4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.5. Kualitas air
4.1.5.1. Parameter fisika
a. Kecerahan
Kecerahan merupakan ukuran tranparansi perairan yang ditentukan secara visual dengan menggunakan
(2005) bahwa kecerahan dapat menduga kosentrasi nutrien, kosentrasi klorofil, dan biomasa fitoplankton. Kecerahan
dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Sebaran kecerahan rata
Parameter utama yang digunakan dalam perhitungan daya dukung adalah fosfat total. Parameter pendukung dalam perhitungan daya dukung di Danau Lido yaitu parameter fisika, parameter kimia, dan biologi. Parameter fisika terdiri dari
, suhu, dan kekeruhan. Parameter kimia terdiri dari orthofosfat,
pH. Parameter biologi yang digunakan yaitu klorofil-a. Nilai rata-rata parameter fisika, kimia, dan biologi perairan Danau Lido dapat dilihat di Lampiran 7
gambilan sampel air di permukaan, kedalaman Secchi, kedalaman kompensasi, dan kedalaman dekat dasar perairan. Kedalaman Secchi di stasiun KJA
2,75 m dan di stasiun Non-KJA berkisar antara 1,80
dalaman kompensasi yang merupakan kedalaman yang hanya terdapat 1% dari permukaan perairan. Kedalaman kompensasi di stasiun KJA
7,33 m dan di stasiun Non-KJA berkisar antara
4,87-4.1.5.1. Parameter fisika
Kecerahan merupakan ukuran tranparansi perairan yang ditentukan secara visual dengan menggunakan Secchi disk (Wetzel 2001). Menurut Rast &
kecerahan dapat menduga kosentrasi nutrien, kosentrasi klorofil, dan Kecerahan rata-rata di stasiun KJA dan Non
Gambar 8. Sebaran kecerahan rata-rata di stasiun KJA dan Non-KJA
Parameter utama yang digunakan dalam perhitungan daya dukung adalah fosfat total. Parameter pendukung dalam perhitungan daya dukung di Danau Lido ter fisika terdiri dari
orthofosfat, DO dan rata parameter Lampiran 7.
permukaan, kedalaman Secchi, kedalaman Kedalaman Secchi di stasiun KJA 1,80-2,20 m. dalaman kompensasi yang merupakan kedalaman yang hanya terdapat 1% Kedalaman kompensasi di stasiun KJA
-5,95 m.
Kecerahan merupakan ukuran tranparansi perairan yang ditentukan secara Menurut Rast & Thornton kecerahan dapat menduga kosentrasi nutrien, kosentrasi klorofil, dan stasiun KJA dan Non-KJA dapat
Kecerahan rata-rata di daerah KJA berkisar di daerah di daerah
Non-kecerahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan stasiun Non Wetzel (2001) bahwa kekeruhan berkorelasi negatif
Gambar 10 terlihat kekeruhan di stasiun Non stasiun KJA. Stasiun Non
menghalangi penetrasi cahaya matahari. Kec
karena bahan organik dan anorganik yang berasal dari aktivitas perikanan berupa sisa pakan ikan dan sisa hasil metabolisme ikan budidaya keluar melalui
b. Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam pengendalian kondisi perairan (Pillay & Kutty 2005). Perubahan suhu akan mempengaruhi proses fisika, kimia, dan biologi badan air. Adanya peningkatan suhu dapat menyebabkan meningkatnya proses dekomposisi oleh mikroorganisme (Welch 1952).
