• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PENELITIAN TENTANG SITUASI MATA KULIAH PPL PAK

B. Penelitian tentang Pengaruh Mata Kuliah PPL PAK Paroki

4) Panggilan Mahasiswa sebagai Katekis

Hasil pengisian kuesioner menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa setuju bahwa katekis dipanggil untuk mewartakan sabda, merenungkan sabda dan memberi kesaksian atas sabda. Berdasarkan tabel 6, mahasiswa menyatakan sangat setuju (30,6 %) dan mneytakan setuju (54,7 %), bahwa katekis dipanggil untuk mewartakan sabda. Bagi mahsiswa yang menyatakan ragu-ragu (14,7 %) perlu dipahami bahwa katekis dipanggil oleh Allah, di mana melalui Gereja Allah memanggil katekis untuk menjalankan karya pewartaan Gereja.

Sebagai pewarta sabda, katekis dituntut untuk memahami ajaran tentang iman katolik dan memiliki hidup yang baik meliputi rela berkorban, hidup sederhana, rendah hati dan semangat melayani. Kemudian katekis harus mampu mengkomunikasikan imannya dan membantu memperkembangkan iman umat yang dipercayakan kepadanya lewat aneka bentuk kegiatan. Selain memahami

sosok katekis dari segi panggilannya, mahasiswa juga telah memahami penghayatan katekis dalam menghayati panggilannya sebagai katekis. Dengan pemahaman tersebut akan sangat membantu mahasiswa dalam memaknai panggilannya sebagai katekis. Katekis yang menyadari akan panggilan dan akan tugasnya juga dituntut untuk terbuka pada kehendak Allah bersedia untuk terus menerus belajar sehingga pewartaannya dipertanggungjawabkan. Berdasarkan penghayatan akan menyadari panggilan dan tugasnya itu , mahasiswa menyatakan sangat setuju (41, 3%), menyatakan setuju (54,7%) dan ragu-ragu (4%).

5) Mata Kuliah PPL PAK Paroki dalam Membantu Mahasiswa dalam Menanggapi Panggilannya sebagai Katekis

Berdasarkan tabel 7 telah diperoleh data mengenai mata kuliah PPL PAK Paroki dalam membantu mahasiswa dalam menanggapi panggilannya sebagai katekis, dalam pelaksanaannya memang diharapkan bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki dapat membantu mahasiswa dalam memupuk dan memantapkan panggilannya sebagai seorang katekis. Maka berdasarkan pertanyaan diperoleh data bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki telah membantu mahasiswa menanggapi secara mantap panggilan mahasiswa sebagai seorang katekis, mahasiswa menyatakan sangat setuju (20%) dan setuju (45,3%). Dengan kesadaran tersebut mahasiswa diharapkan mengenal dan memahami sosok katekis yang meliputi panggilannya, tugasnya, perannya dalam Gereja serta kualitas hidup katekis. Bagi mahasiswa yang menyatakan ragu-ragu (28%) dan tidak setuju (6,7%) perlu

disadarai bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam menanggapi panggilannya sebagai katekis.

Mata kuliah PPL PAK Paroki, membantu mahasiswa berkembang menjadi seorang katekis. Atas pernyataan tersebut dalam tabel 7, mahasiswa menyatakan sangat setutu (26,7%) dan setuju (48%). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa mahasiswa benar-benar terbantu dan berkembang menjadi seorang katekis melalui mata kuliah PPL PAK Paroki. Sedangkan mahasiswa yang menyatakan ragu-ragu (20%) dan tidak setuju (5,3%) perlu disadari bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki merupakan sebuah sarana untuk membantu mahasiswa berkembang menjadi seorang katekis. Dengan menyadari hal itu diharapkan mahasiswa memiliki gambaran kedepan yang meliputi gambaran akan tuntutan dan tugas-tugasnya di tengah-tengah umat, seorang katekis harus memiliki kemampuan dan keterampilan, keterampilan dalam melaksanakan katekese umat yang sebagai salah satu dari tugas katekis. Atas pernyataan tersebut mahasiswa yang menyatakan sangat setuju (28%) dan setuju (58,7%). Hal ini menandakan bahwa mahasiswa sudah benar-benar menyadari bahwa seorang katekis harus memiliki kemampuan dan keterampilan, terutama keterampilan dalam melaksanakan katekese umat yang salah satu tugas dari katekis. Sedangkan mahasiswa yang menyatakan ragu-ragu (13,3%). Ini perlu ditegaskan bahwa pelaksanaan mata kuliah PPL PAK Paroki bertujuan untuk membantu dan mengembangkan keterampilan mahasiswa dalam melaksanakan katekese umat yang sebagai salah satu tugas katekis.

