• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS

A. Paparan Data

1. Profil Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga a. Identitas Madrasah

Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga Alamat Sekolah : Dusun Gamol RT 04/06 Desa Kecandran Kecamatan : Sidomukti

Kota : Salatiga

Provinsi : Jawa Tengah

NSM : 111133730001

NPSN : 60713834

Kode Pos : 50723

Tahun didirikan : 1997

Waktu Beroperasi : 17 / 04 / 1997 Status Tanah : Milik Yayasan Surat Kepemilikan Tanah : Sertifikat Akte Status Banguanan : Milik Negara Luas Bangunan : 504 M2 b. Data Ruang

2) Ruang Guru : 1 ruang 3) Ruang Perpustakaan : 1 ruang 4) Ruang Tata Usaha : 1 ruang 5) Ruang kelas : 13 ruang 6) Toilet Siswa : 3 ruang 7) Toilet Guru : 1 ruang 8) Gudang : 1 ruang 9) Ruang UKS : 1 ruang 10) Mushola : 1 ruang 11) Koperasi : 1 ruang c. Keadaan Lingkungan Sekolah

1) Jenis bangunan yang mengelilingi sekolah : a) Sebelah selatan : Rumah Warga

b) Sebelah barat : Rumah Warga

c) Sebelah timur : Rumah Warga dan Kebun Salak d) Sebelah utara : Rumah Warga

2) Kondisi lingkungan sekolah

Lingkungan sangat berpengaruh pada proses pembelajaran. Dengan lingkungan yang kondusif, maka kegiatan siswa maupun guru dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan observasi yang telah kami lakukan, Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga terletak pada posisi yang cukup kondusif dan strategis untuk kegiatan pembelajaran. Letaknya diberada di jalan lingkar salatiga. Madrasah ini terletak di dusun Gamol.

Kira-kira dapat ditempuh sekitar 15 menit dari kota Salatiga dan mudah diakses dari berbagai arah. Banyak warga sekitar yang mempercayakan putra-putri untuk menimba ilmu di Madrasah yang satu-satunya Madrasah Negeri di Kota Salatiga.

d. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah 1) Visi Madrasah

“Unggul dalam prestasi dan berakhlak mulia”

2) Misi Madrasah

a) Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar

b) Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) c) Meningkatkan kegiatan pengembanan diri dan ekstrakuriler

d) Membiasakan nilai-nilai keagamaan e) Meningkatkan potensi peserta didik f) Membiasakan budaya tertib dan disiplin

g) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) 3) Tujuan Madrasah

a) Terwujud peserta didik yang berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik

b) Terwujud dalam nilai ujian madrasah rata-rata 6,5

c) Terwujud peserta didik dalam penguasaan dasar-dasar komputer d) Terbentuknya pribadi peserta didik yang islami

e) Terwujudnya eksistensi madrasah yang kompetitif

e. Data Guru dan Pegawai di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga

No. Nama Guru Jabatan

1. Samhadi, S.Pd Kepala Madrasah

2. Ruchani, M.Pd.I Kurikulum dan Guru Kelas V B 3. Mustafifah, S.Pd.I Guru Kelas I A

4. Zuhrotun, S.Pd.I Guru Kelas I B 5. Dra. Mukhasanah Guru Kelas IC 6. Abdul Rohim, S.Pd.I Guru Kelas II A 7. Tri Pujiastiti, S.Ag., M.Pd. Guru Kelas II B 8. Rozikin, S.Ag Guru Kelas II C