Sebaran suhu rata-rata di stasiun KJA dan Non Suhu di permukaan pada saat pengamatan y antara 26,25-27,40 0C dan di stasiun Non
di dekat dasar perairan yang terdapat di stasiun KJA berkisar antara 25,40 dan di stasiun Non-KJA berkisar
Gambar 9. Sebaran suhu rata dan dasar
rata di daerah KJA berkisar antara 1,59-2,75 m dan kecerahan -KJA berkisar antara 1,80-2,20 m. Stasiun KJA memiliki kecerahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan stasiun Non-KJA. Menurut wa kekeruhan berkorelasi negatif dengan kecerahan. Pada Gambar 10 terlihat kekeruhan di stasiun Non-KJA lebih besar dibandingkan dengan stasiun KJA. Stasiun Non-KJA memiliki kekeruhan yang tinggi sehingga menghalangi penetrasi cahaya matahari. Kecerahan di stasiun KJA lebih tinggi karena bahan organik dan anorganik yang berasal dari aktivitas perikanan berupa
pakan ikan dan sisa hasil metabolisme ikan budidaya keluar melalui
Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam pengendalian kondisi perairan (Pillay & Kutty 2005). Perubahan suhu akan mempengaruhi proses dan biologi badan air. Adanya peningkatan suhu dapat menyebabkan meningkatnya proses dekomposisi oleh mikroorganisme (Welch 1952).
rata di stasiun KJA dan Non-KJA disajikan pada Gambar 9. Suhu di permukaan pada saat pengamatan yang terdapat di stasiun KJA berkisar
C dan di stasiun Non-KJA berkisar antara 26,85-28,85 di dekat dasar perairan yang terdapat di stasiun KJA berkisar antara 25,40
KJA berkisar antara 25,50-26,60 0C.
Sebaran suhu rata-rata di kedalaman permukaan, Secchi, kompensasi, 2,75 m dan kecerahan 2,20 m. Stasiun KJA memiliki KJA. Menurut dengan kecerahan. Pada ih besar dibandingkan dengan KJA memiliki kekeruhan yang tinggi sehingga erahan di stasiun KJA lebih tinggi karena bahan organik dan anorganik yang berasal dari aktivitas perikanan berupa
pakan ikan dan sisa hasil metabolisme ikan budidaya keluar melalui outlet.
Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam pengendalian kondisi perairan (Pillay & Kutty 2005). Perubahan suhu akan mempengaruhi proses dan biologi badan air. Adanya peningkatan suhu dapat menyebabkan
KJA disajikan pada Gambar 9. ang terdapat di stasiun KJA berkisar
28,85 0C. Suhu di dekat dasar perairan yang terdapat di stasiun KJA berkisar antara 25,40-26,75 0C
Suhu yang terdapat di stasiun KJA dan Non-KJA mengalami penurunan dengan bertambahnya kedalaman. Suhu rata-rata terendah pada stasiun KJA terdapat di dekat dasar perairan dan tertinggi di permukaan perairan. Suhu terendah pada stasiun Non-KJA terdapat pada kedalaman di dekat dasar perairan dan tertinggi di permukaan.
Menurut Wetzel (2001); Goldman & Horne (1983); dan Welch (1952), bahwa intensitas cahaya matahari mempunyai korelasi positif dengan suhu di perairan. Tingginya intensitas cahaya matahari akan menyebabkan suhu di perairan semakin tinggi. Kekeruhan sangat mempengaruhi masuknya cahaya matahari di kolom perairan. Pada Gambar 10 terlihat bahwa kekeruhan di stasiun KJA dan Non-KJA semakin besar dengan bertambahnya kedalaman. Kekeruhan dapat mengurangi cahaya masuk ke perairan. Kekeruhan yang tinggi akan menghalangi cahaya sehingga energi cahaya yang menjadi energi panas akan semakin kecil yang menyebabkan suhu pada stasiun KJA dan Non-KJA semakin menurun dengan bertambahnya kedalaman.
Berdasarkan pengamatan, suhu rata-rata di Danau Lido adalah 26,83 0C. Baku mutu suhu berdasarkan PP RI No: 82 kelas III untuk budidaya ikan tawar sebesar suhu rata-rata harian ± 3 0C. Suhu di stasiun KJA dan stasiun Non-KJA masih dalam kisaran baku mutu untuk budidaya ikan air tawar.
c. Kekeruhan
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat didalam air (Welch 1952). Kekeruhan dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air (Wetzel 2001). Kekeruhan rata-rata di stasiun KJA dan Non-KJA disajikan pada Gambar 10.