Mata kuliah PPL PAK Paroki memotivasi serta sungguh-sungguh menjadi tempat memupuk panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis. Berdasarkan tabel 7 mahasiswa yang menyatakan sangat setuju (26,7%) dan menyatakan setuju (40%). Dengan demikian sudah jelas, mahasiswa sudah menyadari dan mengalami bahwa proses mata kuliah PPL PAK Paroki sungguh menjadi tempat untuk memupuk panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis. Sedangkan mahasiswa yang menyatakan ragu-ragu (26,7%) dan yang menyatakan tidak setuju (6,6%). Hal ini perlu ditekankan bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki merupakan sebuah wadah bagi mahasiswa untuk memupuk panggilan mendai seorang katekis. Dengan adanya mata kuliah PPL PAK Poroki membantu mahasiswa dalam pengetahuan dan pengalaman berkatekese di dalam kelas dan di Lingkungan tempat tinggal umat. Berdasarkan tabel 7 mahasiswa yang menyatakan sangat setuju (33,3%) dan menyatakan setuju (65%), selama proses mata kuliah PPL PAK Paroki mahasiwa diharuskan berpraktik di kelas itu sebagai suatu latihan agar nantinya bila berpraktik di Lingkungan umat, mahasiswa tidak mengalami kesulitan itu merupakan tujuan dari mata kuliah PPL PAK Paroki.

Sedangkan mahasiswa yang menyatakan ragu-ragu (10,7%) hal ini perlu disadari bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki memiliki tujuan agar mahasiswa berpraktik secara langsung di kelas dan di Lingkungan umat yang memiliki maksud mahasiswa mendapatkan pengalaman serta gambaran bahwa katekis memiliki tanggungjawab dalam penyelenggaraan katekese umat, dan juga suapaya di dalam diri masing-masing mahasiswa tertanam keberanian untuk tampil di depan umat

dan pada akhirnya kembali lagi bahwa terselenggaranya mata kuliah PPL PAK Paroki supaya dapat membantu mahasiswa dalam melaksanakan katekese umat.

Dengan melihat tabel 7 dapat disimpulkan bahwa sebagaian dari mahasiswa menyetujui bahwa dengan adanya mata kuliah PPL PAK Paroki mendorong diri mahasiswa untuk aktif berkegiatan di Lingkungan, serta dengan adanya mata kuliah PPL PAK Paroki mahasiswa semakin tahu dan memahami model-model katekese. Dalam penyelenggaraan mata kuliah PPL PAK Paroki mahasiswa merasa sangat terbantu dalam melaksanakan tugas dan karya di tengah umat, terutama tugas-tugas sebagai seorang katekis. Dalam tabel 7 juga dikatakan bahwa mahasiswa sangat setuju (28%) dan menyatakan setuju (54,7%) dengan adanya mata kuliah PPL PAK Paroki mahasiswa semakin tahu permasalahan-permasalahan yang ada di tengah umat. Dengan demikian mahasiswa juga semakin diperkaya dan diteguhkan agar untuk selalu meningkatkan kualitas semangat iman.

c. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan, serta pembahasan hasil penelitian mengenai pengaruh mata kuliah PPL PAK Paroki terhadapa panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis di Prodi PAK-USD, memperoleh kesimpulan dari proses yang telah dilalui. Kesimpulan ini sekaligus menjawab apa yang menjadi tujuan dari penelitian.

