i
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV
DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI SALATIGA
DAN MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF
PULUTAN SALATIGA TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nur Ni’
matul Khasanah
NIM. 115 14 094
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN SALATIGA
iii
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV
DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI SALATIGA
DAN MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF
PULUTAN SALATIGA TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nur Ni’
matul Khasanah
NIM. 115 14 094
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
v
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon.(0298) 6031364 Kode Pos 50716 Salatiga
Website:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.id e-mail: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI SALATIGA DAN MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF PULUTAN SALATIGA TAHUN 2018
Disusun oleh:
NUR NI’MATUL KHASANAH
NIM 115-14-094
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Instititut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada Rabu, 04 Juli 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Fatchurrohman, M.Pd. Sekretaris Penguji : Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Penguji I : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. Penguji II : Dr. Hj Lilik Sriyanti, M.Si.
Salatiga, 04 Juli 2018 Dekan,
Suwardi, M.Pd
vi
DEKLARASI
DAN
PERNYATAAN KESEDIAAN DIPUBLIKASIKAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nur Ni’matul Khasanah
NIM : 115-14-094
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar- benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah. Saya bersedia apabila skripsi saya dipublikasikan oleh perpustakaan
IAIN Salatiga.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 24 April 2018
Yang menyatakan,
Nur Ni’matul Khasanah
vii
MOTTO
“Tiada hari tanpa prestasi”
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas limpahan rahmat serta
karuniaNya, skripsi ini penulis persembahan kepada:
1. Ayah dan Ibunda terkasih, Slamet Jaelani S.Ag dan Hj. Sumini yang selalu
memberikan cinta kasih tak bertepi.
2. Adik satu-satunya tercinta, Abdullah Malik Umar yang sholih, cerdas dan
semakin dewasa dalam mengarungi kehidupan.
3. Jodohku yang namanya sudah tertulis di lauhul mahfudz namun Allah belum
menuliskannya di buku catatan nikah (saat ini).
4. Mbah putri, Hj. Parsimah yang selalu mendoakan yang terbaik bagi anak dan
cucu-cucunya.
5. Keluarga besar Bani Hasyim yang membuatku semangat untuk melakukan
yang terbaik diantara yang terbaik di dunia dan akhirat.
6. Sahabat terbaikku, Dwi Indah Setiyani dan Inta Nur Muakhidah yang selalu
mensuport untuk melakukan kebaikan.
7. Sahabat di Indonesian Hunters, Achmad Munaja Ghufron, Nur Limayasari,
Anindita, Reza Mandera, Naim Khairuddin Ikhsan yang membantuku untuk
meningkatkan kemampuan bahasa inggrisku.
8. Sahabat di Talent Scouting bidang Study Abroad angkatan pertama tahun
2015, Dwi Indah Setiyani, Achmad Munaja Ghufron, Iis Ari Sujiyati, Marjai
Affan, Naila Rajihah.
9. Bapak Miftachudin Arjuna, M.A, sebagai dosen pembimbing Kuliah Luar
Negeri terhebat dan terikhlas seluruh Indonesia.
viii
11. Keluarga besar Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) angkatan 2014
yang selama tiga tahun setengah berjuang tanpa lelah bersama-sama.
12. Sahabat di Karang Taruna Wira Bhakti, Hasan Maftuh M.Hum, Indah
Yuliani, Irkhas Fasekh, Listya, Hetik, Mukhlis S.Pd.I, dan semua sahabat
yang membimbing dan memberikan ilmu mengenai keorganisasian.
13. Sahabat di Hamada Volunteer Salatiga yang semua perempuan yang berusaha
menjadi relawan terikhlas inovatif.
14. Ketua Perpustakaan , Bapak Wiji Suwarno M.Hum yang telah memberi
kesempatan untuk menimba ilmu dan merasakan pekerjaan di perpustakaan
IAIN Salatiga.
15. Rekan kerja serta senior di Perpustakaan IAIN Salatiga, Pak Yudhan, Bu
Chris, Mbak Nanin, Pak Sutrisno, Pak Supardi atas kebaikan hati dan
ilmunya.
16. Bapak Ibu guru dan karyawan di MIN Salatiga yang telah memberi
kesempatan untuk melakukan penelitian disana.
17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini baik secara
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan
kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW yang telah menuntun
umatnya ke jalan kebenaran, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Adapun judul skripsi ini
adalah “Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga dan Madrasah
Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan Salatiga Tahun 2018.”.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga dan sekaligus
dosen pembimbing skripsi saya yang luar biasa yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam
penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Peni Susapti, S.Si., M.Si, selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
x
5. Bapak kepala madrasah MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga beserta
staffnya yang telah memberikan izin dan pelayanan dengan baik selama
penelitian.
6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal
pengetahuan.
7. Ayah, Ibu dan keluarga terkasih yang selalu mendoakan dan mencintai penulis.
8. Sahabat-sahabat senasib seperjuangan yang senantiasa memberikan inspirasi,
semangat dan berjuang bersama-sama serta saling memberikan dukungan.
Semoga Allah SWT selalu memberikan keberkahan dan memberikan
balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Penulis menyadari bahwa skripsi
ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi penyempurnaan
skripsi ini.
