• Tidak ada hasil yang ditemukan

para wisatawan domestik maupun mancanegara.

Dalam dokumen fa transmedia edisi 1 2016 (Halaman 63-66)

1. London Sumatera 2. Masjid Raya Medan

2

Foto : Chairudi Bharata Dharma

63

POTRET

l Bentor (Becak Motor)

Bentor memiliki karakteristik dan fungsi yang hampir serupa dengan becak yang banyak dijumpai di pulau Jawa. Sebenarnya, keberadaan Bentor diawali oleh kehadiran becak dayung. Setelah mengalami beberapa perkembangan, akhirnya lahirlah Bentor. Berbeda dengan becak yang ada di Jawa, pengemudi Bentor berada disisi sebelah kanan kabin penumpang yang berkapasitas maksimal 3 orang dewasa. Dengan desain seperti ini, antara penumpang dan pengemudi dapat saling berkomunikasi dengan nyaman.

l Taksi

Taksi di Kota Medan cukup banyak, sama seperti Taxi lainnya di Indonesia, penumpang punya pilihan yang dapat disesuaikan.

l Bus Damri

Bus Damri melayani transportasi darat di Kota Medan ke kota-kota terdekat lainnya seperti Lubuk Pakam, Binjai dan Tanjung Morawa.

Tidak itu saja, Bus Damri ini juga menyediakan layanan tujuan Bandara Kualanamu.

l Rental Mobil

Namun jika Anda enggan menggunakan transportasi publik tersebut diatas, tak perlu khawatir. Anda bisa menggunakan jasa rental mobil. Di Medan Anda dapat memilih rental mobil sesuai dengan biaya dan kebutuhan.

Terkait dengan pariwisata di kota Medan, Kepala Bidang Pemasaran Wisata di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Utara Drs M Muchlis berharap jika di Medan mempunyai bus wisata yang berkeliling di dalam kota. “Seperti bus wisata yang ada di Surabaya, Malang dan sebagainya. Dimana bus wisata tersebut berkeliling kota dan penumpangnya tidak dipungut biaya,” ujar Muchlis. Meski telah mengusulkan dengan instansi terkait lainnya namun hal itu belum terealisasikan. Semoga di masa datang hal tersebut dapat terwujud.

Mengunjungi Obyek Wisata di Medan

Setelah menentukan transportasi yang akan digunakan, saatnya untuk mengunjungi obyek wisata yang ada di kota Medan. Yang pertama Anda mungkin bisa mampir ke Istana Maimun, sebuah bangunan bersejarah yang terletak di pusat kota Medan. Kebesaran nama Istana Maimun telah tersohor diseluruh penjuru tanah Air. Desain Istana yang berdiri sejak tahun 1888 tersebut banyak dipengaruhi oleh gaya arsitektural Spanyol, Italia, Belanda, India dan Timur Tengah. Istana Maimun sendiri terdiri atas 3 bagian utama, yaitu bangunan induk, sayap kanan dan sayap kiri. Pada bagian induk yang kerap disebut ruang balairung terdapat singgasana kerajaan dan lampu kristal berukuran besar yang dipengaruhi nuansa budaya Eropa. Seperti kebanyakan istana-istana kerajaan yang berada dikawasan Nusantara, Istana Maimun berdiri menghadap ke timur. Warna kuning yang merupakan warna khas kerajaan Melayu tampak jelas mendominasi

3. Penangkaran Buaya 4. Istana Maimun 5. Menara Air Titanadi 6. Rumah Tjong A Fie

4 3

POTRET

bangunan dengan sentuhan gaya arsitektur Melayu Pesisir ini.

Kondisi serupa juga sangat terasa pada bangunan Masjid Raya Al-Mashun (1906) yang terletak tidak jauh dari Istana Maimun. Bentuk Masjid Raya Al- Mashun cukup unik. Masjid ini memiliki 5 kubah hitam yang berbentuk segi delapan. Empat Kubah berada di setiap sudut bangunan dan mengelilingi sebuah kubah besar yang berada di tengah. Lengkungan-lengkungan tiang penyangga, mimbar, tempat khotib berkutbah dan tempat muadzin mengumandangkan adzan; merupakan icon-icon yang sarat dengan pengaruh gaya Timur Tengah. Bangunan yang telah berusia lebih dari satu abad ini tetap tampak kokoh dan masih berfungsi sebagai salah satu lokasi peribadatan utama umat Islam di Medan.

