• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI SALATIGA DAN MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF PULUTAN SALATIGA TAHUN 2018 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI SALATIGA DAN MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF PULUTAN SALATIGA TAHUN 2018 SKRIPSI"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

i

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV

DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI SALATIGA

DAN MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF

PULUTAN SALATIGA TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Nur Ni’

matul Khasanah

NIM. 115 14 094

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN SALATIGA

(2)
(3)

iii

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV

DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI SALATIGA

DAN MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF

PULUTAN SALATIGA TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Nur Ni’

matul Khasanah

NIM. 115 14 094

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(4)
(5)

v

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon.(0298) 6031364 Kode Pos 50716 Salatiga

Website:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.id e-mail: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI SALATIGA DAN MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF PULUTAN SALATIGA TAHUN 2018

Disusun oleh:

NUR NI’MATUL KHASANAH

NIM 115-14-094

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Instititut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada Rabu, 04 Juli 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dr. Fatchurrohman, M.Pd. Sekretaris Penguji : Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Penguji I : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. Penguji II : Dr. Hj Lilik Sriyanti, M.Si.

Salatiga, 04 Juli 2018 Dekan,

Suwardi, M.Pd

(6)

vi

DEKLARASI

DAN

PERNYATAAN KESEDIAAN DIPUBLIKASIKAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nur Ni’matul Khasanah

NIM : 115-14-094

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar- benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah. Saya bersedia apabila skripsi saya dipublikasikan oleh perpustakaan

IAIN Salatiga.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 24 April 2018

Yang menyatakan,

Nur Ni’matul Khasanah

(7)

vii

MOTTO

“Tiada hari tanpa prestasi”

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas limpahan rahmat serta

karuniaNya, skripsi ini penulis persembahan kepada:

1. Ayah dan Ibunda terkasih, Slamet Jaelani S.Ag dan Hj. Sumini yang selalu

memberikan cinta kasih tak bertepi.

2. Adik satu-satunya tercinta, Abdullah Malik Umar yang sholih, cerdas dan

semakin dewasa dalam mengarungi kehidupan.

3. Jodohku yang namanya sudah tertulis di lauhul mahfudz namun Allah belum

menuliskannya di buku catatan nikah (saat ini).

4. Mbah putri, Hj. Parsimah yang selalu mendoakan yang terbaik bagi anak dan

cucu-cucunya.

5. Keluarga besar Bani Hasyim yang membuatku semangat untuk melakukan

yang terbaik diantara yang terbaik di dunia dan akhirat.

6. Sahabat terbaikku, Dwi Indah Setiyani dan Inta Nur Muakhidah yang selalu

mensuport untuk melakukan kebaikan.

7. Sahabat di Indonesian Hunters, Achmad Munaja Ghufron, Nur Limayasari,

Anindita, Reza Mandera, Naim Khairuddin Ikhsan yang membantuku untuk

meningkatkan kemampuan bahasa inggrisku.

8. Sahabat di Talent Scouting bidang Study Abroad angkatan pertama tahun

2015, Dwi Indah Setiyani, Achmad Munaja Ghufron, Iis Ari Sujiyati, Marjai

Affan, Naila Rajihah.

9. Bapak Miftachudin Arjuna, M.A, sebagai dosen pembimbing Kuliah Luar

Negeri terhebat dan terikhlas seluruh Indonesia.

(8)

viii

11. Keluarga besar Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) angkatan 2014

yang selama tiga tahun setengah berjuang tanpa lelah bersama-sama.

12. Sahabat di Karang Taruna Wira Bhakti, Hasan Maftuh M.Hum, Indah

Yuliani, Irkhas Fasekh, Listya, Hetik, Mukhlis S.Pd.I, dan semua sahabat

yang membimbing dan memberikan ilmu mengenai keorganisasian.

13. Sahabat di Hamada Volunteer Salatiga yang semua perempuan yang berusaha

menjadi relawan terikhlas inovatif.

14. Ketua Perpustakaan , Bapak Wiji Suwarno M.Hum yang telah memberi

kesempatan untuk menimba ilmu dan merasakan pekerjaan di perpustakaan

IAIN Salatiga.

15. Rekan kerja serta senior di Perpustakaan IAIN Salatiga, Pak Yudhan, Bu

Chris, Mbak Nanin, Pak Sutrisno, Pak Supardi atas kebaikan hati dan

ilmunya.

16. Bapak Ibu guru dan karyawan di MIN Salatiga yang telah memberi

kesempatan untuk melakukan penelitian disana.

17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini baik secara

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan

kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW yang telah menuntun

umatnya ke jalan kebenaran, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Adapun judul skripsi ini

adalah “Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga dan Madrasah

Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan Salatiga Tahun 2018.”.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan

ini penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga dan sekaligus

dosen pembimbing skripsi saya yang luar biasa yang telah meluangkan waktu,

tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam

penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

3. Ibu Peni Susapti, S.Si., M.Si, selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah.

(10)

x

5. Bapak kepala madrasah MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga beserta

staffnya yang telah memberikan izin dan pelayanan dengan baik selama

penelitian.

6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal

pengetahuan.

7. Ayah, Ibu dan keluarga terkasih yang selalu mendoakan dan mencintai penulis.

8. Sahabat-sahabat senasib seperjuangan yang senantiasa memberikan inspirasi,

semangat dan berjuang bersama-sama serta saling memberikan dukungan.

Semoga Allah SWT selalu memberikan keberkahan dan memberikan

balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Penulis menyadari bahwa skripsi

ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi penyempurnaan

skripsi ini.

Salatiga, 24 April 2018

Penulis

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR ... i

LEMBAR BERLOGO IAIN ... ii

HALAMAN SAMPUL DALAM ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... vi

HALAMAN MOTTO PERSEMBAHAN ... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Penegasan Istilah ... 6

(12)

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Landasan Teori ... 11

1. Pembelajaran Matematika di SD/MI ... 11

a. Pengertian Pembelajaran ... 11

b. Pengertian Matematika... 22

c. Tujuan Mata Pelajaran Matematika ... 24

d. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika... 25

2. Problematika Guru dalam Mengajar Matematika di MI ... 26

a. Permasalahan dalam Penguasaan Materi ... 26

b. Permasalahan dalam Penerapan Metode ... 27

c. Permasalahan dalam Penggunaan Media Pembelajaran ... 28

d. Permasalahan dalam Mengelola Kelas ... 29

3. Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika 33 a. Upaya-upaya dalam Memotivasi Siswa ... 33

b. Upaya-upaya dalam Membimbing Siswa ... 34

c. Upaya-upaya dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran ... 35

d. Upaya-upaya dalam Evaluasi Siswa ... 35

B. Kajian Penelitian Terdahulu ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Jenis Penelitian ... 40

(13)

xiii

C. Sumber Data... 42

D. Prosedur Pengumpulan Data... 43

E. Analisis Data... 47

F. Pengecekan Keabsahan Data... 48

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS ... 55

A. Paparan Data... 52

B. Analisis Data... 63

C. Pembahasan... 92

BAB V PENUTUP... 102

A. Simpulan... 102

B. Saran... 103

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Prosedur Pengumpulan Data ... 46