Salatiga, 24 April 2018
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR ... i
LEMBAR BERLOGO IAIN ... ii
HALAMAN SAMPUL DALAM ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... vi
HALAMAN MOTTO PERSEMBAHAN ... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
ABSTRAK ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Penelitian ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Penegasan Istilah ... 6
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
A. Landasan Teori ... 11
1. Pembelajaran Matematika di SD/MI ... 11
a. Pengertian Pembelajaran ... 11
b. Pengertian Matematika... 22
c. Tujuan Mata Pelajaran Matematika ... 24
d. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika... 25
2. Problematika Guru dalam Mengajar Matematika di MI ... 26
a. Permasalahan dalam Penguasaan Materi ... 26
b. Permasalahan dalam Penerapan Metode ... 27
c. Permasalahan dalam Penggunaan Media Pembelajaran ... 28
d. Permasalahan dalam Mengelola Kelas ... 29
3. Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika 33 a. Upaya-upaya dalam Memotivasi Siswa ... 33
b. Upaya-upaya dalam Membimbing Siswa ... 34
c. Upaya-upaya dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran ... 35
d. Upaya-upaya dalam Evaluasi Siswa ... 35
B. Kajian Penelitian Terdahulu ... 36
BAB III METODE PENELITIAN ... 40
A. Jenis Penelitian ... 40
xiii
C. Sumber Data... 42
D. Prosedur Pengumpulan Data... 43
E. Analisis Data... 47
F. Pengecekan Keabsahan Data... 48
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS ... 55
A. Paparan Data... 52
B. Analisis Data... 63
C. Pembahasan... 92
BAB V PENUTUP... 102
A. Simpulan... 102
B. Saran... 103
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Prosedur Pengumpulan Data ... 46
Tabel 4.1 Data Guru dan Pegawai MIN Salatiga ... 58
Tabel 4.2 Administrasi Perlengkapan MIN Salatiga ... 63
Tabel 4.3 Triangulasi Sumber MIN Salatiga ... 75
Tabel 4.4 Triangulasi Teknik MIN Salatiga ... 77
Tabel 4.5 Triangulasi Sumber MI Ma’arif Pulutan Salatiga ... 85
Tabel 4.6 Triangulasi Teknik MI Ma’arif Pulutan Salatiga ... 86
Tabel 4.7 Faktor Pendukung Upaya Guru ... 90
Tabel 4.8 Faktor Penghambat Upaya Guru ... 90
Tabel 4.9 Data Nilai Matematika Kelas IV MIN Salatiga ... 91
Tabel 4.10 Data Nilai Matematika Kelas IV MI Ma’arif Pulutan Salatiga ... 92
Tabel 4.11 Nilai Rata-rata Kelas Kedua Madrasah ... 93
Tabel 4.12 Persamaan Upaya Guru Pada Kedua Madrasah ... 94
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Proses Triangulasi Sumber Pengumpulan Data ... 49
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Daftar Pustaka
Lampiran II RPP Matematika MIN Salatiga
Lampiran III RPP Matematika MI Ma’arif Pulutan
Lampiran IV Instrumen Penelitian Wawancara
Lampiran V Transkrip Wawancara Kepala Madrasah MIN Salatiga
Lampiran VI Transkrip Wawancara Guru Kelas IV MIN Salatiga
Lampiran VII Transkrip Wawancara Kepala Madrasah MI Pulutan
Lampiran VIII Transkrip Wawancara Guru Kelas IV MI Ma’arif Pulutan
Lampiran IX Dokumentasi Foto Penelitian
Lampiran X Surat Ijin Penelitian MIN Salatiga
Lampiran XI Surat Ijin Penelitian MI Ma’arif Pulutan
Lampiran XII Surat Keterangan Penelitian MIN Salatiga
Lampiran XIII Surat Keterangan Penelitian MI Ma’arif Pulutan
Lampiran XIV Laporan SKK
Lampiran XV Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi
Lampiran XVI Lembar Konsultasi
xvii ABSTRAK
Khasanah, Nur Nimatul. 2018. Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga dan
Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan Salatiga Tahun 2018. Skripsi.
Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
Kata Kunci : Upaya Guru, Prestasi Belajar Matematika
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018, apa faktor pendukung dan penghambat upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018, bagaimana prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018, dan adakah persamaan dan perbedaan upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018.
Jenis penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian lapangan (field research) dan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber data primer yakni hasil wawancara kepala madrasah, guru, dan siswa, dan sumber data sekunder yaitu berupa buku-buku referensi, dan dokumentasi. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika kelas IV pada kedua madrasah yakni upaya dalam memotivasi siswa dengan menciptakan suasana kelas yang kompetitif, upaya dalam membimbing siswa di MIN Salatiga yakni les malam di MI Ma’arif Pulutan yakni ekstra OSN (Olimpiade Sains Nasional), upaya dalam proses pelaksanaan pembelajaran di MIN Salatiga yaitu mengadakan sarapan pagi
matematika dan di MI Ma’arif Salatiga quiz di awal pembelajaran, menggunakan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Prestasi belajar siswa yang tinggi merupakan salah satu faktor yang
menunjukkan bahwa suatu sekolah atau madrasah tersebut memiliki kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik didalamnya. Semakin tinggi prestasi
belajar yang dapat di raih oleh suatu madrasah, menunjukkan semakin baik
pula kualitas madrasah tersebut. Apabila suatu madrasah memiliki kualitas
yang baik maka madrasah tersebut akan menjadi sebuah madrasah favorit
yang menjadi tujuan pendaftaran pertama sebelum madrasah-madrasah yang
lain. Suatu madrasah yang memiliki kualitas yang baik akan mampu bersaing
dengan sekolah ataupun madrasah yang lain di era global ini yang dimana
pengetahuan mengenai logika matematika dan teknologi sangat penting untuk
di ketahui, disamping itu pengetahuan mengenai agama Islam juga penting
untuk dikuasai sebagai pedoman hidup yang benar. Maka disinilah pentingnya
sebuah madrasah harus memiliki prestasi belajar yang tinggi supaya dapat
bersaing dengan sekolah lain terutama sekolah umum.
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjang dengan nilai
tes atau nilai angka yang diberikan guru. Menurut Zainal Arifin (2011: 12)
kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam
belajar umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil
belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Prestasi belajar
merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan
manusia, karena sepanjang rentang kehidupan manusia selalu mengejar
prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.
Untuk meraih prestasi belajar matematika yang baik, madrasah tidak
dapat lepas dari peran seorang guru yang baik pula di dalam kelas. Guru yang
baik menurut Ibnu Sina adalah guru yang berakal cerdas, beragama,
mengetahui cara mendidik akhlak, cakap dalam mendidik anak,
berpenampilan tenang, jauh dari olok-olok dan bermain-main dihadapan
muridnya, tidak bermuka masam, sopan santun, bersih, suci, murni, menonjol
budi pekertiya, cerdas, teliti, sabar, telaten dalam membimbing anak, adil,
hemat dalam penggunaan waktu, gemar bergaul dengan anak-anak, tidak keras
hati dan senantiasa menghias diri. Selain itu guru juga harus mengutamakan
umat daripada kepentingan dirinya sendiri. Sejalan dengan pendapat
Al-Ghazali, guru yang baik yaitu guru yang memiliki sifat-sifat umum yaitu
cerdas, sempurna akalnya, baik akhlaknya dan kuat fisiknya.