Dari hasil penelitian dapat disampaikan bahwa pengaruh mata kuliah PPL PAK Paroki merupakan suatu usaha atau tindakan yang dilakukan secara

terjadwal melalui proses belajar mengajar yang dilakukan di dalam kelas mau pun secara pribadi melaksanakan program pengalaman lapangan yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang menyangkut hidup rohani, pengalaman lapangan, wawasan/ilmu, keterampilan, dalam rangka mendidik dan meneguhkan panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis. Proses belajar yang diterima mahasiswa selama belajar tatap muka di dalam kelas mendalami dan melaksanakan pendalaman iman orang dewasa atau katekese, proses mata kuliah PPL PAK Paroki memang semata mengajarkan mahasiswa dalam hal berkatekese, menyampaikan atau mengajarkan tentang bermacam cara dan metode berkatekese.

Sehingga tujuan dari mata kuliah PPL PAK Paroki adalah untuk membantu mahasiswa mengetahui berbagai jenis dan model katekese, serta menuntut mahasiswa supaya mampu melaksanakan katekese. Dengan demikian, mata kuliah PPL PAK Paroki dapat mempersiapkan mahasiswa agar terampil dalam melaksanakan suatu pertemuan katekese. Dalam mengikuti proses mata kuliah PPL PAK Paroki, mahasiswa pernah mengalami beberapa hambatan antara lain hambatan yang paling banyak dialami oleh para mahasiswa adalah rasa bingung dan kesulitran dalam proses bimbingan, hal itu disebabkan karena dari masing-masing dosen memiliki pandangan yang berbeda-beda. Hambatan-hambatan lain adalah sedikitnya waktu yang diberikan untuk bertemu dosen pembimbing untuk melakukan bimbingan dalam pembuatan satuan persiapan pertemuan katekese. Kemudian dari segi metode pembelajaran dari sebagian besar mahasiswa tidak menjadi sebuah hambatan, mahasiswa merasa nyaman dan senang dengan metode yang digunakan oleh para dosen.

Bila dilihat dari pengertian dan tujuan mata kuliah PPL PAK Paroki, sangat berkaitan dengan panggilan yang dijalani oleh mahasiswa sendiri. Seorang katekis dipanggil oleh Allah untuk melaksanakan tugasnya yaitu sebagai pewarta, kesadaran akan panggilan dan tugas sebagai katekis merupakan suatu panggilan khusus yang berasal dari Allah. Katekis adalah orang yang berkarya dalam karya pewartaan Gereja, maka sebagai pewarta sabda katekis dituntut untuk memahami ajaran tentang iman katolik dan memiliki hidup yang baik seperti rela berkorban, hidup sederhana, rendah hati, dan harus memiliki semangat untuk melayani. Di dalam hidup bermasyarakat juga seorang katekis harus mampu mengkomunikasikan imannya dan membantu memperkembangkan iman umat dengan cara lewat aneka ragam bentuk kegiatan yang ada di Lingkungan umat seperti, kegiatan katekese atau pendalaman iman. Sehingga berkatekese merupakan tugas utama dari seorang katekis yang terpanggil untuk berkembang bersama umat.

Maka dengan adanya mata kuliah PPL PAK Paroki yang proses pembelajarannya tidak semata berhenti dengan penyampaian materi, melainkan menuntut mahasiswa untuk melaksanakan praktik di dalam kelas dan juga praktik di lingkungan tempat tinggal umat mampu menjadi sebuah alat atau sarana dalam mengembangkan dan memupuk panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis.

Akan tetapi bukan hanya mengenal sosok katekis saja, melainkan memahami lebih dalam sosok katekis yang meliputi penggilannya, tugas dan perannya dalam Gereja serta memiliki kualitas hidup sebagai katekis. Maka melalui mata kuliah PPL PAK Paroki juga mahasiswa dibantu menjadi soerang katekis yang memiliki

sikap melayani dengan sungguh dan berkembang menjadi seorang katekis yang memiliki pandangan ke depan pandangan akan gambaran tugas-tugas sebagi katekis di tengah umat. Dengan demikian sudah sangat jelas bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki sungguh menjadi tempat untuk memupuk panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis. Hal ini ditegaskan berdasarkan data hasil penelitian menjukan bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki sudah berperan membantu dan memupuk mahasiswa dalam menanggapi secara mantab panggilannya menjadi seorang katekis yang nantikan akan berkarya di tengah umat yang Tuhan percayakan di dalam hidup masing-masing mahasiswa.

