• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pandangan Kesehatan Tentang Lapisan Emas Dalam Makanan

Seiring dengan tuntutan pasar yang menghendaki adanya bahan pangan dan makanan yang berkualitas dan terjamin keamanannya (food safety), maka keamanan pada suatu produk makanan harus sesuai dengan aturan yang ditentukan dalam ilmu kesehatan masyarakat yaitu aman dari segi kesehatan, pemalsuan dan aman dari aspek agama atau halal.27

Alexandra Oppenheimer seorang ahli gizi asal New York mengatakan bahwa emas yang digunakan pada makanan sebetulnya dikenal dengan istilah E-175. Istilah ini diberikan langsung oleh Eurpean Food Safety Administration (EFSA) saat

25http://www.indtimes.com/food/dining-guide/fakta-gold-leaf-yang-digunakan-pada-makanan diakses 29 agustus 2019 jam 03.00

26 https://www.idntimes.com/food/dining-guide/kartika-nindita/13-fakta-unik-emas-dan-perak-penghias-makanan-1/full diakses 9 Oktober 2019 jam 20.00

27 Muhammad Khoirul Anam, Risma Narinda, Thoyibi, Kamsul Abrana Deteksi Formalin menggunakan SPR Berbasis Nanopartikel Perak sebagai Pengembangan awal teknologi Food Safety (Laboratorium FisikaMaterial dan Instrumentasi, Jurusan Fisika, Universitas Gadjah Mada. Indonesian Journal of Applied Physics, Vol 3 No 2, 2013), h., 201

20

mengedintifikasi bahan makanan berbasis logam sebagai aditif atau sekedar pewarna makanan saja. Efek dan keamanan E-175 pertama kali dievaluasi pada tahun 2015 lalu, EFSA melakukan uji kelayakan dan peninjauan ulang setelah tren makanan bertopping emas menjadi perbincangan hangat dikalangan pecinta kuliner.Menurut hasil penelitian mereka, daun emas (gold leaf) harus memiliki kandungan emas murni sebesar 92% dan 8% lainnya terdiri dari kandungan logam yang aman untuk dikonsumsikan seperti perak murni. Secara ilmiah, sebagian besar emas yang digunakan pada makanan tidak akan mengganggu sistem pencernaan. 28

Bahaya dan keamanan pangan yaitu untuk mendeteksi protein dan kandungan-kandungan yang terdapat pada pangan itu sendiri. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian awal pada bidang keamanan pangan yaitutentang kualitas dan keamanan bahan pangan. Dikarenakan jika tidak ada nya penelitian awal pada bidang keamanan di hawatirkan tersebarnya pangan yang tidak sehat.29

Emas yang dipakai untuk melapisi makanan ini biasanya yang berupa gold leaf. Emas ini benar-benar asli, namun kemudian diolah sedemikian rupa sehingga menjadi lembaran yang sangat tipis dan bisa dibentuk sebagai pembungkus atau topping makanan. Biasanya, emas ini adalah yang berwarna kuning dengan ukuran 22 karat.

Yang menarik adalah gold leaf ternyata sudah mendapatkan label food-grade atau aman untuk dikonsumsi dan tidak akan memicu keracunan. Hanya saja, karena terbuat dari logam, tentu saja emas ini tidak akan memberikan nutrisi sehingga tidak akan mempengaruhi kesehatan. Kita hanya akan mendapatkan kesan mengonsumsi makanan mewah saja. Secara rasa, emas ini juga cenderung hambar

28 .http;//www.google.com/amp/s/lifestyle.okezone.com/amankah-mengkonsumsi-makanan-bertopping-emas-begini-penjelasan-ahli Diakses pada tanggal 29 Agustus 2019 pada pukul 00.15

29 Muhammad Khoirul Anam dkk, Deteksi Formalin menggunakan SPR Berbasis Nanopartikel Perak sebagai Pengembangan awal teknologi Food Safety, (Laboratorium Fisika Material dan Instrumentasi, Jurusan Fisika, Universitas Gadjah Mada. Indonesian Journal of Applied Physics, Vol 3 No 2, 2013), h., 202..