Seperti firman Allah dalam Q.S Ali Imran: 164
golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”
Dan firman Allah dalam Q.S Al-Jumu’ah: 2
seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalamkesesatan yang nyata”.
Allah sudah menyampaikannya di dalam ayat-ayat tersebut diatas
mengenai gambaran seorang guru teladan yang mengajarkan ilmu yang
bermanfaat, yang menenangkan jiwa, yang memberikan petunjuk dan jalan
terang dari kesesatan, dan tentunya yang meimiliki hati tulus dalam mengajar
dan hanya mengharapkan ridho Allah semata. Guru yang memiliki hati tulus
serta selalu mendidik dengan hati akan selalu mengupayakan segala hal yang
terbaik untuk anak didiknya. Maka dapat dikatakan seberapa tulus dan gigih
seorang guru dalam mendidik siswanya maka akan semakin maksimal prestasi
belajar yang diperoleh siswa. Prestasi belajar yang baik akan di dapatkan oleh
setiap siswa manakala antara siswa dan guru memiliki chemistry yang berupa
dalam proses KBM serta setiap materi yang disampaikan guru dapat mengena
di hati siswa karena guru selalu mengajar dengan hati. Untuk mewujudkan hal
tersebut, guru harus selalu kreatif dan terus berinovasi serta memberikan
dorongan, motivasi, apresiasi dan bimbingan yang semuanya di pegang oleh
peran seorang guru di kelas.
Survei awal yang penulis lakukan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri
(MIN) Salatiga dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Pulutan Salatiga yaitu
prestasi belajar matematika siswa kelas IV di madrasah tersebut mengalami
peningkatan yang cukup pesat pada tahun 2018. Tentunya untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika tidak
bisa lepas dari upaya guru kelasnya di dalam proses KBM. Maka hal tersebut
sangat penting untuk di gali dan di kaji mengenai upaya-upaya guru dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas IV di MIN Salatiga dan MI
Ma’arif Pulutan.
Mengingat pentingnya manfaat hal-hal tersebut terhadap daya saing
madrasah dengan madrasah-madrasah yang lain untuk mengkaji persoalan
diatas maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Guru dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah
Negeri (MIN) Salatiga dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Pulutan Salatiga
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika
siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga tahun
2018?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat upaya guru dalam meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI
Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018?
3. Bagaimana prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga
dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018?
4. Adakah persamaan dan perbedaan upaya guru dalam meningkatkan
prestasi belajar matematika kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif
Pulutan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui :
1. Upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas
IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018.
2. Faktor pendukung dan penghambat upaya guru dalam meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI
Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018.
3. Prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI
Ma’arif Pulutan Salatiga tahun 2018.
4. Persamaan dan perbedaan upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritik
dan secara praktik, yaitu:
1. Manfaat Teoretis
a. Menambah dan memperkaya khasanah keilmuan dalam dunia
pendidikan khususnya tentang upaya guru dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa di tingkat Madrasah Ibtidaiyah.
b. Memberi sumbangan data ilmiah di bidang pendidikan bagi Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah di IAIN Salatiga.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat dijadikan sumber referensi untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika supaya prestasi belajar yang dicapai siswa
menjadi lebih baik.
b. Menjadi bahan referensi, sumber informasi dan atau rujukan
penelitian selanjutnya.
E. Penegasan Istilah 1. Guru
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada
jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak
usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Pengakuan kedudukan guru sebagai
tenaga profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik.
Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan
untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi.
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjang dengan
(2011: 12) kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.
Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil
usaha”. Prestasi belajar umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan,
sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik.
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam
sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupan manusia
selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan
masing-masing.
3. Matematika
Matematika menurut Ruseffendi dalam Heruman (2010: 1) adalah
bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara
induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi,
mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan
akhirnya ke dalil. Sedangkan Hakikat matematika menurut Soedjadi dalam
Heruman 2010: 1), yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada
kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.
Menurut Andi Hakim Nasution, matematika itu bukan sekadar
aritmetika saja, yaitu ilmu tentang bilangan dan hitung-menghitung.
Matematika juga bukan sekedar aljabar, yaitu bahasa lambang-lambang
dan hubungan-hubungan. Matematika juga bukan sekadar geometri, yaitu
kajian tentang bentuk, ukuran dan ruang. Matematika juga lebih dari
kalkulus, trigonometri, statistika, pengertian tak terhingga, limit, dan laju
cara menyusun kerangka dasar pembuktian logika. Sebagai cara berpikir,
matematika dapat digunakan menguji apakah suatu pemikiran itu benar
atau sekurang-kurangnya benar dengan peluang yang besar (1992:34).
F. Sistematika Penulisan
Sistematika di sini adalah gambaran umum tentang skripsi ini. Skripsi ini
terbagi ke dalam tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
Bagian awal berisikan sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan
pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan (deklarasi),
motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar table, daftar
lampiran; adapun bagian inti berisi pendahuluan sampai dengan penutup; dan
bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, riwayat hidup
peneliti. Adapun sistematik bagian isi adalah sebagai berikut:
BAB I : Berisi Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kajian Penelitian Terdahulu, dan Sitematika
Penulisan. Bab ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran umum dari
penelitian ini sebagai arahan bagi bab-bab selanjutnya.
BAB II : Berisi tentang landasan teori, merupakan bagian yang menjelaskan kajian teori yang berhubungan dengan penelitian yang memuat
pengertian prestasi belajar, upaya guru, tugas dan peran guru, faktor
penghambat dan pendorong upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar
BAB III : Berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data,
analisis data, pengecekan keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.
BAB IV : Berisi paparan data dan temuan peneliti yang menjelaskan tentang kegiatan untuk meningkatkan prestasi belajar dan faktor penghambat dan
pendorong untuk meningkatkan prestasi belajar di MIN Salatiga dan MI
Ma’arif Pulutan Salatiga.
