• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA

1. Paparan Data

Untuk mengetahui nilai pendidikan Islam dalam kehidupan Punakawan di Pewayangan., dapat didasarkan pada beberapa pendapat sumber informasi yaitu dari dalang dan video wayang Punakawan. Setidaknya, hasil wawancara dengan dalang dan hasil dari video dapat menjadi bentuk perwakilan informasi tentang nilai-nilai pendidikan Islam dalam kehidupan Punakawan di Pewayangan..

Adapun sumber datanya (informan) yaitu ; 1. Ki Sugeng (dalang)

2. Video wayang (Semar Mbangun Kayangan) 2. Temuan Penelitian

a) Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam kehidupan Punakawan di Pewayangan.

Wayang mempunyai pengaruh dan potensi yang sangat besar dalam kehidupan orang Jawa, akan tetapi untuk menilai besar kecil peranan wayang sangat tergantung dari tingkat intelektual para penontonnya. Karena jika penontonnya tidak tanggap atau tidakpeka dengan apa yang ditampilkan dan disampaikan dalam isi cerita wayang maka penontonnya akan kesulitan mengambil pelajaran didalamnya. Karena bagaimanapun wayang adalah suatu

47

kesenian, unsur utama wayang adalah hiburan yang diselipi tentang ajaran atau tuntunan-tuntunan hidup atau nilai-nilai pendidikan Islam terutama bagi masyarakat Jawa yang beraga Islam dalam peran “punakawan”.

Punakawan mengajarkan manusia untuk selalu berbuat kebijakan, antara lain: 1. Selalu menuntun kepada Allah SWT (beriman).

2. Tidak boleh riya‟

3. Sesama manusia itu harus tolong menolong, manusia satu dengan yang lainnya saling membutuhkan.

4. Manusia yang di atas jangan melupakan yang di bawah, dan yang di bawah jangan melupakan yang di atas.

5. Orang itu harus bisa menjaga keluarganya. 6. Selalu membantu anak yatim.

7. Orang yang punya derajat tapi tidak hati-hati maka akan jadi orang atau makhluk yang paling hina.

8. Harus selalu bersyukur kepada Allah SWT.

9. Serta ada empat pilar yang harus dimilki seorang khalifah (pemimpin) yaitu :

1) Hati samudra (karakter hati yang baik)

2) Berfikir cepat, tepat, benar cerdas dan rasional 3) Tidak mudah emosi

48

4) Jiwa yang baik (iman kepada Allah SWT, mencintai keluarga, mencintai tetangga, dan mengutamaka kemaslahatan rakyat.

Punakawan dalam menanamkan karakter pada dasarnya mengajarkan manusia selalu mengutamakan beberapa hal untuk menjadi pedoman hidup, yaitu :

1. Keimanan

Dalam ajaran Islam terdapat enam rukun iman yaitu iman kepada Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, ian kepada para malaikat Allah, iman kepada para nabi Allah, iman kepada hari kiamat, iman kepada qada dan qadar.

Punakawan semar sejatinya merupakan dewa mengejawantah, maka simboliknya mengajarkan kepada manusia untuk selalu bertaqwa dan percaya kepada adanya kekuatan dan kekuasaan Allah

2. Ibadah

Melaksanakan ibadah merupakan bukti kepatuhan kepada Allah. Manusia yang taat beribadahmerupakan cerminan manusia yang selalu berbuat kebajikan. Dan pandawa adalah simbol dari rukun islam yang lima. Sedangkan punakawan adalah abdi mereka yang dapat diinterpretasikan bahwa punakawan merupakan abdi yang selalu taat menjalankan dan mendampingi kelima rukun Islam tersebut.

49 3. Akhlak

Akhlak bisa diartikan sebagai tabiat, watak, budi pekerti, atau moral. Punakawan adalah guru spiritual yang berusaha mendidik pandawa agar menpunyai akhlak mulia, pendidikan ini selalu terlihat dalam lakon

Semar Mbangun Kayangan.

Akhlak yang berakhlak mulia sering dikaitkan dengan orang beramal, orang yang memiliki kesadaran moral senantiasa jujur. Tindakan orang yang bermoral tidak akan menyimpang dan selalu ber pegagang teguh pada nilai-nilai luhur. Bahkan dalam pergaulan di masyarakat, perbuatan orang bermoral cenderung akan diterima, disetujui, dan berlaku pada setiap waktu dan di manapun.