dan tidak menambah cita rasa masakan. Selain gold leaf, ternyata ada logam lain yang juga dijadikan pelapis makanan, yakni vark. Tak hanya emas, vark juga bisa menggunakan bahan perak. Lembaran vark yang dipakai untuk melapisi makanan ini cenderung sangat mudah hancur sehingga cocok untuk disajikan di atas kue, khususnya kue khas India bernama Barfi. 30

Emas 24 karat bersifat inert, artinya tidak memberikan efek apa-apa ke dalam saluran pencernaan dan akan kembali keluar bersama fases, emas dengan tingkat karat yang lebih tinggi biasanya lebih lembek dibandungkan emas dengan tingkat karat yang lebih rendah. European Food Safety Admitistration mengeluarkan jenis emas E-175 yang diperbolehkan digunakan sebagai bahan makanan. Penyajian emas pada makanan berupa serbuk, lapisan ataupun garniche. Emas pada makanan hanya bertujuan untuk mempercantik dan meningkatkan harga dari hidangan tersebut.31 D. Fakta Penggunaan Emas dalam Makanan di Indonesia

Ayam geprek kampus yang beralamat di jalan Dipatiukur No 51 Bandung, ayam geprek kampus mempunyai beberapa outlet di Bandung dan di Bogor yang salah satunya yang di jalan dipatiukur ini, di sini menyediakan berbagai sambal ayam geprek dengan tingkatan pedas yang berbeda-beda, yang menariknya di ayam geprek kampus ini mempunyai menu ayam geprek berlapis emas 24 karat. Ayam geprek yang berlapis emas dibandrol kurang lebih Rp.200.000/ porsi.32

Hand mate sour sally frozen yogurt (yogurt gelato) yang beralamat di Grand Indonesia lantai LG No. 02, Jakarta Pusat. Frozen yogurt tersebar luas di mall-mall di Indonesia, disini menyediakan yogurt dengan aneka macam topping, dari

30www.doktersehat.com. / Makanan Berlapis Emas / diakses pada tanggal 25 juli 2019 jam 04.30

31 http://www.alodokter.com/komunitas/topik/makanan-dengan-emas diakses pada tanggal 25 juli 2019 jam 05.00

32 http://youtu.be/UvlQz51bMIY diakses pada tanggal 10 Oktober 2019 jam 05.00

22

kacangan, buah-buahan, dan masih banyak lagi. Menariknya disini menyediakan yogurt yang bertopping emas 24 karat yang dibandrol dengan harga Rp.99.000.33

71st omasake restaurant yang beralamat Jl. Cikajang No 68, RT 13/Rw 6.

Petogogan kecamatan Kebayoran Baru, kota Jakarta selatan. Di restoran ini menyediakan berbagai macam makanan, salah satunya pasta ravioli yang bertopping emas, ravioli ini sangat mahal dikarenakan menggunakan emas, truffle, kaviar. Pasta ravioli ini dibandrol dengan harga Rp. 10.000.000/porsi.34

Mardin baklava yang beralamat di jalan Cipinang Raya, Jatinegara, Jakarta Timur. Baklava adalah sejenis makanan ringan di Turki dan daerah-daerah tempat mantan kekuasaan kerajaan ottoman, makanan ini terdiri dari kacang yang dicincang diberi gula atau madu dan dibungkus adonan roti tipis.35 Baklava yang djual mempunyai beragai macam varian, diantaranya yang menarik ada varian yang dilapisi oleh emas, yang dibandrol dengan harga Rp. 15.000.000/potong.36

Sushi Tei adalah nama resotan sushi yang berada di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya terletak di Pondok Indah mall di jalan metro pondok indah blok 123B No. 102 pondok Indah kecamatan kebayoran lama kota Jakarta Selatan. Di restoran sushi ini menawarkan berbagai macam sushi dan makanan lainnya, salah satu menu yang unik adalah susuhi yang bertopping emas, sushi yang bertopping emas ini dibandrol dengan harga Rp. 100.000/Sushi.37

Oso Ristorante adalah restoran yang bertema Italia yang terletak di The plaza lantai 46 Tamrin Jakarta. Di restoran ini menyajikan makanan khas italia dan berbagai makanan laut seperti lobster. Direstoran ini pula menyajikan lobster yang dilapisi serbuk emas, menu ini dinamakan Rigatoni yang berharga Rp. 270.000/porsi.

