• Tidak ada hasil yang ditemukan

purnama.badar@gmail.com

Latar Belakang

Hukum Islam bersifat universal, mengatur seluruh aspek kehidupan manusia salah satunya dalam hubungan manusia dengan manusia. Dalam prakteknya, hukum Islam senantiasa memperhatikan kemaslahatan manusia, dangan mengajak pengikutnya untuk mematuhi perintah dan menjauhi larangan-Nya. Hukum Islam akan menindak keras dan tegas kepada para pelaku yang melanggar ketentuan dan ketetapan-Nya sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran dan Hadist.

Islam mengakui bahwa manusia memiliki hasrat yang sangat besar untuk melangsungkan hubungan seks. Oleh karena itu hukum Islam mengatur penyaluran hubungan biologis tersebut melalui perkawinan yang telah ditetapkan berdasarkan Al-Quran maupun Hadist Nabi, yang bertujuan untuk menciptakan kebahagiaan dan memadukan cinta dan kasih sayang antara dua insan yang berlainan jenis. Walaupun Islam telah mengatur hubungan biologis yang halal, namun penyimpangan tetap saja terjadi, salah satunya berupa Homoseksual,Lesbian, Transgender danBiseksual yang seringdisebutdengan LGBT. Semua ini terjadi karena dorongan biologis yang tidak terkontrol dengan baik.

Menurut pandangan barat LGBT merupakan bagian dari hak asasi manusia yang harus dilindungi. Dukungan kaum liberal terhadap pelaku LGBT tidak hanya berupa wacana namun direalisasikan dengan mendirikan organisasi persatuan, forum-forum seminar dan pembentukan yayasan dana internasional. Bahkan beberapa negara telah melegalkan dan memfasilitasi perkawinan sesama jenis.

Hal ini sangat bertentangan dengan hukum Islam, karena Islam hanya menghendaki pernikahan antar lawan jenis, laki-laki dengan perempuan, tidak semata untuk memenuhi hasrat biologis namun sebagai ikatan suci untuk menciptakan ketenangan hidup dengan membentuk keluarga sakinah dan mengembangkan keturunan umat manusia yang bemartabat. Oleh karena itu dalam makalah ini, akan membahas tentang bagaimana agama Islam memandang kasus lesbian, gay, bisexual dan transgender yang terus menjamur di kalangan masyarakat.

Pengertian LGBT

1. Lesbian (As-Sahaaq)

Lesbian berarti sifat perempuan yang senang berhubungan seks dengan sesamanya (perempuan) pula. Istilah lesbian dijumpai dalam Agama Islam sebagai istilah ُ َ َاَا yang pelakunya disebut ُ ِح َاَا yang

Proceding Metro International Conference on Islamic Studies (MICIS) dapat diartikan secara singkat oleh bahasa Arab dengan perkataan : ُ َ ْرَ ْ َا

أَ

ِ

ْرَ ْ ا

ََ (perempuan yang selalu mengumpuli sesamanya). 2. Gay (Homoseksual atau Liwat )

Istilah Gay berasal dari Bahasa Ingggris “homosexual” yang berarti sifat laki-laki yangsenang berhubungan dengan sesamanya.

dalam Agama Islam gay atau homoseksual dikenal dengan istilah

ُ اَ َاyang pelakunya disebut ِ َ َا yang dapat diartikan secara singkat dengan perkataan: َ ُ َر ا ِ ْأَ ُ ُ َر َا(laki-laki yang selalu mengumpuli sesamanya).