BAB III

MATA KULIAH PPL PAK PAROKI

SEBAGAI PENDUKUNG PANGGILAN MAHASISWA SEBAGAI KATEKIS DI PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

Dalam rangka pewartaan Injil, Program Studi Pendidikan Agama Katolik (PAK) mempunyai visi mendidik calon Sarjana Pendidikan Agama Katolik yang beriman tangguh dan profesional demi terwujudnya Gereja yang memperjuangkan masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat (Prodi IPPAK, 2013: 1). Dalam usaha mewujudkan Gereja, Prodi PAK melaksanakan pembaharuan katekese dan pelaksanaannya pada pelayanan hidup umat beriman, usaha tersebut ditempuh dengan mendidik calon-calok katekis yang profesional dan berkualitas (memiliki kemampuan, keterampilan dan spiritualitas). Dalam hal mendidik katekis yang profesional ini Prodi IPPAK memiliki berbagai cara, salah satunya yaitu melalui mata kuliah PPL PAK Paroki yang mempelajari dan mendalami serta melaksanakan pendalaman iman (katekese) orang dewasa dengan harapan sebagai pendukung panggilan mahasiswa sebagai katekis.

A. Gambaran Prodi IPPAK

Prodi PAK menapaki usia yang ke enam puluh dua tahun, artinya kiprah maupun sepak terjang dalam mengupayakan katekis yang profesional sangatlah serius. Keseriusan tersebut terlihat dalam perjuangan mengupayakan pendidikan bagi para calon-calon katekis. Sebelum membicarakan jauh mengenai keseriusan

Prodi PAK dalam mengupayakan pendidikan bagi para calon katekis, terlebih dahulu akan membicarakan mengenai sejarah, visi misi, tujuan dan sasarannya, gambaran kurikulum, tujuan mata kuliah PPL PAK Paroki dan pelaksanaan mata kuliah PPL PAK Paroki di prodi PAK.

1. Sejarah Prodi IPPAK

Majelis Agung Wali Gereja Indonesia (sekarang Konferensi Waligereja Indonesia) merencanakan usaha-usaha dalam meningkatkan pelayanan di bidang katekese yakni perubahan pada diri katekese dan pelaksanaannya pada pelayanan hidup umat beriman. MAWI menyerahkan rencana tersebut kepada Rm. F.

Heselaars, SJ yang kemudian bekerjasama dengan Rm. C. Carry, SJ. Pada tahun 1960 Rm. F. Heselaars, SJ mendirikan Pusat Kateketik dengan kegiatan-kegiatan antara lain penerbitan buku, penataran guru dan ceramah-ceramah untuk kelompok-kelompok kategorial lainnya. Pada saat itu pula telah disadari akan kurangnya tenaga-tenaga lapangan yang terdidik (katekis), maka pada 1 Agustus 1962 Rm. F. Heselaars, SJ mendirikan Yayasan Akademi Kateketik Katolik Indonesia (AKKI) yang bertempatan di Jln. P. Senopati 20 Yogyakarta (Staf Dosen IPPAK, 2010: 1)

Atas prakarsa Justinus Kardinal Darmoyuwono Pr, kedua lembaga tersebut menempati gedung sendiri di Jln. Abubakar Ali no. 1 Yogyakarta. Yayasan tersebut menyelenggarakan pendidikan tinggi Kateketik untuk memenuhi kebutuhan jemaat Gereja Katolik akan tenaga-tenaga katekis yang berkualitas guna menopang dan mengembangkan hidup jemaat karena jemaat yang dihadapi

adalah jemaat yang hidup, terus berkembang, kebutuhan jemaat akan pendampingan-pendampingan dalam pendalaman iman yang handal dan semakin kuat arus sekularisme (Staf Dosen IPPAK, 2010: 1).