33 http://youtu.be/6PkPFOM3iMg diakses pada tanggal 10 Oktober 2019 jam 05.30

34 http://youtu.be/3q8U6Zm47e8 diakses pada tanggal 10 Oktober 2019 jam 06.00

35 http://id.m.wikipedia.org/wiki/Baklava diakses pada tanggal 10 Oktober 2019 jam 06.30

36 http://youtu.be/Ak0EgavY8qc diakses pada tanggal 10 Oktober 2019 jam 07.00

37 http://youtu.be/-4-tyurq5AE diakses pada tanggal 10 Oktober 2019 jam 07.30

Direstoran ini juga menyediakan Ravioli yang dilapisi oleh emas yang berharga Rp.

140.000/porsi.38

Butik teh adalah salah satu restoran yang menyajikan berbagai macam teh mewah, butik teh ini berdiri di jakarta pada tahun 2013, di dalam butik ini menyajikan teh golden Yin Zhen yang dibaluri emas 24 karat di setiap helai daunnya dan Yellow Gold Tea, teh kuning yang dicampur serbuk emas. Teh ini dibandrol dengan harya yang sangat mahal, yakni Rp. 9.800.000.39

Sana Sini Pullman hotel yang berada di Jakarta yang beralamat di jalan Thamrin, di dalam hotel ini ada restoran all you can it yang menyajikan berbagai macam menu, dari Barat, Jepamg, Indonesia, Cina. Di dalam resoran ini menyajikan menu yang sangat unik yaitu permen yang didalamnya ada lapisan emasnya.

Makanan disini dibandrol dengan harga Rp. 550.000++/pax.40

38 http://youtu.be/DoqnhhPKwUk diakses pada tanggal 10 Oktober 2019 jam 08.00

39 http://youtu.be/vkkci0Hu0k8 diakses pada tanggal 10 Oktober 2019 jam 08.30

40 http:///youtu.be/6Ch30TOovoo diakses pada tanggal 10 Oktober 2019 jam 09.00

24 BAB III

KONSEP ISLAM TENTANG MAKANAN

A. Makanan Sebagai Sarana Beribadah

Ath’imah (makanan) adalah bentuk jamak dari kata tha’am. Sekelompok ahli bahasa mengatakan, makanan adalah semua yang bisa dimakan termasuk air. Maka, kata makanan secara bahasa pada umumnya digunakan untuk sesuatu yang dimakan dan adakalanya digunakan untuk sesuatu yang diminum.1

Sedangkan dalam Ensiklopedi Hukum Islam, makanan merupakan segala apa yang boleh dimakan oleh manusia, sesuatu yang dapat menghilangkan rasa lapar dan dapat menguatkan badan.2

Secara etimologi makan berarti memasukkan sesuatu kedalam tubuh melalui mulut, sedangkan makanan ialah segala sesuatu yang dapat dan boleh dimakan.3 Ibnu Mandzur menjelaskan dalam kitabnya lisan Al-Arab bahwa makanan adalah segala sesuatu yang dimakan. 4

Kemuliaan akhlak dan adat istiadat suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh jenis makanan yang dikonsumsi dan cara memperolehnya. Oleh karena itu Islam sangat memperhatikan makanan kaum muslimin sejak 14 abad yang silam. Di antara jenis makanan yang ada, oleh Islam diharamkan karena berbahaya bagi kesehatan atau pada akhlak manusia. Atau jenis makanan yang dianjurkan agar ditinggalkan karena jenis makanan itu melemahkan badan dan jiwa. Telah dijelaskan juga bahwa makanan yang sehat yang dianjurkan oleh Islam, tidak hanya terbatas pada persoalan

1 Shalih bin Fauzan bin Abdillah al-Fauzan, Fiqih Makanan, ( Jakarta: Griya Ilmu, 2017), h., 25-26,

2 Abdul Azizi Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), Cet. I, Jilid IV, h. 1071

3 Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN, Ilmu Fiqh, (Jakarta: Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 1983), h., 525.