9. Taat Santoso, S.Pd Guru Kelas III A dan Bendahara 10. Aminudin Latif, S.Pd.I Guru Kelas III B

11. Khoiron, S.Ag Guru Kelas IV A

12. Nur Zainudin, S.Pd.I Guru Kelas IV B dan Badan Kesiswaan

13. Nur Hidayah, S.Pd.I Guru Kelas V A 14. Mahsun Azmi, S.Ag Guru Kelas VI B 15. Humaidi, S.Pd.I Guru PAI

16. Ahmad Tamizin, S.Pd.I Guru PAI

17. Wawan Qodratullah Tata Usaha dan Pustakawan 18. Abdul Manaf, S.Pd Guru Olahraga, Bendahara dan

Petugas UKS

19. Supri Pembantu Umum

20. Ponimin Pembantu Umum

Tabel 4.1 Data Guru dan Pegawai di MIN Salatiga f. Data Siswa Tahun Ajaran 2017/ 2018

Kelas I A (Putra-putri) : 23 siswa Kelas I B (Putra-putri) : 22 siswa

Kelas I C (Putra-putri) : 22 siswa Kelas 2A (Putra-putri) : 22 siswa Kelas 2B (Putra-putri) : 21 siswa Kelas 2C (Putra-putri) : 21 siswa Kelas 3A (Putra-putri) : 29 siswa Kelas 3B (Putra Putri) : 28 siswa Kelas 4A (Putra-putri) : 30 siswa Kelas 4B (Putra-putri) : 31 siswa Kelas 5 A (Putra-putri) : 27 siswa Kelas 5 B (Putra-putri) : 27 siswa Kelas 6 (Putra-putri) : 27 siswa

2. Profil Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Salatiga a. Identitas Sekolah

Nama : MI Unggulan Ma’arif Pulutan

Alamat : Jalan Dipomenggolo nomor 25 Kelurahan : Pulutan

Kecamatan : Sidorejo Kota : Salatiga Provins : Jawa Tengah Kode Pos : 50716

Telepon : (0298) 328996

E-mail : milanpulsa@gmail.com

Status : Swasta Jumlah Siswa : 512 Jumlah Guru : 30 Jumlah Kelas : 21

Kepala Madrasah : Drs. H. Abdul Basith, M.Pd.I b. Struktur Organisasi

1) Kepala Madrasah : Drs. H. Abdul Basith, M.Pd.I 2) Bendahara : Siti Anisah, S.Pd.I

3) Tata Usaha : Isna Maziyati, AMD 4) Kord. Sat. Pendidikan Bidang Kurikulum : Aini Nur Faizah, S.Pd 5) Kord. Sat. Pendidikan Bidang Kesiswaan : Umi Tasrifah, S.Pd 6) Kord. Sat. Pendidikan Bidang Sarpras : Saefudin Kolyubi, S.Pd.I 7) Kord. Sat. Pendidikan Bidang Humas : M. Agus Indriyanto, S.Pd.I

8) Guru BK : Yeni Setiyawan, S.Ps.I

9) Guru Mata Pelajaran : Saefudin Qolyubi, S.Pd.I , Khurotul Aini, S.Pd.I, RA Mulia Aminah, Lc , Murtadho, S.Ag

10) Tenaga Kebersihan dan Penjaga Sekolahan : Khusnul, Nur Wahid.

c. Sejarah MI Ma’arif Pulutan Salatiga

MI Ma’arif Pulutan didirikan pada tahun 1954 oleh para tokoh

masyarakat Desa Pulutan antara lain KH. Asnawi, H. Qolyubi, H. Achmad, KH. Nawawi, H. Ridwan, dan H. Abdur Rouf.

Pada awal berdirinya, kegiatan belajar mengajar berlangsung di beberapa rumah penduduk yang dipinjam oleh madrasah. Rumah-rumah ter sebut antara lain milik H. Ridwan, H. A. Insan, H. Abdur Rouf, H. Qolyubi, dan Amin Ansor. Proses pembelajaran berlangsung sangat sederhana dengan sistem klasikal dan menggunakan media pembelajaran yang sangat terbatas. Manajemen madrasah yang diterapkan juga sangat sederhana, bahkan para guru yang mengajar di madrasah tidak mendapatkan gaji dari madrasah. Jumlah siswa pada masa-masa awal ini relatif besar rata-rata 50 siswa per kelas.

