Di masa pandemi covid-19, pelaksanaan pembelajaran siswa dilakukan secara daring di rumah. Pembelajaran daring merupakan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang dilakukan secara online. Selama pelaksanaan pembelajaran daring, siswa melaksanakan pembelajaran secara mandiri di rumah. Secara tidak langsung, saat pelaksanaan pembelajaran daring ini siswa dilatih untuk mengembangkan kemandirian belajarnya. Menurut Asmar (2018:34), kemandirian belajar merupakan salah satu faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap siswa dalam proses belajar di sekolah ataupun di rumah
untuk memperbaiki kualitas belajar yang dimiliki siswa terutama prestasi belajar.
Siswa yang memiliki kemandirian belajar akan menyadari untuk meluangkan waktu untuk belajar, mengerjakan tugas yang diberikan, dan memiliki rasa percaya diri dalam belajar. Kemandirian belajar siswa sangat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diperoleh. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ningsih & Nurrahmah (2016), yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa.
Selama pelaksanaan pembelajaran daring, sarana pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan. Menurut Sudarwo, Yusuf, & Anfas (2018:70), sarana belajar merupakan semua perangkat yang secara langsung membantu proses pembelajaran yang dilaksanakan. Sarana pembelajaran yang lengkap akan sangat membantu siswa dalam pelaksanaan pembelajaran daring di rumah.
Sarana pembelajaran yang memadai akan membantu siswa memperoleh prestasi belajar yang baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2016), yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh Sarana Belajar terhadap Prestasi Belajar.
Prestasi Belajar
Keterangan:
π1: Variabel Kemandirian Belajar π2: Variabel Sarana Pembelajaran Y: Variabel Prestasi Belajar E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas dasar kajian teori yang kebenarannya masih harus dibuktikan. Berdasarkan latar belakang masalah, kajian teori, dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis 1
Ho1: Tidak ada pengaruh dari kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa.
Ha1: Terdapat pengaruh dari kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa.
2. Hipotesis 2
Ho2: Tidak ada pengaruh dari sarana pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa.
Ha2: Terdapat pengaruh dari sarana pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ex post facto dengan pendekatan penelitian kuantitatif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Depok, Jalan Babarsari, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober β 30 November 2021.
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas XI dan XII di SMA Negeri 1 Depok-Sleman.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar, sarana pembelajaran, dan prestasi belajar.
D. Populasi, Sampel, dan Sampling 1. Populasi
Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI dan XII di SMA Negeri 1 Depok-Sleman yang berjumlah 425 siswa.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang akan diteliti. Perhitungan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus slovin (Hidayat, 2012).
π = π
Berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel yang akan digunakan dengan batas toleransi kesalahan 5% sebanyak:
π =
(1+π.ππ 2)=
425( 1+425 .0,052)
=
206Jadi, jumlah sampel yang diambil adalah 206 siswa.
3. Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan penelitian ini adalah propotional random sampling. Teknik propotional random sampling merupakan
pengambilan sampel secara acak dan setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel sesuai dengan proporsinya. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan program komputer seperti perangkat
lunak microsoft excel untuk memilih satu set angka acak yang digunakan sebagai sampel.
E. Operasionalisasi Variabel 1. Variabel Penelitian
Menurut Nasution S. (2017), variabel penelitian merupakan salah satu unsur yang penting karena proses pengumpulan fakta atau pengukuran dapat dilakukan dengan baik, bila dapat merumuskan variabel penelitian dengan baik dan tegas.
Variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Pada penelitian ini, variabel terikat yang digunakan adalah prestasi belajar siswa kelas XI dan XII SMA Negeri 1 Depok-Sleman Tahun Ajaran 2020/2021.
b. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi:
1) Kemandirian Belajar (π1)
Menurut Aini & Taman (2012:51), kemandirian belajar merupakan suatu kegiatan belajar yang dilakukan siswa atas dasar kemauannya sendiri dengan rasa percaya diri tinggi untuk menyelesaikan tugasnya. Siswa mempunyai kemandirian belajar apabila memiliki kemauan untuk belajar,
kemampuan dalam memecahkan masalah, memiliki rasa tanggung jawab dan rasa percaya diri.