Tabel 4.1 Data Guru dan Pegawai MIN Salatiga ... 58

Tabel 4.2 Administrasi Perlengkapan MIN Salatiga ... 63

Tabel 4.3 Triangulasi Sumber MIN Salatiga ... 75

Tabel 4.4 Triangulasi Teknik MIN Salatiga ... 77

Tabel 4.5 Triangulasi Sumber MI Ma’arif Pulutan Salatiga ... 85

Tabel 4.6 Triangulasi Teknik MI Ma’arif Pulutan Salatiga ... 86

Tabel 4.7 Faktor Pendukung Upaya Guru ... 90

Tabel 4.8 Faktor Penghambat Upaya Guru ... 90

Tabel 4.9 Data Nilai Matematika Kelas IV MIN Salatiga ... 91

Tabel 4.10 Data Nilai Matematika Kelas IV MI Ma’arif Pulutan Salatiga ... 92

Tabel 4.11 Nilai Rata-rata Kelas Kedua Madrasah ... 93

Tabel 4.12 Persamaan Upaya Guru Pada Kedua Madrasah ... 94

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Proses Triangulasi Sumber Pengumpulan Data ... 49

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Daftar Pustaka

Lampiran II RPP Matematika MIN Salatiga

Lampiran III RPP Matematika MI Ma’arif Pulutan

Lampiran IV Instrumen Penelitian Wawancara

Lampiran V Transkrip Wawancara Kepala Madrasah MIN Salatiga

Lampiran VI Transkrip Wawancara Guru Kelas IV MIN Salatiga

Lampiran VII Transkrip Wawancara Kepala Madrasah MI Pulutan

Lampiran VIII Transkrip Wawancara Guru Kelas IV MI Ma’arif Pulutan

Lampiran IX Dokumentasi Foto Penelitian

Lampiran X Surat Ijin Penelitian MIN Salatiga

Lampiran XI Surat Ijin Penelitian MI Ma’arif Pulutan

Lampiran XII Surat Keterangan Penelitian MIN Salatiga

Lampiran XIII Surat Keterangan Penelitian MI Ma’arif Pulutan

Lampiran XIV Laporan SKK

Lampiran XV Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi

Lampiran XVI Lembar Konsultasi

(17)

xvii ABSTRAK

Khasanah, Nur Nimatul. 2018. Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga dan

Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan Salatiga Tahun 2018. Skripsi.

Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

Kata Kunci : Upaya Guru, Prestasi Belajar Matematika

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018, apa faktor pendukung dan penghambat upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018, bagaimana prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018, dan adakah persamaan dan perbedaan upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018.

Jenis penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian lapangan (field research) dan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber data primer yakni hasil wawancara kepala madrasah, guru, dan siswa, dan sumber data sekunder yaitu berupa buku-buku referensi, dan dokumentasi. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika kelas IV pada kedua madrasah yakni upaya dalam memotivasi siswa dengan menciptakan suasana kelas yang kompetitif, upaya dalam membimbing siswa di MIN Salatiga yakni les malam di MI Ma’arif Pulutan yakni ekstra OSN (Olimpiade Sains Nasional), upaya dalam proses pelaksanaan pembelajaran di MIN Salatiga yaitu mengadakan sarapan pagi

matematika dan di MI Ma’arif Salatiga quiz di awal pembelajaran, menggunakan

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Prestasi belajar siswa yang tinggi merupakan salah satu faktor yang

menunjukkan bahwa suatu sekolah atau madrasah tersebut memiliki kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik didalamnya. Semakin tinggi prestasi

belajar yang dapat di raih oleh suatu madrasah, menunjukkan semakin baik

pula kualitas madrasah tersebut. Apabila suatu madrasah memiliki kualitas

yang baik maka madrasah tersebut akan menjadi sebuah madrasah favorit

yang menjadi tujuan pendaftaran pertama sebelum madrasah-madrasah yang

lain. Suatu madrasah yang memiliki kualitas yang baik akan mampu bersaing

dengan sekolah ataupun madrasah yang lain di era global ini yang dimana

pengetahuan mengenai logika matematika dan teknologi sangat penting untuk

di ketahui, disamping itu pengetahuan mengenai agama Islam juga penting

untuk dikuasai sebagai pedoman hidup yang benar. Maka disinilah pentingnya

sebuah madrasah harus memiliki prestasi belajar yang tinggi supaya dapat

bersaing dengan sekolah lain terutama sekolah umum.

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan

yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjang dengan nilai

tes atau nilai angka yang diberikan guru. Menurut Zainal Arifin (2011: 12)

kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam

(19)

belajar umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil

belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Prestasi belajar

merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan

manusia, karena sepanjang rentang kehidupan manusia selalu mengejar

prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

Untuk meraih prestasi belajar matematika yang baik, madrasah tidak

dapat lepas dari peran seorang guru yang baik pula di dalam kelas. Guru yang

baik menurut Ibnu Sina adalah guru yang berakal cerdas, beragama,

mengetahui cara mendidik akhlak, cakap dalam mendidik anak,

berpenampilan tenang, jauh dari olok-olok dan bermain-main dihadapan

muridnya, tidak bermuka masam, sopan santun, bersih, suci, murni, menonjol

budi pekertiya, cerdas, teliti, sabar, telaten dalam membimbing anak, adil,

hemat dalam penggunaan waktu, gemar bergaul dengan anak-anak, tidak keras

hati dan senantiasa menghias diri. Selain itu guru juga harus mengutamakan

umat daripada kepentingan dirinya sendiri. Sejalan dengan pendapat

Al-Ghazali, guru yang baik yaitu guru yang memiliki sifat-sifat umum yaitu

cerdas, sempurna akalnya, baik akhlaknya dan kuat fisiknya.

Seperti firman Allah dalam Q.S Ali Imran: 164

(20)

golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”

Dan firman Allah dalam Q.S Al-Jumu’ah: 2

seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam

kesesatan yang nyata”.