BAB V : Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian dan saran-saran dari penulis sebagai sumbangan pemikiran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori1. Pembelajaran Matematika di SD/MI a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata belajar, belajar ialah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2009: 2). Dalam
Undang-undang No. 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1) ayat 20 dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
Kata dasar “pembelajaran” adalah belajar. Dalam arti sempit
pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses atau cara yang
dilakukan agar seseorang dapat melakukan kegiatan belajar, sedangkan
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku karena interaksi
individu dengan lingkungan dan pengalaman. Kata “pembelajaran”
menekankan pada kegiatan belajar peserta didik secara sungguh-sungguh
yang melibatkan aspek intelektual, emosional dan sosial (Zainal Arifin,
2011: 10).
Menurut Suyitno, pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim
siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal, antara guru dengan
siswa dan antara siswa dengan siswa (2006: 28). Pembelajaran itu tidak
sama dengan pengajaran. Pembelajaran menekankan pada aktivitas
peserta didik sedangkan pengajaran menekankan kepada aktivitas
pendidik (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012: 6). Menurut Muhsetyo
dalam Santi (2016: 16), guru matematika yang profesional dan
mempunyai wawasan landasan yang dapat dipakai dalam perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran matematika. Wawasan itu berupa
dasar-dasar teori belajar yang dapat diterapkan untuk pengembangan dan
perbaikan pembelajaran matematika, diantaranya yaitu:
1) Teori Thorndike
Teori ini memandang peserta didik sebagai selembar kertas putih,
penerima pengetahuan yang siap secara pasif. Sehingga memandang
mengajar sebagai urutan bahan pelajaran yang disusun secara cermat,
mengkomunikasikan bahan kepada peserta didik, dan membawa mereka
untuk praktik menggunakan konsep atau prosedur baru. Konsep atau
prosedur akan matang jika disertai dengan banyaknya latihan. Teori ini
menekankan banyak memberi praktik dan latihan kepada peserta didik
agar konsep dan prosedur dapat mereka kuasai dengan baik.
2) Teori Jean Piaget
Teori ini merekomendasikan perlunya pengamatan terhadap tingkat
matematika diberikan, terutama untuk menyesuaikan keabstrakan bahan
matematika dengan kemampuan berpikir abstrak anak pada saat itu. Jika
seorang guru telah memahami Teori Piaget dalam pembelajaran
matematika, maka akan lebih memudahkan guru dan peserta didik untuk
mengajarkan dan memahami materi baru.
3) Teori Georgepolya (pemecahan masalah)
Pemecahan masalah merupakan realisasi dari keinginan meningkatkan
pembejaran dari keinginan meningkatkan pembelajaran matematika
sehingga peserta didik mempunyai pandangan atau wawasan yang luas
dan mendalam dalam menghadapi suatu masalah.
Karena pembelajaran sebagai suatu sistem dalam pendidikan maka
didalamnya tentu ada tujuan yang ingin dicapai, proses dan melibatkan
serta memanfaatkan komponen-komponen tertentu. Untuk mencapai
tujuan pembelajaran maka setiap kegiatan pembelajaran pasti memiliki
perencanaan pembelajaran, dan didalamnya selalu ada tahap-tahap yang
harus dilakukan yang secara garis besar ada di dalam perencanaan
pembelajaran. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Membuka pelajaran
Yang dimaksud dengan set introdacting ialah usaha atau kegiatan
yang dilakukan oleh seorang guru dalam pelaksanaan kegiatan
mental maupun perhatian siswa terpusat pada apa yang akan disampaikan
dan dipelajari siswa sehingga usaha guru tersebut akan memberikan
dampak yang positif terhadap kegiatan belajar. Dengan kata lain,
kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap
mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang
akan dipelajarinya.
Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru pada
awal jam pelajaran, tapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti
pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan dicapai,
menarik perhatian siswa. Memberi acuan dan membuat kaitan antara
materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa dengan bahan yang akan
dipelajarinya.
b) Menyampaikan materi pelajaran
Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah penyajian
informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk
menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya misalnya
antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang
belum diketahui.penyampaian informasi secara terencana dengan baik
dan disajikan dengan urutan yang sistematis merupakan ciri utama
kegiaan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek
yang sangat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa
c) Penggunaan model-model pembelajaran
Dalam proses pendidikan Islam model pembelajaran memiliki
kedudukan yang sangat penting dalam upaya penyampaian tujuan, karena
ia menjadi sarana yang memberi makna akan materi pelajaran yang
tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat
dipahami atau diserap oleh anak didik serta menjadi pengertian
fungsional terhadap tingkah lakunya. Oleh karena itu guru dituntut
pandai-pandai memilih model yang sesuai dengan materi, siswa, keadaan
kelas, serta kapan dilaksanakannya model pembelajaran itu.
Berikut ini beberapa contoh model pembelajaran yang sesuai untuk
pembelajaran matematika:
1) Active Learning
Active Learning adalah proses kegiatan belajar mengajar yang subjek
didiknya terlibat secara intelektual dan emosional sehingga betul-betul
berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar.
Active Learning mendasarkan pada proses bukan pada hasil. Dalam
Active Learning setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan
berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Kegiatan
belajar mengajar harus dimulai dengan hal-hal yang sudah dikenal
peserta didik (Hosnan, 2014: 208-209)
2) Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan
dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan
terasa manfaat dari materi yang disajikan, motivasi belajar muncul, dunia
pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana belajar menjadi kondusif,
nyaman dan menyenangkan.
3) Realistic Mathematics Education (RME)
RME dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guided
reinvention dalam mengkontruksi konsep-aturan melalui proses of
mathematization, yaitu matematika horizontal (fakta, konsep, prinsip,
algoritma, aturan untuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan,
proses empirik) dan vertikal (reorganisasi matematik melalui proses
dalam dunia rasio, pengembangan matematika). Prinsip RME adalah
aktivitas (doing) konstruktivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi),
pemahaman (menemukan-informal dalam konteks melalui refleksi
informal ke formal), inter-twintment (keterkaitan-interkoneksi antar
konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan
bimbingan (dari guru dalam penemuan).
