Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
Oleh : Iksir Faukonuri 11140430000040
PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H / 2021
i
LEMBAR PERSETUJUAN
TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG MAKANAN YANG DILAPISI EMAS
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Oleh :
IKSIR FAUKONURI NIM : 11140430000040
Di bawah Bimbingan :
Dosen pembimbing I Dosen pembimbing II
Hotnidah Nasution, M.A Siti Hanna, M.A NIP : 197106301997032002 NIP:197402162008012013
PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H / 2021
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Iksir Faukonuri NIM : 11140430000040 Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 17 Mei 1995 Program Studi : Perbandingan Mazhab Fakulitas : Syariah dan Hukum Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan karya ilmiah asli saya, diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata-1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 Januari 2021
Iksir Faukonuri
ii
ISLAM TENTANG MAKANAN YANG DILAPISI EMAS. Program studi Perbandingan Mazhab. Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1442 H / 2021 M.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui Manfaat dan Mudarat dari makanan yang dilapisi emas, dan untuk mengetahui hukum dari makanan yang dilapisi emas.
Metode penulisan skripsi ini merupakan penelitian hukum studi pustaka, metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data, data yang digunakan berasal dari hasil wawancara dengan dokter spesialis gizi dan juga buku-buku yang berkaitan dengan masalah makanan
Hasil penelitian menunjukan bahwa lapisan emas dalam makanan mempunyai dampak positif sebagai hiasan makanan yang mewah, dan mempuyai dampak negatif yaitu berlebih-lebihan, tidak mempunyai rasa, tidak adanya gizi dan mempunyai harga yang tinggi. Lapisan emas dalam makanan menurut kesehatan tidak mengganggu pencernaan. Lapisan emas dalam makanan menurut psikologi akan meimbulkan kesombongan.
Hukum makanan yang dilapisi emas adalah makruh karena emas adalah logam mulia dan lebih bayak dampak positif dari dampak negatif, walaupun sudah memiliki label food grade, tidak menutup kemungkinan semuanya zero risk
Kata Kunci: Lapisan Emas Dalam Makanan, Lapisan Emas dalam makanan Pembimbing : Hotnidah Nasution, M.A
Siti Hanna, L.C., M.A Daftar Pustaka : 1983 s.d 2018
v
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan Semesta Alam. Yang telah memberikan nikmat dan karunia yang tidak terhingga kepada saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad Saw. Kepada keluarga sahabat, dan seluruh umat Islam yang setia hingga akhir zaman.
Saya ucapkan Alhamdulillah atas karunia Allah Swt sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG MAKANAN YANG DILAPISI EMAS sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Mengenai perihal penyelesaian studi ini, banyak pelajaran serta manfaat yang didapat dan kesan yang bermakna. Oleh karena itu, atas tersusunnya skripsi ini saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baikdalam membimbing, memberikan petunjuk, doa serta dukungan terutama kepada kedua orang tua saya yang selalu memberikan kasih sayang terus-menerus tiada hentinya, semoga Allah Swt selalu memberikan keberkahan serta pahala disisi Allah Swt. Amiin.
Pada kesempatan ini patut saya mengucapkan terima kasih banyak kepada:
1. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag., S.H., M.H., M.A selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Siti Hanna, M.A. selaku ketua program studi Perbandingan Madzhab dan Hukum dan bapak Hidayatullah, M.H sekertaris Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum Syarif Hidayatullah
vi
3. Dr. Muhammad Taufiki, M.A. selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan dukungan dan arahan intelektual terhadap penulis selama masa perkuliahan hingga selesai masa studi.
4. Hotnidah Nasution, M. A. selaku dosen pembimbing skripsi yang penuh dengan rasa sabar dan telah meluangkan waktunya dalam memberikan arahan, saran, bimbingan serta motivasi kepada penulis selama penulisan skripsi.
5. Siti Hanna, M. A. selaku dosen pembimbing skripsi yang penuh dengan rasa sabar dan telah meluangkan waktunya dalam memberikan arahan, saran, bimbingan serta motivasi kepada penulis selama penulisan skripsi.
6. Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik, memberikan pengetahuan intelektual serta memberikan bantuannya terhadap penulis.
7. Seluruh staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum atas pelayanan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.
8. Untuk kedua orang tua saya tercinta, ayahanda H. Nanang Slamet Wibawa, S.sos., MM. serta ibunda tercinta RE Enah Hasanah yang telah memberikan support dan dukungan kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
9. Untuk sahabat-sahabat seperjuangan selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diantaranya komeng, Raya Fanani, Maulana Fajri, Muhammad Ayyub, Aqil Statra, Vicry Masyulian, Rifqi Aziz Amrullah, Imam Bachruddin, serta alumni Pondok Modern Darussalam Gontor angkatan 2014 Smart Generation yang telah memberikan semangat juang bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
10. Serta semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
vii
Oleh karenanya, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh komponen yang telah berjasa dan telah memberikan kontribusinya. Penulis tidak bisa membalas kebaikan membalas kebaikan mereka kecuali doa, semoa Allah Swt membalas amal perbuatan semuanya. Amiin.
Ciputat, 21 Januari 2021
Penulis
viii DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN... i
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ... ii
LEMBAR PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Perumusan Masalah ... 4
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 5
E. Penelitian Studi Terdahulu ... 5
F. Metode dan Teknik Penulisan ... 7
G. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II ... 10
LAPISAN EMAS DALAM MAKANAN ... 10
A. Pengertian Makanan ... 10
B. Penggunaan Lapisan Emas Dalam Makanan ... 17
C. Pandangan Kesehatan Tentang Lapisan Emas Dalam Makanan ... 19
D. Fakta Penggunaan Emas dalam Makanan di Indonesia ... 21
BAB III ... 24
KONSEP ISLAM TENTANG MAKANAN ... 24
A. Makanan Sebagai Sarana Beribadah ... 24
B. Larangan Israf Dalam Makanan ... 28
C. Halal Dan Haram Dalam Makanan ... 30
BAB IV ... 35
HUKUM MAKANAN YANG DILAPISI EMAS ... 35
A. Penggunaan Emas Dalam Makanan ... 35
ix
B. Dampak Mengkonsumsi makanan Berlapis Emas ... 36
C. Pandangan Kesehatan dan Hukum Islam Atas Makanan Yang Dilapisi Emas 38 BAB V ... 49
PENUTUP ... 49
A. KESIMPULAN ... 49
B. REKOMENDASI ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 51
LAMPIRAN ... 58
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, dari mulai beribadah, bersosialisasi, tak terkecuali masalah-masalah kecil seperti makanan, oleh karena itu bagi kaum muslimin makanan disamping berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan fisik, juga berkaitan dengan ruhani, iman dan ibadah, juga dengan identitas diri dan juga prilaku seseorang.1
Manusia hidup di dunia ini membutuhkan makanan, karena makanan adalah suatu kebutuhan primer yang harus terpenuhi. Makanan bagi seorang muslim bukanlah sekadar penghilang rasa lapar melainkan lebih dari itu, makanan yang dimakan diyakini akan mempengaruhi jiwa dan perilaku orang yang memakan, karena makanan yang kita makan harus jelas akan proses mendapatkan makanan tersebut.2
Makanan yang kita masukkan ke dalam tubuh akan menjadi daging dan darah yang mengalir ke seluruh tubuh. Makanan yang kita masukkan ke dalam tubuh harus makanan yang baik untuk tubuh kita, walaupun makanan itu halal belum tentu baik untuk orang lain, contohnya bagi penderita penyakit darah tinggi yang memakan daging kambing. Daging kambing sejatinya halal, akan tetapi tidak baik bagi penderita darah tinggi.3
1 http://pagihhp.tripod.com/mknislam.htm diakses pada tanggal 5 Oktober 2019 pada jam 01.00