Maka dalam hal ini dapat ditarik suatu pengertian, bahwa Gay (Homoseksual atau Liwat) adalah kebiasaan seorang laki-laki melampiaskan nafsu seksualnya pada sesamanyadengan cara memasukkan penis (zakar) kedalam anus (dubur) Sedangkan lesbian dilakukan dengan cara melakukan masturbasi satu sama lain atau dengan cara lainnya untuk mendapatkan orgasme (puncak kenikmatan atau climax of the sex act).232

3. Biseksual

Biseksualadalah penyaluran dan orientasi seks kepada dua jenis kelamin. Jadi seorang yang biseks, bisa berperan sebagai heteroseksual (pria dan wanita) ataupun berperan sebagai homoseks (sesama jenis kelamin). Bagi seorang yang biseks, kadang bisa membentuk rumah tangga dan diterima dalam masyarakat (terutama masyarakat timur), tetapi terkadang tetap memiliki hubungan yang intim dengan pasangan homonya. Seorang biseks biasanya muncul karena tekanan masyarakat yang tidak menerima perilaku homoseksual sehingga terpaksa menjalani hubungan yang heteroseks, walaupun dalam jiwanya masih menyukai jenis kelamin yang sama dalam orientasi seksualnya.

Dalam Crooks & Baur, biseksual dapat dibagi ke dalam beberapa kategori, antara lain: real orientation, transitory orientation, transitional orientation, dan homosexual denial.

Pada real orientation, individu biseksual memiliki ketertarikan pada wanita dan pria sejak awal kehidupannya dan berlanjut hingga usia dewasa. Pada orientasi ini, individu mungkin saja terlibat secara aktif dalam hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan atau mungkin saja tidak dan akan selalu memiliki perasaan ketertarikan terhadap kedua jenis kelamin secara terus menerus. Pada transitory, biseksual tidak menjadi orientasi seksual dominan dari individu yang bersangkutan. Kondisi biseksual di sini merupakan keadaan temporer dan terjadi umumnya karena pengaruh dari lingkungan, misalnya seorang heteroseksual yang akhirnya memiliki ketertarikan terhadap individu dari jenis kelamin sama

Proceding Metro International Conference on Islamic Studies (MICIS) karena adanya kebutuhan seksual yang harus dipenuhi tetapi kondisi lingkungan tidak memungkinkan baginya untuk berhubungan dengan lawan jenis sehingga ia memutuskan untuk berhubungan dengan sesama jenis untuk mengurangi dorongan seksualnya, contohnya di penjara atau di boarding school yang diperuntukan bagi satu jenis kelamin saja.

Biseksual berorientasi transitional menunjukan bahwa biseksual merupakan satu fase yang harus dilewati karena adanya perubahan dalam preferensi seksual, misalnya heteroseksual menjadi homoseksual atau vice versa. Perubahan preferensi seksual yang terjadi adalah perubahan yang bersifat permanen, artinya seorang heteroseksual berubah menjadi homoseksual melalui sebuah tahapan biseksual tetapi kondisi homoseksual, atau orientasi seksual yang paling akhir, menjadi bagian dari identitas dirinya untuk jangka waktu yang panjang. Setelah berada pada orientasi seksual akhir, individu tersebut bukan lagi seorang biseksual ataupun seorang penganut orientasi seksual sebelumnya.

Orientasi yang terakhir merupakan penyangkalan atas ketertarikannya terhadap sesama jenis (homosexual denial). Individu-individu biseksual pada kategori ini umumnya berusaha untuk menghindari stigma negatif yang beredar di masyarakat mengenai penganut homoseksual. Bagi individu-individu homoseksual, individu-individu biseksual pada kategori ini mereka lihat sebagai seorang homoseksual yang kurang berusaha untuk mengidentifikasikan diri mereka sebagai homoseksual."233

4. Transgender

Perkataan pergantian kelamin merupakan terjemahan dari Bahasa

Inggris “transexual” , karena memang operasi tersebut sasaran utamanya adalah mengganti kelamin seorang waria yang menginginkan dirinya menjadi perempuan atau sebaliknya. Padahal waria digolongkan sebagai laki-laki, karena ia memiliki kelamin laki-laki.