4 Jamaluddin Ibnu Mandzur, Lisan ul Al-Arabi, (Beirut: Dar ul Al-fikr, 1983), jilid 12, h. 365

halal dan haram, akan tetapi menyangkut pula kualitas maupun kuantitas gizi dan porsi dari makanan tersebut. Karena dua hal itu sangat penting dalam kaitannya dengan kesehatan.1

Makanan yang menunjang kesehatan tubuh dibutuhkan bagi manusia yang sadar akan tujuan hidup di dunia. Sehingga makanan yang jadi asupan kita sebagai persembahan pada Allah SWT. Bukan persembahan pada nafsu indrawi. Pilihlah makanan yang tepat sehingga bisa memelihara kesehatan Tubuh. Inilah sebabnya, makanan yang akan kita makan harus didoakan. Saat doa adalah saat memberikan energi pada makanan sehingga bermanfaat bagi tubuh kita dan menjadi ibadah.2

Islam memandang makanan sebagai suatu ibadah. Dalam kaitannnya dengan pembangunan Nasional, makanan merupkaan faktor yang secara langsung menentukan tinggi rendahnya mutu Sumber Daya Manusia (SDM). SDM merupakan kunci keberhasilan pembangunan. Sementara itu Islam memandang halal haramnya makanan dan gizi yang diperoleh menentukan diterima tidaknya amal shaleh seseorang di hadapan Allah SWT, karena itu makan dan makanan bukan saja menyangkut masalah tuntutan biologis tapi juga tuntutan agama.3

Ketika manusia makan dengan disertai dzikrullah, maka Allah akan memberikan keberkahan pada makanan tersebut. Sehingga dengan keberlahan itu manusia merasakan nikmatnya makan dan timbullah ketenangan seusai makan, dan tentunya, manusia akan makin bertambah syukur, tunduk dan dekat kepada Sang Pemberi Makan, Allah SWT. Sebaliknya bila orang tidak peduli dengan esensi makan seperti ini, yang terjadi adalah bahwa makannya itu tidak lain hanya untuk kesenangan nafsu dan pelampiasan rasa lapar dan dahaga saja. Pada yang demikian

1 Ahmad Syauqi al-Fanjari, Nilai Kesehatan dalam syariat Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet I, h., 44.

2https://www.kompasiana.com/hento2008/55530cd8b67e615f0a1309a7/makan-pun-suatu ibadah diakses pada tanggal 8 Oktober 2019 pada jam 01.00

3 Kantor kementerian Negara Urusan Pangan Republik Indonesia, Makanan Indonesia Dalam Pandangan Islam, (jakarta 1995), h., 17

26

itu, Allah sama sekali tidak butuh untuk memberikan keberkahan-Nya. Bahkan Allah akan murka dan tidak rela makanan pemberian-Nya dimakan sia-sia bukan dalam rangka ibadah.4

Menurut ajaran Islam, kelaparan (miskin) dapat menyebabkan kekufuran.