2 Nurul Asmayani, Perempuan Bertanya Fikih Menjawab, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2017), h., 417
3 Shalih bin Fauzan bin Abdillah al-Fauzan, Fiqih Makanan, (Jakarta: Griya Ilmu, 2017), h., 9.
2
Pada dasarnya Allah SWT membebaskan kepada manusia menikmati semua jenis makanan dan minuman, akan tetapi tidak dibenarkan pula jika mengambil makanan secara berlebih-lebihan, boros ataupun secara kikir.4
Memakan makanan yang baik-baik akan memberikan pengaruh yang baik pada jiwa dan tubuh, maka semua yang baik-baik yang Allah bolehkan adalah semua makanan yang bermanfaat bagi tubuh, akal, dan akhlak. Jadi semua makanan yang bermanfaat adalah baik dan semua yang ada mudaratnya adalah buruk. Makan makanan yang halal dan baik mempunyai pengaruh besar dalam kesucian hati serta terkabulnya doa dan ibadah. Demikian pula sebaliknya, makanan yang haram menghalangi diterimanya ibadah dan mencemari kesucian hati.5
Bagi umat Islam kehalalan suatu makanan adalah pilihan utama untuk dikonsumsi dan disajikan, makanan yang disebutkan kehalalannya oleh teks agama diantaranya hewan laut. Semua jenis hewan di laut halal dimakan kecuali yang beracun dan berbahaya, baik berupa ikan maupun selainnya, baik hasil buruan maupun ditemukan sudah dalam keadaan mati, baik diburu seorang muslim atau non- muslim atau kaum pagan, baik memiliki kesamaan dengan hewan darat maupun tidak.6
Hewan darat yang halal dimakan adalah binatang ternak seperti sapi, kerbau, kambing (termasuk domba) semisalnya. Semua jenis hewan ini halal dimakan sebagaimana kesepakatan umat. Dalam sunah juga terdapat teks-teks yang menyebutkan kehalalan hewan darat diantaranya ayam, kuda, keledai liar, kelinci,
4 Saadan Mam, Zainal Abidin Yahya, Halalkah makanan kita?, (Jakarta: Islam Ika, 2013), h., 199.
5 Shalih bin Fauzan bin Abdillah al-Fauzan, Fiqih Makanan, (Jakarta: Griya Ilmu, 2017), h., 19.
6 Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq, (Jakarta:
Pustaka Kautsar, 2009), h.,841.
belalang.7
Sejalan dengan uraian di atas dalam literatur Islam ada satu pesan: janganlah makan jika tidak sesuai dengan selera, sebab itu berdampak negatif. Kalau makan, makanlah yang halal dan bacalah bismillah (ingat pesan Allah) dan ingat pula pesan Nabi. Apa yang dikemukakan di atas merupakan prinsip-prinsip umum Islam, dari Quran dan Sunah Rasul SAW tentang makan dan makanan. Dapat diperkirakan bahwa persoalan makanan pada masa Rasul SAW tidak sekompleks sekarang. Pada waktu itu keterlibatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam makanan jelas belum sekompleks sekarang. Keterlibatan IPTEK yang sangat maju dalam makanan sekarang ini membuat persoalan status makanan apakah ia halal dan tayib atau tidak menjadi semakin tidak mudah. Berkat IPTEK tidak mustahil status hukum makanan bergeser dari halal menjadi haram atau sebaliknya, dari tayib menjadi kurang tayib, bahkan membahayakan. Itu bisa terjadi pada tahap bagaimana makanan itu diperoleh, diolah atau dimasak, disimpan ataupun disebabkan pada konsumen.8
Semakin berkembangnya zaman, pada masa sekarang ini banyak penjual makanan yang menemuka inovasi-inovasi yang dahulu ada dan tidak terlalu terlihat, sekarang dikembangkan lagi dan dimodifikasi dengan berbagai cara karena mengikuti zaman. Emas biasanya digunakan sebagai perhiasan dan inventasi, akan pada zaman sekarang sudah bisa menjadi dekorasi makanan yang sangat mewah dan mahal, maka dari itu penulis ingin mendalami penulisan ini tentang hukum memakan makanan yang dilapisi emas dengan bentuk skripsi yang berjudul TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG MAKANAN YANG DILAPISI EMAS.
7 Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq, (Jakarta:
Pustaka Kautsar, 2009)., h 842.
8 Kantor kementerian Negara Urusan Pangan Republik Indonesia, Makanan Indonesia dalam Pandangan Islam, (Jakarta 1995)., h. 11-12.
4
B. Identifikasi Masalah
Dari pemaparan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah dalam penelitian ini, diantaranya:
1. makanan yang dibolehkan dalam Islam 2. konsep dan tujuan makanan dalam Islam 3. Dampak dari makanan yang dilapisi emas
4. tanggapan masyarakat tentang makanan dilapisi emas
5. penggunaan lapisan emas dalam makanan termasuk dalam kategori mubazir
6. hukum makanan yang dilapisi emas dalam pandangan Islam C. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi masalah yang akan dibahas sehingga pembahasanya lebih jelas dan terarah sesuai dengan yang diharapkan penulis. Di sini penulis hanya akan membahas bagaimana dampak positif dan negatif dalam sudut pandang kesehatan dan hukum islam dari makanan yang dilapisi emas dan bagaimana hukum makanan yang dilapisi emas dalam pandangan Islam, mengenai hukum islam dibatasi kepada Al-quran, hadis, kaidah fikhiyah dan pendapat ulama.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka penulis merumuskan kajian dalam permasalahan ini sebagai berikut :
1. Bagaimana dampak positif dan negatif dari makanan yang dilapisi emas?
2. Bagaimana hukum makanan yang dilapisi emas dalam pandangan Islam?
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari makanan yang dilapisi emas
b. Untuk mengetahui hukum dari makanan yang dilapisi emas 2. Manfaat Penulisan
a. Manfaat bagi masyarakat
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada masyarakat akan hukum dari makanan yang dilapisi emas, agar tidak adanya keraguan dalam masyarakat akan makanan yang dilapisi emas tersebut
b. Manfaat bagi penulis
Mendapatkan informasi tentang lapisan emas yang digunakan dalam makanan dan hukum memakannya
E. Penelitian Studi Terdahulu
Skripsi yang berjudul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penggunaan Serbuk Emas dalam Kosmetik.9 Di dalam skripsi ini menjelaskan tentang teori berhias menggunakan serbuk emas yang meliputi definisi kecantikan, kosmetik dan berhias, bahan dasar kosmetik, menjelaskan tentang Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang meliputi tugas pokok dari fungsi badan POM, Prinsip dasar SISPOM, visi dan misi badan POM. Menjelaskan hukum kosmetik yang mengandung serbuk emas.
9 Fauziah Aulia, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penggunaan Serbuk Emas dalam Kosmetik, Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta, 2015
6
Skripsi yang berjudul Aplikasi Penentu Hukum Halal Haram Makanan dari Jenis Hewan Berbasis Web.10 Di dalam skripsi ini menjelaskan tentang konsep hukum dalam Islam, program aplikasi, konsep database, internet, alat implementasi yang digunakan diantaranya MySQl, Risalatul Hayawan.
Skripsi yang berjudul Kandungan Zat pewarna Sintetis Pada Makanan Dan Minuman Jajanan Di SDN I-X Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2014.11 Di dalam skripsi ini menjelaskan tentang makanan jajanan, bahan tambahan jajanan, pewarna makanan zat pewarna makanan alami dan zat pewarna sintetis, zat pewarna makanan yang ditemukan di makanan dan minuman jajanan, zat pewarna makanan sintetis dalam perspektif Islam.
Jurnal yang berjudul Tinjauan Maqasid Syariah Terhadap Penyajian Makanan Yang Dihiasi Dengan Serbuk Emas.12 Di dalam jurnal ini menjelaskan tentang analisis maqasid syariah Terhadap Penyajian Makanan Yang Dihiasi Dengan Serbuk Emas, pembagian maqasid syariah menurut ulama kontemporer menjadi tiga, Maqasid umum (maqasid al-ammah), Maqasid khusus (maqasid al-khkhasah), maqasid parsial (maqasid al-khasah).
