• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pandangan Pengarang terhadap Muatan Konformitas dalam Novel Teenlit Rahasia Bintang

B. Analisis Data

2. Pandangan Pengarang terhadap Muatan Konformitas dalam Novel Teenlit Rahasia Bintang

Rahasia Bintang sebenarnya adalah cerita fiktif. Namun pengarang melakukan riset di beberapa tempat untuk lebih mendalami cerita pada saat proses penulisan cerita RB. Menurut pengarang, dalam cerita RB banyak kejadian yang benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya adalah realita kehidupan tokoh penjaga stasiun kereta api. Hal tersebut benar-benar ada dalam kehidupan nyata yang sangat jarang diperhatikan orang. Data hasil wawancara berikut dapat mendukung pernyataan di atas.

Rahasia bintang sebetulnya cerita fiktif. Tapi memang ketika menulis novel itu kan saya riset sana-sini untuk mendalami cerita. Banyak kejadian-kejadian di novel rahasia bintang itu yang memang terjadi di kehidupan sehari-hari. Seperti misalnya tokoh seorang petugas stasiun kereta yang mengabdikan hidupnya untuk pekerjaan itu. Hal itu betul-betul ada dalam kehidupan nyata yang nggak pernah diperhatikan orang. Sebagai pengarang RB, dalam penulisan cerita, Dyan Nuranindya mengambil gambaran tokoh-tokoh dari remaja-remaja Jakarta pada umumnya. Pada dasarnya ketika pengarang menciptakan seorang tokoh pada cerita novelnya, ia memiliki pertimbangan bahwa tokoh dengan karakter tertentu dapat menyampaikan sebuah pesan tersendiri di dalam cerita atau kadang hanya sebagai penghubung agar cerita lebih seru. Jadi menurut pengarang, pemilihan karakter tokoh pasti selalu ada alasan dan latar belakang tertentu. Berikut adalah data hasil wawancara terhadap pengarang yang dapat mendukung pernyataan tersebut.

Pastinya dari kebanyakan remaja di Jakarta sih. Tapi pada dasarnya ketika saya menciptakan seorang tokoh di novel adalah lebih dengan pertimbangan bahwa tokoh dengan kharakter tertentu dapat menyampaikan sebuah pesan tersendiri di dalam cerita, atau kadang hanya sebagai penghubung agar cerita lebih seru. Jadi pemilihan kharakter tokoh pasti selalu ada alasan dan latar belakang tertentu.

Penulisan cerita RB, pengarang menghabiskan waktu sekitar dua tahun. Waktu penulisan RB tergolong lama. Hal tersebut disebabkan karena pengarang melakukan riset dan mengemas potongan cerita dari hasil riset

menjadi satu kesatuan cerita remaja yang utuh dan mengalir. Data hasil wawancara berikut dapat mendukung pernyataan di atas.

Proses pembuatan Rahasia Bintang memang agak lama ya. Sekitar 2 tahun. Yang bikin lama adalah masalah risetnya dan bagaimana mengemas potongan-potongan ide cerita yang saya dapatkan ketika riset menjadi sebuah cerita remaja yang mengalir.

Kehidupan remaja yang pada umumnya memiliki konflik tersendiri dan tidak jarang konflik tersebut sangat kompleks, mulai dari konflik antarteman, sahabat, keluarga, pacar, dan lain sebagainya. Begitupula dalam cerita RB, banyak terdapat konflik kehidupan yang dialami oleh remaja, khususnya tindakan konformitas yang bersifat negatif. Seperti yang telah dipaparkan di atas, pengarang melakukan berbagai riset saat proses penulisan RB. Melalui hasil riset juga, pengarang mengetahui tindakan konformitas negatif yang dilakukan oleh remaja, khususnya remaja SMA yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam RB. Bahkan pada saat RB dalam proses editing, ada beberapa konflik yang dihapus oleh editor karena beberapa konflik tersebut dianggap terlalu berat untuk novel teenlit. Data berikut adalah pernyataan pengarang mengenai cara pengarang mendapatkan informasi tentang konformitas yang dilakukan oleh remaja.

Sebetulnya pencarian data tentang konformitas remaja itu yang membuat waktu pengerjaan novel ini agak lama. Karena banyak riset yang harus saya lakukan karena mengangkat hal-hal tersebut. Bahkan awalnya ada beberapa konflik di Rahasia Bintang yang pada akhirnya terpaksa dihapus karena menurut editor saya terlalu berat untuk sebuah novel teenlit.

Konformitas negatif yang dilakukan oleh remaja SMA sering terjadi karena pengaruh perilaku negatif lingkungan sekitar. Pengarang melihat unsur konformitas pada akhirnya menjadi sebuah hal yang dianggap biasa oleh masyarakat pada umumnya, terutama di kota-kota besar. Menurut pengarang, bagi orang tertentu, tindakan konformitas negatif mungkin hanya dipandang dari satu sudut pandang bahwa hal tersebut adalah negatif. Padahal suatu hal terjadi karena terdapat hukum sebab-akibat.