Pada 3 April 1964, AKKI diserahkan dengan Akte Notaris R.M. Soejanto Partaningrat SH. Pada 11 Mei 1965, AKKI memperoleh satus terdaftar dari mentri PTIP. Pada 1966 diselenggarakan uji tingkat Sarjana Muda untuk pertama kalinya. Setelah beberapa kali menyelengarakan ujian negara, pada 31 Desember 1969 AKKI memperoleh kenaikan status dari terdaftar menjadi diakui dari Metri P dan K dengan Sk No. 0170 Tahun 1996. Pada tahun 1969 dibuka tingkat sarjana lengkap yang mendorong perubahan nama lembaga, maka pada 31 Maret 1971 dengan Akte Notaris R.M. Soejanto Partaningrat Sh, AKKI berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Kateketik Pradyawidya. Pada 23 Juni 1971 tingkat sarjana Sekolah Tinggi Kateketik Pradnyawidya memperoleh status terdaftar dari Direktoral Pendidikan Tinggi Departemen P dan K dengan SK No. 227/DPT/B/71 (Staf Dosen IPPAK, 2010: 1-2).

Pada semester gasal tahun akademik 1984-1985 dilaksanakan proses perubahan jenjang dan program pendidikan serta dilakukan penataan kembali nama unit jurusan/program studi dengan status diakui di lingkungan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah V, DIY. Berdasarkan proses itu, Sekolah Tinggi Kateketik Pradnyawidya yang semula terdiri dari dua unit yaitu sarjana muda dan sarjana penuh dipadukan kedalam bentuk baru berupa program sarjana satu (S1) dengan nama Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik Pradnyawidya. Program sarjana itu berstatus diakui dengan SK Mendikbud No. 043/0/1985 tertanggal 28

Januari 1985. STFK Pradnyawidya memperoleh penetapan kembali status diakui pada 14 Mei 1986 dengan SK Mendikbud No. 0362/0/1986. Pada tahun akademik 1991/1992, tepatnya 26 Desember 1991, STFK Pradnyawidya memperoleh status disamakan dengan SK No. 660/0/1991 (Staf Dosen IPPAK, 2010: 2-3).

Dengan adanya peraturan baru dari pemerintah bahwa lulusan dari LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan), atau yang memiliki akta mengajar dapat secara langsung sah menjadi guru, maka STFK Pradnyawidya memerlukan perubahan jalur dari non pendidikan menjadi jalur pendidikan. Perubahan tersebut mengantar STFK Pradnyawidya kedalam proses merger Akademik dan Administrasi kepada FIPA USD. Setelah melalui proses merger yang cukup lama, berdasarkan SK Mendikbud No. 08/D/O/1995, tertanggal 14 Februari 1995 STFK Pradnyawidya berubah nama menjadi Fakultas Ilmu Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma dengan status disamakan. Berdasarkan SK BAN PT Depdikbud RI No. 02/ABN-PT/AK-II/XII/1998 tertanggal 22 Desember 1998 FIPA USD telah terakreditasi B. Pada tahun 1999, pemerintah mengadakan penataan kembali nama-nama program studi di lingkungan PTS di seluruh Indonesia yang memuat status FIPA USD berubah menjadi Program Studi “Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik” (IPPAK) dan menjadi bagian FKIP USD. Pada tahun 2003 IPPAK mengajukan akreditasi kembali.

Berdasarkan SK BAN PT Depdiknas RI No. 14/BAN-PT/AkVII/SI/IV/2004 IPPAK mendapat peringkat A. Pada tahun 2008 IPPAK kembali mengajukan akreditasi. Berdasrkan SK BAN PT Depdiknas RI nomor 015/BAN PT/ Ak-XII/S1/VI/2009 IPPAK kembali mendapat peringkat A (Staf Dosen IPPAK, 2010:

3). Kemudian pada Desember 2013, IPPAK marger dengan Universitas Sanata Dharma secara total

.