Dalam masyarakat jawa terkenal istilah becik ketitik olo ketara

(orang yang baik akan terlihat, orang jahatpun akan terlihat). Meskipun istilah ini sangat sederhana, namun sanagtlah berpengaruh cukup besar dalam kehidupan masyarakat jawa. Bagi masyarakat jawa orang jahat tidak mempunyai tempat dan ruang bebas, dan begitu pula sebaliknya orang jahat akan selalu akan dicemooh dan dikucilkan dari pergaulan di lingkungan masyarakat.

Kepedulian sosial ini dapat diwujudkan dengan banyak hal. Dalam konteks ajaran moral punakawan, bukti kepedulian sosial terlihat jelas dari

50

kedermawanan dan keberpihakan mereka kepada orang kecil (rakyak jelanta). Dalam islam, harta kekayaan dianggap sebagai amanah Allah yang harus gigunakan dengan sebaik-baikna. Bila amanah itu tidak dilaksanakan berarti telah menghianati Allah. Sebagaimana firman Allah:











































Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang Telah kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. dan orang-orang kafir Itulah orang-orang yang zalim”. (QS.al-Baqarah:254)

4. Persaudaraan

Setiap orang memiliki suatu perbedaan-perbedaan, baik disadari maupun tidak. Perbedaan mengimplikasikan perlunya saling toleransi antar sesama. Definisi toleransi sebagai satu prinsip sosial yang membolehkan orang lain menyampaikan pendapat dan berbuat sesuatu yang berbeda dengan pendapat orang lain. Toleransi pada dasarnya merupakan sikap lapang dada terhadap prinsip yang dipegang atau dianut orang lain, tanpa mengorbankan prinsip sendiri. Toleransi merupakan

51

wujud menghargai atas apa yang dikerjakan oleh orang lain.Salah satu contoh nilai toleransi yang diajarkan oleh tokoh Semar yaitu : “Sampeyan pancen bener gelem tata krama. Ngajeni dhateng sinten kemawon, satemeni ajine luwih aji sing ngajeni kaliyan sing diajeni.” Terjemahan : “Anda memang benar mau bertata krama. Menghargai kepada siapapun. Sesungguhnya lebih berharga yang menghormati daripada yang dihormati”.

Persaudaraan yang digambarkan dalam laku Semar menjadi sangat penting adanya tanpa melihat setiap perbedaan yang ada. Karena kewajiban setiap manusia adalah menjalin hubungan persaudaraan antar sesama, seperti halnya Semar yang menyadari perannya sebagai abdi sekaligus sebagai perawat, pembimbing, pelindung, pengarah kepada kebenaran.

4. Kesetia Kawanan

Setia Kawan Adalah rasa keteguhan hati yang kuatdalam pertemanan yang ditunjukkan dengan sikap-sikap seperti selalu ada dalam keadaan apapun, tidak berbohong dan mengkhianati teman, ikhlas dan tidak mengharapkan apapun dalam berteman, mau menerima kekurangan dan kelebihan teman, saling memprbaiki diri, jujur, berkasih sayang, tidak meninggalkan kawan ketika sedang terpuruk, mau memaafkan kesalahan,

52

suka membantu, mengingatkan jika teman melakukan kesalahan dan lain sebagainya.

Sedangkan pengertian setia kawan menurut Islam adalah perasaan bersatu, sekepentingan, sependapat dan sepenanggungan dalam suatu ikatan persahabatan. Serta kawan dalam Islam disebut juga dengan Ukhuwah Islamiyahyang artinya persaudaraan sesame muslim. Seperti halnya dalam tokoh Punakawan Semar, Gareng, Petruk dan Bagong, mereka selalu mengutamaka pertemanan atau kesetia kawanan. Contohnya dalam pertunjukan pewayangan mereka selalu mengingatkan hal kebaikan antara satu dengan yang lainnya, selalu menegur jika melakukan keslahan dalam berkata ataupun dalam berbuat. Dan mereka selalu kompak dan mendukung satu dengan yang lain.

5. Ketaatan pada Pemimpin

Dalam karakter Punakawan (Semar) berpesan kepada kita sebagai rakyat yaitu “Sebagai Pamong atau abdi, Janggan Semarasanta sangat setia kepada Bendara (tuan)nya”. Ia selalu menganjurkan untuk menjalani laku prihatin dengan berpantang, berdoa, mengurangi tidur dan bertapa, agar mencapai kemuliaan. Artinya kita sebagai rakyat atau abdi Negara harus setia atau taat kepada pemimpinnya.

Allah berfirman dalam surat An Nisa ayat 59





















53

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu”.