Maka dalam hal ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa transgender (penggantian kelamin) adalah usaha seoarang dokterahli bedah plastik dan kosmetik untuk mengganti kelamin seorang laki-laki menjadi kelamin perempuan,melalui proses operasi.234

Menurut buku Masa‟il Fiqhyang ditulis oleh Mahjuddin, pergantian

kelamin merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “transgender”, karena

memang operasi tersebut sasaran utamanya adalah mengganti kelamin seorang waria yang menginginkan dirinya menjadi perempuan. Padahal waria digolongkan sebagai laki, karena ia memiliki alat kelamin laki-laki.235

233https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=2008 diakses pada tanggal 17 Maret 2016 pada pukul 14.55 WIB.

234Ibid, hal 29

Proceding Metro International Conference on Islamic Studies (MICIS) Maka dalam hal ini, dapat ditarik suatu pengertian bahwa penggatian kelamin (transgender) adalah suatu usaha seorang Dokter ahli bedah plastik dan komestik untuk mengganti kelamin seorang laki-laki menjadi kelamin perempuan, melalui proses operasi.

Sejarah Homoseksual danlesbi (kaumNabiLuth)

Dalam Al-Quran, diceritakan sifat-sifat kaum (umat) Nabi Luth yang terkenal homoseksual. Mereka tidak mau menikahi perempuan dan sangat gemar melakukan hubungan seks dengan sesama laki-laki.

Tatkala Nabi Luth menawarkan beberapa wanita cantik untuk dinikahkan

dengan mereka, maka mereka menolaknya dengan mengatakan: “Kami sama sekali tidak menginginkan perempuan, karena kami sudah memiliki pasangan hidup yang lebih baik, yaitu laki-laki yang berfungsi sebagai teman hidup yang dapat membantu kelangsungan hidup kami, ia pun bisa digunakan untuk melampiaskan nafsu seksual”. Oleh karena itu, ketika Nabi Luth didampingi

oleh para malaikat utusan Allah yang bertampan pemuda dan rupawan, maka ia merasa cemas karena dikiranya bahwa mereka adalah manusia biasa yang menemuinya.236

Nabi Luth a.s. merasa susah akan kedatangan utusan-utusan Allah itu karena mereka berupa pemuda yang rupawan sedangkan kaum Luth amat menyukai pemuda-pemuda yang rupawan untuk melakukan homoseksual. Dan dia merasa tidak sanggup melindungi mereka bilamana ada gangguan dari kaumnya.237

Timbulnya kecemasan Nabi Luth, karena dibayangkannya bahwa tamu-tamunya itulah yang akan menjadi rebutan yang hebat dikalangan kaumnya, karena mereka sangat gemar terhadap pemuda yang rupawan. Ia merasa bahwa gejolak yang timbul oleh kaumnya dalam hal tersebut, sulit diatasi dan pasti menimbulkan banyak pengorbanan jiwa, di samping itu juga malu terhadap tamunya tersebut.

Ada beberapa ayat Al-Quran yang menerangkan sifat-sifat kaum Nabi Luth, antara lain :

  Artinya:

(Nabi Luth berkata kepada kaumnya):“Mengapa kamu mendatangi (mengumpuli

jenis laki-laki) di antara manusia?”.(QS. As-Syu‟ara : 165)



236 Mahjuddin, Masa‟il Al-Fiqh, (Jakarta : Kalam Mulia, 2014), h. 34.

Proceding Metro International Conference on Islamic Studies (MICIS) Artinya:

“Dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhan-mu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas".(QS. As-Syu‟ara : 166)

 Artinya:

“Dan tatkala datang utusan-utusan kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata: "Saat ini adalah hari yang amat sulit[729]." (QS. Hud : 77)

    Artinya:

Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji(homoseksual). Luth berkata: "Hai kaumku, inilah putri-putriku, mereka lebih suci bagimu, Maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?"(QS. Hud : 78)

 Artinya:

Mereka menjawab: "Sesungguhnya kamu telah tahu, bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap putri-putrimu; dan Sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki."