2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Prodi IPPAK

Visi adalah pandangan kedepan tentang apa yang akan atau harus terjadi dalam kurun masa depan yang dibayangkan. Yang dibayangkan masa depan bisa terjadi di masa lalu tetapi belum terwujud di masa sekarang dan tinggal menekuni saja karena mempunyai nilai lestari. Bisa juga apa yang dibayangkan di masa lalu belum terwujud di masa sekarang, maka langkah yang perlu diambil sungguh merupakan langkah yang kreatif dan proaktif. Visi tersebut perlu dituangkan dalam sebuah rumusan yang berfungsi meningkatkan sekaligus juga sebagai motivasi untuk mencapai tujuan (Putranto, 2006: 1). Prodi IPPAK sebagai lembaga pendidikan memiliki visi, misi dan tujuan berdirinya lembaga ini sehingga pada akhirnya akan mencapai sasaran yang diinginkan.

Ada pun visi Prodi IPPAK adalah mendidik calon Sarjana Pendidikan Agama Katolik yang beriman tangguh dan profesional demi terwujudnya Gereja yang memperjuangkan masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat (Prodi IPPAK, 2013: 1). Usaha dalam mewujudkan Gereja, Prodi IPPAK memprosesnya melalui pembaruan pada diri katekese dan pelaksanaannya pada pelayanan hidup umat beriman. Usaha tersebut diproses melalui penerbitan buku, penataan guru, ceramah-ceramah untuk kelompok-kelompok kategorial lainnya, dan mendidik tenaga-tenaga lapangan yang terdidik (katekis) dan berkualitas guna menopang dan mengembangkan hidup jemaat, karena jemaat yang dihadapi adalah jemaat

hidup, terus berkembang, kebutuhan jemaat akan pendamping-pendamping dalam pendalaman iman yang handal dan semakin kuat arus sekularisme.

Misi Prodi IPPAK yaitu mendidik kaum muda menjadi Sarjana Pendidikan Agama Katolik yang dapat berprofesi sebagai Guru Agama Katolik, Katekis dan pengembang karya katekese dalam konteks Gereja Indonesia yang semakin bermartabat dan Mengembangkan karya katekese dalam Gereja demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat (Prodi IPPAK, 2013: 4). Yang ingin dicapai dalam misi tersebut dalam profil alumni yang dihasilkan yakni guru agama, katekis dan sarjana katekese. Guru agama lebih berkiprah dalam lingkup persekolahan dengan segala kondisinya yang khas (kelas, staf sekolah, kurikulum dan lain-lain). Katekis lebih berkiprah dalam bidang kejemaatan baik dalam tataran keuskupan, paroki, stasi maupun lingkungan dan kondisinya yang khas (pendalaman iman, doa lingkungan, seksi pewartaan dan lain-lain). Sarjana katekese dipahami sebagai orang yang mampu memikirkan secara lebih jauh dan mendalam kegiatan katekese, merefleksikannya serta mencari jalan yang sesuai dan lebih baik. Orang ini bukan hanya sebagai pelaksana tetapi juga sebagai pemikir. Lingkup yang digelutinya komisi kateketik, pengisian jurnal-jurnal pastoral dan kateketik dan lain-lain.

Tujuan Prodi IPPAK adalah mengahasilkan sarjana pendidikan yang beriman mendalam, berkompeten, berkepribadian dan berintegritas dengan sikap yang unggul dapat membantu sesama umat beriman mengembangkan imannya, yang dapat berprofesi menjadi Guru Agama Katolik, Katekis dan pengembang karya katekese melalui kerjasama dengan tokoh-tokoh umat dan pemimpin

gerejawi lainnya (Prodi IPPAK, 2010: 3). Lulusan Prodi IPPAK tidak hanya memiliki keterampilan saja tetapi juga memiliki integritas yang tinggi artinya dia akan menjadi panutan umat dalam perjalanan iman mereka. Bidang iman, penghayatan iman dan pengembangan iman adalah bidang yang menuntut seluruh pribadi oleh karena itu katekis haruslah beriman dan bergulat dalam imannya.