Berbeda dengan skripsi-skripsi dan jurnal tersebut, dalam penulisan skripsi penulis yang berjudul Tinjauan Hukum Islam Tentang Makanan Yang Dilapisi Emas.
Penulis lebih mengkhususkan kepada Manfaat dan Mudarat makanan yang dilapisi emas dan hukum Islam tentang pemakaian lapisan emas terhadap makanan dan
10 Wildan Syarif, Aplikasi Penentu Hukum Halal Haram Makanan dari Jenis Hewan Berbasis Web, Skripsi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Jakarta, 2011
11 Annisa Syarifah Nasution, Kandungan Zat pewarna Sintetis Pada Makanan Dan Minuman Jajanan Di SDN I-X Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat Kota Tanggerang Selatan Tahun 2014, Skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014.
12 Umi Aulia, Tinjauan Maqasid Syariah Terhadap Penyajian Makanan Yang Dihiasi Dengan Serbuk Emas (Jurnal Faultas Syariah dan Hukum Univrtsitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Jogjakarta) az,Zaraqa. Vol. 10, no , juli 2018.
hukum memakannya.
F. Metode dan Teknik Penulisan
1. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian dalam skripsi ini menggunakan pendekatan konseptual (Conceptual Approach). Pendekatan konseptual dilakukan manakala peneliti tidak beranjak dari aturan hukum yang ada. Hal itu dilakukan karena memang belum atau tidak ada aturan hukum untuk masalah yang dihadapi.13
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian dalam skripsi ini adalah studi pustaka, studi pustaka dilakukan dengan cara melakukan penelitian tehadap Hukum Islam yang terdiri dari Quran, Hadis, qiyas, dan kaidah Fikih
3. Metode Pengumpulan Data
Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data, yaitu menggunakan studi pustaka, data primer tersebut merupakan buku- buku yang membahas tentang makanan secara umum, makanan dalam Islam, serta data sekunder buku-buku tentang makanan dan lapisan emas, jurnal dan web.
4. Teknis Analisis Data
Adapun cara yang digunakan dalam menganalisis datanya adalah analisis kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan secermat mungkin tentang hal yang diteliti dengan mengumpulkan data-data atau informasi
13 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2016), h., 177.
8
yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Dalam hal ini pokoknya adalah Hukum Memakan Makanan yang Dilapisi Emas
5. Teknik Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis merujuk kepada buku pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2017.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab terdiri dari beberapa sub pembahasan, ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam penulisan dan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai materi pokok penulisan serta memudahkan para pembaca dalam mempelajari tata urutan penulisan skripsi ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan ini secara sistematis sebagai berikut :
BAB I memuat pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review kajian terdahulu, metode dan teknik penulisan, sistematika penulisan.
BAB II Pengertian makanan, penggunaan lapisan emas dalam makanan dan pandangan kesehatan tentang lapisan emas dalam makanan.
BAB III Konsep Islam tentang makanan, makanan sebagai sarana beribadah, larangan israf dalam makanan, Makanan Halal dan Haram dalam Islam.
BAB IV Analisa memakan makanan yang dilapisi dengan emas, dengan membahas dampak positif dan negatif makanan berlapis emas, hukum memakan makanan yang dilapisi emas.
BAB V merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan yang menjawab rumusan masalah, rekomendasi, saran-saran yang berguna memperbaiki atau melanjutkan penelitian ini di masa yang akan datang.
10 BAB II
LAPISAN EMAS DALAM MAKANAN
A. Pengertian Makanan
Makanan atau pangan sudah didefinisikan oleh Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 1996 yang kemudian diperbaharui dengan Undang-undang No. 18 tahun 2012 tentang pangan. Terdapat di dalam pasal 1 ayat 1 yang berbunyi Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati pertanian, perkebunan, kehutanan, perairan dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk di dalamnya adalah bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman.1
Dalam perundang-undangan tentang pangan yang terbaru, menambahkan aspek lain dalam keamanan pangan. Aspek tersebut meliputi aspek rohani, dimana pemerintah turut berperan dalam mengatur dan menetapkan norma, begitu pula dengan standar, prosedur, kriteria keamanan pangan. Undang-Undang No. 18 tahun 2012 juga menjelaskan tentang pembinaan serta pengawasan terhadap pangan.2
Di dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang pangan dijelaskan bahwa topping emas di dalam makanan termasuk juga kedalam pasal ini, karena di dalam pasal ini menjelaskan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan.
Topping emas salah satu contoh dari bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan tersebut.
1 Tejasari, Nilai Gizi Pangan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h.,1.
2 Ela Laelasari, Islam Dan Keamanan Pangan, (Ciputat: UIN Press), h.,13.
Lebih lanjut, peraturan tersebut dalam pasal 69 juga menjelaskan bahwa kegiatan keamanan pangan juga meliputi berbagai hal seperti:
1. Sanitasi pangan
2. Bahan tambahan makanan (BTM)
3. Pengaturan pangan produk rekayasa genetik 4. Pengaturan iradiasi pangan
5. Standar kemasan pangan 6. Jaminan keamanan pangan
7. Jaminan produk halal bagi yang dipersyaratkan
Undang-Undang ini juga menjelaskan kewenangan lembaga pemerintah dalam melaksanakan pengawasan dan pembinaan keamanan pangan. Adapun lembaga yang ditunjuk adalah lembaga milik pemerintah yang mengawasi obat dan makanan di Indonesia.1
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan unsur- unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukan ke dalam tubuh. pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan. Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah,.
Dalam bahasa Inggris hanya digunakan satu kata untuk menyatakan kata makanan, pangan, dan bahan makanan yaitu food.2
Makanan berarti segala bahan yang dimakan atau masuk ke dalam tubuh akan membentuk atau mengganti jaringan tubuh, memberikan tenaga, atau mengatur semua proses dalam tubuh. Di samping itu, makanan juga mengandung nilai tertentu bagi berbagai kelompok manusia, suku bangsa atau perorangan, yakni unsur kelezatan, memberikan rasa kenyang
1 Ela Laelasari, Islam Dan Keamanan Pangan, (Ciputat: UIN Press), h.,14.
2 Sunita Almatsier Prinsip Dasar Ilmi Gizi. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009), h., 3.
12
dan nilai yang dikaitkan dengan faktor-faktor lain, seperti emosi, perasaan, tingkat social, agama, dan kepercayaan.3
Makanan memiliki arti penting dalam kehidupan manusia. Selain menyediakan zat-zat yang diperlukan untuk sumber tenaga dan pertumbuhan, makanan juga menyediakan zat-zat yang diperlukan untuk mendukung kehidupan tubuh yang sehat.
Dari segi kualitas selain mengandung semua zat yang diperlukan oleh tubuh, makanan juga harus memenuhi syarat keamanan. Pangan yang bermutu dan aman dapat dihasilkan dari dapur rumah tangga maupun dari industri pangan. Oleh karena itu industri pangan adalah salah satu faktor penentu beredarnya pangan yang memenuhi standar mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.4
Makanan pokok adalah jenis makanan yang merupakan makanan utama suatu menu yang biasanya dihidangkan dalam jumlah yang banyak. Makanan pokok pada setiap Negara berbeda-beda, dikarenakan budaya, adat kebiasaan mengkonsumsi makanan, dan pola hidup. Di dunia terdapat sepuluh jenis makanan pokok yang paling banyak dikonsumsi oleh manusia, yaitu jagung, beras,umbi-umbian, kentang, singkong, kedelai, dan pisang tanduk.5
Pangan tradisional adalah makanan, jajanan dan minuman serta bahan campuran yang secara tradisional telah digunakan dan berkembang di daerah atau masyarakat Indonesia. Makanan tradisional berperan penting dalam identitas lokal suatu daerah, perilaku konsumen, transfer budaya warisan untuk generasi mendatang.