Kondisi ini berjalan sampai dengan tahun 1962, dimana madrasah menempati gedung belajar yang tidak berpencar-pencar yakni di rumah H. Ridwan. Pada tahun 1966 kegiatan pembelajaran madrasah berpindah menempati Balai Desa Pulutan. Pada tahun 1968 masyarakat menghendaki pendirian gedung madrasah. Maka didirikanlah gedung madrasah 4 ruang kelas dengan menggunakan areal tanah desa. Melihat kondisi MI yang masih berdiri di tanah desa, maka keluarga Bani Yusuf mengambil prakarsa untuk mewakafkan sebagian tanah guna pembangunan gedung madrasah. Pembangunan gedung mulai dilakukan dengan dukungan dana dari Keluarga Bani Yusuf. Gedung unit I berjumlah 5 ruang kelas untuk Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) dan gedung unit II berjumlah 5 ruang kelas untuk Madrasah Ibtida’iyah

(MI). Kondisi madrasah ini berlangsung hingga sekarang dengan berbagai kekurangan, kelebihan, hambatan, maupun tantangan yang ada.

d. Visi, Misi, Tujuan dan Target Madrasah 1) Visi Madrasah

Terwujudnya centre of excellence on Elementery School dalam agama, dan budi pekerti, bahasa, dan sains-tech.

2) Misi Madrasah

a) Membangun rasa cinta dan bangga terhadap agama, bangsa, dan tanah air.

b) Menanamkan nilai-nilai ajaran Islam Ahlusunah Wal Jamaah dalam perilaku sehari-hari.

c) Membentuk akhlak mulia dan berprestasi tinggi.

d) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan beragam bahasa (Arab, Inggris, dan Jawa).

e) Membekali Sains-tech tepat guna. 3) Tujuan Madrasah

a) Membentuk lulusan madrasah yang memiliki aqidah islamiyah mantap.

b) Mencetak lulusan madrasah yang memiliki kedalaman ilmu pengetahuan dan teknologi.

c) Menciptakan lulusan madrasah yang memiliki keluasan wawasan mengenai agama Islam

e) Membentuk lulusan madrasah yang mengedepankan moralitas dan akhlaq al-karimah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

f) Menciptakan lulusan madrasah yang kompetitif baik untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi maupun dalam kehidupan sehari hari.

4) Target Madrasah

a) Membekali lulusan dengan aqidah islamiyah.

b) Membekali lulusan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. c) Membekali lulusan dengan ilmu agama Islam.

d) Membiasakan lulusan dengan moralitas keislaman dan akhlaq al-karimah.

e) Membekali lulusan dengan rajin beribadah. e. Administrasi Perlengkapan

Komponen Indikator Ada/ Tidak ada Teratur/ Tidak Pelasana KS/G/T U A.Perencanaan 1. Daftar pengajuan/