Tabel 3.1
Daftar Kisi-Kisi Variabel Kemandirian Belajar Siswa
Dimensi Indikator Item Pernyataan
Positif Negatif Kemampuan
belajar
Belajar secara mandiri di waktu luang 1,3 2 Kemampuan
memecahkan masalah
1. Berusaha menyelesaikan tugas secara mandiri
2. Melaksanakan ujian secara mandiri
4,6
2. Mengikuti kelas online
3. Mengerjakan tugas yang diberikan
8,9,10 11,12
14 13
Rasa percaya diri
1. Berani bertanya 2. Menjawab pertanyaan
15
16 17
2) Sarana Pembelajaran (π2)
Menurut Puspitasari (2016:10), sarana belajar merupakan alat-alat yang digunakan untuk membantu siswa dalam proses belajar. Sarana belajar yang digunakan siswa meliputi ruangan untuk belajar, alat-alat pelajaran dan suasana tempat belajar (Puspitasari, 2016).
Tabel 3.2
Daftar Kisi-Kisi Variabel Sarana Pembelajaran Siswa
Dimensi Indikator Item Pernyataan
Positif Negatif Ruangan
belajar
1. Ketersediaan meja dan kursi belajar
2. Penerangan untuk belajar
1,2,3
1. Ketersediaan buku dan alat tulis belajar
Dimensi Indikator Item Pernyataan
2. Pengukuran Skala Variabel a. Variabel Terikat
Prestasi belajar diukur dengan menggunakan nilai rata-rata rapor semester genap. Siswa kelas X tidak termasuk dalam penelitian dikarenakan siswa kelas X tidak memiliki nilai rapor semester genap tahun ajaran 2020/2021.
Variabel prestasi belajar akan diukur menggunakan PAP (Penilaian Acuan Patokan) tipe II.
Tabel 3.3 Kategori PAP Tipe II
Pencapaian Skor Kategori
81%-100% Sangat Tinggi
66%-80% Tinggi
56%-65% Cukup
46%-55% Rendah
0%-45% Sangat Rendah
b. Variabel Bebas
Angket atau kuesioner yang digunakan sebagai instrumen pada penelitian ini merupakan kuesioner tertutup. Pertanyaan pada angket telah dilengkapi dengan pilihan jawaban sehingga responden hanya bisa memilih dari jawaban yang telah disediakan. Angket akan diukur menggunakan skala likert. Menurut Noor (2011:128), teknik skala Likert merupakan teknik
mengukur sikap dimana subjek diminta untuk mengidentifikasi tingkat setuju atau tidak setuju mereka terhadap setiap pertanyaan.
Tabel 3.4
Skor Pernyataan Variabel
Kemandirian Belajar dan Sarana Pembelajaran
Kriteria Jawaban
Skor
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner
Menurut Noor (2011:139), angket/kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan menyebarkan data kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan kuesioner yang dibagikan melalui google formulir kepada siswa SMA Negeri 1 Depok-Sleman. Siswa yang menjadi sampel akan diberi kuesioner yang berisi pertanyaan tentang kemandirian belajar dan sarana pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
2. Dokumentasi
Teknik pengumpulan dokumentasi diperlukan untuk melengkapi data dan informasi tentang gambaran SMA Negeri 1 Depok-Sleman secara umum dan
untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa kelas XI dan XII di masa pendemi Covid-19.
G. Teknik Pengujian Instrumen
Pengujian data penelitian yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Menurut Noor (2011:132), uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur.
Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi product moment.
Rumus Korelasi Product Moment adalah sebagai berikut:
rxy NβXY β (βX)(βY)
β{(NβX2β (βX)2}{NβY2β (βY)2} Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi r person N = Jumlah responden
X = Skor untuk peryataan yang dipilih
Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item
βX = Jumlah skor dalam distribusi x
βY = Jumlah skor dalam distribusi Y
βπ2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
βπ2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
Kevalidan instrumen dilakukan dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut:
a. Uji validitas dilakukan setiap butir soal. Hasilnya dibandingkan dengan r tabel | df = n-k dengan tingkat kesalahan 5%
b. Jika rhitung > rtabel , maka butir soal tersebut valid c. Jika rhitung < rtabel , maka butir soal tersebut tidak valid
Hasil pengujian validitas terhadap 30 responden untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
a. Variabel Kemandirian Belajar
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kemandirian Belajar
Nomor Soal r-hitung r-tabel Keterangan
Butir_1 0,384 0,361 Valid
Tabel 3.5 menunjukkan bahwa terdapat tujuh butir soal yang tidak valid.