Pengalaman pergumulan iman dalam hidupnya direfleksikan dengan bantuan ilmunya agar dapat menjadi bekal dan sarana untuk membantu orang lain dalam menggumuli iman mereka. Dalam mendampingi orang lain dituntut keutuhan pribadi, kemahiran dan kebiasaan berefleksi. Sasaran Prodi PAK adalah menghasilkan lulusan yang kompeten untuk menjadi Guru Agama di sekolah maupun menjadi katekis atau fasilitator katekese dalam jemaat (Staf Dosen IPPAK, 2008: 3).

B. Mata Kuliah PPL PAK Paroki dalam Kurikulum 1. Kurikulum di Prodi PAK

Kurikulum merupakan suatu terjemahan cita-cita pendidikan ke dalam suatu sistem berproses di tengah situasi yang konkret dari masyarakat. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (Samana, 1994: 30). Dalam proses pengembangan kurikulum selalu akan melibatkan visi, wawasan tentang kondisi konkret peserta didik, dan transparannya akan potensi-potensi pengembangan.

Konstruksi kurikulum Prodi PAK mencakup unsur kateketik, teologi, Kitab Suci, pendidikan dan keguruan dan keterampilan-keterampilan yang

membantu dalam pelayanan kepada jemaat. Beban kurikulum di Prodi IPPAK sebanyak 148 sks, yang terdiri dari teori 116 sks (78,38%), persiapan praktek 18 sks (12,16%) dan Praktek Pengalaman Lapangan 14 sks (9,46%). Konstruksi kurikulum Prodi IPPAK dibagi ke dalam 4 (empat) rumpun mata kuliah, yang pertama rumpun mata kuliah PAK (Pendidikan Agama Katolik) sebanyak 54 sks (36,47%), kedua rumpun mata kuliah Teologi dan Kitab Suci sebanyak 44 sks (29,735%), ketiga rumpun mata kuliah Pendidikan sebanyak 32 sks (21,62%) dan keempat rumpun mata kuliah ilmu Pendukung sebanyak 18 sks (12,16%) (Prodi IPPAK, 2013: 43).

Kurikulum Prodi IPPAK dibagi ke dalam 5 (lima) kelompok mata kuliah, yang pertama mengenai mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK) 8 sks (5,41%) yang di dalamnya menyangkup mata kuliah Pendidikan Agama, Teologi Moral, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Kedua, mata kuliah keilmuan dan keterampilan (MKK) 42 sks (28,375%) yang di dalamnya menyangkup mata kuliah Pengantar Pendidikan, Pengantar Kitab Suci, Pengantar Syahadat, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Psikologi Remaja, Psikologi Belajar dan Pembelajaran, Managemen Sekolah, Kristologi, Ekklesologi I, Ekklesiologi II, Sakramentologi, Liturgi I, Pengantar Hukum Gereja, Pendidikan Agama Katolik I, Pendidikan Agama Katolik II, Pendidikan Agama Katolik III, Pengantar PAK Sekolah, Pengantar PAK Paroki, PAK AV I, Sejarah PAK Umum dan Sejarah PAK Indonesia. Ketiga, mata kuliah keahlian berkarya (MKB) 54 sks (36,48%) yang menyangkup mata kuliah antara lain Kitab Taurat dan Kitab Sejarah, Kitab Kebijaksanaan, Kitab Nabi-nabi, Injil Sinoptik, Injil Yohanes, Surat-surat Paulus,

Moral Perkawinan, Moral Sosial, Hukum Gereja Perkawinan, Sejarah Gereja, PAK Pendidikan Dasar, PAK Pendidikan Menengah, PAK Paroki, PAK dan Kitab Suci, PAK dan AV II, Pastoral Sekolah, Pastoral Paroki, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Penelitian Pendidikan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris I, Bahasa Inggris II, Pendidikan Iman Anak dan Tugas Akhir. Keempat,

Moral Perkawinan, Moral Sosial, Hukum Gereja Perkawinan, Sejarah Gereja, PAK Pendidikan Dasar, PAK Pendidikan Menengah, PAK Paroki, PAK dan Kitab Suci, PAK dan AV II, Pastoral Sekolah, Pastoral Paroki, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Penelitian Pendidikan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris I, Bahasa Inggris II, Pendidikan Iman Anak dan Tugas Akhir. Keempat,

Dokumen terkait