Kekeruhan di permukaan yang terdapat di daerah KJA berkisar antara 1,30-2,85 NTU dan di Non-KJA berkisar antara 1,10-8,85 NTU. Kekeruhan di dekat dasar perairan yang terdapat di stasiun KJA berkisar antara 2,10-31,00 NTU dan di stasiun Non-KJA berkisar antara 33,15-241,00 NTU. Kekeruhan rata-rata di dekat dasar pada stasiun KJA dan stasiun Non-KJA lebih tinggi daripada kedalaman yang lain karena partikel-partikel tersuspensi penyebab kekeruhan memiliki massa jenis yang lebih besar daripada air sehingga terakumulasi di dasar perairan. Kekeruhan di
dekat dasar perairan pada pengamatan 1 dan 3 (Lampiran 7) sangat besar diduga terjadi karena teraduknya dasar perairan.
Gambar 10. Sebaran kekeruhan rata kompensasi dan dasar
Kekeruhan rata-rata di permukaan, kedalaman Secchi, dan dekat dasar perairan di stasiun Non-KJA lebih tinggi daripada di
pertanian dan hotel yang menghasilkan pertikel partikel-partikel tersuspensi di stasiun KJA beras
sisa pakan ikan dan sisa hasil metabolisme ikan budidaya. Partikel tersuspensi hasil dari aktivitas perikanan keluar melalui
4.1.5.2. Parameter kimia a. Orthofosfat
Unsur fosfor pada perairan elemen (Wetzel 2001).
untuk pertumbuhan fitoplankton
KJA dan Non-KJA terlihat pada pada Gambar 11. Orthofosfat terdapat di daerah KJA berkisar
antara 0,006-0,015 mg/l daerah KJA berkisar antara 0,039 mg/l.
dekat dasar perairan pada pengamatan 1 dan 3 (Lampiran 7) sangat besar teraduknya dasar perairan.
Gambar 10. Sebaran kekeruhan rata-rata di kedalaman permukaan, Secchi, kompensasi dan dasar
rata di permukaan, kedalaman Secchi, dan dekat dasar perairan KJA lebih tinggi daripada di stasiun KJA karena adanya ak
yang menghasilkan pertikel-partikel tersuspensi. Sumbe partikel tersuspensi di stasiun KJA berasal dari aktivitas perikanan pakan ikan dan sisa hasil metabolisme ikan budidaya. Partikel tersuspensi hasil dari aktivitas perikanan keluar melalui outlet dari Danau Lido.
imia
pada perairan tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai (Wetzel 2001). Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dimanfaatkan untuk pertumbuhan fitoplankton (Welch 1952). Orthofosfat rata-rata di stasiun
KJA terlihat pada pada Gambar 11. Orthofosfat di permukaan yang terdapat di daerah KJA berkisar antara 0,013-0,034 mg/l dan di Non-KJA berkisar 0,015 mg/l. Orthofosfat di dekat dasar perairan yang terdapat di
antara 0,011-0,032 mg/l dan di Non-KJA berkisar antara dekat dasar perairan pada pengamatan 1 dan 3 (Lampiran 7) sangat besar. Hal ini
rata di kedalaman permukaan, Secchi,
rata di permukaan, kedalaman Secchi, dan dekat dasar perairan KJA karena adanya aktivitas partikel tersuspensi. Sumber al dari aktivitas perikanan berupa pakan ikan dan sisa hasil metabolisme ikan budidaya. Partikel-partikel
dari Danau Lido.
tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dimanfaatkan rata di stasiun di permukaan yang
KJA berkisar di dekat dasar perairan yang terdapat di antara
0,010-Gambar 11. Sebaran orthofosfat rata kompensasi, dan dasar Pada Gambar 7, terlihat bahwa
Secchi dan kompensasi perairan pada stasiun KJA lebih kecil daripada di stasiun Non-KJA tetapi orthosfosfat di stasiun KJA lebih besar daripada stasiun Non Hal ini diduga terjadi karena
daripada di stasiun KJA. Sumber fosfat yang beras
stasiun Non-KJA berupa polifosfat. Sumber fosfat yang berasal di stasiun KJA yang berupa sisa pakan dan sisa metabolisme ikan.