Adapun ciri utama makanan tradisional Indonesia adalah kaya akan rempah, mengandung banyak sayuran, berbahan dasar daging atau ikan dan sumber protein
3 Hassan Shadily, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1983), jilid IV, h., 2096.
4 Vitria, Deni, Elnovriza dan Azri Maidaliza. Hubungan Hygiene Sanitasi Dan Cara Pengolahan Mie Ayam Dengan Angka Kuman Di Kota Padang (Jurnal Kesehatan Masyarakat 2013, Vol. 7, No. 2), h., 76.
5 Munifa, Retno Ayu hapsari, Yael Morina Tarihoran, Fransiska Buray, Gizi Kuliner Dasar (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015), h.,69.
nabatinya lebih tinggi dibandingkan protein hewaninya. Karena memiliki efek yang luas, pangan tradisional ini banyak dikaji mulai dari konsumen, pemasaran dan juga kandungan gizi dari suatu pangan tradisional.6
Bahan makanan sering juga disebut bahan pangan, dan dalam perdagangan disebut komoditi pangan. Komoditi pangan ialah apa yang kita produksi atau perdagangkan, misal sayur, daging, buah dan sebagainya. Seseorang tidak membeli karbohidrat atau protein, tetapi membeli beras sebagai sumber karbohidrat dan daging sebagai sumber protein, pangan yang dibeli, diolah disusun menjadi hidangan adalah bahan makanan dan bukan zat makanan.7
Jenis bahan pangan mempunyai karakteristik yang sangat beragam. Ada sifat yang tampak dan sifat yang tersembunyi. Sifat tersebut merupakan faktor mutu yang secara umum terdapat pada semua jenis bahan pangan. Sifat bahan pangan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu pertama, sifat fisik merupakan sifat yang tampak dari bahan pangan, meliputi penampilan : zat warna, ukuran dan bentuk, tekstur, rasa.
Kedua sifat kimia merupakan bahan pangan yang ditentukan oleh senyawa kimia yang terkandung sejak mulai bahan pangan dipanen atau ditangkap hingga diolah.
Ketiga sifat biologis yang utama dari bahan pangan adalah kandungan jamur.8
Pangan dan makanan mempunyai fungsi yang sangat amat penting untuk manusia karena merupakan kebutuhan utama dan menentukan kelangsungan hidup manusia. Hak atas pangan adalah hak asasi yang paling penting setelah hidup. Oleh karena itu setiap manusia berhak atas pangan yang memadai baik kualitas dan
6 Adriani, Uji Kandungan Gizi Terhadap Beberapa Makanan Khas Palopo (Jurnal Jurusan pendidikan Biologi STKIP pembangunan Indonesia)
7 Achmad Djaeni Sediatama, Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi, (Jakarta: Dian Rakyat, 2010), h., 18
8 Agnes Murdiati, Amaliah, Panduan Penyiapan Pangan Sehat Untuk Semua, (Jakarta:
Kencana, 2013)., h. 94-97
14
kuantitasnya.9
Fungsi makanan untuk tubuh sangat penting bagi pertumbuhan dan mempertahankan hidup karena makanan merupakan sumber energi untuk membangun jaringan tubuh yang rusak serta memelihara pertahanan tubuh dari penyakit. Namun makanan itu sendiri dapat menyebabkan penyebaran penyakit, terutama bila yang dikonsumsi adalah makanan yang rusak atau makanan yang seharusnya tidak dimakan karena megakibatkan penyakit yang di dalam tubuh kita semakin parah.10
Makanan fungsional merupakan nama yang paling dapat diterima semua pihak untuk menggolongkan makanan dan minuman yang mengandung bahan yang diperkirakan telah dibuktikan dapat meningkatkan status kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit tertentu. Makanan fungsional harus mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu warna dan penampilannya menarik dan citarasanya enak, bernilai gizi tinggi, memberikan pengaruh fisiologis menguntungkan bagi tubuh. Fungsi fisiologis dari suatu makanan fungsional antara lain: pencegahan timbulnya penyakit yang berhubungan dengan konsumsi makanan, meningkatkan daya tahan tubuh, memperlambat proses penuaan, menyehatkan kembali tubuh setelah menderita suatu penyakit-penyakit tertentu.11
Tujuan utama seseorang mengkonsumsi makanan adalah memberi zat gizi bagi tubuh yang digunakan untuk mempertahankan hidup. Akan tetapi, selain maksud tersebut manusia juga menggunakan makanan untuk nilai sosial, karena penggunaannya telah melembaga sebagai alat untuk berhubungan dengan orang lain.
Oleh karena itu, makanan dalam setiap lingkungan masyarakat memiliki aspek gizi
9 Titin Agustina kontaminasi logam dalam pada makanan dan dampaknya pada kesehatan (teknobuga vol 1 No 1. 2014). H., 53
10 Leni Herliani Afrianti, Pengawet Makanan Alami dan Sintetis, (Bandung: Alfabeta, 2010), h., 3. 11
Deddy Muchtadi, Pangan Fungsional dan Senyawa Bioaktif (Bandung: Alfabeta, 2012), h., 1-3.
dan aspek sosial.12
Di samping tujuan utama penggunaan makanan sebagai pemberi zat gizi bagi tubuh yang dibutuhkan untuk mempertahankan hidup, manusia juga menggunakannya untuk nilai-nilai sosial, karena penggunaan makanan telah melembaga sebagai alat untuk berhubungan dengan orang lain. Oleh karena itu makanan dalam setiap lingkungan masyarakat menyangkut gizi dan aspek sosial.
Setiap bahan pangan baru harus memperbaiki fisiologik tubuh, tetapi tidak bertentangan dengan kepercayaan atau tradisi sosial dan kebiasaan makanan dari lingkungan masyarakat.13
Dalam zaman modern, lengkap dengan pengaruh globalisasi dengan informasi yang semakin tinggi, maka konsumsi atas makanan cepat saji mempunyai gizi yang berlebihan dan tidak seimbang, maka berpeluang pada timbulnya penyakit-penyakit seperti diabetes, kanker, jantung koroner dan lain sebagainya. 14
Peningkatan kesejahteraan penduduk telah mendorong terjadinya perubahan pola makan yang ternyata berdampak negatif pada meningkatnya berbagai macam penyakit. Kesadaran akan besarnya hubungan antara makanan dan kemungkinan timbulnya penyakit, telah mengubah pandangan bahwa makanan bukan sekedar untuk mengenyangkan, tetapi juga untuk kesehatan.15
Penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) dalam proses produksi pangan perlu diwaspadai bersama, baik oleh produsen maupun konsumen. Dampak penggunaannya dapat berakibat positif maupun negatif bagi masyarakat.
Penyimpangan dalam penggunaannya akan membahayakan kita bersama, khususnya
12 Retno Indrati, Murdijati Gardjito Pendidikan Konsumsi Pangan Aspek Pengolahan dan Keamanan, (Jakarta: Kencana Prenadamedia 2014), h., 5
13 Hari Purnomo, Adiono, Ilmu Pangan, (Jakarta: UI –Press, 2013), h.,1
14 Kantor kementerian Negara Urusan Pangan Republik Indonesia, Makanan Indonesia dalam Pandangan Islam, (Jakarta, 1995), h.,127-128.