Sebaliknya manusia yang tidak lapar dan memakan makanan yang halal dan tayib berpeluang menjadi hamba yang shaleh, doa dan amal shalehnya diterima oleh Allah SWT, seiring dengan ini Tuhan telah menciptakan bumi lengkap dengan segala isinya untuk manusi, sebagaimana firman Allah pada Q.s. Al-Baqarah (2): 29

وَ تْسا َُّثُ اًعْ يَِجَ ِضْرَْلْا ِفِ اَّم ْمُكَل َقَلَخ ْيِذَّلا َوُى ا َلَِا ى ٓ

ٍت و َسَ َعْبَس َّنُهى ّوَسَف ِءۤاَمَّسل ٍءْيَش ِّلُكِب َوُىَو ٓ

ٌمْيِلَع

Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Ayat tersebut memberikan informasi bahwa dengan kekuasaan-Nya yang Maha Besar, Allah telah memberikan nikmat yang lengkap kepada manusia. Nikmat itu dipersiapkan untuk kepentingan dan kemanfaatan hidup manusia. Menurut Muhammad Abduh manusia dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya dari apa yang terdapat di bumi (darat maupun laut), berupa hewani, nabati, dan juga lainnya. 5

Tubuh manusia membutuhkan makanan seimbang yang bisa dikonsumsi dan diserap, serta menggantikan zat-zat yang hilang darinya, menghilangkan rasa lapar untuk kemudian menjadikannya kuat bekerja dan beraktivitas, serta memperkuat peran imunitas yang ada didalamnya guna melawan virus dan penyakit. Makanan

4http://dakwaline.blogspot.com/2017/05/menjadiakan-makan-sebagai-ibadah.html diakses pada tanggal 8 Oktober 2019 pada jam 02.00

5 Kantor kementerian Negara Urusan Pangan Republik Indonesia, Makanan Indonesia dalam Pandangan Islam, (jakarta 1995), h., 17-18

seimbang adalah kata lain dari makanan sehat, sebagaimana bentuk perwujudan bagi keseimbangan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.6 Sebagaimana dijelaskan juga dalam Q.s. Ar-Rahman (55): 7-9

ُرِسُْتُ لَْو ِطْسِقْلاِب َنْزَوْلا اوُميِقَأَو )( ِنازيِمْلا ِفِ اْوَغْطَت َّلَْأ )( َنازيِمْلا َعَضَوَو اهَعَ فَر َءامَّسلاَو َنازيِمْلا او

dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan), supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu.

Jenis-jenis makanan:

a. Makanan yang suci selain hewan, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, makanan-makanan padat dan cair, jenis ini disepakati oleh para ulama akan bolehnya selama tidak terkena najis dan tidak mendatangkan mudharat.

b. Hewan darat dan laut, hewan darat adalah hewan yang tidak bisa hidup kecuali di darat, hukum asalnya adalah halal kecuali hewan yang telah ditegaskan hukum haramnya dalam syariat. Hewan laut yaitu hewan yang tidak bisa hidup kecuali di air dan jika dipindahkan keluar air makan akan seperti hewan yang sekarat. 7

Hewan darat hukum asalnya adalah halal kecuali terdapat dalil yang yang mengharamkannya. Hewan yang diharamkan terbagi menjadi dua: ada yang diharamkan zatnya dan ada yang diharamkan karena adanya penyebab tertentu yang masuk padanya. Yang pertama (diharamkan zatnya) seperti babi, hewan buas, hewan yang memakan bangkai, hewan yang dipandang menjijikan menurut tabi‟at manusia.

Hewan yang diharamkan karena adanya penyebab tertentu yang masuk padanya,

6 Abdul Basith Muhammad as-Sayyid, Pola Makan Rasulullah, (Jakarta: Almahira, 2014), h., 16-17.

7 Abdul Basith Muhammad as-Sayyid, Pola Makan Rasulullah (Jakarta: Almahira, 2014), h., 33.

28

seperti bangkai, semua hewan yang tidak memenuhi syarat sembelihan kalau hewan itu termasuk katagori hewan yang disembelih dan mati karena tua.8

Hewan laut hukum asalnya adalah halal kecuali terdapat dalil yang yang mengharamkannya. Sebagai mana firman Allah SWT dalam Q.s. Al-ma‟idah (5): 96

َطَو ِرْحَبْلا ُدْيَص ْمُكَل َّلِحُا وُماَع

ِةَراَّيَّسلِلَو ْمُكَّل اًعاَتَم ٗ اًمُرُح ْمُتْمُد اَم ِّرَ بْلا ُدْيَص ْمُكْيَلَع َمِّرُحَو ٓ

يِذَّلا َو ّللا اوُقَّ تاَو ٓ ْْ ٓ

َنْوُرَشُْتُ ِوْيَلِا

Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram.

dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.