Nilai r-hitung kurang dari 0,361 (df = 30-2 = 28) pada taraf signifikansi 5%.
Oleh karena itu, butir soal nomor 2, 4, 10, 11, 20, 24 dan 27 harus dihapus dan dilakukan pengujian ulang. Tabel 3.6 merupakan hasil pengujian ulang untuk variabel kemandirian belajar.
Tabel 3.6
Hasil Uji Kedua Validitas Instrumen Variabel Kemandirian Belajar
Nomor Soal r-hitung r-tabel Keterangan
Butir_1 0,346 0,361 Tidak Valid
Tabel 3.6 menunjukkan bahwa terdapat dua butir soal yang masih tidak valid setelah dilakukan pengujian ulang yaitu butir soal nomor 1 dan 14. Maka, butir soal 1 dan 14 dihapus dan dilakukan pengujian ulang kembali. Berikut hasil pengujian ulang kembali untuk variabel kemandirian belajar.
Tabel 3.7
Hasil Uji Ketiga Validitas Instrumen Variabel Kemandirian Belajar
Nomor Soal r-hitung r-tabel Keterangan
Butir_3 0,352 0,361 Tidak Valid yaitu butir soal nomor 3 setelah dilakukan pengujian ulang. Oleh karena itu, butir soal nomor 3 akan dihapus dan dilakukan pengujian ulang kembali.
Berikut hasil pengujian ulang kembali untuk variabel kemandirian belajar.
Tabel 3.8
Hasil Uji Keempat Validitas Instrumen Variabel Kemandirian Belajar
Nomor Soal r-hitung r-tabel Keterangan
Butir_5 0,696 0,361 Valid kemandirian belajar adalah valid.
b. Variabel Sarana Pembelajaran
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Sarana Pembelajaran Nomor Soal r-hitung r-tabel Keterangan
Butir_1 0,473 0,361 Valid
Butir_2 0,632 0,361 Valid
Butir_3 0,124 0,361 Tidak Valid
Butir_4 0,652 0,361 Valid
Butir_5 0,388 0,361 Valid
Nomor Soal r-hitung r-tabel Keterangan
Tabel 3.9 menunjukkan bahwa terdapat empat butir soal yang tidak valid.
Nilai r-hitung kurang dari 0,361 (df = 30-2 = 28) pada taraf signifikansi 5%.
Oleh karena itu, butir soal nomor 3, 6, 14 dan 20 harus dihapus dan dilakukan pengujian ulang. Tabel 3.9 merupakan hasil pengujian ulang untuk variabel sarana pembelajaran.
Tabel 3.10
Hasil Uji Kedua Validitas Instrumen Variabel Sarana Pembelajaran
Nomor Soal r-hitung r-tabel Keterangan
Butir_1 0,471 0,361 Valid
Nomor Soal r-hitung r-tabel Keterangan
Item pernyataan untuk variabel sarana pembelajaran seluruhnya valid (Tabel 3.10).
2. Uji Reliabilitas
Menurut Noor (2011:130), uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Kriteria suatu instrumen dikatakan reliabel apabila koefisien reliabilitas Alpha Cronbach > 0,6. Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:
πππ = [ π
π β 1] [1 ββπ2
Ο
i2Keterangan:
πππ = Reliabilitas instrumen K = Banyaknya butir pertanyaan
βπ2 = Jumlah butir pertanyaan ππ2 = Varians total
Hasil pengujian reliabilitas variabel kemandirian belajar dan sarana pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11
Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Cronbachβs
Alpha
Koefisien Reliabilitas
Keterangan
Kemandirian Belajar 0,918 0,6 Reliabel
Sarana Pembelajaran 0,856 0,6 Reliabel
Tabel 3.11 menunjukkan bahwa instrumen penelitian untuk variabel kemandirian belajar dan sarana pembelajaran adalah reliabel karena keseluruhan variabel nilai Cronbachβs Alpha > 0,6.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan terdiri dari dua macam yaitu analisis data deskriptif dan analisis data inferensial. Berikut akan dijelaskan masing-masing analisis:
1. Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono (2014:226), analisis deskriptif merupakan analisis dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dikumpulkan.
Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif untuk mendeskripsikan pengaruh kemandirian belajar dan sarana pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa. Pada penelitian ini menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II yang digunakan untuk mendeskripsikan variabel. PAP tipe II pada umumnya merupakan cara menghitung dengan skor minimal 0 dan skor maksimal 100 dengan
PAP = skor minimal + nilai persentil x (nilai tertinggi β nilai terendah)
Kategori PAP tipe II tampak pada Tabel 3.12 berikut. Pada Tabel 3.12, nilai persentase yang termasuk kategori tinggi adalah 81%-100%.
Tabel 3.12 Kategori PAP Tipe II
Pencapaian Skor Kategori
81%-100% Sangat Tinggi
66%-80% Tinggi
56%-65% Cukup
46%-55% Rendah
0%-45% Sangat Rendah
Perhitungan untuk setiap variabel adalah sebagai berikut:
a. Variabel Kemandirian Belajar
Skor tertinggi yang dicapai item : 17 x 5 = 85
Interval skor pada variabel kemandirian belajar dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut:
Tabel 3.13
Interval Skor Variabel Kemandirian Belajar
Interval Skor Kategori
72-85 Sangat Tinggi
62-71 Tinggi
Interval Skor Kategori
55-61 Cukup
48-54 Rendah
17-47 Sangat Rendah
b. Variabel Sarana Pembelajaran
Skor tertinggi yang dicapai item : 16 x 5 = 80
Interval skor pada variabel sarana pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut:
Tabel 3.14
Interval Skor Variabel Sarana Pembelajaran
Interval Skor Kategori
68-80 Sangat Tinggi
58-67 Tinggi
52-57 Cukup
45-51 Rendah
16-44 Sangat Rendah
c. Variabel Prestasi Belajar
Data yang digunakan untuk variabel prestasi belajar yaitu nilai rapor semester genap siswa kelas XI dan XII SMA Negeri 1 Depok-Yogyakarta.
Variabel prestasi belajar dikategorikan dengan menggunakan PAP (Penilaian Acuan Patokan) tipe II sebagai berikut:
Tabel 3.15
Interval Skor Variabel Prestasi Belajar Interval Kelas
Berdasarkan PAP II Nilai Ideal Ketegori
81%-100% 81-100 Sangat Tinggi
66%-80% 66-80 Tinggi
56%-65% 56-65 Sedang
46%-55% 46-55 Rendah
0%-45% 0-45 Sangat Rendah
2. Analisis Inferensial
Analisis inferensial dilakukan dengan melakukan uji hipotesis yang sudah dikemukakan di BAB II. Sebelum melakukan uji analisis tersebut uji normalitas dan linearitas akan dilakukan sebagai uji prasyarat analisis.
a. Uji Prasyarat Analisis 1) Uji Normalitas
Uji normalitas yang akan dilakukan menggunakan uji bivariat.
Langkah-langkah pengujian normalitas adalah sebagai berikut:
a) Hipotesis
Ho : Distribusi data mengikuti distribusi normal.
Ha : Distribusi data tidak mengikuti distribusi normal.
b) Taraf Signifikansi
Uji normalitas data ini menggunakan taraf signifikansi 5%.
c) Daerah Penerimaan Uji
Apabila Rsquare β₯ 0,800 maka Ha ditolak dengan kata lain Ho diterima.Apabila Rsquare β€ 0,800 maka Ha diterima dengan kata lain Ho ditolak.
d) Rumus
rxy NβXY β (βX)(βY)
β{(NβX2β (βX)2}{NβY2β (βY)2} Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y X : Jumlah skor X
Y : Jumlah skor Y
XY : Jumlah hasil kali antara X dan Y N : Banyak Responden
e) Perhitungan
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 25.
f) Kesimpulan 2) Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel terikat dengan variabel bebas. Penelitian ini menggunakan rumus persamaan garis regresi dengan menghitung nilai βFβ atau analisis varian untuk uji linearitas (Sudjana, 2005:355). Langkah-langkah pengujian linearitas adalah sebagai berikut:
a) Hipotesis
Ho : Model regresi linear.
Ha : Model regresi tidak linear.
b) Tarif signifikansi
Uji linearitas data ini menggunakan taraf signifikansi 5%.
c) Daerah Penerimaan Uji
Apabila pvalue β₯ 0,05 maka Ha ditolak dengan kata lain Ho
diterima. Apabila pvalue β€ 0,05 maka Ha diterima dengan kata lain Ho ditolak.
d) Rumus
Fhitung= (1βπ π 22)/(πβπ)/π Keterangan:
RΒ²= Koefisien determinansi n = Jumlah data
k = Jumlah variabel independent e) Perhitungan
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 25.
f) Kesimpulan
3. Uji Hipotesis I
Uji hipotesis dilakukan dengan memperhatikan hasil prasyarat analisis.