pembelian

Ada Teratur TU

a. Setiap minggu Tidak ada

- -

b. Setiap bulan Ada Teratur TU c. Setiap tahun Ada Teratur TU 2. Tempat

penyimpanan barang

3. Catatan pemeliharaan barang Ada Teratur TU 4. Daftar sewa barang Ada Teratur TU

B. Pengelolaan 1. Daftar Pinjaman barang

Ada Teratur Sarpras

2. Daftar tata cara penggunaan

Ada Teratur Sarpras

3. Daftar penerimaan barang

Ada Teratur Sarpras

4. Buku pemeriksaan barang

Ada Teratur Sarpras

5. Buku inventaris barang

Ada Teratur Sarpras

6. Daftar inventaris barang tiap ruangan

Ada Teratur Sarpras

C.Inventaris Barang

1. Kartu nomor inventaris barang

Ada Teratur Kepala Sekolah 2. Sertifikat tanah Ada Teratur Kepala

Sekolah 3. Surat ijin

mendirikan bangunan

Ada Teratur Kepala Sekolah

4. Gedung Ada Teratur Kepala Sekolah 5. Ruang Kepala

Sekolah

Ada Teratur Kepala Sekolah 6.Ruang guru Ada Teratur Kepala

Sekolah 7.Ruang TU Ada Teratur Kepala

Sekolah 8.Ruang kelas Ada Teratur Kepala

Sekolah 9.Ruang serbaguna Ada Teratur Kepala

Sekolah 10.Ruang tamu Ada Teratur Kepala

Sekolah 11.Gudang Ada Teratur Kepala

Sekolah 12.Ruang UKS Ada Teratur Kepala

Sekolah 13.Ruang Ibadah Ada Teratur Kepala

Sekolah D.Keadaan Barang/ Ruang 1. Ruang perpustakaan

Ada Teratur Kepala Sekolah 2. KM/ toilet

3. Ruang

Laboratorium

Ada Teratur Kepala Sekolah 4. Ruang penjaga Ada Teratur Kepala

Sekolah 5. Dapur Ada Teratur Kepala

Sekolah 6. Meja dan kursi Ada Teratur Kepala

Sekolah 7. Papan tulis Ada Teratur Kepala

Sekolah 8. Perabot sekolah

lainnya

Ada Teratur Kepala Sekolah

9. Halaman Ada Teratur Kepala Sekolah 10.Taman Ada Teratur Kepala

Sekolah 11. Tempat parkir Ada Teratur Kepala

Sekolah 12. Kantin Ada Teratur Kepala

Sekolah E. Penghapusan/ mutasi barang 1. Daftar mutasi barang

Ada Teratur Sarpras dan TU 2. Daftar

penghapusan barang

Ada Teratur Sarpras dan TU

3. Arsip ditempatkan dalam tempat khusus:

Ada Teratur Sarpras dan TU

a. Map Ada Teratur Sarpras dan TU b. Filling cabinet Tidak

ada

- -

4. Map/ ordner di letakkan di lemari

Ada Teratur Sarpras dan TU

Tabel 4.2 Administrasi Perlengkapan MI Ma’arif Pulutan Salatiga

B. Analisis Data

1. Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga

Upaya-upaya yang dilakukan guru MIN Salatiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV diantaranya sebagai berikut: 1) Upaya dalam Memotivasi Siswa

Guru kelas IV menciptakan suasana kelas yang kental akan semangat untuk bersaing, supaya siswa berkompetisi dengan teman-temannya. Sebagai contoh, setelah selesai melakukan ulangan harian, PTS, PAS dan sebagainya setiap siswa diharuskan untuk hafal nilai yang diperolehnya, kemudian saat guru akan input nilai, setiap siswa dipanggil secara urut sesuai presensi dan menyebutkan nilai yang diperolehnya secara lantang dan percaya diri. Sehingga ketika siswa mendengar temannya memperoleh nilai yang lebih tinggi dari siswa lainnya maka timbul rasa ingin bersaing untuk menjadi lebih baik dari teman-temannya. Dan siswa yang memiliki nilai rendah akan merasa malu sehingga ia akan belajar lebih giat atau minimal ia akan mendengarkan penjelasan guru dengan baik di dalam kelas.

2) Upaya dalam Membimbing Siswa

Guru mengadakan les di malam pada hari selasa dan kamis di sekolah. Di dalam kelas les ini, guru memberikan kesempatan khusus bagi siswa untuk bertanya mengenai materi-materi yang belum dipahaminya didalam proses pelaksanaan pembelajaran. Guru kelas IV MIN Salatiga mengadakan les pada malam hari yang dilakukan dua kali dalam

seminggu, setelah shalat isya’ mulai pukul 19.00 sampai pukul 20.00 WIB,

Guru tidak mewajibkan siswa untuk mengikuti kegiatan les malam ini karena tidak semua siswa berdomisili di daerah sekitar madrasah.

Les malam bertempat di madrasah. Alasan guru memilih di madrasah karena letak madrasah yang berada di tengah-tengah daerah domisili siswa. Juga tempat, sarana prasarana serta kondisi yang lebih memadai daripada dilakukan di rumah guru.