Selanjutnya Anda bisa mampir di kediaman Tjong A Fie atau Tjong A Fie Mansion yang berada di Jalan Ahmad Yani, Medan. Ini merupakan sebuah tempat wisata sejarah yang cukup mengundang penasaran bagi para pelancong yang datang ke Medan.

Seperti diketahui jika masyarakat kota Medan yang terkenal dengan identitas budaya lokalnya, tenyata memiliki sosok yang paling berpengaruh dalam pembangunan kota Medan dari kalangan Tionghoa. Tjong A Fie merupakan bankir yang kaya raya di masanya. Ia sangat dermawan dan memegang peranan besar dalam membentuk kota Medan. Ia menjaga harmonisasi hubungan kepada pemerintah Hindia Belanda, Kesultanan Deli dan masyarakat Medan hingga kekaisaran China. Bangunan kediaman Tjong A Fie ini didirikan pada tahun 1900 dan dibuka untuk umum pada 18 Juni 2009 untuk memperingati ulang tahun Tjong A Fie yang ke-150. Rumah ini merupakan bangunan yang mempunyai disain dengan perpaduan gaya arsitektur Tionghoa, Eropa, Melayu dan art-deco. Di sini Anda bisa mengetahui sejarah kehidupan Tjong A Fie melalui foto-foto, lukisan serta perabotan rumah yang digunakan oleh keluarganya serta mempelajari budaya Melayu-Tionghoa.

Di Medan Anda juga bisa menyaksikan bangunan-bangunan dengan

arsitektur yang unik seperti bangunan LondonSumatera, Gedung Bank Indonesia dan Kantor Pos Besar. Semuanya tampak terawat rapi dan tetap berfungsi sebagaimana peruntukannya. Menjelajahi situs-situs bangunan bersejarah tersebut, seolah- olah me-refresh ingatan kita terhadap

kondisi tata kota Medan dimasa kolonial Belanda. Dimana pada masa itu bisnis perkebunan kelapa sawit tengah menjadi primadona dari geliat roda perekonomian Kota Medan. Selanjutnya tempat yang bisa dikunjungi adalah Taman Buaya Asam Kumbang. Ini adalah tempat penangkaran buaya yang terletak agak diluar kota Medan. Penangkaran buaya Asam Kumbang ini telah berdiri sejak tahun 1959. Tempat ini merupakan salah satu ikon kota Medan yang khas dan unik. Ditengah lokasi tersebut terdapat sebuah danau buatan yang didalamnya bermukim ribuan buaya. Area danau ini kerap dijadikan lokasi atraksi menarik bagi para pengunjung yang datang, yaitu para pengunjung dapat memberi makan sang buaya secara langsung. Dengan merogoh kocek sebesar Rp. 25 – 30 ribu, Anda akan mendapatkan seekor bebek hidup sebagai makanan para buaya yang tampaknya selalu didera rasa lapar. Oleh petugas, bebek akan dilempar ke tengah kolam. Begitu bebek menyentuh permukaan air, ratusan buaya yang pada awalnya adem ayem langsung berubah menjadi sangat beringas. Semuanya bergerak mengejar bebek yang malang. Tak sampai hitungan menit, bebek tersebut telah menjadi bagian dari isi perut buaya yang beruntung. Selain buaya, disini juga bisa melihat kebun binatang mini yang dihuni beberapa hewan yang cukup menarik seperti monyet, ular dan kura- kura. Tidak ketinggalan ratusan burung bangau putih yang terbang bebas diatas danau buatan penangkaran buaya tersebut.

Keberadaan gedung-gedung bergaya arsitektural yang unik dan istimewa ditambah suasana sosial budaya yang khas, Kota Medan tumbuh menjadi salah satu alternatif wisata yang cukup menjanjikan. Semoga, semua potensi pariwisata yang ada dapat tetap lestari sepanjang masa sehingga keharuman nama Kota Medan akan tetap terjaga. 5

6

Foto : Chairudi Bharata Dharma

65

POTRET

Wisata

Dalam dokumen fa transmedia edisi 1 2016 (Halaman 63-66)

Dokumen terkait