Allah sudah menyampaikannya di dalam ayat-ayat tersebut diatas

mengenai gambaran seorang guru teladan yang mengajarkan ilmu yang

bermanfaat, yang menenangkan jiwa, yang memberikan petunjuk dan jalan

terang dari kesesatan, dan tentunya yang meimiliki hati tulus dalam mengajar

dan hanya mengharapkan ridho Allah semata. Guru yang memiliki hati tulus

serta selalu mendidik dengan hati akan selalu mengupayakan segala hal yang

terbaik untuk anak didiknya. Maka dapat dikatakan seberapa tulus dan gigih

seorang guru dalam mendidik siswanya maka akan semakin maksimal prestasi

belajar yang diperoleh siswa. Prestasi belajar yang baik akan di dapatkan oleh

setiap siswa manakala antara siswa dan guru memiliki chemistry yang berupa

(21)

dalam proses KBM serta setiap materi yang disampaikan guru dapat mengena

di hati siswa karena guru selalu mengajar dengan hati. Untuk mewujudkan hal

tersebut, guru harus selalu kreatif dan terus berinovasi serta memberikan

dorongan, motivasi, apresiasi dan bimbingan yang semuanya di pegang oleh

peran seorang guru di kelas.

Survei awal yang penulis lakukan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri

(MIN) Salatiga dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Pulutan Salatiga yaitu

prestasi belajar matematika siswa kelas IV di madrasah tersebut mengalami

peningkatan yang cukup pesat pada tahun 2018. Tentunya untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika tidak

bisa lepas dari upaya guru kelasnya di dalam proses KBM. Maka hal tersebut

sangat penting untuk di gali dan di kaji mengenai upaya-upaya guru dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas IV di MIN Salatiga dan MI

Ma’arif Pulutan.

Mengingat pentingnya manfaat hal-hal tersebut terhadap daya saing

madrasah dengan madrasah-madrasah yang lain untuk mengkaji persoalan

diatas maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Guru dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah

Negeri (MIN) Salatiga dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Pulutan Salatiga

(22)

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika

siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga tahun

2018?

2. Apa faktor pendukung dan penghambat upaya guru dalam meningkatkan

prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI

Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018?

3. Bagaimana prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga

dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018?

4. Adakah persamaan dan perbedaan upaya guru dalam meningkatkan

prestasi belajar matematika kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif

Pulutan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui :

1. Upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas

IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018.

2. Faktor pendukung dan penghambat upaya guru dalam meningkatkan

prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI

Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018.

3. Prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI

Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018.

4. Persamaan dan perbedaan upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar

(23)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritik

dan secara praktik, yaitu:

1. Manfaat Teoretis

a. Menambah dan memperkaya khasanah keilmuan dalam dunia

pendidikan khususnya tentang upaya guru dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa di tingkat Madrasah Ibtidaiyah.

b. Memberi sumbangan data ilmiah di bidang pendidikan bagi Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah di IAIN Salatiga.

2. Manfaat Praktis

a. Dapat dijadikan sumber referensi untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran matematika supaya prestasi belajar yang dicapai siswa

menjadi lebih baik.

b. Menjadi bahan referensi, sumber informasi dan atau rujukan

penelitian selanjutnya.

E. Penegasan Istilah 1. Guru

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini

(24)

Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada

jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak

usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Pengakuan kedudukan guru sebagai

tenaga profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik.

Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan

untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan

pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta

menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat

pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi.

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan

yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjang dengan

(25)

(2011: 12) kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.

Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil

usaha”. Prestasi belajar umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan,

sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik.

Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupan manusia

selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan

masing-masing.

3. Matematika

Matematika menurut Ruseffendi dalam Heruman (2010: 1) adalah

bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara

induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi,

mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan

akhirnya ke dalil. Sedangkan Hakikat matematika menurut Soedjadi dalam

Heruman 2010: 1), yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada

kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.

Menurut Andi Hakim Nasution, matematika itu bukan sekadar

aritmetika saja, yaitu ilmu tentang bilangan dan hitung-menghitung.

Matematika juga bukan sekedar aljabar, yaitu bahasa lambang-lambang

dan hubungan-hubungan. Matematika juga bukan sekadar geometri, yaitu

kajian tentang bentuk, ukuran dan ruang. Matematika juga lebih dari

kalkulus, trigonometri, statistika, pengertian tak terhingga, limit, dan laju

(26)

cara menyusun kerangka dasar pembuktian logika. Sebagai cara berpikir,

matematika dapat digunakan menguji apakah suatu pemikiran itu benar

atau sekurang-kurangnya benar dengan peluang yang besar (1992:34).

F. Sistematika Penulisan

Sistematika di sini adalah gambaran umum tentang skripsi ini. Skripsi ini

terbagi ke dalam tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.

Bagian awal berisikan sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan

pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan (deklarasi),

motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar table, daftar

lampiran; adapun bagian inti berisi pendahuluan sampai dengan penutup; dan

bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, riwayat hidup

peneliti. Adapun sistematik bagian isi adalah sebagai berikut:

BAB I : Berisi Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kajian Penelitian Terdahulu, dan Sitematika

Penulisan. Bab ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran umum dari

penelitian ini sebagai arahan bagi bab-bab selanjutnya.

BAB II : Berisi tentang landasan teori, merupakan bagian yang menjelaskan kajian teori yang berhubungan dengan penelitian yang memuat

pengertian prestasi belajar, upaya guru, tugas dan peran guru, faktor

penghambat dan pendorong upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar

(27)

BAB III : Berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data,

analisis data, pengecekan keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.

BAB IV : Berisi paparan data dan temuan peneliti yang menjelaskan tentang kegiatan untuk meningkatkan prestasi belajar dan faktor penghambat dan

pendorong untuk meningkatkan prestasi belajar di MIN Salatiga dan MI

Ma’arif Pulutan Salatiga.

BAB V : Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian dan saran-saran dari penulis sebagai sumbangan pemikiran

(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Matematika di SD/MI a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari kata belajar, belajar ialah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2009: 2). Dalam

Undang-undang No. 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 1) ayat 20 dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar.

Kata dasar “pembelajaran” adalah belajar. Dalam arti sempit

pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses atau cara yang

dilakukan agar seseorang dapat melakukan kegiatan belajar, sedangkan

belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku karena interaksi

individu dengan lingkungan dan pengalaman. Kata “pembelajaran”

menekankan pada kegiatan belajar peserta didik secara sungguh-sungguh

yang melibatkan aspek intelektual, emosional dan sosial (Zainal Arifin,

2011: 10).