3) Upaya dalam Proses Pelaksanaan Pembelajaran

a) Memindahkan pembelajaran matematika di awal pelajaran.

Upaya guru selanjutnya yakni memindahkan pelajaran matematika di pagi hari pada awal pembelajaran. Maksudnya apabila pada hari tersebut jadwal pelajaran matematika ada pada jam ke 4 guru kelas dapat memindahkan pelajaran matematika pada awal pembelajaran/pagi hari. Alasan guru memindahkan pelajaran matematika di pagi hari supaya siswa dan guru belajar matematika dalam keadaan segar dan masih memiliki fokus yang tinggi.

b) Sarapan pagi matematika.

Sarapan pagi matematika dimana guru memberikan 5 soal matematika kepada siswa setiap pagi pada awal pembelajaran secara spontan. Guru bertujuan untuk menstimulasi kembali ingatan siswa mengenai materi yang dipelajari pada hari sebelumnya dan membiasakan siswa untuk selalu siap menerima tantangan.

Guru matematika di MIN Salatiga kelas IV memiliki strategi supaya siswa memiliki pemahaman mengenai materi matematika yang diajarkan dengan cara menyelesaikan materi matematika satu semester dalam setengah semester saja kemudian mengulangi materi matematika tersebut dalam setengah semester berikutnya. Pada setengah semester yang digunakan untuk mengulang materi tersebut, guru menambahi dengan

drill/latihan soal pada setiap akhir pembelajaran untuk menekankan supaya siswa benar-benar paham mengenai materi yang diajarkan oleh guru.

d) Membiasakan siswa akan lingkungan kelas yang cinta akan matematika.

Upaya yang dilakukan guru kelas IV MIN Salatiga yakni membiasakan siswa akan lingkungan kelas yang cinta akan matematika. Di dalam kelas, guru memberikan hiasan-hiasan dinding berupa MMT perkalian, pembagian dalam ukuran besar dengan tujuan ketika mengerjakan soal, siswa dengan cepat bisa menyelesaikannya tanpa terhambat beberpa detik untuk menghitung perkalian atau pembagian.

Guru juga menanamkan pola pikir kepada siswa jika pelajaran matematika itu mudah untuk dikerjakan sehingga membuat siswa menjadi suka akan pelajaran matematika. Seperti ketika di dalam kelas apabila guru memberikan soal dan ada siswa yang jawaban soalnya berbeda dengan siswa yang lain maka guru memintanya untuk maju kedepan, di bahas bersama-sama dengan penjelasan yang gamblang dan mudah dipahami

siswa, darisitulah siswa bisa merasakan bahwa matematika itu mudah jika mengerti cara mengerjakannya.

e) Menggunakan model dan metode pembelajaran yang variatif.

Di dalam pembelajaran guru menggunakan model dan metode pembelajaran yang bervariatif. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru yakni;

(1) Model pembelajaran active learning dimana siswa di tuntut untuk aktif dalam pembelajaran dan guru memfasilitasinya dengan menggunakan berbagai permainan di dalam pembelajaran.

(2) Model pembelajaran cooperative learning yang mengharuskan siswa bekerjasama dengan siswa lainnnya di dalam pembelajaran. Dalam menggunakan model pembelajaran ini guru memilih untuk menggunakan beberapa metode pembelajaran diantaranya;

(a) Metode pembelajaran tutor sebaya. Guru meminta siswa yang sudah bisa/dianggap mampu oleh guru untuk mengajari temannya yang belum bisa di dalam kelas. Menurut guru, siswa akan lebih mudah memahami penjelasan siswanya karena bahasa yang digunakan sesama teman lebih komunikatif.

(b) Metode ceramah seperti pada pembelajaran umumnya karena guru diharuskan untuk menjelaskan materi di dalam pembelajaran.