15 Sri Winarti, Makanan Fungsional (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h., 2
16
generasi muda sebagai penerus pembangunan bangsa. Di bidang pangan kita memerlukan sesuatu yang lebih baik untuk masa yang akan datang, yaitu pangan yang aman untuk dikonsumsi, lebih bermutu, bergizi, dan lebih mampu bersaing dalam pasar global. Kebijakan keamanan pangan (food safety) dan pembangunan gizi nasional (food nutrient) merupakan bagian integral dari kebijakan pangan nasional, termasuk penggunaan bahan tambahan pangan.16
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya: Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki, Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya, Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan, Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh makanan (food borne illness).17
Lingkungan dapat menjadi salah satu faktor makanan itu menjadi terpengaruh, Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi makanan dapat digolongkan menjadi tiga Golongan yaitu Lingkungan fisik, meliputi, air, udara, tanah, sinar suhu, kelembaban, dan lain-lain. Lingkungan kimia, meliputi, pestisida, food, additive, antibiotika, dan logam Lingkungan biologis meliputi jasad, manusia, hewan ternak/peliharaan, dan tanaman atau tumbuhan.18
Banyaknya pada masa ini produk makanan yang berlabel kesehatan, mulai dari rumput laut, sari pati ayam, sari hati ikan dan lain sebagainya, sehingga telah mendorong masyarakat untuk mengkonsumsinya. Demikian pula sama halnya
16 Wisnu Cahyadi, Analisis Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan, (Jakarta: bumi Aksara, 2017), h.,1.
17 https://putraprabu.wordpress.com/2008/12/27/higiene-dan-sanitasi-makanan/ diakses pada tanggal 9 Oktober 2019 pada jam 01.00
18 https://docplayer.info/62196105-1-pengertian-makanan.html diakses pada tanggal 9 Oktober 2019 pada jam 02.00
dengan minuman berkhasiat yang dapat menyegarkan dan memberi tenaga ekstra dalam waktu singkat. Salah satu pemicu terjadi penyebaran makanan dan minuman ini adalah adanya kegiatan penjualan langsung dari rumah ke rumah oleh para distributor dari berbagai perusahaan yang membuat peluang tersebarnya akan produk ini tersebar dengan cepat.19
B. Penggunaan Lapisan Emas Dalam Makanan
Emas pada dasarnya masuk ke dalam kategori elemen metal beracun dalam tubuh kita dan tidak dapat pecah atau dicerna. Yang bisa dimakan pun adalah emas hampir murni, dicampur dengan perak saja, sehingga benar-benar dicerna. Emas ini pun tidak mempunyai rasa atau hambar, serta tidak memiliki nutrisi, sehingga hanya dipakai sebagai dekorasi/topping makanan agar lebih mewah.20
Perkembangan masyarakat pada saat ini telah sampai pada kondisi di mana begitu banyak bahan baku dan tambahan yang digunakan untuk memproduksi suatu penyajian makanan. Belakangan ini emas tengah diperbincangkan dalam dunia kuliner. Emas sebagai logam mulia dapat digambarkan sebagai suatu barang yang berharga, mahal, dan mewah. Barang ini adalah mineral berharga yang biasanya digunakam sebagai perhiasan. Terlebih lagi bagi sebagian kalangan masyarakat menggunakan perhiasan yang terbuat dari emas dapat menunjukan simbol kemewahan dan status sosial dalam masyarakat.21
Emas tidak hanya jadi perhiasan, emas juga digunakan sebagai hiasan pada makanan untuk menghasilkan suatu olahan makanan yang mewah. Buku resep berbahasa Inggris abad ke 15 memberikan resep untuk kue dengan buah kering.
19 Sri Winarti, Makanan Fungsional, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h., 3.
20https://www.kaskus.co.id/thread/58e4a694d44f9f8a648b4568/agan-tau-apa-jadinya-kalau- kita-makan-emas/ diakses pada tanggal 7 agustus 2019 jam 13.00
21 Umi Aulia Tinjauan Maqasid Syariah Terhadap Penyajian Makanan yang Dihiasi dengan Serbuk Emas (Jurnal Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Az Zarqa vol 10 No 1 2018), h. 94
18
Dengan instruksi agar menghiasinya dengan almond yang dilapisi emas. Sebuah resep Prancis kontemporer dari resep abad pertengahan, Le Viandier juga menawarkan resep untuk ayam yang dihiasi dengan bola daging yang ditutupi daun emas atau perak.22
Makanan yang menawarkan penampilan dan cita rasa yang baik memang tidak akan didapat dengan harga yang murah, karena pasti dibalik persiapan makanan tersebut terdapat sang ahli masak profesional yang digaji tinggi. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan manusia penakluk alam, yang artinya kemampuan manusia untuk menggunakan bahan makanan dari yang semula bercitarasa eksotis, liar dan tidak lazim untuk dikonsumsi sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk memperbaharui selera makan manusia.23
Emas yang bisa dimakan itu pun cukup beraneka ragam bentuknya. Ada yang berupa emas serbuk, bubuk, lembaran tipis emas, dan masih banyak lagi. Salah satu emas yang bisa dimakan dinamakan gold left. Gold left merupakan emas asli yang dipukul-pukul menggunakan palu khusus sampai bentuknya menjadi lembaran tipis, lembaran emas tipis ini sebelumnya sering dipakai untuk menyepuh pigura atau patung. Lembaran emas tipis ini dibedakan menjadi banyak variasi warna dan karat.
Adapun emas kuning 22 karat menjadi variasi yang paling banyak digunakan. Gold leaf yang asli diketahui memliki kandungan 92% emas murni. Gold leaf biasa ditambahkan sebagai dekorasi makanan untuk menambahkan kesan mewah.24
Dari beberapa fakta yang ada tentang gold leaf yang digunakan pada makanan, berikut lima fakta gold leaf yang digunakan pada makanan, diantaranya:
22 https://food.detik.com/info-kuliner/d-3637633/sentuhan-emas-pada-makanan-yang-lagi-tren- sudah-dilakukan-orang-sejak-berabad-lalu diakses pada tanggal 7 Agusutus 2019 jam 12.00
23 Umi Aulia Tinjauan Maqasid Syariah Terhadap Penyajian Makanan yang Dihiasi dengan Serbuk Emas (Jurnal Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Az Zarqa vol 10 No 1 2018), h., 95
24 http://www.superadventure.co.id/news/5167/edible-gold-emas-yang-bisa-dimakan diakses 29 agustus 2019 jam 02.30
1. Gold leaf yang digunakan pada makanan dikenal dengan istilah E-175 2. Gold leaf memiliki kandungan 92% emas murni
3. Jika dikonsumsi gold leaf tidak akan mengganggu kesehatan penceraan 4. Hanya sebagai penghias dan menaikkan nilai jual makanan, tidak
berpengaruh pada kesehatan
5. Makanan dengan hiasan gold leaf di bandrol dengan harga yang sangat tinggi.25
Lembaran emas memang mudah hancur saat tersentuh kulit dan lidah, tetapi tidak bisa terurai dan diserap tubuh. Partikel emas hanya lewat saja dalam saluran percernaan. Dalam waktu 24 jam, langsung dibuang melalui feses. Maka dari itu lapisan emas hanyalah sebagai penghias makanan agar telihat semakin menarik dan mewah tidak adanya kandungan-kandungan yang bermanfaat bagi tubuh.26
C. Pandangan Kesehatan Tentang Lapisan Emas Dalam Makanan
Seiring dengan tuntutan pasar yang menghendaki adanya bahan pangan dan makanan yang berkualitas dan terjamin keamanannya (food safety), maka keamanan pada suatu produk makanan harus sesuai dengan aturan yang ditentukan dalam ilmu kesehatan masyarakat yaitu aman dari segi kesehatan, pemalsuan dan aman dari aspek agama atau halal.27
Alexandra Oppenheimer seorang ahli gizi asal New York mengatakan bahwa emas yang digunakan pada makanan sebetulnya dikenal dengan istilah E-175. Istilah ini diberikan langsung oleh Eurpean Food Safety Administration (EFSA) saat
25http://www.indtimes.com/food/dining-guide/fakta-gold-leaf-yang-digunakan-pada-makanan diakses 29 agustus 2019 jam 03.00
26https://www.idntimes.com/food/dining-guide/kartika-nindita/13-fakta-unik-emas-dan- perak-penghias-makanan-1/full diakses 9 Oktober 2019 jam 20.00
27 Muhammad Khoirul Anam, Risma Narinda, Thoyibi, Kamsul Abrana Deteksi Formalin menggunakan SPR Berbasis Nanopartikel Perak sebagai Pengembangan awal teknologi Food Safety (Laboratorium FisikaMaterial dan Instrumentasi, Jurusan Fisika, Universitas Gadjah Mada. Indonesian Journal of Applied Physics, Vol 3 No 2, 2013), h., 201
20
mengedintifikasi bahan makanan berbasis logam sebagai aditif atau sekedar pewarna makanan saja. Efek dan keamanan E-175 pertama kali dievaluasi pada tahun 2015 lalu, EFSA melakukan uji kelayakan dan peninjauan ulang setelah tren makanan bertopping emas menjadi perbincangan hangat dikalangan pecinta kuliner.Menurut hasil penelitian mereka, daun emas (gold leaf) harus memiliki kandungan emas murni sebesar 92% dan 8% lainnya terdiri dari kandungan logam yang aman untuk dikonsumsikan seperti perak murni. Secara ilmiah, sebagian besar emas yang digunakan pada makanan tidak akan mengganggu sistem pencernaan. 28
Bahaya dan keamanan pangan yaitu untuk mendeteksi protein dan kandungan- kandungan yang terdapat pada pangan itu sendiri. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian awal pada bidang keamanan pangan yaitutentang kualitas dan keamanan bahan pangan. Dikarenakan jika tidak ada nya penelitian awal pada bidang keamanan di hawatirkan tersebarnya pangan yang tidak sehat.29
Emas yang dipakai untuk melapisi makanan ini biasanya yang berupa gold leaf. Emas ini benar-benar asli, namun kemudian diolah sedemikian rupa sehingga menjadi lembaran yang sangat tipis dan bisa dibentuk sebagai pembungkus atau topping makanan. Biasanya, emas ini adalah yang berwarna kuning dengan ukuran 22 karat.