Menurut Suyitno, pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim

(29)

siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal, antara guru dengan

siswa dan antara siswa dengan siswa (2006: 28). Pembelajaran itu tidak

sama dengan pengajaran. Pembelajaran menekankan pada aktivitas

peserta didik sedangkan pengajaran menekankan kepada aktivitas

pendidik (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012: 6). Menurut Muhsetyo

dalam Santi (2016: 16), guru matematika yang profesional dan

mempunyai wawasan landasan yang dapat dipakai dalam perencanaan

dan pelaksanaan pembelajaran matematika. Wawasan itu berupa

dasar-dasar teori belajar yang dapat diterapkan untuk pengembangan dan

perbaikan pembelajaran matematika, diantaranya yaitu:

1) Teori Thorndike

Teori ini memandang peserta didik sebagai selembar kertas putih,

penerima pengetahuan yang siap secara pasif. Sehingga memandang

mengajar sebagai urutan bahan pelajaran yang disusun secara cermat,

mengkomunikasikan bahan kepada peserta didik, dan membawa mereka

untuk praktik menggunakan konsep atau prosedur baru. Konsep atau

prosedur akan matang jika disertai dengan banyaknya latihan. Teori ini

menekankan banyak memberi praktik dan latihan kepada peserta didik

agar konsep dan prosedur dapat mereka kuasai dengan baik.

2) Teori Jean Piaget

Teori ini merekomendasikan perlunya pengamatan terhadap tingkat

(30)

matematika diberikan, terutama untuk menyesuaikan keabstrakan bahan

matematika dengan kemampuan berpikir abstrak anak pada saat itu. Jika

seorang guru telah memahami Teori Piaget dalam pembelajaran

matematika, maka akan lebih memudahkan guru dan peserta didik untuk

mengajarkan dan memahami materi baru.

3) Teori Georgepolya (pemecahan masalah)

Pemecahan masalah merupakan realisasi dari keinginan meningkatkan

pembejaran dari keinginan meningkatkan pembelajaran matematika

sehingga peserta didik mempunyai pandangan atau wawasan yang luas

dan mendalam dalam menghadapi suatu masalah.

Karena pembelajaran sebagai suatu sistem dalam pendidikan maka

didalamnya tentu ada tujuan yang ingin dicapai, proses dan melibatkan

serta memanfaatkan komponen-komponen tertentu. Untuk mencapai

tujuan pembelajaran maka setiap kegiatan pembelajaran pasti memiliki

perencanaan pembelajaran, dan didalamnya selalu ada tahap-tahap yang

harus dilakukan yang secara garis besar ada di dalam perencanaan

pembelajaran. Diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Membuka pelajaran

Yang dimaksud dengan set introdacting ialah usaha atau kegiatan

yang dilakukan oleh seorang guru dalam pelaksanaan kegiatan

(31)

mental maupun perhatian siswa terpusat pada apa yang akan disampaikan

dan dipelajari siswa sehingga usaha guru tersebut akan memberikan

dampak yang positif terhadap kegiatan belajar. Dengan kata lain,

kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap

mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang

akan dipelajarinya.

Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru pada

awal jam pelajaran, tapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti

pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran. Hal tersebut dapat

dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan dicapai,

menarik perhatian siswa. Memberi acuan dan membuat kaitan antara

materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa dengan bahan yang akan

dipelajarinya.

b) Menyampaikan materi pelajaran

Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah penyajian

informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk

menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya misalnya

antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang

belum diketahui.penyampaian informasi secara terencana dengan baik

dan disajikan dengan urutan yang sistematis merupakan ciri utama

kegiaan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek

yang sangat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa

(32)

c) Penggunaan model-model pembelajaran

Dalam proses pendidikan Islam model pembelajaran memiliki

kedudukan yang sangat penting dalam upaya penyampaian tujuan, karena

ia menjadi sarana yang memberi makna akan materi pelajaran yang

tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat

dipahami atau diserap oleh anak didik serta menjadi pengertian

fungsional terhadap tingkah lakunya. Oleh karena itu guru dituntut

pandai-pandai memilih model yang sesuai dengan materi, siswa, keadaan

kelas, serta kapan dilaksanakannya model pembelajaran itu.

Berikut ini beberapa contoh model pembelajaran yang sesuai untuk

pembelajaran matematika:

1) Active Learning

Active Learning adalah proses kegiatan belajar mengajar yang subjek

didiknya terlibat secara intelektual dan emosional sehingga betul-betul

berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar.

Active Learning mendasarkan pada proses bukan pada hasil. Dalam

Active Learning setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan

berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Kegiatan

belajar mengajar harus dimulai dengan hal-hal yang sudah dikenal

peserta didik (Hosnan, 2014: 208-209)

2) Contextual Teaching and Learning (CTL)

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan

(33)

dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan

terasa manfaat dari materi yang disajikan, motivasi belajar muncul, dunia

pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana belajar menjadi kondusif,

nyaman dan menyenangkan.

3) Realistic Mathematics Education (RME)

RME dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guided

reinvention dalam mengkontruksi konsep-aturan melalui proses of

mathematization, yaitu matematika horizontal (fakta, konsep, prinsip,

algoritma, aturan untuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan,

proses empirik) dan vertikal (reorganisasi matematik melalui proses

dalam dunia rasio, pengembangan matematika). Prinsip RME adalah

aktivitas (doing) konstruktivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi),

pemahaman (menemukan-informal dalam konteks melalui refleksi

informal ke formal), inter-twintment (keterkaitan-interkoneksi antar

konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan

bimbingan (dari guru dalam penemuan).

4) Cooperative Learning

Menurut Isjoni (2001: 29) model pembelajaran kooperatif adalah

model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan

akademik (academic skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill)

termasuk interpersonal skill. Model kooperatif adalah model belajar yang

menekankan belajar dalam kelompok heterogen saling membantu satu

(34)

pendapat untuk memperoleh keberhasilan yang optimal baik kelompok

maupun individual.

Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi

heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling

membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk

memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara

aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam

kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi

yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya

untuk mencapai ketuntasan belajar.