Di dalam RB, pengarang menunjukkan muatan konformitas negatif melalui tokoh Aji. Menurut pandangan pengarang, sebenarnya tokoh Aji

melakukan hal-hal yang negatif karena hanya butuh sebuah perhatian dari orang tuanya dan pengakuan dari teman-temannya, padahal dia pun tidak nyaman melakukan hal itu. Jadi melalui unsur konformitas tersebut, pengarang ingin mengajak para pembaca, khususnya remaja untuk melihat suatu peristiwa secara lebih menyeluruh. Pengarang mengharapkan para pembaca tidak hanya menyudutkan kesalahan pada diri seorang remaja jika melakukan tindakan negatif. Namun lebih dari itu, seorang remaja dapat melakukan hal negatif karena didorong faktor-faktor di luar individu remaja. Data berikut merupakan hasil wawancara pengarang mengenai alasan pengarang memasukkan unsur konformitas dalam RB.

Karena saya melihat unsur konformitas pada akhirnya menjadi sebuah hal yang dianggap biasa oleh masyarakat, terutama di kota besar. Untuk orang tertentu, mungkin memandangnya hanya dari satu sudut pandang bahwa hal tersebut adalah negatif. Padahal suatu hal terjadi pasti karena ada hukum sebab-akibat. Di Rahasia Bintang saya ingin menunjukkan hal tersebut melalui tokoh Aji. Dimana Aji sebetulnya hanya butuh sebuah perhatian dari orang tuanya, pengakuan dari teman-temannya,sehingga ia melakukan hal-hal yang negatif. Padahal dia pun tidak nyaman melakukan hal itu. Jadi melalui cerita ini saya mengajak pembaca untuk melihat suatu peristiwa secara lebih menyeluruh. Bahwa kadang banyak hal negatif yang dilakukan seseorang itu justru dipicu oleh perilaku negatif orang disekelilingnya.

Selain karena faktor lingkungan, menurut pengarang, konformitas negatif pada remaja sering terjadi karena kebanyakan remaja kehilangan tokoh panutan yang dekat dengan keseharian mereka. Misal saja figur artis dan pejabat di Indonesia lebih banyak dipublikasikan oleh media karena hal-hal yang bersifat negatif daripada hal yang positif, seperti gaya hidup sehat, pencapaian prestasi, dan sebagainya. Oleh karena itu, sebagian remaja lebih condong merefleksikan diri pada tokoh panutan dari luar negeri, seperti tokoh fiktif superhero. Data hasil wawancara berikut dapat mendukung pernyataan di atas.

Menurut saya remaja saat ini kehilangan tokoh panutan yang dekat dengan keseharian mereka. Dimana hal-hal negatif tentang public figure indonesia yang seharusnya bisa mereka jadikan panutan malahan lebih sering di-expose dari pada hal positif seperti prestasi,gaya hidup sehat,dll. Sehingga remaja saat ini lebih cenderung mencari tokoh panutan dari barat, atau yang fiktif seperti superhero.Padahal usia remaja

sangat membutuhkan tokoh panutan positif dan juga membutuhkan pengakuan di masyarakat.

Remaja sebagai generasi muda penerus bangsa harus dapat menjadi contoh dengan melakukan hal-hal yang bersifat positif serta menghindari perilaku negatif yang dapat merugikan diri mereka sendiri dan orang lain. Menurut pandangan pengarang, konformitas negatif dapat dihindari dengan cara memberikan kesempatan kepada remaja untuk mengembangkan potensi maupun bakatnya lewat musik, karya sastra, olahraga, kompetisi, maupun hal lain yang mereka minati. Jadi dengan adanya kegiatan positif tersebut, waktu mereka untuk melakukan hal negatif semakin sedikit. Data berikut adalah pendapat pengarang mengenai solusi agar remaja tidak melakukan konformitas negatif.

Menurut saya solusinya remaja saat ini hanya butuh sebuah media ekspresi kearah positif. Misalnya memberikan kesempatan remaja untuk mengembangkan potensi lewat musik, tulisan, olahraga, dan apapun yang mereka sukai. Kompetisi misalnya. Jadi waktu untuk mereka melakukan hal negatif bisa diminimalisir.

Melalui pesan yang terkandung dalam RB mengenai muatan konformitas, pengarang berharap kepada para remaja agar lebih memedulikan masa depan mereka. Remaja seharusnya lebih dapat memikirkan akibat yang terjadi di masa depan jika mereka melakukan tindakan dan konformitas negatif. Masih banyak terdapat hal positif yang dapat remaja lakukan daripada menghabiskan waktu untuk melakukan hal negatif yang dapat merusak masa depan mereka. Menurut pengarang, remaja memiliki suatu pilihan. Misal saja menjadi ketua OSIS dengan menjadi ketua tawuran memiliki efek yang sama, yaitu sebuah pengakuan dari lingkungan mereka. Perbedaannya terletak antara positif dengan negatif. Oleh karena itu, remaja harus dapat memilih jalan yang benar untuk menentukan masa depan mereka.

3. Resepsi Pembaca terhadap Novel Teenlit Rahasia Bintang Karya Dyan