Yang menarik adalah gold leaf ternyata sudah mendapatkan label food- grade atau aman untuk dikonsumsi dan tidak akan memicu keracunan. Hanya saja, karena terbuat dari logam, tentu saja emas ini tidak akan memberikan nutrisi sehingga tidak akan mempengaruhi kesehatan. Kita hanya akan mendapatkan kesan mengonsumsi makanan mewah saja. Secara rasa, emas ini juga cenderung hambar
28.http;//www.google.com/amp/s/lifestyle.okezone.com/amankah-mengkonsumsi-makanan- bertopping-emas-begini-penjelasan-ahli Diakses pada tanggal 29 Agustus 2019 pada pukul 00.15
29 Muhammad Khoirul Anam dkk, Deteksi Formalin menggunakan SPR Berbasis Nanopartikel Perak sebagai Pengembangan awal teknologi Food Safety, (Laboratorium Fisika Material dan Instrumentasi, Jurusan Fisika, Universitas Gadjah Mada. Indonesian Journal of Applied Physics, Vol 3 No 2, 2013), h., 202..
dan tidak menambah cita rasa masakan. Selain gold leaf, ternyata ada logam lain yang juga dijadikan pelapis makanan, yakni vark. Tak hanya emas, vark juga bisa menggunakan bahan perak. Lembaran vark yang dipakai untuk melapisi makanan ini cenderung sangat mudah hancur sehingga cocok untuk disajikan di atas kue, khususnya kue khas India bernama Barfi. 30
Emas 24 karat bersifat inert, artinya tidak memberikan efek apa-apa ke dalam saluran pencernaan dan akan kembali keluar bersama fases, emas dengan tingkat karat yang lebih tinggi biasanya lebih lembek dibandungkan emas dengan tingkat karat yang lebih rendah. European Food Safety Admitistration mengeluarkan jenis emas E-175 yang diperbolehkan digunakan sebagai bahan makanan. Penyajian emas pada makanan berupa serbuk, lapisan ataupun garniche. Emas pada makanan hanya bertujuan untuk mempercantik dan meningkatkan harga dari hidangan tersebut.31 D. Fakta Penggunaan Emas dalam Makanan di Indonesia
Ayam geprek kampus yang beralamat di jalan Dipatiukur No 51 Bandung, ayam geprek kampus mempunyai beberapa outlet di Bandung dan di Bogor yang salah satunya yang di jalan dipatiukur ini, di sini menyediakan berbagai sambal ayam geprek dengan tingkatan pedas yang berbeda-beda, yang menariknya di ayam geprek kampus ini mempunyai menu ayam geprek berlapis emas 24 karat. Ayam geprek yang berlapis emas dibandrol kurang lebih Rp.200.000/ porsi.32
Hand mate sour sally frozen yogurt (yogurt gelato) yang beralamat di Grand Indonesia lantai LG No. 02, Jakarta Pusat. Frozen yogurt tersebar luas di mall-mall di Indonesia, disini menyediakan yogurt dengan aneka macam topping, dari kacang-
30www.doktersehat.com. / Makanan Berlapis Emas / diakses pada tanggal 25 juli 2019 jam 04.30
31 http://www.alodokter.com/komunitas/topik/makanan-dengan-emas diakses pada tanggal 25 juli 2019 jam 05.00
32 http://youtu.be/UvlQz51bMIY diakses pada tanggal 10 Oktober 2019 jam 05.00
22
kacangan, buah-buahan, dan masih banyak lagi. Menariknya disini menyediakan yogurt yang bertopping emas 24 karat yang dibandrol dengan harga Rp.99.000.33
71st omasake restaurant yang beralamat Jl. Cikajang No 68, RT 13/Rw 6.
Petogogan kecamatan Kebayoran Baru, kota Jakarta selatan. Di restoran ini menyediakan berbagai macam makanan, salah satunya pasta ravioli yang bertopping emas, ravioli ini sangat mahal dikarenakan menggunakan emas, truffle, kaviar. Pasta ravioli ini dibandrol dengan harga Rp. 10.000.000/porsi.34
Mardin baklava yang beralamat di jalan Cipinang Raya, Jatinegara, Jakarta Timur. Baklava adalah sejenis makanan ringan di Turki dan daerah-daerah tempat mantan kekuasaan kerajaan ottoman, makanan ini terdiri dari kacang yang dicincang diberi gula atau madu dan dibungkus adonan roti tipis.35 Baklava yang djual mempunyai beragai macam varian, diantaranya yang menarik ada varian yang dilapisi oleh emas, yang dibandrol dengan harga Rp. 15.000.000/potong.36
Sushi Tei adalah nama resotan sushi yang berada di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya terletak di Pondok Indah mall di jalan metro pondok indah blok 123B No. 102 pondok Indah kecamatan kebayoran lama kota Jakarta Selatan. Di restoran sushi ini menawarkan berbagai macam sushi dan makanan lainnya, salah satu menu yang unik adalah susuhi yang bertopping emas, sushi yang bertopping emas ini dibandrol dengan harga Rp. 100.000/Sushi.37
Oso Ristorante adalah restoran yang bertema Italia yang terletak di The plaza lantai 46 Tamrin Jakarta. Di restoran ini menyajikan makanan khas italia dan berbagai makanan laut seperti lobster. Direstoran ini pula menyajikan lobster yang dilapisi serbuk emas, menu ini dinamakan Rigatoni yang berharga Rp. 270.000/porsi.
33 http://youtu.be/6PkPFOM3iMg diakses pada tanggal 10 Oktober 2019 jam 05.30
34 http://youtu.be/3q8U6Zm47e8 diakses pada tanggal 10 Oktober 2019 jam 06.00
35 http://id.m.wikipedia.org/wiki/Baklava diakses pada tanggal 10 Oktober 2019 jam 06.30
36 http://youtu.be/Ak0EgavY8qc diakses pada tanggal 10 Oktober 2019 jam 07.00
37 http://youtu.be/-4-tyurq5AE diakses pada tanggal 10 Oktober 2019 jam 07.30
Direstoran ini juga menyediakan Ravioli yang dilapisi oleh emas yang berharga Rp.