Mengapa Allah memerintahkan kita taat kepada pemimpin. Kalau taat kepada Allah dan Rasul-Nya sudah jelas, karena Rasullah yang menyampaikan pesan-pesan Allah. Tidak lain karena ketaatan kita kepada pemimpin memiliki arti kemanusiaan dan sekaligus ketuhanan; kebahagiaan dan persatuan; keselamatan dan kebersamaan; kerjasama dan persaudaraan, serta keteraturan dan ketaatan. Pemimpin tidak lain merupakan representasi wakil Allah dalam urusan duniawi agar visi memakmurkan bumi dan penduduknya dapat dilakukan melalui sistem yang teratur, tertib, berkeadilan dan ketaatan. Maka pemimpin dengan segala nilai kekurangan dan kelebihannya harus didukung.

6. Pengandian

Tokoh Punakawan selalu mengabdi pada ksatria yang selalu ingin menegakkan keadilan, penuh pengabdian, dan pen-jaga keharmonisan dunia. Tokoh-tokoh Punakawan ternyata selalu muncul diberbagai pentas pewayangan dan berbagai lakon wayang. Selain itu juga para tokoh Punakawan mengabdi dengan menjadi pengasuh para pahlawan Pandawa dan sekaligus menjadi penghibur, member motivasi serta menjadi penasehat bagi para ksatria Pandawa. Dan saat Negara genting, dikisahkan lewat adegan goro-goro, punakawan mengambil peran strategis untuk membereskan prahara yang terjadi.

54

b) Relevansi Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam kehidupan Punakawan di Pewayangan dalam masyarakat

Dakwah merupakan panggilan kembali ke jalan Tuhan, yaitu Allah SWT. Dengan demikian, salah satu fungsi punakawan adalah memperagakan tugas dan fungsi Wali Sanga pada zaman awal Islam di tanah Jawa. Semar merupakan pendakwah jalan kebaikan dan kebenaran. Kiai Lurah Semar Badranaya atau Nur Naya mempunyai arti cahaya tuntunan atau cahaya pemimpin, di mana dia seolah-olah sedang menjalankan tugas menuntun cahayanya ke jalan yang benar.

Seorang muslim sejati harus mampu melaksanakan segala apa yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarang oleh agama. Tujuannya agar menjadi manusia yang berbudi, berakhlak mulia, disayang orang banyak, dan suka menolong tanpa pamrih.

Jelaslah sudah bahwa tokoh-tokoh punakawan yang dibawa oleh Wali Sanga banyak memperkenalkan ajaran-ajaran Islam (aqidah, syari‟ah, dan

akhlaq) melalui plot cerita yang dibangun berdasarkan perilaku punakawan, selain itu juga keberadaan Punakawan dapat dijadikan kritik sosial terhadap pemerintahan atau para penguasa di negeri ini. Mereka memang dewa yang kemudian berubah bentuk menjadi jelek hingga dapat dikatakan sebagai perlambang wong cilik. Mereka sesungguhnya mewakili rakyat kecil menyerukan kebaikan-kebaikan kepada para penguasa. Pada dasarnya

55

Punakawan merupakan sesuatu yang luhur karena diciptakan untuk tujuan yang mulia. Mereka dapat dikatakan sudah menjadi ikon budaya bangsa. Dengan tokoh utama Petruk dan Gareng cukup mendapat tempat di hati masyarakat. Mereka tampil dengan kepolosan, dan kejenakaan lewat kesialan mereka yang terlindas pembangunan kota dan masih cenderung mengkritisi sesuatu.

Seiring dengan berkembangnya zaman, wayang sebagai kesenian tradisional adilihung tidak akan pernah lekang di makan waktu. Punakawan sebagai salah satu milik asli masyarakat Jawa akan terus hidup dan dinamis setia dipakai sebagai media penyampai gagasan dan kritik-kritik demi keharmonisan kehidupan manusia yang akan datang. Sebagaimana arti dari Punakawan yaitu, teman yang memahami, mereka bukan hanya sebatas simbol, mereka akan terus hidup dan setia mendampingi manusia baik yang baik atau jahat, menjadi hati nurani yang meneriakan kebenaran, keadilan dari berbagai gejolak sosial dalam kehidupan di dunia ini.