Orthofosfat rata-rata di stasiun Non
kedalaman karena adanya pemanfaatan oleh fitoplankton pada kolom air yang terkena cahaya matahari. Orthofosfat rata
dan dasar lebih kecil daripada permukaan tumbuhan air tenggelam yang
b. Oksigen terlarut (DO)
Oksigen terlarut adalah konsentrasi gas oksigen yang terlarut dalam air (Wetzle 2001). Sumber oksigen di perairan berasal dari difusi udara dan hasil fotosintesis (Welch 1952
Non-KJA disajikan pada Gambar 12. Oksigen terlarut di permukaan yang terdapat di stasiun KJA berkisar antara
Gambar 11. Sebaran orthofosfat rata-rata di kedalaman permukaan, Secchi, ompensasi, dan dasar
terlihat bahwa kosentrasi fosfat total rata-rata di kedalaman Secchi dan kompensasi perairan pada stasiun KJA lebih kecil daripada di stasiun
KJA tetapi orthosfosfat di stasiun KJA lebih besar daripada stasiun Non terjadi karena sumber orthofosfat di stasiun Non-KJA lebih sedikit daripada di stasiun KJA. Sumber fosfat yang berasal dari pertanian dan hotel
KJA berupa polifosfat. Sumber fosfat yang berasal di stasiun KJA yang berupa sisa pakan dan sisa metabolisme ikan.
rata di stasiun Non-KJA meningkat dengan bertambahnya kedalaman karena adanya pemanfaatan oleh fitoplankton pada kolom air yang terkena cahaya matahari. Orthofosfat rata-rata di kedalaman Secchi, kompens dan dasar lebih kecil daripada permukaan pada stasiun KJA karena banyak terdapat tumbuhan air tenggelam yang juga memanfaatkan orthofosfat.
b. Oksigen terlarut (DO)
Oksigen terlarut adalah konsentrasi gas oksigen yang terlarut dalam air Sumber oksigen di perairan berasal dari difusi udara dan hasil sis (Welch 1952). Sebaran oksigen terlarut rata-rata di stasiun KJA dan KJA disajikan pada Gambar 12. Oksigen terlarut di permukaan yang terdapat
antara 2,84-4,97 mg/l dan di Non-KJA berkisar Secchi,
rata di kedalaman Secchi dan kompensasi perairan pada stasiun KJA lebih kecil daripada di stasiun KJA tetapi orthosfosfat di stasiun KJA lebih besar daripada stasiun Non-KJA.
KJA lebih sedikit al dari pertanian dan hotel di KJA berupa polifosfat. Sumber fosfat yang berasal di stasiun KJA yang
KJA meningkat dengan bertambahnya kedalaman karena adanya pemanfaatan oleh fitoplankton pada kolom air yang ta di kedalaman Secchi, kompensasi, pada stasiun KJA karena banyak terdapat
Oksigen terlarut adalah konsentrasi gas oksigen yang terlarut dalam air Sumber oksigen di perairan berasal dari difusi udara dan hasil
rata di stasiun KJA dan KJA disajikan pada Gambar 12. Oksigen terlarut di permukaan yang terdapat KJA berkisar antara
7,94-8,04 mg/l. Oksigen terlarut di dekat dasar perairan di stasiun KJA berkisar 0,20-1,89 mg/l dan di stasiun Non
Gambar 12. Sebaran DO rata dan dasar
Oksigen terlarut rata
permukaan diduga berasal dari hasil fotosintesis dan difusi dari udara. terlarut rata-rata terbesar di stasiun
berasal dari hasil fotosintesis dari udara. Oksigen terlarut rata
adalah dekat dasar perairan karena oksigen dekomposisi bahan organik.
Kadar DO berdasarkan baku mutu menurut PP No: 82 Tahun 2001 Kelas III untuk budidaya ikan air tawar
KJA pada kedalaman Secchi masih air tawar. Oksigen terlarut kompensasi pada stasiun Non ikan air tawar.
c. Derajat keasaman (pH)
Keasaman dan kebasaan suatu pera yang mempunyai skala nilai 1
8,04 mg/l. Oksigen terlarut di dekat dasar perairan di stasiun KJA berkisar 1,89 mg/l dan di stasiun Non-KJA berkisar antara 0,60-3,08 mg/l.
