• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

F. Panjang Tangkai Bunga

Pada 16 MSP tumbuh tangkai bunga dari pseudobulb tanaman yang tidak memiliki daun. Dari keseluruhan tanaman 54 pot, hanya 2 pot yang tumbuh tangkai bunga, yaitu 1 pot pada kontrol dan 1 pot pada perlakuan chitosan 10 ppm + kontrol. Panjang tangkai bunga pada 16, 17, 18, 19 MSP berturut-turut adalah 1, 1.05, 4.75, dan 6 cm, sedangkan pada perlakuan chitosan 10 ppm + kontrol pada 16, 17, 18, 19 MSP memiliki panjang tangkai bunga 1, 2.4, 3.7, dan 9.5 cm.

Pada 17 MSP satu pot pada perlakuan chitosan 20 ppm + kontrol tumbuh tangkai bunga. Panjang tangkai bunga pada 17, 18, dan 19 MSP berturut-turut adalah 1, 2.7, dan 3.4 cm. Akhir pengamatan tanaman kontrol muncul tangkai bunga yaitu dengan panjang tangkai bunga sebesar 1 cm.

Pembahasan

Pengaruh Pupuk Guano

Gardner et al. (1991) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (genetik). Faktor ekternal yaitu iklim (cahaya, suhu, air, panjang hari, angin, gas), edafik (tanah), dan biologis (gulma, serangga, organisme penyebab penyakit, nematoda, dan mikroorganisme tanah), sedangkan yang termasuk faktor internal adalah ketahanan terhadap tekanan iklim, tanah, dan biologis; laju fotosintetik; respirasi; pembagi hasil asimilasi dan N. Kencana (2007) menyatakan bahwa anggrek Dendrobium dapat tumbuh pada ketinggian 0-650 mdpl, suhu siang 26-30ºC dan suhu malam 21ºC. Anggrek Dendrobium

termasuk jenis tanaman epifit, dengan intensitas cahaya matahari berkisar antara 50-60%. Pada penelitian ini menunjukkan kondisi iklim tidak mencapai kondisi optimal, karena suhu yang diterima relatif tinggi (32 ºC ) seperti tercantum pada Lampiran 1.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan pupuk guano pada 1-9 MSP, tidak menunjukkan adanya pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, lebar daun, jumlah pseudobulb yang baru terbentuk, keparahan penyakit, dan peubah generatif. Pada peubah generatif perlakuan pupuk guano tidak menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap jumlah mekar bunga, panjang tangkai bunga, dan jumlah kuntum bunga. Perlakuan pupuk guano 10 dan 20 ml/l menghasilkan rata-rata jumlah mekar bunga terbanyak sampai 7 MSP, namun mengalami penurunan jumlah mekar bunga pada 9 MSP, sedangkan kontrol menghasilkan rata-rata jumlah mekar bunga anggrek Dendrobium ‘Woxinia’

terbanyak sampai 5 MSP. Hal ini karena tanaman terserang penyakit yaitu

Phylostica, bercak kelabu cendawan Pestalotia sp., Curvularia palescens, Erwinia

carotovora, dan gejala serangan Red Spider (Tetranychus urlacae). Supramana

dan Suatika (1989) menyatakan bahwa pada suhu yang tinggi tanaman memerlukan kelembaban yang tinggi, hal ini mengakibatkan transpirasi dan respirasi lebih cepat. Kelembaban yang terlalu tinggi, sedangkan suhu rendah akan mendatangkan masalah berupa cendawan dan busuk bakteri. Selain itu pemberian chitosan dengan konsentrasi yang tinggi pada 1-9 MSP, yang bertujuan untuk perawatan ke semua tanaman diduga menutupi permukaan daun. Islami dan Utomo (1995) menyatakan bahwa menutupnya stomata mengakibatkan difusi CO2

dari atmosfer ke daun terhenti, menyebabkan fotosintesis tidak terjadi, dalam jangka panjang akan mengganggu proses fisiologi lainnya sehingga pertumbuhan tanaman terhambat.

Perlakuan pupuk guano 10 ml/l memberikan pengaruh yang nyata meningkatkan jumlah daun dan panjang daun pada akhir pengamatan. Perlakuan pupuk guano 10 ml/l menghasilkan jumlah daun lebih banyak pada akhir pengamatan dibandingkan dengan perlakuan pupuk guano 20 ml/l. Harjadi (1996) menyatakan bahwa tanaman diberi pupuk pada tingkatan yang tinggi secara tidak normal atau tingkatan keracunan (toxic levels), menyebabkan pertumbuhan tanaman berkurang dan mungkin menyebabkan kematian. Jumin (2005) menyatakan bahwa efisiensi pemupukan adalah ratio antara jumlah unsur pupuk yang dapat diabsorbsi tanaman dengan jumlah unsur pupuk yang diberikan. Efisiensi pemupukan dibatasi oleh total serapan unsur hara, lajunya pertambahan

bobot kering tanaman, persentase unsur hara dalam jaringan tanaman dan faktor lingkungan misalnya kelembaban tanah dan sifat pengikatan tanah.