Slavin (2005: 56) menyatakan bahwa ide utama belajar kooperatif

adalah siswa bekerja sama untuk belajar dan bertanggung jawab pada

kemajuan temannya. Sebagai tambahan, belajar menekankan pada tujuan

dan kesuksessan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota

kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi. Tujuan pokok belajar

kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan

prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara

kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu tim, maka dengan

sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagi

latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan

(35)

Menurut Ihsan (2007: 163), didalam model Cooperative Learning, ada

berbagai jenis metode dalam pembelajaran, diantaranya:

(a)Metode ceramah, yaitu guru memberikan uraian atau penjelasan

kepada sejumlah murid pada waktu tertentu dan waktu tertentu pula.

(b)Metode tanya jawab, metode mengajar yang mengaktifkan siswa yang

paling sederhana adalah metode tanya jawab (Ibrahim dkk, 1996: 44).

(c)Metode diskusi, yaitu menghadapkan siswa dalam suatu persoalan,

dimana persoalan tersebut tak dapat dipecahkannya oleh hanya satu

jawaban atau satu cara saja.

(d)Metode eksperimen, metode ini biasanya dilakukan dalam suatu

pelajaran tertentu seperti ilmu alam, ilmu kimia, dan sejenisnya,

biasanya terhadap ilmu-ilmu alam yang didalam penelitiannya

menggunakan metode yang sifatnya objektif.

(e)Metode demonstrasi, yaitu metode mengajar tersendiri untuk

mengajarkan sesuatu bahkan ajaran yang memerlukan peragaan, atau

sebagai metode pelengkap dari metode ceramah (Ibrahim dkk, 1996:

43-44).

(f)Metode pemberian tugas, yaitu suatu cara dalam KBM dimana guru

memberi tugas tertentu dan siswa mengerjakannya, kemudian tugas

tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru.

(g)Metode drill (latihan), yang bermaksud supaya pengetahuan dan

kecakapan tertentu dapat menjadi milik siswa dan dikuasai

(36)

(h)Metode kerja kelompok, untuk memecahkan masalah siswa di kelas

perlu dibagi-bagi dalam kelompok-kelompok untuk menyerahkan

suatu pekerjaan yang perlu dikerjakan bersama-sama.

(i)Metode tutor sebaya (peer tutoring method), dimana siswa belajar

dalam kelompok diskusi beranggotakan 4-6 siswa pada setiap kelas

dibawah bimbingan guru mata pelajaran dengan menggunakan tutor

sebaya. Tutor sebaya adalah siswa di kelas atau kelas tertentu yang

memiliki kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki

tugas untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi

ajar.

d) Menggunakan alat peraga

Alat peraga pengajaran, teaching aids atau audiovisual aids (AVA)

adalah alat-alat yang digunakan ketika mengajar untuk membantu

memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya kepada siswa dan

mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Pengajaran yang

menggunakan banyak verbalisme tentu akan segera membosankan.

Sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira belajar

atau senang karena mereka merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang

diterimanya.

e) Pengelolaan kelas

Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi

terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. Suatu kondisi belajar

(37)

pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan

untuk mencapai tujuan pengajaran, juga hubungan interpersonal yang

baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa merupakan syarat

keberhasilan pengelolaan kelas.

f) Evaluasi

Evaluasi di setiap akhir pembelajaran adalah suatu proses yang

sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh

mana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa sehingga bisa

dijadikan sebagai dasar dalam penentuan perlakuan lanjut. Evaluasi

dalam pembelajaran biasanya berupa penilaian di akhir pelajaran yang

biasanya disebut dengan evaluasi formatif.

g) Menutup pelajaran

Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru

untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha

menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gambaran

menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa. Mengetahui tingkat

pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar

mengajar.

b. Pengertian Matematika

Matematika menurut Ruseffendi dalam Heruman (2010: 1) adalah

(38)

induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi,

mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan

akhirnya ke dalil. Sedangkan Hakikat matematika menurut Soedjadi

dalam Heruman 2010: 1), yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu

pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.

Menurut Andi Hakim Nasution, matematika itu bukan sekadar

aritmetika saja, yaitu ilmu tentang bilangan dan hitung-menghitung.

Matematika juga bukan sekedar aljabar, yaitu bahasa lambang-lambang

dan hubungan-hubungan. Matematika juga bukan sekadar geometri, yaitu

kajian tentang bentuk, ukuran dan ruang. Matematika juga lebih dari

kalkulus, trigonometri, statistika, pengertian tak terhingga, limit, dan laju

perubahan. Pada dasarnya, matematika ialah suatu cara berpikir, suatu

cara menyusun kerangka dasar pembuktian logika. Sebagai cara berpikir,

matematika dapat digunakan menguji apakah suatu pemikiran itu benar

atau sekurang-kurangnya benar dengan peluang yang besar (1992:34).

Matematika secara umum ditegaskan sebagai penelitian pola dari

struktur, perubahan, dan ruang. Dalam pandangan formalis, matematika

adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak

menggunakan logika simbolik dan notasi matematika. Sedangkan dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika didefinisikan

sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur

operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai

(39)

Muhsetyo dalam Santi (2016: 26) mengatakan bahwa pembelajaran

matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta

didik melalui serangkaian kegiatan terencana sehingga peserta didik

memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.

Pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan

tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan

seseorang (si pelajar) melaksanakan kegiatan belajar matematika dan

pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk

berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika.

Menurut Susanto (2013: 186) pembelajaran matematika adalah

suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk

mengembangkan kreativitas berfikir siswa yang dapat meningkatkan

kemampuan mengontruksi pengetahuan baru sebagai upaya peningkatan

penguasaan yang baik terhadap materi matematika.

Menurut Cobb (Erman Suherman, 2003: 71) pembelajaran

matematika sebagai proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara

aktif mengkonstruksi pengetahuan matematika. Dalam pembelajaran

matematika terdapat aktivitas belajar matematika dimana siswa bukan

hanya menghafal, namun juga memahami konsep-konsepnya secara

berurutan.

Pembelajaran matematika adalah belajar tentang konsep dan

struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta

(40)

Pembelajaran matematika merupakan proses membuat orang melakukan

proses belajar matematika sesuai dengan rencana untuk kepentingan

perubahan perilaku maupun pola pikir matematika orang yang belajar.

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa pembelajaran matematika

merupakan proses aktif dan konstruktif sehingga siswa mencoba

menyelesaikan masalah yang ada sekaligus menjadi penerima atau

sumber materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep dan

struktur matematika di dalamnya.

c. Tujuan Mata Pelajaran Matematika

Tujuan Matematika di sekolah dalam Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika

Kemendikbud tahun 2011 menjelaskan bahwa matematika diajarkan

disekolah membawa misi yang sangat penting, yaitu mendukung

ketercapaian tujuan pendidikan nasional. Secara umum tujuan pendidikan

matematika di sekolah dapat digolongkan menjadi:

1) Tujuan bersifat formal, menekankan kepada menata penalaran dan

membentuk kepribadian peserta didik.