Apabila data normal dan linear maka uji hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan regresi sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Hipotesis
Ho1: Tidak ada pengaruh dari kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa.
Ha1: Terdapat pengaruh dari kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa.
b. Taraf Signifikansi
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5%
c. Daerah Penerimaan Uji
Apabila thitung β₯ ttabel maka Ho1 ditolak dengan kata lain Ha1 diterima.
Apabila thitung β€ ttabel maka Ho1 diterima dengan kata lain Ha1 ditolak.
d. Rumus thitung= πβπβ2
β1βπ2
Keterangan:
r = Koefisien korelasi sederhana n = Jumlah data
e. Perhitungan
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 25
f. Kesimpulan
Apabila prasayarat analisis tidak terpenuhi, maka uji hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan korelasi Spearman Rank dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Hipotesis
Ho1: Tidak ada pengaruh dari kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa.
Ha1: Terdapat pengaruh dari kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa.
b. Taraf Signifikansi
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5%.
c. Daerah Penerimaan Uji
Apabila pvalue β₯ 0,05 maka Ho1 diterima dengan kata lain Ha1 ditolak.
Apabila pvalue β€ 0,05 maka Ho1 ditolak dengan kata lain Ha1 diterima.
d. Rumus
π2 = 1 β 6βπ2 π β (π2β 1)
Keterangan:
r2 : Nilai koefisien korelasi Spearman Rank 6 : Angka konstan
d : Selisih antara X dan Y n : jumlah pasangan (data) e. Perhitungan
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 25.
f. Kesimpulan
4. Uji Hipotesis II
Uji hipotesis dilakukan dengan memperhatikan hasil prasyarat analisis.
Apabila data normal dan linear maka uji hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan regresi sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Hipotesis
Ho2: Tidak ada pengaruh dari sarana pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa.
Ha2: Terdapat pengaruh dari sarana pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa.
b. Taraf Signifikansi
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5%.
c. Daerah Penerimaan Uji
Apabila thitung β₯ ttabel maka Ho2 ditolak dengan kata lain Ha2 diterima.
r = Koefisien korelasi sederhana n = Jumlah data
e. Perhitungan
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 25.
f. Kesimpulan
Apabila prasyarat analisis tidak terpenuhi, maka uji hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan korelasi Spearman Rank dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Hipotesis
Ho2: Tidak ada pengaruh dari sarana pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa.
Ha2: Terdapat pengaruh dari sarana pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa.
b. Taraf Signifikansi
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5%.
c. Daerah Penerimaan Uji
Apabila pvalue β₯ 0,05 maka Ho2 diterima dengan kata lain Ha2 ditolak.
r2 : Nilai koefisien korelasi Spearman Rank 6 : Angka konstan
d : Selisih antara X dan Y n : jumlah pasangan (data) e. Perhitungan
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 25.
f. Kesimpulan
47
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Depok-Sleman
Seiring dengan meningkatnya jumlah lulusan SMA di Kodya Yogyakarta, maka pemerintah di kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berencana untuk membangun satu unit gedung baru SMA Negeri di Kodya Yogyakarta dengan nama SMA 7 Yogyakarta. Namun rencana tersebut tidak terealisasi karena sulit mendapatkan fasilitas tanah di Kodya Yogyakarta. Rencana tersebut kemudian dialihkan ke luar Kodya Yogyakarta dan mendapatkan lokasi di Babarsari, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupatan Sleman. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No.047801977, sekolah yang direncanakan tersebut ditetapkan dengan nama SMA 2 Sleman. Dengan adanya surat keputusan tersebut maka Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menunjuk Kepala SMA 6 Yogyakarta Bapak Drs. Boedihardjo untuk menjadi perintis SMA baru tersebut.
SMA 2 Sleman mulai menerima pendaftaran siswa baru pada awal tahun 1977 dengan jumlah 81 siswa. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi dua kelas yang tersedia pada saat itu, yaitu di ruang selatan gedung induk SMA 6 Yogyakarta yang merupakan bekas gedung PGSLP yang telah direhabilitasi oleh BP3 SMA 6 Yogyakarta. SMA 2 Yogyakarta secara administratif dan edukatif
masih di bawah satu pimpinan dengan SMA 6 Yogyakarta yaitu Bapak Drs.