Tanaman kontrol menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi

pseudobulb yang baru terbentuk pada akhir pengamatan. Kandungan unsur hara

yang terkandung dalam pupuk daun yaitu 25% N, 5% P, dan 20% K. Puspitasari (2006) menyatakan bahwa pemberian pupuk Hyponex merah (25:5:20) dengan konsentrasi 2 g/l dengan aplikasi tiga kali kemudian diselingi Hyponex biru (10:40:15) memberikan pengaruh yang nyata terhadap kecepatan berbunga pada tanaman anggrek Dendrobium sp. Var Thongchai Viroj. Supriyanto (2008) menyatakan bahwa pemberian pupuk daun dengan konsentrasi 2 g/l memberikan pengaruh yang baik terhadap tinggi tanaman, diameter batang, jumlah bunga, panjang tangkai, bunga dan diameter bunga pada anggrek Dendrobium sp. Var Thongchai Viroj.

Pengaruh Bahan Organik Chitosan dan Pupuk Guano

Faktor tunggal chitosan tidak memberikan pengaruh yang nyata dari awal sampai akhir pengamatan, sedangkan faktor tunggal guano 10 ml/l memberikan pengaruh nyata meningkatkan terhadap tinggi tanaman. Interaksi chitosan 20 ppm + pupuk guano 10 ml/l berpengaruh nyata meningkatkan tinggi tanaman.

Perlakuan pupuk guano tidak memberikan pengaruh yang nyata dari awal sampai akhir pengamatan terhadap jumlah pseudobulb yang baru terbentuk. Barus (2005) menyatakan bahwa tidak nyatanya pengaruh guano disebabkan oleh dua hal yaitu kandungan P dalam tanah sudah mencukupi kebutuhan tanaman, dan pengapuran dilakukan belum efektif sehingga P dapat difiksasi oleh Al, Fe, dan Mn. Sedangkan perlakuan chitosan 10 ppm pada akhir pengamatan nyata meningkatkan jumlah pseudobulb yang baru terbentuk bila dibandingkan perlakuan lain. Hal ini diduga karena tanaman menyerap chitosan secara lambat sehingga mempengaruhi jumlah pseudobulb yang baru terbentuk pada akhir pengamatan. Interaksi chitosan 10 ppm + pupuk guano 20 ml/l berpengaruh nyata pada akhir pengamatan terhadap jumlah pseudobulb.

Terdapat interaksi chitosan 20 ppm + pupuk guano 10 ml/l yang berpengaruh nyata meningkatkan terhadap jumlah daun pseudobulb yang baru

terbentuk. Hal ini diduga pada akhir pengamatan tanaman menyerap unsur yang terkandung dalam pupuk guano dan mengalami peningkatan proses penguraian bahan organik chitosan bila dibandingkan minggu sebelumnya.

Chitosan dan pupuk guano tidak menunjukkan adanya pengaruh yang

nyata terhadap tinggi, panjang daun, dan lebar daun pseudobulb yang baru terbentuk. Hal ini diduga karena pada 10-19 MSP adalah bulan musim kemarau, sehingga mengurangi penyerapan unsur hara yang diberikan. Tjondronegoro et al.

(1998) menyatakan bahwa perubahan suhu dengan kisaran yang tinggi 30-35ºC dapat menutup stomata. Peningkatan suhu mengakibatkan respirasi meningkat dan peningkatan konsentrasi karbon dioksida di dalam ruang antar sel.

Tangkai bunga muncul pada pseudobulb yang tidak mempunyai daun. Hal ini diduga karena suhu pada bulan Juli-Agustus 2011 relatif tinggi, kelembaban tinggi, dan penyinaran matahari tinggi, mengakibatkan pertumbuhan reproduktif lebih cepat dari pada vegetatif dan tanaman mengalami stress. Harjadi (1996) menyatakan bahwa jika proses repkroduktif lebih besar daripada proses vegetatif, maka penumpukannya karbohidrat lebih besar daripada penggunaannya sehingga menyebabkan pembungaan dan pembuahan lebih cepat. Harjadi (2009) menyatakan tanaman mencapai kedewasaan dengan segala perubahan internal, maka tanaman akan berbunga jika lingkungan mendukung. Lingkungan yang berpengaruh meliputi perubahan suhu, lama penyinaran, intensitas cahaya, komposisi hara, jumlah air tanah, dan perlakuan zat tumbuh yang diberikan.

Dokumen terkait