(c) Metode tanya jawab sebagai salah satu cara yang digunakan guru untuk berkomunikasi setelah guru selesai menjelaskan materi serta

memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya kepada guru mengenai materi-materi yang belum dipahaminya.

(d) Metode drill/latihan soal. Guru menggunakan metode ini sebagai sarana untuk memperdalam pemahaman siswa mengenai materi yang telah diajarkan guru melalui latihan soal yang dilakukan di setiap akhir pembelajaran.

f) Menggunakan berbagai permainan dalam pembelajaran, diantaranya: (1) Memilih 3 siswa putra dan 3 siswa putri.

Permainan ini sebagai variasi metode pembelajaran yang diciptakan oleh guru kelas IV MIN Salatiga sendiri. Cara guru menerapkan permainan ini yaitu dengan menunjuk 6 siswa secara acak yang terdiri dari 3 siswa putra dan 3 siswa putri. Kemudian seorang perwakilan siswa putra dan putri diminta untuk melakukan suit, dan yang menang mendapatkan tugas untuk membuat soal dan yang kalah diminta untuk mengerjakan soal yang telah dibuat siswa yang menang.

(2) Menggunakan permainan sing sing so, mirip permainan do mika do. Masih serumpun dengan permainan diatas guru menciptakan suasana pembelajaran mateatika yang menyenangkan didalam kelas yakni menggunakan permainan sing sing so, permainan sing sing so ini diterapkan dengan cara menyanyikan lagu sambil menunjuk siswa urut dari tempat duduk paling depan/belakang, urut berjalan ke samping kiri sampai lagu habis. Siswa yang tertunjuk ketika lagu habis itulah yang akan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

(3) Menunjuk anak untuk mengerjakan soal di depan dengan menggunakan tanggal atau bulan pada saat itu.

Permainan yang ini sudah tidak asing lagi dan bahkan sudah sering digunakan oleh guru-guru lain. Yakni menunjuk siswa untuk mengerjakan soal di depan dengan cara melihat bulan/tanggal pada hari dilaksanakan pembelajaran matematika tersebut. Misalnya pada hari itu adalah tanggal 17 maka yang maju mengerjakan soal kedepan adalah siswa yang memiliki nomer presensi 17.

(4) Menerapkan sistem ganjil genap untuk mengerjakan soal.

Permainan yang ini juga sudah sering digunakan di dalam kelas yakni meminta siswa untuk mengerjakan soal yang telah disediakan guru di depan/di dalam buku dengan menerapkan sistem ganjil genap. Dimana siswa yang memiliki nomor presensi ganjil mengerjakan soal yang ganjil saja dan siswa yang memiliki nomor presensi genap mengerjakan soal yang genap saja.

Uraian diatas sesuai dengan yang diungkapkan guru kelas IV bapak Nur Zainudin, S.Pd.I dalam wawancara:

“Saya mengadakan les di malam pada hari selasa dan kamis khusus

kelas saya di sekolah, lesnya tidak wajib namun hampir semua siswa mengikuti lesnya kecuali yang rumahnya jauh. Kemudian cara saya sendiri yaitu memindah pembelajaran matematika di awal pelajaran. Karena matematika itu harus diterima siswa saat keadaan mereka masih fresh.

Kemudian saya juga mengadakan program sarapan pagi matematika di kelas saya yaitu 5 soal matematika setiap pagi pada awal pembelajaran. Terus saya juga menyelesaikan materi matematika satu semester dalam setengah semester, kemudian di ulangi lagi di setengah semester berikutnya ditambahi drill soal. Dan silahkan dilihat dan ditanya sendiri, saya membentuk dan membiasakan anak akan lingkungan kelas yang cinta akan matematika, anak-anak di kelas menjadi suka matematika. Saya

sering menyuruh anak yang sudah bisa mengerjakan soal untuk mengajari temannya yang belum bisa. Juga saya sering mengadakan permainan dengan cara memilih 3 siswa putra dan 3 siswa putri, kemudian di suruh memilih untuk membuat soal atau mengerjakan soal. Juga terkadang menggunakan permainan sinsinso, menunjuk anak untuk mengerjakan soal di depan dengan menggunakan tanggal atau bulan, saya juga sering bertanya kepada siswa ketika disuruh mengerjakan soal: siapa yang jawabannya berbeda? Yang berbeda di suruh maju kedepan. Berkelompok untuk mengerjakan suatu soal. Dan menerapkan sistem ganjil genap ketika menyuruh siswa untuk mengerjakan soal.” (W/G/NZ/15-03-2018)