Jadi, praktek homoseksual itu terjadi semenjak dahulu kala hingga sekarang ini. Tetapi praktek lesbian tidak terlihat keterangannya dalam Al-Qur‟an, namun

hingga sekarang ini merajalela di masyarakat sekuler dan di Negara Barat. Praktek tersebut tidak diarang oleh undang-undang di Negara yang berpaham sekuler, dan tidak dikategorikan sebagai pelanggaran tata asusila. Dan kalau pun ada larangan bagi mereka, hanya bertujuan untuk memberantas kemungkinan terjadinya beberapa macam penyakit yang sering timbul dari praktek homoseksual dan lesbian, misalnya penyakit kanker kelamin, AIDS dan sebagainya. Oleh karena itu, praktek homosesksual dan lesbian paling menonjol di Negara Barat, yang resiko penyakit yang ditimbulkannya sampai menular ke Negara Timur, lewat turis-turis mereka.238

238Ibid., h. 37.

Proceding Metro International Conference on Islamic Studies (MICIS)

Hukum Perbuatan Homoseksual, LesbiandanBiseksual

Praktek homoseksual, lesbian danbiseksualdiharamkan dalam ajaran Islam, karena termasuk perbuatan zina. Maka dalam hal ini terdapat beberapa pendapat Ulama Hukum Islam tentang sangsi (ganjaran) yang harus diberikan kepada pelakunya, antara lain dikemukakan oleh Zainuddin Bin Abdil Aziz Al Malibary dengan mengatakan:

“Al-Baghawiyyu berkata: Ahli Ilmu Hukum Islam berbeda pendapat dalam (masalah) ganjaran hukum praktek homoseksual. Maka ada sekelompok (Ulama Hukum Islam) yang menetapkan bahwa pelakunya wajib dihukum sebagaimana menjatuhkan ganjaran hukum perzinaan. Apabila pelakunya tergolong orang yang sudah pernah kawin, maka wajib dirajam. Dan apabila belum pernah kawin, maka wajib didera sebanyak seratus kali. Penetapan inilah yang mencerminkan kedua pendapai Imam

Syafi‟i (Al-Qaulul Qadim Dan Al-Qaulul Jadid). Dan pendapat ini juga menetapkan bahwa terhadap laki-laki yang dikumpuli oleh homoseksual, mendapatkan ganjaran dera sabanyak seratus kali atau diasingkan selama setahun, baik laki-laki maupun perempuan, yang pernah kawin maupun yang belum pernah kawin. Ini termasuk pendapat Imam malik dan Imam ahmad bin hanbal. Ada juga segolongan (Ulama Hukum Islam) berpendapat, bahwa pelaku homoseksual wajib dirajam , meskipun ia belum pernah kawin. Ini termasuk pendapat Imam Malik dan Imam Ahmad bin Hanbal. Dan pendapat

lain Imam Syafi‟i menetapkan bahwa pelaku dan orang-orang yang di-kumpuli (oleh homoseksual dan lesbian) wajib dibunuh, sabagaimana keterangan dalam Hadits.

Dari keterangan ini, dapat disimpulkan bahwa ganjaran hukum pelaku dan orang-orang yang dikumpuli oleh homoseksual dan lesbian, menjadi tiga klasifikasi pendapat yaitu:239

a. Memberikan ganjaran hukum bagi pelaku homoseksual dan lesbian, bersama dengan orang-orang yang dikumpulinya, dengan hukuman rajam bila ia sudah pernah kawin, dan hukum dera 100 kali bila ia belum kawin. Atau memberikan hukuman pengasingan selama setahun bagi pelaku homoseksual dan lesbian, kemudian juga orang yang dikumpulinya, baik ia telah menikah maupun yang belum. Pendapat ini dianut oleh segolongan ulama Islam, yang menganggap dirinya mengikuti pandapat Imam Syafi‟i.

b. Memberikan ganjaran hukum bagi pelaku homoseksual dan lesbian bersama dengan orang-orang yang dikumpulinya dengan hukum rajam, meskipun ia belum pernah menikah. Pendapat ini dianut oleh segolongan ulama hukum Islam yang menganggap dirinya mengikuti pendapat Imam Maliki dan Imam Ahmad Hanbal.