Gambar 12. Sebaran DO rata-rata di kedalaman permukaan, Secchi, kompensasi,
Oksigen terlarut rata-rata terbesar di stasiun Non-KJA yang permukaan diduga berasal dari hasil fotosintesis dan difusi dari udara.
rata terbesar di stasiun KJA yang terdapat di kedalaman Secchi diduga dari hasil fotosintesis yang lebih dominan dibandingkan dengan hasil difusi . Oksigen terlarut rata-rata terendah di stasiun Non-KJA dan stasiun KJA adalah dekat dasar perairan karena oksigen digunakan oleh bakteri untuk dekomposisi bahan organik.
Kadar DO berdasarkan baku mutu menurut PP No: 82 Tahun 2001 Kelas III untuk budidaya ikan air tawar adalah 3 mg/l. Kosentrasi oksigen terlarut
kedalaman Secchi masih dalam kisaran baku mutu untuk budidaya ikan Oksigen terlarut di permukaan, kedalaman Secchi, dan kedalaman kompensasi pada stasiun Non-KJA masih memenuhi baku mutu untuk budidaya
c. Derajat keasaman (pH)
Keasaman dan kebasaan suatu perairan diukur dalam unit yang disebut pH, nyai skala nilai 1-14 (Wetzel 2001). Nilai pH rata-rata di stasiun KJA 8,04 mg/l. Oksigen terlarut di dekat dasar perairan di stasiun KJA berkisar antara
Secchi, kompensasi,
yang terdapat di permukaan diduga berasal dari hasil fotosintesis dan difusi dari udara. Oksigen di kedalaman Secchi diduga yang lebih dominan dibandingkan dengan hasil difusi KJA dan stasiun KJA digunakan oleh bakteri untuk
Kadar DO berdasarkan baku mutu menurut PP No: 82 Tahun 2001 Kelas III Kosentrasi oksigen terlarut di stasiun baku mutu untuk budidaya ikan di permukaan, kedalaman Secchi, dan kedalaman
KJA masih memenuhi baku mutu untuk budidaya
iran diukur dalam unit yang disebut pH, rata di stasiun KJA
dan Non-KJA disajikan pada Gambar 13. Nilai pH rata terdapat di stasiun KJA berkisar
6,48-7,89. Nilai pH di dekat dasar perairan yang terdapat di stasiun KJA berkisar antara 6,89-7,04 dan di Non
Nilai pH tertinggi pada stasiun
terendah di kedalaman kompensasi. Nilai pH rata
KJA terdapat di permukaan dan terendah di dekat dasar perairan. Nilai pH rata yang rendah pada daerah dasar karena adanya proses dekomposisi oleh bakteri. Dekomposisi yang dilakukan bakt
Wetzel (2001), perairan yang memiliki karbondioksida yang tinggi akan menyebabkan pH menjadi
Berdasarkan pengamatan
kedalaman kompensasi pada stasiun KJA Non-KJA. Hal ini diduga
KJA lebih besar daripada di satsiun KJA. Fitoplankton memanfaatkan karbondioksida untuk fotosintes
daripada di KJA.
Nilai pH di kedua stasiun menurun dengan bertambahnya kedalaman karena adanya dekomposisi bahan organik yang menghasilkan karbondioksida sehingga nilai pH menurun. Nilai pH yang terdapat d
mutu untuk budidaya ikan karena baku mutu pH berdasarkan PP No: 82 kelas III untuk budidaya ikan air tawar sebesar 6
Gambar 13. Sebaran pH rata Dasar
KJA disajikan pada Gambar 13. Nilai pH rata-rata di permukaan yang terdapat di stasiun KJA berkisar antara 6,83-7,13 dan di Non-KJA berkisar
7,89. Nilai pH di dekat dasar perairan yang terdapat di stasiun KJA berkisar 7,04 dan di Non-KJA berkisar antara 6,62-6,96.