Boedihardjo. Dalam penerapan kurikulum 1975 yang berlaku pada saat itu, pada akhir semester 1 tahun ajaran 1977 diadakan penjurusan dan terbentuk satu kelas IPS dan satu kelas IPA. Hari pertama masuk sekolah untuk tahun ajaran 1977 yaitu Senin 17 Januari 1977 oleh kepala sekolah yang ditetapkan sebagai hari jadi SMA 2 Sleman. Awal berdirinya SMA 2 Sleman Yogyakarta memiliki 7 orang guru tetap dan 11 orang guru tidak tetap yang juga merupakan guru pada SMA 6 Yogyakarta, dan 3 orang karyawan tenaga tata usaha.
Bapak Masri AL Rasyid merupakan ketua pengurus BP3 SMA 2 Sleman periode 1977/1978. Terbentuknya susunan pengurus BP3 di SMA 2 Sleman dikarenakan kerja sama yang baik antar pihak sekolah dan orang tua murid. BP3 untuk pertama kalinya menyumbang sarana berupa meja dan kursi untuk siswa.
Pada bulan Desember 1977, unit gedung baru SMA 2 Yogyakarta telah siap dibangun. Pada hari Kamis tanggal 5 Januari 1978, unit gedung baru beserta tanah seluas 6773 m2 dan mebeler lainnya diserahkan dari pimpinan proyek Bapak Drs. Sunardjo kepada Bapak Drs. GBPH Poeger selaku Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara resmi SMA 2 Sleman telah memulai menempati unit gedung barunya di Babarsari, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Gedung SMA Negeri 2 Sleman terdiri dari lima unit gedung, dua unit di antaranya gedung bertingkat yaitu satu unit gedung untuk ruang kelas dan kantor, satu unit lagi untuk ruangan kelas. Satu unit gedung ruang kelas tidak bertingkat dan satu unit gedung serbaguna dan satu unit gedung laboratorium.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0360c.j.3C.IKep1978 tanggal 23 Januari 1976, Drs. Boedihardjo ditunjuk sebagai pimpinan SMA Negeri 2 Sleman. Setelah menjabat selama kurang lebih 3 tahun, pada tanggal 30 Juli 1981 Bapak Drs. Boedihardjo dialihtugaskan sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri Wates berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No.280C.IV1981. Bapak Sudiyono, Kepala SekolahSMP 8 Yogyakarta, dipilih menjadi pimpinan di SMA Negeri 2 Sleman.
Bapak Sudiyono menjalani purna tugas pensiun setelah menjabat sebagai Kepala SMA Negeri 2 Sleman selama kurang lebih 10 tahun, terhitung dari 21 Agustus 1981 sampai dengan 1 November 1991. Bapak R.Moerdjito, B.A, dipilih sebagai wakil kepala sementara SMA Negeri 2 Sleman. Pada tanggal 5 Desember 1991, berdasarkan Surat Keputusan No. 10312113C1991, Kepala Kantor Wilayah menunjuk Bapak Drs. CH. Singgih Waluyo menjadi Kepala SMA Negeri 2 Sleman menggantikan Bapak R. Moerdjito, B.A. Sejak tanggal 1 Januari 1995, Bapak Drs. CH. Singgih Waluyo dipindah tugaskan ke SMA 1 Prambanan dan digantikan oleh Bapak Drs. Ilham dengan Surat Keputusan No.
473.IIICIV31994 tertanggal 4 Mei 1994.
Pada tanggal 7 Maret 1997, nama SMA Negeri 2 Sleman berubah menjadi SMA Negeri 1 Depok. Hal tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 03501997. Terhitung sejak Rabu, 1 Desember 1999, Bapak Drs. Ilham dipindahtugaskan ke SMA Negeri 5 Yogyakarta dan digantikan oleh Bapak Riswiyanto S.Pd., dengan Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
52007A2.1.2KP99 tertanggal 9 Agustus 1999. Pada tanggal 27 April 2011, jabatan kepala sekolah digantikan oleh Bapak Drs. Maskur. Pada tanggal 1 Juli
52007A2.1.2KP99 tertanggal 9 Agustus 1999. Pada tanggal 27 April 2011, jabatan kepala sekolah digantikan oleh Bapak Drs. Maskur. Pada tanggal 1 Juli