Laut yang dimaksudkan di sini adalah lingkungan air yang jumlahnya sangat banyak yang didalamnya hidup ikan-ikan dan hewan-hewan air lainnya yang bisa diburu. Sedangkan buruan laut adalah semua yang diburu dalam keadaan masih hidup, baik yang berupa ikan maupun sejenisnya.9

B. Larangan Israf Dalam Makanan

Israf bermakna melampaui tujuan, di dalam kamus al-munawwir disebutkan bahwa israf bermakna pemborosan.10 israf pun bermacam-macam, salah satunya israf dalam hal makanan. Seseorang yang melakukan perbuatan hingga meleibi tujuan sebenarnya maka ia dikatakan israf, seperti orang yang makan lebih dari ukuran kenyang. Sebagaimana dijelaskan dalam Q.s. Al-A‟raf (7): 31

8 Shalih bin Fauzan bin Abdillah al-Fauzan, Fiqih Makanan. (Jakarta: Griya Ilmu, 2017)., h., 3

9 Abdul Basith Muhammad as-Sayyid, Pola Makan Rasulullah, (Jakarta: Almahira, 2014), h.,93-94

10 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progtesif,1997), h.,627

ِنَب ي

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Allah menghalalkan makanan dan minuman selama itu tidak berlebih-lebihan dan sombong. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batasa.-Nya pada yang halal atau yang haram, maka berlebih-lebihan pada apa yang dihalalkan atau diharamkan Allah dengan menghalalkan yang haram atau hengharamkan yang halal. Akan tetapi Allah menyukai yang halal tetap dihalalkan dan yang haram tetap diharamkan, dan itulah sikap adil yang diperintahkan Allah.11

Allah tidak senang kepada makhluk yang suka berlebih-lebihan dikarenakan hidup berlebih-lebihan itu bisa membuat manusia jadi lupa diri dan lupa untuk bersyukur kepada Allah SWT. Orang yang hidup berlebih-lebihan itu cenderung suka lalai untuk mengingat Allah dalam aspek perbuatannya, mudah terjebak dalam penyakit hati seperti kikir, sombong, iri dan dengki.12

Hendaknya tidak melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan kepada yang diharamkan.

Demikian pula terdapat larangan berlebihan (bermewah-mewahan) dalam hal makan, minum dan berpakaian. Berlebih-lebihan adalah perkara yang dibenci Allah, membahayakan badan dan penghidupannya, bahkan terkadang membawanya kepada keadaan yang membuatnya tidak sanggup memenuhi kewajiban. Dalam ayat ini terdapat perintah makan dan minum, larangan meninggalkannya dan larangan

11 Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008),h., 30-32.

12 Abu Azka Fathin Mazayasyah, Mendulang Hikmah Ada Hikmah dalam Setiap Keadaan dan Waktu, (Yogyakarta: Darul Hikmah, 2016), h., 273

30

berlebih-lebihan dalam makan dan minum.13

Cara menghindari israf makan di antaranya mengurangi waktu makan, menghindari dari makanan yang mewah-mewah, tidak banyak menghidangkan makan dalam satu waktu, makan tidak sampai kenyang, memilih makanan yang betul-betul halal dan memperbanyak shadaqah. Perilaku tersebut hendaknya dilaksanakan muslim agar terhindar dari bahaya israf makan seperti menimbulkan penyakit obesitas, menambah dan rakusnya terhadap duniawi, boros, kikir sehingga enggan bershadaqah dan buruk sangka kepada orang lain14

C. Halal Dan Haram Dalam Makanan

Halal berasal dari bahasa arab yang artinya membebaskan, memecahkan, membubarkan dan membolehkan.15 Sedangkan dalam ensiklopedi hukum Islam yaitu segala sesuatu yang menyebabkan seseorang tidak dihukum jika menggunakannya, atau sesuatu yang boleh dikerjakan menurut syara‟.16