Dengan demikian pendidikan aqidah, ibadah dan akhlak, pendidikan ukhuwah juga menjadi pilar kekuatan Islam, dengan ukhuwah, amanah, persaudaraan, kesetia kawanan, taat kepada pemimpin dan pengabdian. dapat memudahkan membangun masyarakat madani (berkarakteristik, damai, rukun dan tolong menolong). Nilai-nilai itu akan terwujud manakala manusia dapat membangun ukhuwah seperti yang di ajarkan oleh tokoh Punakawan dalam

56

pewayangan. Serta pendidikan amanah adalah tuntunan iman, amanah merupakan urusan yang terkait dengan jiwa dan akal. Barang siapa yang hatinya kehilangan sifat amanah maka ia akan menjadi orang yang mudah berdusta dan khianat. Amanah Amar Ma‟ruf nahi munkar, seseorang muslim memikul amanah untuk menyeru atau mengajak manusia lain untuk mengerjakan kebaikan dan menjauhi kemungkaran. Dengan demikian dari semua pendidikan yang disampaikan tokoh Punakawan jika dapat dilakukan oleh manusia maka akan tercipta masyarakat yang madani.

c) Penerapan Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam kehidupan Punakawan di masyarakat.

Dalam menanamkan karakter yang luhur atau penerapan punakawan dalam nilai-nilai pendidikan agama Islam pada masyarakat di dalam pertunjukan wayang kulit yaitu seperti halnya menjadi penasehat para kesatria, penghibur, kritisi sosial, bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Sehingga puakawan secara karakteristik sebenarnya mewakili profil umum manusia, mereka adalah tokoh multi peran yang dapat menjadi penasehat para penguasa atau satria. Dalam pementasan wayang kulit punakawan biasanya dikeluarkan untuk sesi dagelan (lawakan) di tengah cerita, tujuannya adalah memberikan istirahat sejenak agar para penonton tidak jenuh.

Cara punakawan dalam menanamkan karakter dengan melalui cerita percakapan, yang didalamnya mengandung nilai-nilai pendidikan agama

57

Islam yang dapat dijadikan pandangan bagi masyarakat atau penonton dalam pagelaran wayang kulit. Nilai-nilai pendidikan Islam atau pesan-pesan moral dapat dipetik dialog percakapan secara tersirat maupun tersurat antar tokoh punakawan maupun dengan tokoh pewayangan yang lain. Akan tetapi dalam pementasan wayang kulit juga harus dipersiapkan secara baik. Karena pertunjukan wayang kulit terkait dengan cerita, penyampaian cerita dilakukan dengan memperhatikan langkah-langkah antara lain yaitu pemilihan cerita, pengkondisian tempat, dan teknik dalam bercerita. Nasehat atau cerita merupakan cara mendidik yang mengandalkan bahasa, baik lisan maupun tertulis dalam mewujudkan interaksi dengan penonton(masyarakat). Cerita-cerita dalam tooh wayang menggambarkan kehidupan tokoh-tokohnya yang kongkret sebagai teladan. Melalui cerita, masyarakat dapat memelihara secara langsung bagaimana karakter-karakter yang dimiliki oleh tokoh wayang dan bisa mengambil pesan moral yang ada di dalam cerita.

Dalam pertunjukan wayang, dalang mempunyai peranan paling utama sehingga mereka harus menguasai teknik perkeliran (pertunjukan wayang kulit) dengan baik di bidang seni sastra, seni karuwitan, seni menggerakan boneka-boneka wayang kulitnya, maupun penjiwaan karakter wayang serta harus terampil dalam membawakan lakon-lakon. Peran dalang dalam menghidupkan peran punakawan dalam pentas wayang kulit diantaranya dengan mengawali menghidupkan punakawan selalu diiringi dengan lagu lagu

58

dan gending-gending, dalam memerankan punakawan tidak hanya pada saat goro-goro, kadang di awal cerita atau ditengah-tengah cerita, kemudian dalam memerankannya pun selalu menhibur dengan laeakan-lawakan atau lelucon guyonan serta juga diselingi dengan wayang yang berbentuk manusia dan limbukkan yang fungsinya sebagi penghibur. Hal itu bertujuan untuk menarik para penonton dan agar terhibur.Selain itu dalam memerankan punakawan dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, dialog-dialog lelucon atau percakapan sehari-hari dan cerita-cerita dalam kehidupan nyata yang masih sesuai dengan pakem, yang tujuannya agar penonton memahami isi cerita dan dapat menarik pesan-pesan yang terkandung dalam cerita wayang yang diperankan oleh punakawan. Selain itu memerankan tokoh punakawan diadakan tukar dialog secara langsung dengan orang (pemain pendukung, sinden, wiyogo dan dagelan).