4) Cooperative Learning
Menurut Isjoni (2001: 29) model pembelajaran kooperatif adalah
model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan
akademik (academic skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill)
termasuk interpersonal skill. Model kooperatif adalah model belajar yang
menekankan belajar dalam kelompok heterogen saling membantu satu
pendapat untuk memperoleh keberhasilan yang optimal baik kelompok
maupun individual.
Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi
heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling
membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk
memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara
aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam
kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi
yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya
untuk mencapai ketuntasan belajar.
Slavin (2005: 56) menyatakan bahwa ide utama belajar kooperatif
adalah siswa bekerja sama untuk belajar dan bertanggung jawab pada
kemajuan temannya. Sebagai tambahan, belajar menekankan pada tujuan
dan kesuksessan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota
kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi. Tujuan pokok belajar
kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan
prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara
kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu tim, maka dengan
sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagi
latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan
Menurut Ihsan (2007: 163), didalam model Cooperative Learning, ada
berbagai jenis metode dalam pembelajaran, diantaranya:
(a)Metode ceramah, yaitu guru memberikan uraian atau penjelasan
kepada sejumlah murid pada waktu tertentu dan waktu tertentu pula.
(b)Metode tanya jawab, metode mengajar yang mengaktifkan siswa yang
paling sederhana adalah metode tanya jawab (Ibrahim dkk, 1996: 44).
(c)Metode diskusi, yaitu menghadapkan siswa dalam suatu persoalan,
dimana persoalan tersebut tak dapat dipecahkannya oleh hanya satu
jawaban atau satu cara saja.
(d)Metode eksperimen, metode ini biasanya dilakukan dalam suatu
pelajaran tertentu seperti ilmu alam, ilmu kimia, dan sejenisnya,
biasanya terhadap ilmu-ilmu alam yang didalam penelitiannya
menggunakan metode yang sifatnya objektif.
(e)Metode demonstrasi, yaitu metode mengajar tersendiri untuk
mengajarkan sesuatu bahkan ajaran yang memerlukan peragaan, atau
sebagai metode pelengkap dari metode ceramah (Ibrahim dkk, 1996:
43-44).
(f)Metode pemberian tugas, yaitu suatu cara dalam KBM dimana guru
memberi tugas tertentu dan siswa mengerjakannya, kemudian tugas
tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru.
(g)Metode drill (latihan), yang bermaksud supaya pengetahuan dan
kecakapan tertentu dapat menjadi milik siswa dan dikuasai
(h)Metode kerja kelompok, untuk memecahkan masalah siswa di kelas
perlu dibagi-bagi dalam kelompok-kelompok untuk menyerahkan
suatu pekerjaan yang perlu dikerjakan bersama-sama.
(i)Metode tutor sebaya (peer tutoring method), dimana siswa belajar
dalam kelompok diskusi beranggotakan 4-6 siswa pada setiap kelas
dibawah bimbingan guru mata pelajaran dengan menggunakan tutor
sebaya. Tutor sebaya adalah siswa di kelas atau kelas tertentu yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki
tugas untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi
ajar.
d) Menggunakan alat peraga
Alat peraga pengajaran, teaching aids atau audiovisual aids (AVA)
adalah alat-alat yang digunakan ketika mengajar untuk membantu
memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya kepada siswa dan
mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Pengajaran yang
menggunakan banyak verbalisme tentu akan segera membosankan.
Sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira belajar
atau senang karena mereka merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang
diterimanya.
e) Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi
terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. Suatu kondisi belajar
pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan
untuk mencapai tujuan pengajaran, juga hubungan interpersonal yang
baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa merupakan syarat
keberhasilan pengelolaan kelas.
f) Evaluasi
Evaluasi di setiap akhir pembelajaran adalah suatu proses yang
sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh
mana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa sehingga bisa
dijadikan sebagai dasar dalam penentuan perlakuan lanjut. Evaluasi
dalam pembelajaran biasanya berupa penilaian di akhir pelajaran yang
biasanya disebut dengan evaluasi formatif.
g) Menutup pelajaran
Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha
menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa. Mengetahui tingkat
pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar
mengajar.
b. Pengertian Matematika
Matematika menurut Ruseffendi dalam Heruman (2010: 1) adalah
induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi,
mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan
akhirnya ke dalil. Sedangkan Hakikat matematika menurut Soedjadi
dalam Heruman 2010: 1), yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu
pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.
Menurut Andi Hakim Nasution, matematika itu bukan sekadar
aritmetika saja, yaitu ilmu tentang bilangan dan hitung-menghitung.
Matematika juga bukan sekedar aljabar, yaitu bahasa lambang-lambang
dan hubungan-hubungan. Matematika juga bukan sekadar geometri, yaitu
kajian tentang bentuk, ukuran dan ruang. Matematika juga lebih dari
kalkulus, trigonometri, statistika, pengertian tak terhingga, limit, dan laju
perubahan. Pada dasarnya, matematika ialah suatu cara berpikir, suatu
cara menyusun kerangka dasar pembuktian logika. Sebagai cara berpikir,
matematika dapat digunakan menguji apakah suatu pemikiran itu benar
atau sekurang-kurangnya benar dengan peluang yang besar (1992:34).
Matematika secara umum ditegaskan sebagai penelitian pola dari
struktur, perubahan, dan ruang. Dalam pandangan formalis, matematika
adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak
menggunakan logika simbolik dan notasi matematika. Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika didefinisikan
sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur
operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai
Muhsetyo dalam Santi (2016: 26) mengatakan bahwa pembelajaran
matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta
didik melalui serangkaian kegiatan terencana sehingga peserta didik
memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.
Pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan
tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan
seseorang (si pelajar) melaksanakan kegiatan belajar matematika dan
pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk
berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika.
Menurut Susanto (2013: 186) pembelajaran matematika adalah
suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berfikir siswa yang dapat meningkatkan
kemampuan mengontruksi pengetahuan baru sebagai upaya peningkatan
penguasaan yang baik terhadap materi matematika.