Prinsip pertama yang ditetapkan Islam, pada asalnya adalah segala sesuatu yang diciptakan Allah itu halal dan tidak ada yang haram, kecuali jika ada nash (dalil) yang shahih (tidak cacat periwayatannya) dan sharih (jelas maknanya) yang

13 https://tafsirweb.com/2485-surat-al-araf-ayat-31.html diakses pada tanggal 8 Oktober 2019 pada jam 09.00

14 https://medicalzone.org/obesitas-dan-pola-makan-yang-berlebih-lebihan-israf-dalam-islam/

diakses pada tanggal 8 Oktober 2019 pada jam 08.00

15 Mochtar Effendy, Ensiklopedi Agama dan Filsafat, (Jakarta: Universitas Sriwijaya, 2001), h., 285.

16 Abdul Azis Dahlan, et. al., Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: Ikhtiar Baru van Hoeve, 1996), h.,505

mengharamkannya.17

Makanan halal biasanya disandingkan dengan kata thayyib di dalam Al-Quran, sebagaimana Firman Allah SWT di dalam Q.s. Al-Baqarah (1): 168 dan Q.s.

Al-Ma‟idah (5): 88.

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

اًبِّيَط ًلً لَح ُو ّللا ُمُكَقَزَر اَِّمِ اْوُلُكَو

kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.

Makanan halal adalah makanan yang baik yang dibolehkan memakannya menurut ajaran Islam yaitu sesuai dalam al-Qur‟an dan al-Hadis. Sedangkan pengertian makanan yang thayyib (baik) yaitu segala makanan yang dapat membawa kesehatan bagi tubuh, dapat menimbulkan nafsu makan dan tidak ada larangan dalam al-Qur‟an maupun hadis.18

Kriteria makanan halal menurut syariat Islam adalah : 1. Halal dzatnya

2. Halal cara memperolehnya

17 Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, al-Halal wa al-Haram fi al-Islam, tej. Wahid Ahmadi, dkk, Halal Haram Dalam Islam, (Solo: Era Intermedia, 2003), h., 36.

18 Hussein Bahresy, Pedoman Fiqh Islam, (Surabaya: al-Ikhlas, 1981), h., 303.

32

3. Halal dalam memprosesnya 4. Halal dalam penyimpanannya 5. Halal dalam pengangkutannya 6. Halal dalam penyajiannya.19

Adapun kriteria makanan thayib Menurut Quraish Shihab adalah makanan yang sehat, proporsional atau aman. Maksudnya adalah:

1. Makanan yang sehat adalah makanan yang memiliki gizi yang cukup dan seimbang, dalam hal ini menurut kearifan dalam memilih dan mengatur kesimbangan makanan dengan kondisi tubuh.

2. Proposional, artinya sesuai dengan kebutuhan pemakan, tidak berlebihan dan tidak kurang. Dengan demikian al-Qur'an dalam uraiannya tentang makanan menekankan perlunya sikap proporsional.20

Masalah halal dan haramnya makanan bukanlah persoalan sederhana yang dapat diabaikan, melainkan merupakan masalah yang penting dan mendapat perhatian dari ajaran agama secara umum. Karena masalah ini tidak hanya menyangkut hubungan antar sesama manusia, tapi juga hubungan manusia dengan Tuhan. Oleh karenanya, di dalam al-Qur‟an dijelaskan dengan tegas bahwa manusia diperintahkan

Masalah halal dan haramnya makanan bukanlah persoalan sederhana yang dapat diabaikan, melainkan merupakan masalah yang penting dan mendapat perhatian dari ajaran agama secara umum. Karena masalah ini tidak hanya menyangkut hubungan antar sesama manusia, tapi juga hubungan manusia dengan Tuhan. Oleh karenanya, di dalam al-Qur‟an dijelaskan dengan tegas bahwa manusia diperintahkan

Dokumen terkait