Kedua klasifikasi di atas, berdasarkan pada ganjaran hukum zina yang terdapat pada Al-Quran Surat An-Nur ayat 2 beserta hadist yang menerangkannya.

239Ibid., h. 38.

Proceding Metro International Conference on Islamic Studies (MICIS) c. Memberikan ganjaran hukum bagi pelaku homoseksual dan lesbian

serta yang dikumpulinya denagn hukum mati, baik ia sudah menikah maupun belum pernah menikah. Pendapat ini dianut oleh segolongan ulama hukum Islam yang menganggap dirinya mengikuti pendapat

Imam Syafi‟i dengan berdasarkan sebuah hadist yang berbunyi:

“barang siapa yang mendaapatkan orang-orang yang melakukan perbuatan kaum Luthh, maka ia harus dihuku mati, baik orang yang melakukannya

maupun yang dikumpulinya”. (H.R. Abu Daud, Al-Turmudzi, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi).

Larangan homoseksual, lesbian dan biseksual yang disamakan dengan perbuatan zina dalam ajaran Islam, bukan hanya karena merusak kemuliaan dan martabat kemanusiaan tetapi juga beresiko lebih jauh lagi yaitu dapat menimbulkan penyakit kelamin seperti, kanker kelamin, AIDS dan sebagainya. Tentu saja perkawinan waria yang telah menjalani operasi pergantian kelamin dengan laki, dikategorikan sebagai praktek homoseksual, karena tabiat laki-lakinya tetap tidak bisa diubah oleh Dokter, meskipun ia sudah mempunyai kelamin perempuan buatan.240

Maka disinilah terlihat kesempurnaan ajaran Islam dalam menetapkan suatu larangan bagi manusia. Larangan tersebut mengandung unsur tanggungjawab sebagai hamba kepada Tuhan-Nya, etika hidup (akhlak mulia) dan unsur kesehatan manusia yang menjadi salah satu sarana untuk kelangsungan hidupnya di dunia.241

Hukum Transgender (Penggantian Kelamin)

Masalah penggantian jenis kelamin atau yang lazim disebut juga sebagai gejala transgenderisme ataupun transgender merupakan suatu gejala ketidakpuasan seseorang karena merasa tidak adanya kecocokan antara bentuk fisik dan kelamin dengan kejiwaan ataupun adanya ketidakpuasan dengan alat kelamin yang dimilikinya. Ekspresinya bisa dalam bentuk dandanan, make up, gaya dan tingkah laku, bahkan sampai kepada operasi pergantian kelamin (sex reassignment surgery). Dalam DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder), penyimpangan ini sering disebut juga gender dysporiasyndrome. Penyimpangan ini terbagi lagi menjadi beberapa subtype meliputi transgender, aseksual, homoseksual, dan heteroseksual.242

1. Proses Operasi dan Efeknya

Bukan hanya di Negara Barat saja yang menunjukan keberhasilan beberapa Dokter Ahli, mengganti kelamin laki-laki menjadi perempuan, tetapi di Indonesia pun sudah banyak Dokter yang mampu berbuat seperti itu.

240Ibid., h. 39-41.

241Ibid.,

Proceding Metro International Conference on Islamic Studies (MICIS) Meskipun proses operasi penggantian kelamin hanya memerlukan waktu dua jam saja, namun hal tersebut tidak bisa disebut sebagai operasi kecil, karena resikonya sangat besar bila terjadi kekurang-telitian atau kelalaian Dokter yang menanganinya. Resiko yang dimaksudkan, bukan saja terjadi pada saat pembedahan, tetapi justru sesudahnya yang lebih berbahaya. Lebih-lebih bila larangan Dokter dilanggar oleh yang menjalani penggantian kelamin itu.