Menurut Cobb (Erman Suherman, 2003: 71) pembelajaran
matematika sebagai proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara
aktif mengkonstruksi pengetahuan matematika. Dalam pembelajaran
matematika terdapat aktivitas belajar matematika dimana siswa bukan
hanya menghafal, namun juga memahami konsep-konsepnya secara
berurutan.
Pembelajaran matematika adalah belajar tentang konsep dan
struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta
Pembelajaran matematika merupakan proses membuat orang melakukan
proses belajar matematika sesuai dengan rencana untuk kepentingan
perubahan perilaku maupun pola pikir matematika orang yang belajar.
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa pembelajaran matematika
merupakan proses aktif dan konstruktif sehingga siswa mencoba
menyelesaikan masalah yang ada sekaligus menjadi penerima atau
sumber materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep dan
struktur matematika di dalamnya.
c. Tujuan Mata Pelajaran Matematika
Tujuan Matematika di sekolah dalam Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika
Kemendikbud tahun 2011 menjelaskan bahwa matematika diajarkan
disekolah membawa misi yang sangat penting, yaitu mendukung
ketercapaian tujuan pendidikan nasional. Secara umum tujuan pendidikan
matematika di sekolah dapat digolongkan menjadi:
1) Tujuan bersifat formal, menekankan kepada menata penalaran dan
membentuk kepribadian peserta didik.
2) Tujuan yang bersifat material, menekankan kepada kemampuan
memecahkan masalah dan menerapkan matematika.
Secara lebih rinci, tujuan matematika dipaparkan pada buku standar
1) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan,
misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen,
menunjukkan kesamaan-perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi.
2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi,
intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran
divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan,
serta mencoba-coba.
3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan
lisan, grafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan.
d. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia (Permendiknas RI) No. 22 Tahun 2006, halaman 417, Ruang
lingkup mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1) Bilangan
2) Geometri dan pengukuran
3) Pengolahan data
2. Problematika Guru dalam Mengajar Matematika di Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Keberhasilan pembelajaran amat ditentukan oleh kualitas guru
dalam praktek pembelajaran. Keberhasilan dalam pembelajaran
merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi seorang guru. Dalam
dunia pendidikan, guru berperan sebagai pengajar dan pendidik, yang
dalam hal ini memiliki kemampuan pedagogis, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional (UU RI No. 14 Tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen). Seperangkat kemampuan yang harus
dimiliki seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajar
dengan berhasil itulah yang dimaksudkan sebagai kompetensi
profesional guru.
Komponen kompetensi profesional guru yaitu:
1) Penguasaan materi ajar
2) Kemampuan mengelola pembelajaran
3) Pengetahuan tentang evaluasi
Ketika seorang guru akan menyampaikan suatu materi kepada
siswanya, hal terpenting yang harus dipenuhi adalah penguasaannya
terhadap materi ajar yang akan disampaikan. Karena ketika seseorang
sudah memahami suatu materi ia akan mudah menjelaskan dan
memahamkan oranglain mengenai materi yang di sampaikannya
tersebut. Namun jika seseorang itu sendiri tentang apa yang akan
disampaikannya maka ia akan susah untuk menjelaskan dan
memahamkan oranglain mengenai materi yang disampaikannya.
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode
diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai tujuan yang
ingin dicapai setelah pengajaran berakhir (Djamarah dan Zain, 2002:
46) salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah
bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen
yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang
kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi
pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan (Djamarah dan
Zain, 2002: 72).
Mengajar yang berhasil menuntut penggunaan metode yang tepat.
Setiap guru tentu mempunyai metode dan seorang guru yang baik akan
memahami metode yang digunakannya dengan baik. Setiap guru
dituntut untuk mampu memilih dan menggunakan metode yang tepat
dalam melaksanakan pembelajaran. Namun yang perlu ditekankan yaitu
metode apapun yang direncanakan guru hendaknya dapat
mengakomodasi secara menyeluruh prinsip-prinsip kegiatan belajar
mengajar yaitu berpusat pada siswa (student centered), belajar dengan
malakukan (learning by doing), mengembangkan kemampuan sosial,
mengembangkan keingintahuan dan imajinasi, dan mengembangkan
kreativitas dan keterampilan memecahkan (Susanto, 2013: 43-44).
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu
proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok yaitu
komponen pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa),
dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran.
Tujuan proses belajar-mengajar dapat dicapai dengan baik bila
ditunjang oleh berbagai faktor, antara lain media pendidikan. Media
pendidikan merupakan salah satu faktor yang turut menentukan
keberhasilan pengajaran karena ia membantu siswa dan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran sehubungan dengan tujuan pengajaran
yang telah dirumuskan dalam perencanaan pengajaran. Dalam kondisi
ini penggunaan media pendidikan dapat meningkatkan efisiensi proses
dan mutu hasil belajar-mengajar (Oemar Hamalik, 2014: 64-65).
Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan
pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukisnya dalam sebuah
kerucut yang kemudian dinamakan kerucut pengalaman (cone of
experience). Kerucut Dale saat ini dianut secara luas untuk menentukan
alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh
pengalaman belajar secara mudah. Kerucut pengalaman yang
dikemukakan oleh Dale itu memberikan gambaran bahwa pengalaman
belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau
mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan
mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan
contohnya melalui pengalaman langsung maka akan semakin banyak
pula pemahaman yang diperoleh. Sebaliknya, semakin abstrak siswa
mempelajari bahan pengajaran, contohnya hanya mengandalkan bahasa
verbal maka semakin sedikit pula pemahaman yan didapatkan oleh
siswa.
d. Permasalahan dalam Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata yaitu kata pengelolaan dan
kata kelas. Kata pengelolaan memiliki arti yang sama dengan kata
management dalam bahasa Inggris, selanjutnya dalam bahasa Indonesia
menjadi manajemen. Menurut Mulyasa, manajemen pendidikan
merupakan proses pengembangan kegiatan kerjasama sekelompok
orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (2007:
07). Kelas adalah ruangan yang dibatasi oleh empat dinding tempat
sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti pembelajaran.
Djamarah menjelaskan dalam bukunya bahwa pengelolaan kelas
adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam
proses interaksi edukatif. Yang dimaksud dalam hal ini misalnya
penghentian tingkah laku anak yang menyeleweng perhatian kelas,
perhatian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian kerja siswa, atau
penetapan norma kelompok produktif (2000: 145).