140.000/porsi.38
Butik teh adalah salah satu restoran yang menyajikan berbagai macam teh mewah, butik teh ini berdiri di jakarta pada tahun 2013, di dalam butik ini menyajikan teh golden Yin Zhen yang dibaluri emas 24 karat di setiap helai daunnya dan Yellow Gold Tea, teh kuning yang dicampur serbuk emas. Teh ini dibandrol dengan harya yang sangat mahal, yakni Rp. 9.800.000.39
Sana Sini Pullman hotel yang berada di Jakarta yang beralamat di jalan Thamrin, di dalam hotel ini ada restoran all you can it yang menyajikan berbagai macam menu, dari Barat, Jepamg, Indonesia, Cina. Di dalam resoran ini menyajikan menu yang sangat unik yaitu permen yang didalamnya ada lapisan emasnya.
Makanan disini dibandrol dengan harga Rp. 550.000++/pax.40
38 http://youtu.be/DoqnhhPKwUk diakses pada tanggal 10 Oktober 2019 jam 08.00
39 http://youtu.be/vkkci0Hu0k8 diakses pada tanggal 10 Oktober 2019 jam 08.30
40 http:///youtu.be/6Ch30TOovoo diakses pada tanggal 10 Oktober 2019 jam 09.00
24 BAB III
KONSEP ISLAM TENTANG MAKANAN
A. Makanan Sebagai Sarana Beribadah
Ath’imah (makanan) adalah bentuk jamak dari kata tha’am. Sekelompok ahli bahasa mengatakan, makanan adalah semua yang bisa dimakan termasuk air. Maka, kata makanan secara bahasa pada umumnya digunakan untuk sesuatu yang dimakan dan adakalanya digunakan untuk sesuatu yang diminum.1
Sedangkan dalam Ensiklopedi Hukum Islam, makanan merupakan segala apa yang boleh dimakan oleh manusia, sesuatu yang dapat menghilangkan rasa lapar dan dapat menguatkan badan.2
Secara etimologi makan berarti memasukkan sesuatu kedalam tubuh melalui mulut, sedangkan makanan ialah segala sesuatu yang dapat dan boleh dimakan.3 Ibnu Mandzur menjelaskan dalam kitabnya lisan Al-Arab bahwa makanan adalah segala sesuatu yang dimakan. 4
Kemuliaan akhlak dan adat istiadat suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh jenis makanan yang dikonsumsi dan cara memperolehnya. Oleh karena itu Islam sangat memperhatikan makanan kaum muslimin sejak 14 abad yang silam. Di antara jenis makanan yang ada, oleh Islam diharamkan karena berbahaya bagi kesehatan atau pada akhlak manusia. Atau jenis makanan yang dianjurkan agar ditinggalkan karena jenis makanan itu melemahkan badan dan jiwa. Telah dijelaskan juga bahwa makanan yang sehat yang dianjurkan oleh Islam, tidak hanya terbatas pada persoalan
1 Shalih bin Fauzan bin Abdillah al-Fauzan, Fiqih Makanan, ( Jakarta: Griya Ilmu, 2017), h., 25-26,
2 Abdul Azizi Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), Cet. I, Jilid IV, h. 1071
3 Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN, Ilmu Fiqh, (Jakarta: Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 1983), h., 525.
4 Jamaluddin Ibnu Mandzur, Lisan ul Al-Arabi, (Beirut: Dar ul Al-fikr, 1983), jilid 12, h. 365
halal dan haram, akan tetapi menyangkut pula kualitas maupun kuantitas gizi dan porsi dari makanan tersebut. Karena dua hal itu sangat penting dalam kaitannya dengan kesehatan.1
Makanan yang menunjang kesehatan tubuh dibutuhkan bagi manusia yang sadar akan tujuan hidup di dunia. Sehingga makanan yang jadi asupan kita sebagai persembahan pada Allah SWT. Bukan persembahan pada nafsu indrawi. Pilihlah makanan yang tepat sehingga bisa memelihara kesehatan Tubuh. Inilah sebabnya, makanan yang akan kita makan harus didoakan. Saat doa adalah saat memberikan energi pada makanan sehingga bermanfaat bagi tubuh kita dan menjadi ibadah.2
Islam memandang makanan sebagai suatu ibadah. Dalam kaitannnya dengan pembangunan Nasional, makanan merupkaan faktor yang secara langsung menentukan tinggi rendahnya mutu Sumber Daya Manusia (SDM). SDM merupakan kunci keberhasilan pembangunan. Sementara itu Islam memandang halal haramnya makanan dan gizi yang diperoleh menentukan diterima tidaknya amal shaleh seseorang di hadapan Allah SWT, karena itu makan dan makanan bukan saja menyangkut masalah tuntutan biologis tapi juga tuntutan agama.3
Ketika manusia makan dengan disertai dzikrullah, maka Allah akan memberikan keberkahan pada makanan tersebut. Sehingga dengan keberlahan itu manusia merasakan nikmatnya makan dan timbullah ketenangan seusai makan, dan tentunya, manusia akan makin bertambah syukur, tunduk dan dekat kepada Sang Pemberi Makan, Allah SWT. Sebaliknya bila orang tidak peduli dengan esensi makan seperti ini, yang terjadi adalah bahwa makannya itu tidak lain hanya untuk kesenangan nafsu dan pelampiasan rasa lapar dan dahaga saja. Pada yang demikian
1 Ahmad Syauqi al-Fanjari, Nilai Kesehatan dalam syariat Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet I, h., 44.
2https://www.kompasiana.com/hento2008/55530cd8b67e615f0a1309a7/makan-pun-suatu ibadah diakses pada tanggal 8 Oktober 2019 pada jam 01.00
3 Kantor kementerian Negara Urusan Pangan Republik Indonesia, Makanan Indonesia Dalam Pandangan Islam, (jakarta 1995), h., 17
26
itu, Allah sama sekali tidak butuh untuk memberikan keberkahan-Nya. Bahkan Allah akan murka dan tidak rela makanan pemberian-Nya dimakan sia-sia bukan dalam rangka ibadah.4
Menurut ajaran Islam, kelaparan (miskin) dapat menyebabkan kekufuran.
Sebaliknya manusia yang tidak lapar dan memakan makanan yang halal dan tayib berpeluang menjadi hamba yang shaleh, doa dan amal shalehnya diterima oleh Allah SWT, seiring dengan ini Tuhan telah menciptakan bumi lengkap dengan segala isinya untuk manusi, sebagaimana firman Allah pada Q.s. Al-Baqarah (2): 29
وَ تْسا َُّثُ اًعْ يَِجَ ِضْرَْلْا ِفِ اَّم ْمُكَل َقَلَخ ْيِذَّلا َوُى ا َلَِا ى ٓ
ٍت و َسَ َعْبَس َّنُهى ّوَسَف ِءۤاَمَّسل ٍءْيَش ِّلُكِب َوُىَو ٓ
ٌمْيِلَع
Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
Ayat tersebut memberikan informasi bahwa dengan kekuasaan-Nya yang Maha Besar, Allah telah memberikan nikmat yang lengkap kepada manusia. Nikmat itu dipersiapkan untuk kepentingan dan kemanfaatan hidup manusia. Menurut Muhammad Abduh manusia dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya dari apa yang terdapat di bumi (darat maupun laut), berupa hewani, nabati, dan juga lainnya. 5
Tubuh manusia membutuhkan makanan seimbang yang bisa dikonsumsi dan diserap, serta menggantikan zat-zat yang hilang darinya, menghilangkan rasa lapar untuk kemudian menjadikannya kuat bekerja dan beraktivitas, serta memperkuat peran imunitas yang ada didalamnya guna melawan virus dan penyakit. Makanan
4http://dakwaline.blogspot.com/2017/05/menjadiakan-makan-sebagai-ibadah.html diakses pada tanggal 8 Oktober 2019 pada jam 02.00
5 Kantor kementerian Negara Urusan Pangan Republik Indonesia, Makanan Indonesia dalam Pandangan Islam, (jakarta 1995), h., 17-18
seimbang adalah kata lain dari makanan sehat, sebagaimana bentuk perwujudan bagi keseimbangan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.6 Sebagaimana dijelaskan juga dalam Q.s. Ar-Rahman (55): 7-9
ُرِسُْتُ لَْو ِطْسِقْلاِب َنْزَوْلا اوُميِقَأَو )( ِنازيِمْلا ِفِ اْوَغْطَت َّلَْأ )( َنازيِمْلا َعَضَوَو اهَعَ فَر َءامَّسلاَو َنازيِمْلا او
dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan), supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu.
