• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

C. Pandangan Ulama

Dengan segala kelebihan yang dimilikinya dan pengakuan-pengakuan orang-orang besar tentang keistimewaannya, Muallim KH. M. Syafi’i Hadzami tetap menampilkan dirinya sederhana dan tak berlebihan. Walaupun demikian, kita tetap melihatnya memiliki wibawa yang kuat sebagai pancaran kealiman, kesalehan, dan keikhlasannya.

Untuk lebih mengenal pribadi Muallim lebih jauh lagi, berikut ini kita perhatikan beberapa komentar dan kesan tentang beliau yang dituturkan oleh orang-orang terdekatnya, baik dari murid-murid, maupun kawan-kawannya.

1. KH. Abdurrasyid Abdullah Syafi’i

(Pimpinan Perguruan asy-Syafi’iyyah, Tebet Jakarta)

Beliau adalah seorang Kiyai yang berpenampilan sederhana namun memancarkan charisma yang kuat karena dorongan sinar iman, ilmu, dan al-akhlaqul-karimah. Sejak lebih dari 30 tahun yang lalu nama beliau sebagai ulama sudah harum di telinga ummat Islam, khususnya di Jakarta.

52

Di antara ulama Betawi yang menjadi murid Habib Ali Bungur, tampaknya beliaulah yang memang paling dapat diandalkan. Kalau boleh saya katakana, yang “menguras” ilmu Habib Ali Bungur adalah beliau. Bila di zaman Habib Ali bin Husein al-Aththas (Habib Ali Bungur) dulu yang paling menonjol adalah Habib Ali, maka wajar bila di kemudian hari yang paling menonjol di kalangan ulama Betawi adalah KH. M. Syafi’i Hadzami. Kata orang, kalau ingin mengambil berlian, ya ambil dari laut! Bila kita melihat KH. M. Syafi’i Hadzami bertaburkan berlian, itu karena beliau mengambilnya dari lautan ilmu Habib Ali.53

2. Habib Ali bin Abdurrahman as-Seggaf

Bertemu dengan KH. M. Syafi’i Hadzami itu menyenangkan. Beliau orang yang bersih hatinya dan indah akhlaknya. Kita merasa tidak ada jarak dengan beliau. Beliau tidak menonjolkan diri sebagai orang yang memiliki kelebihan. Di hadapan beliau, kita merasa sebagai anak yang harus diayomi, seperti di hadapan orang tua sendiri.

Beliau itu seorang yang sederhana dan senantiasa membingkai tingkah lakunya dengan norma-norma sebagaimana para ulama ahli fiqih pada umumnya. Beliau menghargai orang lain dengan baik. Pendeknya, beliau selalu menjaga adab dan sopan santun.54

3. Muallim KH. Bunyamin, murid (lahir 1955)

Dibandingkan murid-murid terdekat beliau, saya belum lama mengenal beliau. Saya baru mulai mengikuti beliau sejak tahun 1990. Sejak pertama kali mengenal beliau, saya bener-bener cocok dengan beliau dan tak mau lagi lepas dari beliau. Ulama memang banyak, tetapi KH. M. Syafi’i Hadzami hanya satu. Sekali lagi saya katakana, hanya satu! Sulit dicari orang seperti beliau.

53

Ali Yahya, Sumur Yang Tak Pernah Kering, “Kutipan Komentar Para Tokoh”, h. ix

54

Kealiman beliau tak perlu disangsikan lagi, karena pengetahuannya beliau penuh dan meliputi bermacam-macam ilmu. Kelebihan lain dari beliau adalah istiqamahnya. Beliau bener-bener seorang yang istiqamahdan itu diakui oleh semua orang. Saya rasa istiqamahnya ini yang membuat ilmu beliau bisa seperti itu. Beliau juga bersikap tawadhu’ dan selalu menghormati orang lain, baik yang lebih tua atau yang lebih muda dari beliau.

Sepanjang yang saya tahu saya denger, ulama-ulama sangat menghormati beliau, termasuk para ulama terkemuka. Di Mekkah saya lihat sendiri bagaimana perlakuan Kiyai Damanhuri dan juga Syekh Ismail al-Yamani terhadap beliau. Dari perlakuan yang mereka tunjukan kepada beliau, kita mengetahui bahwa beliau dihormati oleh ulama-ulama terkemuka.

Selama saya mengenal dan mengikuti beliau, saya belum pernah melihat beliau marah. Dalam perjalanan, beliau lebih banyak mengisi waktu dengan berdzikir. Beliau tak mau berbicara yang tak bermanfaat, yang sekedar mengisi kekosongan waktu saja. Terkadang kita yang muda-muda ini suka malu kepada beliau.

Dalam mengajar, selain tampak sekali kealimannya, beliau juga menunjukan keterbukaan dan kebesaran jiwanya. Beliau selalu menerima dengan senang hati bila ada murid-muridnya yang memberikan pandangan yang berbeda atau mengoreksi bila beliau secara tak sengaja salah atau kurang tepat dalam membaca. Pendapat orang lain bener-bener diperhatikan oleh beliau, walaupun pendapat itu datang dari murid-muridnya sendiri.55

4. KH. Sabilar Rasyad, murid

Pertama kali saya mengetahui dan tertarik dengan Muallim adalah ketika mengikuti acara Tanya jawab di Radio Cenderawasih yang diasuh beliau pada awal tahun 70. Saya tertarik dan kagum karena jawaban-jawaban beliau atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan menurut saya sangat mantap.

55

Kemudian sekitar tahun 1975 saya sering dating menghadiri majlis beliau di masjid an-Nur, jalan Taman Sari II, Kota setiap hari Ahad. Tetapi ketika itu saya belum mengikuti secara rutin. Sekitar tahun 1976 barulah saya dapat hadir secara rutin. Mulai tahun 1977 saya mulai ikut pengajian hari Sabtu di rumah beliau. Kemudian saya juga mengikuti pengajian malam Minggu di Jalan Cilamaya, Cideng di rumah Haji Ali Dimung. Selain itu juga pengajian malam Rabu di masjid Muyassarin, Kebayoran Lama.

Di antara pengajian-pengajian Muallim tersebut yang saya terus hadir adalah pengajian hari Sabtu. Saya sengaja tidak mau menerima undangan setiap hari Sabtu bila waktunya bersamaan dengan waktu pengajian di tempat beliau. Bila tidak ada kepentingan mendadak yang tidak bisa dihindari sedapat mungkin saya akan mengikuti majlis beliau.

Muallim memiliki kelebihan pada pemahaman ilmu. Pengetahuan beliau tentang berbagai hal sangat luas, tidak terbatas persoalan agama saja. Dalam menjabarkan suatu permasalahan agama, beliau biasanya menjelaskan secara detil dan rinci. Bahkan, beliau tak jarang member pandangan dari pengetahuan umum untuk memperkuat uraian-uraian keagamaannya. Jadi, Muallim Syafi;i Hadzami tak sekedar menguasai ilmu keagamaan.

Dalam menjabarkan persoalan agama, Muallim tidak hanya mendasarkan keterangannya dari satu kitab saja. Melainkan, ia memberikan penjelasan lewat berbagai kitabyang sangat berkaitan. Hal ini memang tidak sulit dilakukan oleh beliau, karena di samping memiliki wawasan yang sangat luas dalam berbagai cabang keilmuan Islam, beliau juga mempunyai referensi yang sangat banyak. Itulah mungkin yang membedakan Muallim dengan guru-guru lainnya.56

Dokumen terkait