Mulyasa (2007: 91) mengemukakan bahwa pengelolaan kelas
yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam
pembelajaran. Pengertian pengelolaan kelas di atas sesuai dengan ayat
Al-Quran Surat As-Sajdah ayat 5 yang berbunyi:
Mulyasa menjelaskan bahwa keterampilan pengelolaan kelas
memiliki komponen sebagai berikut:
1) Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal
a) Menunjukkan sikap tanggap dengan cara memandang secara
seksama, mendekati, memberikan pernyataan dan memberikan
reaksi terhadap gangguan di kelas.
b) Membagi perhatian secara visual dan verbal.
c) Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan peserta
didik dalam pembelajaran.
d) Memberi petunjuk yang jelas.
e) Memberi teguran secara bijaksana.
2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi
belajar yang optimal
a) Modifikasi perilaku
(1) Mengajarkan perilaku baru dengan contoh dan pembiasaan
(2) Meningkatkan perilaku yang baik melalui penguatan
(3) Mengurangi perilaku yang buruk dengan hukuman
b) Pengelolaan kelompok dengan cara peningkatan kerjasama dan
keterlibatan, menangani konflik dan memperkecil masalah.
c) Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah
(1) Pengabaian yang direncanakan
(2) Campur tangan dengan isyarat
(3) Mengawasi dengan ketat
(4) Mengakui perasaan negative peserta didik
(5) Mendorong peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya
(6) Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu perasaannya
(7) Menjauhkan benda-benda yang mengganggu konsentrasi
(8) Menyusun kembali program
(9) Menghilangkan ketegangan dan humor
(10)Mengekang secara fisik (2007: 127).
Peran seorang guru dalam pengelolaan kelas sangat penting
khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik.
Karena secara prinsip, guru memegang dua tugas masalah pokok
membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya,
masalah pengelolaan kelas berkaitan dengan usaha untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran
berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru dalam mengelola kelas.
Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar rendah, tidak sesuai
dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Karena itu
pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu
mengatur murid dan sarana pembelajaran serta mengendalikannya dalam
suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dari
uraian di atas jelaslah seberapa pentingnya pengelolaan kelas guna
menciptakan suasana kelas yang kondusif demi meningkatkan kualitas
pembelajaran.
3. Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika di Madrasah Ibtidaiyah (MI)
a. Upaya-upaya dalam Memotivasi Siswa
Memotivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan
keefektifan pembelajaran. Motivasi adalah tenaga pendorong atau
penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan
tertentu. Siswa akan belajar dengan sunggguh-sungguh apabila memiliki
kemampuan membangkitkan motivai belajar siswa sehingga dapat
mencapai tujuan belajar (Mulyasa, 2007: 112).
Dalam hal ini Frandsen mengemukakan bagaimana menyusun
tugas-tugas, agar dapat menimbulkan motivasi bagi siswa, antara lain:
1) Tugas adalah sesuatu yang kita buat, baik mudah maupun sukar.
Oleh karena itu pendidik harus mengerti cara-cara mem-bangkitkan
kemampuan siswa-siswa yang lemah agar merasa mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan tugas.
2) Tugas berhubungan dengan kehidupan siswa sehari-hari.
3) Pelajaran yang diberikan di dalam kelas harus dapat memberikan
kemungkinan untuk mengembangkan kemampuan belajar dan
memberikan kepercayaan sepenuhnya untuk menyelesaikan
pekerjaan di rumah.
4) Guru hendaknya memberikan kontrol terhadap pekerjaan siswa.
5) Guru hendaknya adil dalam memberikan tugas-tugas karena siswa
akan bekerja dengan baik apabila mereka merasa aman dan dihargai.
b. Upaya-upaya dalam Membimbing Siswa
Menurut Sulthon Masyhudi dalam Bahroin (2017: 46) bimbingan
dalam proses pendidikan di sekolah ialah proses memberikan bantuan
kepada siswa agar ia sebagai pribadi memiliki pemahaman yang benar
akan diri pribadinya dan dunia di sekitarnya, mengambil keputusan untuk
melangkah maju secara optimal dalam perkembangannya dan dapat
masalah-masalahnya. Semua demi tercapainya penyesuaian yang sehat dan demi
memajukan kesejahteraan mentalnya.
Secara umum dan luas program bimbingan dilaksanakan dengan
tujuan sebagai berikut:
1) Membantu individu dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi.
2) Membantu individu dalam mencapai kehidupan yang efektif dan
produktif dalam masyarakat.
3) Membantu individu dalam mencapai harmoni cita-cita dan
kemampuan yang dimilikinya. Masyhudi (Bahroin, 2017: 130).
4) Bimbingan dapat dikatakan berhasil apabila individu yang
mendapatkan bimbingan itu berhasil mencapai keempat tujuan
tersebut secara bersama-sama.
c. Upaya-upaya dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Proses atau pelaksanaan pendidikan adalah usaha dalam
mewujudkan tujuan pendidikan. Dalam proses pendidikan inilah arti
pentingnya cara-cara atau metode bagaimana kecakapan atau
pengetahuan akan disampaikan kepada siswa. Proses belajar mengajar
merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Sehubungan denan
pelaksanaan pengajaran, berikut ini akan dijelaskan tentang membuka
pelajaran, menyampaikan materi pelajaran/menjelaskan menggunakan
metode-metode, mengajar menggunakan alat peraga, pengelolaan kelas
dan menutup pelajaran.
Evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang
harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran.
Hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat dijadikan balikan (feed-back)
bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan program dan
kegiatan pembelajaran (Zainal Arifin, 2011: 02).
Manfaat Hasil Evaluasi Pendidikan yaitu:
1) Membantu memutuskan kesesuaian dan keberlangsungan dari tujuan
pembelajaran dan kegunaan materi pembelajaran;
2) Mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas dari strategi pengajaran
(metode dan teknik belajar mengajar) yang digunakan (Elis dan
Rusdiana, 2015: 14).