Pada operasi penggantian kelamin, penis (dzakar) dan scrotum (buah dzakar atau buah pelir) serta testis (tempat produksi sperma) dibuang. Sedangkan kulit scrotum digunakan untuk menutup liang vagina (faraj); dan untuk pembuatan clitoris (klentit), diambil sebagian dari penis yang telah terbuang tadi.

Karena operasi tersebut termasuk pembedahan yang mengandung resiko, maka seorang Dokter yang menanganinya harus berhati-hati dan cermat, karena bisa terjadi hal-hal sebagai berikut:243

a. Tembusnya anus atau tempat kotoran, sehingga seharusnya kotoran keluar melalui dubur, tetapi justru melewati liang vagina buatan itu. Maka kedalaman liang vagina itu harus disesuaikan dengan besarnya pinggul atau anatomi tubuh yang menjalani operasi. Seorang waria yang memiliki pinggul berukuran kecil tidak diperbolehkan membuat liang vaginanya terlalu dalam, karena dikhawatirkan dapat menembus tempat kotorannya, yang pada akhirnya dapat berbahaya terhadap pasien itu sendiri. Tetapi kebanyakan pasien yang dioperasi di Indonesia, kedalaman vaginanya hanya mencapai antara 10 sampai 15 cm. Itupun masih bisa mengerut dan memendek bila operasinya sudah sembuh. Oleh karena itu, vagina buatan yang selesai dioperasi, dipasangi di

dalamnya sebuah alat penyanggah yang disebut “tampo” selama

satu bulan baru bisa dilepaskan. Dan jika dilepaskan sebelum lukanya sembuh, maka liang vagina bisa tertutup lagi.

b. Terjadinya kelainan syaraf pada penderita, apabila dia tidak bisa menahan kencing setelah operasinya selesai. Ini sering terjadi, karena ketika dioperasi saluran kencingnya ikut terbuang.

Ada suatu hal yang sangat berbahaya terhadap pasien bila ia tidak menuruti nasehat dokter, yang akhirnya melakukan hubungan seks sebelum vaginanya benar-benar sembuh. Perbuatan semacam itu bisa mengakibatkan robeknya selaput perut yang bisa menembus saluran kotoran, dan kalau terjadi hal seperti itu, maka satu-satunya cara mengatasinya adalah dioperasi kembali untuk menutupnya. Berarti

243Ibid., h. 30.

Proceding Metro International Conference on Islamic Studies (MICIS) tidak lagi berfungsi sebagai vagina, tetapi hanya sebagai saluran kencing saja.

Kalau vaginanya sudah sembuh, maka sudah bisa difungsikan sebagaimana keinginan pasien, menurut keterangan dokter. Sehingga tidak sedikit waria yang sudah mengganti kelaminnya, melangsungkan perkawinan dan hidup berumah tangga dengan laki-laki,dan perlu diketahui hubungan seks diantara keduanya bisa saling memuaskan layaknya laki-laki dan perempuan, hanya saja tidak dapat hamil, karena maninya tetap berjenis sperma, tidak bisa diubah oleh Dokter menjadi ovum. Maka disinilah letak keterbatasan dokter Ahli sebagai manusia biasa, yang tidak dapat mengubah jenis sperma menjadi ovum, sebagai syarat utama terjadinya pembuahan (kehamilan) seseorang.