Kepala Madrasah juga menunjang upaya-upaya yang guru lakukan dalam meningkatkan prestasi belajar matematika kelas IV di MIN Salatiga yakni:

1) Membantu mencari model-model pembelajaran matematika yang ada di luar untuk di terapkan di MIN Salatiga.

2) Mewajibkan guru untuk selalu berkreasi dan mengembangkan keprofesionalannya.

3) Berusaha menyediakan sarana prasarana yang menunjang dalam pembelajaran matematika.

4) Berusaha menambah media pembelajaran matematika, dan

5) Selalu memotivasi siswa untuk mengikuti lomba-lomba atau olimpiade di bidang OSN dan KSM.

Sebagaimana yang diutarakan oleh Bapak Kepala Madrasah MIN Salatiga, yaitu Bapak Abdul Basith dalam wawancaranya. Upaya Kepala Madrasah untuk menunjang guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa yaitu:

“Untuk upaya saya selaku kepala madrasah, membantu mencarikan

model-model pembelajaran matematika yang ada di luar untuk di terapkan disini. Contohnya pembelajaran matematika dengan menggunakan metode

jari pitung. Meskipun penyelenggara jari pitung motifnya bisnis, saya tidak peduli. Karena saya ingin mengambil ilmunya itu untuk di salurkan kepada siswa. Kemudian mewajibkan guru untuk selalu berkreasi dan mengembangkan keprofesionalannya. Saya juga berusaha menunjang sarana prasarana, menambah media pembelajaran matematika meskipun menggunakan media yang terjangkau dengan memanfaatkan barang-barang yang ada di sekitar. Dan saya selalu memotivasi anak untuk mengikuti lomba-lomba atau olimpiade di bidang OSN dan KSM.”

(W/KS/S/15-03-2018)

Hal tersebut diatas mengenai upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga sesuai dengan teori dalam bab II:

Cooperative Learning

Menurut Isjoni (2001: 29) model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill) termasuk interpersonal skill. Model kooperatif adalah model belajar yang menekankan belajar dalam kelompok heterogen saling membantu satu sama lain, bekerja sama menyelesaikan masalah, dan menyatukan pendapat untuk memperoleh keberhasilan yang optimal baik kelompok maupun individual.

(j)Metode ceramah, yaitu guru memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah murid pada waktu tertentu dan waktu tertentu pula.

(k)Metode tanya jawab, metode mengajar yang mengaktifkan siswa yang paling sederhana adalah metode tanya jawab (Ibrahim dkk, 1996: 44).

(l)Metode diskusi, yaitu menghadapkan siswa dalam suatu persoalan, dimana persoalan tersebut tak dapat dipecahkannya oleh hanya satu jawaban atau satu cara saja.

(m) Metode drill (latihan), yang bermaksud supaya pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik siswa dan dikuasai sepenuhnya. (n)Metode tutor sebaya (peer tutoring method), dimana siswa belajar

dalam kelompok diskusi beranggotakan 4-6 siswa pada setiap kelas dibawah bimbingan guru mata pelajaran dengan menggunakan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah siswa di kelas atau kelas tertentu yang memiliki kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi ajar.

Untuk mengetahui keabsahan terkait data yang telah penulis paparkan di atas, dibawah ini penulis sajikan tabel hasil wawancara kepada ketiga informan yakni guru, siswa dan kepala madrasah yang ada di MIN

Dokumen terkait