2) Tujuan yang bersifat material, menekankan kepada kemampuan

memecahkan masalah dan menerapkan matematika.

Secara lebih rinci, tujuan matematika dipaparkan pada buku standar

(41)

1) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan,

misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen,

menunjukkan kesamaan-perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi.

2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi,

intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran

divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan,

serta mencoba-coba.

3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan

lisan, grafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan.

d. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia (Permendiknas RI) No. 22 Tahun 2006, halaman 417, Ruang

lingkup mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI

meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Bilangan

2) Geometri dan pengukuran

3) Pengolahan data

2. Problematika Guru dalam Mengajar Matematika di Madrasah Ibtidaiyah (MI)

(42)

Keberhasilan pembelajaran amat ditentukan oleh kualitas guru

dalam praktek pembelajaran. Keberhasilan dalam pembelajaran

merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi seorang guru. Dalam

dunia pendidikan, guru berperan sebagai pengajar dan pendidik, yang

dalam hal ini memiliki kemampuan pedagogis, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial dan kompetensi profesional (UU RI No. 14 Tahun

2005 Tentang Guru dan Dosen). Seperangkat kemampuan yang harus

dimiliki seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajar

dengan berhasil itulah yang dimaksudkan sebagai kompetensi

profesional guru.

Komponen kompetensi profesional guru yaitu:

1) Penguasaan materi ajar

2) Kemampuan mengelola pembelajaran

3) Pengetahuan tentang evaluasi

Ketika seorang guru akan menyampaikan suatu materi kepada

siswanya, hal terpenting yang harus dipenuhi adalah penguasaannya

terhadap materi ajar yang akan disampaikan. Karena ketika seseorang

sudah memahami suatu materi ia akan mudah menjelaskan dan

memahamkan oranglain mengenai materi yang di sampaikannya

tersebut. Namun jika seseorang itu sendiri tentang apa yang akan

disampaikannya maka ia akan susah untuk menjelaskan dan

memahamkan oranglain mengenai materi yang disampaikannya.

(43)

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode

diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai tujuan yang

ingin dicapai setelah pengajaran berakhir (Djamarah dan Zain, 2002:

46) salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah

bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen

yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang

kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi

pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan (Djamarah dan

Zain, 2002: 72).

Mengajar yang berhasil menuntut penggunaan metode yang tepat.

Setiap guru tentu mempunyai metode dan seorang guru yang baik akan

memahami metode yang digunakannya dengan baik. Setiap guru

dituntut untuk mampu memilih dan menggunakan metode yang tepat

dalam melaksanakan pembelajaran. Namun yang perlu ditekankan yaitu

metode apapun yang direncanakan guru hendaknya dapat

mengakomodasi secara menyeluruh prinsip-prinsip kegiatan belajar

mengajar yaitu berpusat pada siswa (student centered), belajar dengan

malakukan (learning by doing), mengembangkan kemampuan sosial,

mengembangkan keingintahuan dan imajinasi, dan mengembangkan

kreativitas dan keterampilan memecahkan (Susanto, 2013: 43-44).

(44)

Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu

proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok yaitu

komponen pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa),

dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran.

Tujuan proses belajar-mengajar dapat dicapai dengan baik bila

ditunjang oleh berbagai faktor, antara lain media pendidikan. Media

pendidikan merupakan salah satu faktor yang turut menentukan

keberhasilan pengajaran karena ia membantu siswa dan guru dalam

menyampaikan materi pelajaran sehubungan dengan tujuan pengajaran

yang telah dirumuskan dalam perencanaan pengajaran. Dalam kondisi

ini penggunaan media pendidikan dapat meningkatkan efisiensi proses

dan mutu hasil belajar-mengajar (Oemar Hamalik, 2014: 64-65).

Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan

pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukisnya dalam sebuah

kerucut yang kemudian dinamakan kerucut pengalaman (cone of

experience). Kerucut Dale saat ini dianut secara luas untuk menentukan

alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh

pengalaman belajar secara mudah. Kerucut pengalaman yang

dikemukakan oleh Dale itu memberikan gambaran bahwa pengalaman

belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau

mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan

mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan

(45)

contohnya melalui pengalaman langsung maka akan semakin banyak

pula pemahaman yang diperoleh. Sebaliknya, semakin abstrak siswa

mempelajari bahan pengajaran, contohnya hanya mengandalkan bahasa

verbal maka semakin sedikit pula pemahaman yan didapatkan oleh

siswa.

d. Permasalahan dalam Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata yaitu kata pengelolaan dan

kata kelas. Kata pengelolaan memiliki arti yang sama dengan kata

management dalam bahasa Inggris, selanjutnya dalam bahasa Indonesia

menjadi manajemen. Menurut Mulyasa, manajemen pendidikan

merupakan proses pengembangan kegiatan kerjasama sekelompok

orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (2007:

07). Kelas adalah ruangan yang dibatasi oleh empat dinding tempat

sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti pembelajaran.

Djamarah menjelaskan dalam bukunya bahwa pengelolaan kelas

adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar

yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam

proses interaksi edukatif. Yang dimaksud dalam hal ini misalnya

penghentian tingkah laku anak yang menyeleweng perhatian kelas,

perhatian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian kerja siswa, atau

penetapan norma kelompok produktif (2000: 145).

Mulyasa (2007: 91) mengemukakan bahwa pengelolaan kelas

(46)

yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam

pembelajaran. Pengertian pengelolaan kelas di atas sesuai dengan ayat

Al-Quran Surat As-Sajdah ayat 5 yang berbunyi:

Mulyasa menjelaskan bahwa keterampilan pengelolaan kelas

memiliki komponen sebagai berikut:

1) Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal

a) Menunjukkan sikap tanggap dengan cara memandang secara

seksama, mendekati, memberikan pernyataan dan memberikan

reaksi terhadap gangguan di kelas.

b) Membagi perhatian secara visual dan verbal.

c) Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan peserta

didik dalam pembelajaran.

d) Memberi petunjuk yang jelas.

e) Memberi teguran secara bijaksana.