Jenis-jenis makanan:
a. Makanan yang suci selain hewan, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, makanan-makanan padat dan cair, jenis ini disepakati oleh para ulama akan bolehnya selama tidak terkena najis dan tidak mendatangkan mudharat.
b. Hewan darat dan laut, hewan darat adalah hewan yang tidak bisa hidup kecuali di darat, hukum asalnya adalah halal kecuali hewan yang telah ditegaskan hukum haramnya dalam syariat. Hewan laut yaitu hewan yang tidak bisa hidup kecuali di air dan jika dipindahkan keluar air makan akan seperti hewan yang sekarat. 7
Hewan darat hukum asalnya adalah halal kecuali terdapat dalil yang yang mengharamkannya. Hewan yang diharamkan terbagi menjadi dua: ada yang diharamkan zatnya dan ada yang diharamkan karena adanya penyebab tertentu yang masuk padanya. Yang pertama (diharamkan zatnya) seperti babi, hewan buas, hewan yang memakan bangkai, hewan yang dipandang menjijikan menurut tabi‟at manusia.
Hewan yang diharamkan karena adanya penyebab tertentu yang masuk padanya,
6 Abdul Basith Muhammad as-Sayyid, Pola Makan Rasulullah, (Jakarta: Almahira, 2014), h., 16-17.
7 Abdul Basith Muhammad as-Sayyid, Pola Makan Rasulullah (Jakarta: Almahira, 2014), h., 33.
28
seperti bangkai, semua hewan yang tidak memenuhi syarat sembelihan kalau hewan itu termasuk katagori hewan yang disembelih dan mati karena tua.8
Hewan laut hukum asalnya adalah halal kecuali terdapat dalil yang yang mengharamkannya. Sebagai mana firman Allah SWT dalam Q.s. Al-ma‟idah (5): 96
َطَو ِرْحَبْلا ُدْيَص ْمُكَل َّلِحُا وُماَع
ِةَراَّيَّسلِلَو ْمُكَّل اًعاَتَم ٗ اًمُرُح ْمُتْمُد اَم ِّرَ بْلا ُدْيَص ْمُكْيَلَع َمِّرُحَو ٓ
يِذَّلا َو ّللا اوُقَّ تاَو ٓ ْْ ٓ
َنْوُرَشُْتُ ِوْيَلِا
Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram.
dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
Laut yang dimaksudkan di sini adalah lingkungan air yang jumlahnya sangat banyak yang didalamnya hidup ikan-ikan dan hewan-hewan air lainnya yang bisa diburu. Sedangkan buruan laut adalah semua yang diburu dalam keadaan masih hidup, baik yang berupa ikan maupun sejenisnya.9
B. Larangan Israf Dalam Makanan
Israf bermakna melampaui tujuan, di dalam kamus al-munawwir disebutkan bahwa israf bermakna pemborosan.10 israf pun bermacam-macam, salah satunya israf dalam hal makanan. Seseorang yang melakukan perbuatan hingga meleibi tujuan sebenarnya maka ia dikatakan israf, seperti orang yang makan lebih dari ukuran kenyang. Sebagaimana dijelaskan dalam Q.s. Al-A‟raf (7): 31
8 Shalih bin Fauzan bin Abdillah al-Fauzan, Fiqih Makanan. (Jakarta: Griya Ilmu, 2017)., h., 3
9 Abdul Basith Muhammad as-Sayyid, Pola Makan Rasulullah, (Jakarta: Almahira, 2014), h.,93-94
10 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progtesif,1997), h.,627
ِنَب ي وُذُخ َمَد ا ْۤ ٓ يِز ا ٓ
مُكَتَ ن ٓ نِع ٓ سَم ِّلُك َد ٓ وُلُكَّو ٍد ِج ٓ
شاَو ا ٓ وُبَر ٓ سُت َلَْو ا ٓ وُفِر ٓ
ا ٓ وَّنِا ٓ ٗ
َلْ
بُِيُ
لا سُم ٓ ِفِِر ٓ َن ٓ
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
Allah menghalalkan makanan dan minuman selama itu tidak berlebih-lebihan dan sombong. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batasa.-Nya pada yang halal atau yang haram, maka berlebih-lebihan pada apa yang dihalalkan atau diharamkan Allah dengan menghalalkan yang haram atau hengharamkan yang halal. Akan tetapi Allah menyukai yang halal tetap dihalalkan dan yang haram tetap diharamkan, dan itulah sikap adil yang diperintahkan Allah.11
Allah tidak senang kepada makhluk yang suka berlebih-lebihan dikarenakan hidup berlebih-lebihan itu bisa membuat manusia jadi lupa diri dan lupa untuk bersyukur kepada Allah SWT. Orang yang hidup berlebih-lebihan itu cenderung suka lalai untuk mengingat Allah dalam aspek perbuatannya, mudah terjebak dalam penyakit hati seperti kikir, sombong, iri dan dengki.12
Hendaknya tidak melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan kepada yang diharamkan.
Demikian pula terdapat larangan berlebihan (bermewah-mewahan) dalam hal makan, minum dan berpakaian. Berlebih-lebihan adalah perkara yang dibenci Allah, membahayakan badan dan penghidupannya, bahkan terkadang membawanya kepada keadaan yang membuatnya tidak sanggup memenuhi kewajiban. Dalam ayat ini terdapat perintah makan dan minum, larangan meninggalkannya dan larangan
11 Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008),h., 30-32.
12 Abu Azka Fathin Mazayasyah, Mendulang Hikmah Ada Hikmah dalam Setiap Keadaan dan Waktu, (Yogyakarta: Darul Hikmah, 2016), h., 273
30
berlebih-lebihan dalam makan dan minum.13
Cara menghindari israf makan di antaranya mengurangi waktu makan, menghindari dari makanan yang mewah-mewah, tidak banyak menghidangkan makan dalam satu waktu, makan tidak sampai kenyang, memilih makanan yang betul-betul halal dan memperbanyak shadaqah. Perilaku tersebut hendaknya dilaksanakan muslim agar terhindar dari bahaya israf makan seperti menimbulkan penyakit obesitas, menambah dan rakusnya terhadap duniawi, boros, kikir sehingga enggan bershadaqah dan buruk sangka kepada orang lain14
C. Halal Dan Haram Dalam Makanan
Halal berasal dari bahasa arab yang artinya membebaskan, memecahkan, membubarkan dan membolehkan.15 Sedangkan dalam ensiklopedi hukum Islam yaitu segala sesuatu yang menyebabkan seseorang tidak dihukum jika menggunakannya, atau sesuatu yang boleh dikerjakan menurut syara‟.16
Prinsip pertama yang ditetapkan Islam, pada asalnya adalah segala sesuatu yang diciptakan Allah itu halal dan tidak ada yang haram, kecuali jika ada nash (dalil) yang shahih (tidak cacat periwayatannya) dan sharih (jelas maknanya) yang
13 https://tafsirweb.com/2485-surat-al-araf-ayat-31.html diakses pada tanggal 8 Oktober 2019 pada jam 09.00
14 https://medicalzone.org/obesitas-dan-pola-makan-yang-berlebih-lebihan-israf-dalam-islam/
diakses pada tanggal 8 Oktober 2019 pada jam 08.00
15 Mochtar Effendy, Ensiklopedi Agama dan Filsafat, (Jakarta: Universitas Sriwijaya, 2001), h., 285.
16 Abdul Azis Dahlan, et. al., Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: Ikhtiar Baru van Hoeve, 1996), h.,505