Menurutdokter, obat yang dapat digunakan oleh waria untuk merawat tubuhnya menjadi sama dengan tubuh perempuan, yaitu pil Keluarga Berencana (KB), yang selama ini hanya berguna sebagai alat kontrasepsi. Menurut Dokter, tablet KB dapat merangsang tubuh manusia dan berfungsi menghaluskan kulit waria dan merangsang pertumbuhan payudara, serta memperbesar pinggulnya, yang tentunya mempunyai aturan-aturan tertentu dalam memakainya, agar tidak terjadi efek samping yang berbahaya.244

2. Hukum Islam terhadapTransgender

Islam melarang seorang laki laki menyamakan dirinya dengan perempuan, dan sebaliknya perempuan dilarang menyamakan dirinya dengan laki-laki, baik perilakunya, pakaiannya dan lebih-lebih bila ia

mengganti kelaminnya.Berikut ini adalah ayatayat Al Qur‟an dan Hadis

yang dapat dijadikan dasar diharamkannya perbuatan tersebut, yaitu : 



  Artinya:

„‟Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka,yang dilaknati Allah dan syaitan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya) dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (merubah ciptaan Allah),

Proceding Metro International Conference on Islamic Studies (MICIS)

lalu benar-benar mereka merobahnya". Barang siapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata‟‟ (QS. AnNisaayat 117 – 119)

Ayat di atas menjadi dasar rujukan utama di dalam menentukan hukum pada masalah -masalah kedokteran masa kini, seperti operasi plastik, penggunaan kawat behel pada gigi, rebonding, operasi bibir sumbing, operasi kelamin, operasi selaput dara, operasi cesar dan lain-lainnya. Oleh karenanya, sangat baik kita pelajari terlebih dahulu kandungan ayat di atas.

Sebagaimana diterangkan pada ayat tersebut bahwa syetan akan membisikan kepada manusia agar mereka merubah ciptaan Allah, dan manusia tersebut benar-benar akan merubahnya. Kemudian timbul pertanyaan, apa yang dimaksud dengan merubah ciptaan Allah? dan ciptaan Allah yang mana yang tidak boleh dirubah?

Para ulama masih berbeda pendapat di dalam memahami maksud dari ayat di atas

Pendapat Pertama : mengatakan bahwa maksud dari merubah ciptaan Allah adalah mengebiri manusia dan binatang.

Untuk hukum mengebiri manusia, para ulama sudah sepakat akan keharamannya. َْ َ اْ ُ ِ َ ْخَ َ َ َا َصِ ِ َ ََ َ ِ َ َ َ ُ ْ ُ َ ؛ َُ َ ِ ٌَ ُ َ ُرْ ِ ْغَ َ ِ ْ َخِ ِ َ َعَ ، َ ِ َ َ َ ُ ْ َ ِرِا َا ِْ ِا َ ْ َ ِ ِرْ َ ٍدَح َ َ ٍ َ َ

“Para ulama tidak berselisih pendapat bahwa mengebiri manusia tidak halal dan tidak boleh, karena merupakan bentuk penyiksaan dan merubah ciptaan Allah. Begitu juga tidak boleh memotong anggota badannya yang lain, jika itu

bukan karena hukuman had atau qishas. “245

Tetapi, untuk mengebiri binatang para ulama masih berbeda pendapat di dalam menentukan status hukumnya. Sebagian ulama membolehkan seseorang berkurban dengan binatang ternak yang dikebiri, bahkan hal itu dianjurkan jika dia lebih gemuk dari pada yang lainnya. Walaupun demikian, gemuk secara alami dengan makan daun-daunan dan rerumputan juah lebih baik dari pada gemuk akibat dikebiri ataupun disuntik.

Kebolehan mengebiri hewan didasarkan pada firman Allah subhanahu

wa ta‟ala : َ ِ َ ْ َ َ ْ َعُ َرِا َعَ َِ َ َ ِإَ ْ ِ َ ْ َ ِ ُ ُ ْ ا

“ Demikianlah (perintah Allah) dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar

Allah, maka Sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (Qs. al-Hajj : 32) Berkata Ibnu Abbas menafsirkan ayat di atas :