara

12. Hendra Gunawan, SE

Wakil Ketua MPC Pemuda Pancasila Kota Tebing Tinggi

Anggota DPRD Kota Tebing Tinggi 13. Ronald Darwin

Tampubolon, SH

Ketua PAC Pemuda

Pancasila Kecamatan Siantar Timur Kota Siantar

Anggota DPRD Kota Pematang Siantar

Sumber: Kantor Majelis Pertimbangan Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara, 2008.

Sebagai partai baru yang dibentuk pada tahun 2002 di Sumatera Utara, Tabel 3.1 menunjukkan hasil yang tidak begitu mengecewakan. Meskipun jika merujuk pada jumlah anggota Pemuda Pancasila yang mencapai puluhan ribu di Provinsi Sumatera Utara, hasil itu juga tidak sebanding. Kondisi tersebut terjadi karena anggota Pemuda Pancasila sebenarnya dibebaskan dalam memberikan pilihan politiknya pada saat pemilihan umum diselenggarakan, yang ada hanya berupa himbauan untuk memilih Partai Patriot Pancasila. Darwin Nasution yang ditunjuk sebagai Ketua MPW Partai Patriot Pancasila Sumatera Utara telah menunjukkan kerja-kerja politiknya untuk

Universitas Indonesia  membesarkan partai sekaligus membuktikan kepada tokoh-tokoh Pemuda Pancasila bahwa sebagai kader junior tidak sulit melaksanakan tugas berat itu.