Jenis-jenis evaluasi:
1) Evaluasi sumatif, yakni evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir
pembelajaran pada suatu program atau sejumlah unit pelajaran
tertentu.
2) Evaluasi diagnostik, untuk membantu para siswa mengatasi
kesulitan-kesulitan belajar yang mereka hadapi. Evaluasi itu
bermanfaat untuk meneliti atau mencari sebab kegagalan atau
dimana letak kelemahan siswa dalam mempelajari materi tertentu.
3) Evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan setiap kali
selesai pelaksanaan pembelajaran tertentu. Manfaat yang hendak
dicapai adalah untuk menilai keberhasilan proses pembelajaran
B. Kajian Pustaka
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini penulis cantumkan
beberapa hasil penelitian terdahulu diantaranya adalah:
1. Sartika (2016) dalam skripsinya yang berjudul Upaya Guru Pendidikan
Agama Islam (PAI) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di SDN
Kaliabang Tengah VII Bekasi Utara, menyimpulkan bahwa upaya guru
PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yakni menggunakan
metode –metode yang dapat disesuaikan dengan materi pembelajaran,
metode yang digunakan guru dalam pembelajaran menarik dan
menyenangkan, memberikan kisah-kisah teladan para nabi dan sahabat,
memberikan latihan dan bimbingan konseling atau lebih tepatnya
pendalaman materi, memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
merangsang keaktifan siswa dalam belajar, kurikulum yang digunakan
adalah kurikulum 2013, memberikan pengayaan, mengulang materi bagi
nilai yang rendah dengan waktu yang sama tempat yang berbeda,
memberikan pekerjaan rumah (PR) setiap akhir materi dan melakukan
ulangan harian setiap 1 bulan sekali. Penelitian tersebut bertujuan untuk
mengetahui upaya guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
dan mengetahui apakah upaya yang dilakukan guru PAI dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil dari penelitian ini yaitu
upaya-upaya yang dilakukan guru PAI kelas 3 dan 4 di SDN Kaliabang Tengah
07 memberikan hasil yang baik, prestasi belajar mereka meningkat
terlalu pesat. Berdasarkan penulusuran referensi tersebut, penelitian
tersebut tentang upaya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa di SDN Kaliabang Tengah VII Bekasi
Utara sedangkan yang akan peneliti teliti adalah guru dalam meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI
Ma’arif Pulutan Salatiga.
2. Eva Sukreni (2015) dalam skripsinya yang berjudul Upaya Guru dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi Fiqih di
Madrasah Aliyah Manaratul Islam menyimpulkan bahwa upaya guru
dalam meningkatkan prestasi belajar fiqh yakni pada proses belajar
mengajar di kelas menggunakan pendekatan kitab kuning yaitu fathul
qarib dimana kitab kuning digunakan dalam diskusi dan menggunakan
sumber belajar yang lain seperti buku pegangan guru yaitu fiqih dari
Departemen Agama dan Internet, dan upaya pada kegiatan kegiatan tindak
lanjut yang dilakukan oleh guru tersebut dari hasil evaluasi yang dilakukan
adalah bimbingan belajar, membuat silabus dan rpp dari tahapan
perencanaan, dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif dengan cara
pemberian sanksi, dapat menghilangkan kejenuhan siswa dengan cara
menyelingkan pelajaran dengan kisah sahabat maupun menyanyi religi,
pemberian motivasi terhadap siswa sebelum memulai pelajaran, pemberian
contoh atau teladan terhadap siswanya , dari tahapan evaluasi membuat
soal uraian, essay dan hafalan dan dari tahapan tindak lanjut guru pun
upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian
menunjukkan adanya pengaruh positif dan memberikan hasil yang baik,
prestasi belajar mereka meningkat meskipun dalam proses yang cukup
panjang. Berdasarkan penulusuran referensi tersebut, penelitian tersebut
tentang upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada
Bidang Studi Fiqih di Madrasah Aliyah Manaratul Islam sedangkan yang
akan peneliti teliti adalah Upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif Pulutan
Salatiga.
3. Titi Yuniati (2012) dalam skripsinya yang berjudul Upaya Guru dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam di SD Negeri 2 Kedungwuluh Lor Kecamatan Patikraja Kabupaten
Banyumas Tahun Pelajaran 2012/2013 menyimpulkan bahwa upaya guru
dalam meningkatkan prestasi belajar PAI yakni Meningkatkan kualitas dan
kreatifitas guru dalam proses pembelajaran. Upaya ini dilakukan dengan
cara mengadakan pelatihan PTK, KKG, mengikuti diklat, dan seminar
dinas pendidikan di tingkat Kecamatan; Menerapkan metode pembelajaran
bervariasi yang diharapkan mampu membuat proses pembelajaran berjalan
dengan lebih kondusif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan;
Pemanfaatan fasilitas pembelajaran sebagai penunjang pembelajaran dan
sarana dalam penyampaian materi sehingga siswa mudah dalam
memahami materi; Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler, meliputi:
Melakukan kerjasama dengan orang tua siswa. Dengan adanya kerjasama
ini maka materi yang telah disampaikan oleh guru PAI di sekolah dapat
terkait atau ada dukungan dari orang tua siswa dalam pelaksanaannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan upaya
guru dalam meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SD Negeri 2 Kedungwuluh Lor Kecamatan Patikraja
Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa Upaya yang dilakukan guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 2 Kedungwuluh Lor telah mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan penulusuran referensi
tersebut, penelitian tersebut tentang upaya guru dalam meningkatkan
prestasi siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Sedangkan
yang akan peneliti teliti adalah Upaya guru dalam meningkatkan prestasi
belajar matematika siswa kelas IV di MIN Salatiga dan MI Ma’arif
Pulutan Salatiga Tahun 2018.
4. M. Bahroin (2017) dalam skripsinya yang berjudul Upaya Guru Agama
Islam dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di Madrasah
Tsanawiyah Sunan Ampel Ketitang Poncokusumo Malang menyimpulkan
bahwa upaya guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar yakni
melakukan perencanaan yang baik dan matang, pengguna metode yang
bervariasi, menggunakan sarana prasarana yang mendukung dengan baik,
mengikuti pelatihan yang diselenggarakan sekolah maupun luar sekolah,