(47)

2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi

belajar yang optimal

a) Modifikasi perilaku

(1) Mengajarkan perilaku baru dengan contoh dan pembiasaan

(2) Meningkatkan perilaku yang baik melalui penguatan

(3) Mengurangi perilaku yang buruk dengan hukuman

b) Pengelolaan kelompok dengan cara peningkatan kerjasama dan

keterlibatan, menangani konflik dan memperkecil masalah.

c) Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah

(1) Pengabaian yang direncanakan

(2) Campur tangan dengan isyarat

(3) Mengawasi dengan ketat

(4) Mengakui perasaan negative peserta didik

(5) Mendorong peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya

(6) Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu perasaannya

(7) Menjauhkan benda-benda yang mengganggu konsentrasi

(8) Menyusun kembali program

(9) Menghilangkan ketegangan dan humor

(10)Mengekang secara fisik (2007: 127).

Peran seorang guru dalam pengelolaan kelas sangat penting

khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik.

Karena secara prinsip, guru memegang dua tugas masalah pokok

(48)

membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya,

masalah pengelolaan kelas berkaitan dengan usaha untuk menciptakan

dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses

pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran

berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru dalam mengelola kelas.

Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar rendah, tidak sesuai

dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Karena itu

pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting.

Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu

mengatur murid dan sarana pembelajaran serta mengendalikannya dalam

suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dari

uraian di atas jelaslah seberapa pentingnya pengelolaan kelas guna

menciptakan suasana kelas yang kondusif demi meningkatkan kualitas

pembelajaran.

3. Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika di Madrasah Ibtidaiyah (MI)

a. Upaya-upaya dalam Memotivasi Siswa

Memotivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan

keefektifan pembelajaran. Motivasi adalah tenaga pendorong atau

penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan

tertentu. Siswa akan belajar dengan sunggguh-sungguh apabila memiliki

(49)

kemampuan membangkitkan motivai belajar siswa sehingga dapat

mencapai tujuan belajar (Mulyasa, 2007: 112).

Dalam hal ini Frandsen mengemukakan bagaimana menyusun

tugas-tugas, agar dapat menimbulkan motivasi bagi siswa, antara lain:

1) Tugas adalah sesuatu yang kita buat, baik mudah maupun sukar.

Oleh karena itu pendidik harus mengerti cara-cara mem-bangkitkan

kemampuan siswa-siswa yang lemah agar merasa mempunyai

kemampuan untuk menyelesaikan tugas.

2) Tugas berhubungan dengan kehidupan siswa sehari-hari.

3) Pelajaran yang diberikan di dalam kelas harus dapat memberikan

kemungkinan untuk mengembangkan kemampuan belajar dan

memberikan kepercayaan sepenuhnya untuk menyelesaikan

pekerjaan di rumah.

4) Guru hendaknya memberikan kontrol terhadap pekerjaan siswa.

5) Guru hendaknya adil dalam memberikan tugas-tugas karena siswa

akan bekerja dengan baik apabila mereka merasa aman dan dihargai.

b. Upaya-upaya dalam Membimbing Siswa

Menurut Sulthon Masyhudi dalam Bahroin (2017: 46) bimbingan

dalam proses pendidikan di sekolah ialah proses memberikan bantuan

kepada siswa agar ia sebagai pribadi memiliki pemahaman yang benar

akan diri pribadinya dan dunia di sekitarnya, mengambil keputusan untuk

melangkah maju secara optimal dalam perkembangannya dan dapat

(50)

masalah-masalahnya. Semua demi tercapainya penyesuaian yang sehat dan demi

memajukan kesejahteraan mentalnya.

Secara umum dan luas program bimbingan dilaksanakan dengan

tujuan sebagai berikut:

1) Membantu individu dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi.

2) Membantu individu dalam mencapai kehidupan yang efektif dan

produktif dalam masyarakat.

3) Membantu individu dalam mencapai harmoni cita-cita dan

kemampuan yang dimilikinya. Masyhudi (Bahroin, 2017: 130).

4) Bimbingan dapat dikatakan berhasil apabila individu yang

mendapatkan bimbingan itu berhasil mencapai keempat tujuan

tersebut secara bersama-sama.

c. Upaya-upaya dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Proses atau pelaksanaan pendidikan adalah usaha dalam

mewujudkan tujuan pendidikan. Dalam proses pendidikan inilah arti

pentingnya cara-cara atau metode bagaimana kecakapan atau

pengetahuan akan disampaikan kepada siswa. Proses belajar mengajar

merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Sehubungan denan

pelaksanaan pengajaran, berikut ini akan dijelaskan tentang membuka

pelajaran, menyampaikan materi pelajaran/menjelaskan menggunakan

metode-metode, mengajar menggunakan alat peraga, pengelolaan kelas

dan menutup pelajaran.

(51)

Evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang

harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran.

Hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat dijadikan balikan (feed-back)

bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan program dan

kegiatan pembelajaran (Zainal Arifin, 2011: 02).

Manfaat Hasil Evaluasi Pendidikan yaitu:

1) Membantu memutuskan kesesuaian dan keberlangsungan dari tujuan

pembelajaran dan kegunaan materi pembelajaran;

2) Mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas dari strategi pengajaran

(metode dan teknik belajar mengajar) yang digunakan (Elis dan

Rusdiana, 2015: 14).

Jenis-jenis evaluasi:

1) Evaluasi sumatif, yakni evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir

pembelajaran pada suatu program atau sejumlah unit pelajaran

tertentu.

2) Evaluasi diagnostik, untuk membantu para siswa mengatasi

kesulitan-kesulitan belajar yang mereka hadapi. Evaluasi itu

bermanfaat untuk meneliti atau mencari sebab kegagalan atau

dimana letak kelemahan siswa dalam mempelajari materi tertentu.

3) Evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan setiap kali

selesai pelaksanaan pembelajaran tertentu. Manfaat yang hendak

dicapai adalah untuk menilai keberhasilan proses pembelajaran

(52)

B. Kajian Pustaka

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini penulis cantumkan

beberapa hasil penelitian terdahulu diantaranya adalah:

1. Sartika (2016) dalam skripsinya yang berjudul Upaya Guru Pendidikan

Agama Islam (PAI) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di SDN

Kaliabang Tengah VII Bekasi Utara, menyimpulkan bahwa upaya guru

PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yakni menggunakan

metode –metode yang dapat disesuaikan dengan materi pembelajaran,

metode yang digunakan guru dalam pembelajaran menarik dan

menyenangkan, memberikan kisah-kisah teladan para nabi dan sahabat,

memberikan latihan dan bimbingan konseling atau lebih tepatnya

pendalaman materi, memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat

merangsang keaktifan siswa dalam belajar, kurikulum yang digunakan

adalah kurikulum 2013, memberikan pengayaan, mengulang materi bagi

nilai yang rendah dengan waktu yang sama tempat yang berbeda,

memberikan pekerjaan rumah (PR) setiap akhir materi dan melakukan

ulangan harian setiap 1 bulan sekali. Penelitian tersebut bertujuan untuk

mengetahui upaya guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa

dan mengetahui apakah upaya yang dilakukan guru PAI dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil dari penelitian ini yaitu

upaya-upaya yang dilakukan guru PAI kelas 3 dan 4 di SDN Kaliabang Tengah

07 memberikan hasil yang baik, prestasi belajar mereka meningkat

(53)

terlalu pesat. Berdasarkan penulusuran referensi tersebut, penelitian

tersebut tentang upaya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa di SDN Kaliabang Tengah VII Bekasi

Utara sedangkan yang akan peneliti teliti adalah guru dalam meningkatkan

prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI

Ma’arif Pulutan Salatiga.

2. Eva Sukreni (2015) dalam skripsinya yang berjudul Upaya Guru dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi Fiqih di

Madrasah Aliyah Manaratul Islam menyimpulkan bahwa upaya guru

dalam meningkatkan prestasi belajar fiqh yakni pada proses belajar

mengajar di kelas menggunakan pendekatan kitab kuning yaitu fathul

qarib dimana kitab kuning digunakan dalam diskusi dan menggunakan

sumber belajar yang lain seperti buku pegangan guru yaitu fiqih dari

Departemen Agama dan Internet, dan upaya pada kegiatan kegiatan tindak

lanjut yang dilakukan oleh guru tersebut dari hasil evaluasi yang dilakukan

adalah bimbingan belajar, membuat silabus dan rpp dari tahapan

perencanaan, dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif dengan cara

pemberian sanksi, dapat menghilangkan kejenuhan siswa dengan cara

menyelingkan pelajaran dengan kisah sahabat maupun menyanyi religi,

pemberian motivasi terhadap siswa sebelum memulai pelajaran, pemberian

contoh atau teladan terhadap siswanya , dari tahapan evaluasi membuat

soal uraian, essay dan hafalan dan dari tahapan tindak lanjut guru pun

(54)

upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian

menunjukkan adanya pengaruh positif dan memberikan hasil yang baik,

prestasi belajar mereka meningkat meskipun dalam proses yang cukup

panjang. Berdasarkan penulusuran referensi tersebut, penelitian tersebut

tentang upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada

Bidang Studi Fiqih di Madrasah Aliyah Manaratul Islam sedangkan yang

akan peneliti teliti adalah Upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar

matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan

Salatiga.

3. Titi Yuniati (2012) dalam skripsinya yang berjudul Upaya Guru dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Islam di SD Negeri 2 Kedungwuluh Lor Kecamatan Patikraja Kabupaten

Banyumas Tahun Pelajaran 2012/2013 menyimpulkan bahwa upaya guru

dalam meningkatkan prestasi belajar PAI yakni Meningkatkan kualitas dan

kreatifitas guru dalam proses pembelajaran. Upaya ini dilakukan dengan

cara mengadakan pelatihan PTK, KKG, mengikuti diklat, dan seminar

dinas pendidikan di tingkat Kecamatan; Menerapkan metode pembelajaran

bervariasi yang diharapkan mampu membuat proses pembelajaran berjalan

dengan lebih kondusif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan;

Pemanfaatan fasilitas pembelajaran sebagai penunjang pembelajaran dan

sarana dalam penyampaian materi sehingga siswa mudah dalam

memahami materi; Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler, meliputi:

(55)

Melakukan kerjasama dengan orang tua siswa. Dengan adanya kerjasama

ini maka materi yang telah disampaikan oleh guru PAI di sekolah dapat

terkait atau ada dukungan dari orang tua siswa dalam pelaksanaannya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan upaya

guru dalam meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam di SD Negeri 2 Kedungwuluh Lor Kecamatan Patikraja

Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa Upaya yang dilakukan guru mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 2 Kedungwuluh Lor telah mampu

meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan penulusuran referensi

tersebut, penelitian tersebut tentang upaya guru dalam meningkatkan

prestasi siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Sedangkan

yang akan peneliti teliti adalah Upaya guru dalam meningkatkan prestasi

belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif

Pulutan Salatiga Tahun 2018.

4. M. Bahroin (2017) dalam skripsinya yang berjudul Upaya Guru Agama

Islam dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di Madrasah

Tsanawiyah Sunan Ampel Ketitang Poncokusumo Malang menyimpulkan

bahwa upaya guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar yakni

melakukan perencanaan yang baik dan matang, pengguna metode yang

bervariasi, menggunakan sarana prasarana yang mendukung dengan baik,

mengikuti pelatihan yang diselenggarakan sekolah maupun luar sekolah,

Gambar

Gambar 3.1 Proses Triangulasi Sumber Pengumpulan Data
Tabel 4.1 Data Guru dan Pegawai di MIN Salatiga
Tabel 4.2 Administrasi Perlengkapan MI Ma’arif Pulutan Salatiga
Tabel 4. 3 Triangulasi Sumber MIN Salatiga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu anak angkat bukanlah anak pribadi menurut syariat islam dan tidak ada ketetapan sedikitpun menurut syariat islam membenarkan hilangnya nasab orangtua

Adapun upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi kendala-kendala dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk meningkatkan kesadaran politik siswa

Populasi pada penelitian ini ada pemilik Online Shop yang terdaftar di. www.daftartokoonline.com dalam

Merancang media komunikasi visual yang tepat dan sesuai dengan kriteria desain untuk sosialisasi, dilakukan dengan menganalisa tahapan yaitu pengumpulan data yang

Nama Obyek : Nama objek dari Skripsi Studio Desain Komunikasi Visual ini adalah “Desain Komunikasi Visual Sebagai Media Sosialisasi Air Terjun Blemantung di Pujungan” yang

Namun demikian, kebanyakan ahli berpendapat bahwa pil kontrasepsi tidak meningkatkan risiko kanker serviks uteri , kecuali bagi wanita dengan faktor risiko

apabila isteri yang ditinggalkan tidak mempunyai anak dari perkawinan tersebut. maka harta peninggalan suami untuk isteri diserahkan kepada

Untuk memudahkan dan menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul skripsi ini, maka peneliti perlu menjelaskan secara singkat kata-kata istilah yang terdapat dalam judul