Dalang sebagai juru dakwah harus mampu melaksanakan tugasnya dalam memberi penerangan agama. Untuk melaksanakan tujuan dakwah melalui pemayangan dan agar mudah diterima oleh masyarakat, maka para mubaligh menggunakan simbol atau falsafat.

Wayang kulit penuh dengan simbolik. Dalam pertunjukannya menggambarkan perjalanan hidup manusia, yakni manusia yang mencari keinsyafan akan sangkaan -perannya, bukan manusia yang hanya hidup dan tidak mati. Gambaran yang jelas dapat dilihat dari struktur lakon yang

59

dibawakan oleh dalang yakni menceritakan perjalanan hidup salah satu tokoh pewayangan. Salah satu perlengkapan yang disebut Gunungan yang memiliki makna simbolis. Gunungan menyerupai jantung manusia. Hal ini mengandung falsafah bahwa dalam kehidupan umat islam, jantung hatinya harus senantiasa berada di masjid.

60 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis data hasil dasi penelitian Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam kehidupan Punakawan di Pewayangan, penulis dapat menyimpulkan dari hasil penlitian, yaitu:

1. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam kehidupan Punakawan di Pewayangan, dalam masyarakat adalah pendidikan aqidah, pendidikan ibadah, pendidikan akhlak, pendidikan ukhuwah, amanah, persaudaraan, kesetia kawanan, taat kepada pemimpin dan pengabdian.

2. Relevansi nilai-nilai Pendidikan Islam dalam kehidupan Punakawan di Pewayangan dalam masyarsakat

Sangat berpengaruh sekali dalam relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam kehidupan Punakawan dalam masyarakat sebagai berikut : 1) pendidikan aqidah

2) ibadah dan akhlak 3) pendidikan ukhuwah 4) Pendidikan amanah 5) persaudaraan 6) kesetia kawanan

7) taat kepada pemimpin dan 8) pengabdian.

61

Dari pendidikan diatas dapat memudahkan membangun masyarakat madani (berkarakteristik, damai, rukun dan tolong menolong). Nilai-nilai itu akan terwujud manakala manusia dapat membangun ukhuwah seperti yang di ajarkan oleh tokoh Punakawan dalam pewayangan. Serta pendidikan amanah adalah tuntunan iman, amanah merupakan urusan yang terkait dengan jiwa dan akal. Barang siapa yang hatinya kehilangan sifat amanah maka ia akan menjadi orang yang mudah berdusta dan khianat. Amanah Amar Ma‟ruf nahi munkar, seseorang muslim memikul amanah untuk menyeru atau mengajak manusia lain untuk mengerjakan kebaikan dan menjauhi kemungkaran.

Dengan demikian dari semua pendidikan yang disampaikan tokoh Punakawan jika dapat dilakukan oleh manusia maka akan tercipta masyarakat yang madani.

B. Saran

Karena pentingnya pendidikan aqidah atau ketuhanan, pendidikan ibadah sebagi bentuk ketaqwaan, serta pendidikan akhlak yang mulia sebagai implementasi dari pendidikan aqidah dan pendidikan ibadah, guru pada zaman sekarang dituntut untuk bisa membawa mata pelajaran pendidikan yang inofativ, kreatif, serta menggunakan metode dan media yang tepat, supaya

62

anak didik dapat menerima, memahami, dan mengamalkan apa yang telah disampaikan oleh para guru.

Moral atau budi pekerti anak pada zaman sekarang sangatlah mulai berkurang karena kebanyakan mengadopsi dari kebudayaan barat yang penuh dengan kebebasan. Dengan adanya pengaruh dari kebudayaan barat, pendidik harus extra menanamkan pendidikan moral sebagi mana yang telah tertanam sejak zaman dahulu yang penuh dengan sopan santun, berdubu pekerti, aklak yang mulia dan lain-lainnya, pendidik juga harus memberi contoh yangbaik bagi para anak didiknya.

Dengan berkembangnya yang serba moderen, anak didik semakin tergiur dengan teknologi yang serba canggih, dan mulai lupa dan tidak tahu denga kebudayaan dan kekayaan yang dimiliki bangsa ini, dengan itu pendidik juga harus mengenalkan kebudayaan dan kekayaan yang dimiliki bangsa ini, seperti contohnya dengan menggunakan wayang sebagai media pembelajaran dengan berceramah dan menunjukkan sifat-sifat mulia yang dimiliki dari tokoh wayang tersebut.

Dokumen terkait