Nilai pH tertinggi pada stasiun KJA terdapat di permukaan, sedangkan man kompensasi. Nilai pH rata-rata tertinggi pada stasiun Non KJA terdapat di permukaan dan terendah di dekat dasar perairan. Nilai pH rata
pada daerah dasar karena adanya proses dekomposisi oleh bakteri. Dekomposisi yang dilakukan bakteri akan menghasilkan karbondioksida.
Wetzel (2001), perairan yang memiliki karbondioksida yang tinggi akan menjadi rendah karena akan membentuk asam karbonat.
Berdasarkan pengamatan, nilai pH pada permukaan, kedalaman Secchi kedalaman kompensasi pada stasiun KJA relatif lebih rendah daripada di stasiun
diduga terjadi karena kelimpahan fitoplankton di stasiun Non KJA lebih besar daripada di satsiun KJA. Fitoplankton memanfaatkan karbondioksida untuk fotosintesis sehingga pH di stasiun Non-KJA lebih tinggi
Nilai pH di kedua stasiun menurun dengan bertambahnya kedalaman karena adanya dekomposisi bahan organik yang menghasilkan karbondioksida sehingga nilai pH menurun. Nilai pH yang terdapat di Danau Lido masih dalam kisaran baku mutu untuk budidaya ikan karena baku mutu pH berdasarkan PP No: 82 kelas III untuk budidaya ikan air tawar sebesar 6-9.
rata-rata di kedalaman permukaan, Secchi, kompensasi, dan rata di permukaan yang KJA berkisar antara 7,89. Nilai pH di dekat dasar perairan yang terdapat di stasiun KJA berkisar
KJA terdapat di permukaan, sedangkan rata tertinggi pada stasiun Non-KJA terdapat di permukaan dan terendah di dekat dasar perairan. Nilai pH rata-rata
pada daerah dasar karena adanya proses dekomposisi oleh bakteri. eri akan menghasilkan karbondioksida. Menurut Wetzel (2001), perairan yang memiliki karbondioksida yang tinggi akan
a akan membentuk asam karbonat.
nilai pH pada permukaan, kedalaman Secchi, dan daripada di stasiun karena kelimpahan fitoplankton di stasiun Non-KJA lebih besar daripada di satsiun Non-KJA. Fitoplankton memanfaatkan
KJA lebih tinggi
Nilai pH di kedua stasiun menurun dengan bertambahnya kedalaman karena adanya dekomposisi bahan organik yang menghasilkan karbondioksida sehingga i Danau Lido masih dalam kisaran baku mutu untuk budidaya ikan karena baku mutu pH berdasarkan PP No: 82 kelas III
4.1.5.3. Parameter biologi a. Klorofil-a
Klorofil-a sering digunakan sebagai indikator produktivitas primer fitoplankton di perairan. Klorofil
fosfat total (Beveridge 2004).
KJA disajikan pada Gambar 14. Klorofil KJA berkisar antara 3,66
mg/m3. Kandungan klorofil
perairan, dan terendah terdapat pada kedalaman kompensasi. terbesar di stasiun Non-KJA terdapat di kedalaman kompensasi permukaan perairan.
Klorofil-a rata-rata sehingga kecerahan di stasiun KJA. Kosentrasi klorofil
2001). Semakin tinggi kosentrasi kloro fitoplankton.
Gambar 14. Sebaran klorofil kompensasi Konsentrasi klorofil bertambahnya kedalaman. bertambahnya kedalaman 4.1.5.3. Parameter biologi
a sering digunakan sebagai indikator produktivitas primer fitoplankton di perairan. Klorofil-a memiliki hubungan eksponensial positif dengan fosfat total (Beveridge 2004). Nilai klorofil-a rata-rata di stasiun KJA dan Non KJA disajikan pada Gambar 14. Klorofil-a di permukaan yang terdapat di daerah
3,66-78,37 mg/m3dan di Non-KJA berkisar antara
lorofil-a terbesar di stasiun KJA terdapat di permukaan dan terendah terdapat pada kedalaman kompensasi. Kandungan k
KJA terdapat di kedalaman kompensasi dan terendah di
rata di stasiun KJA lebih kecil daripada di stasiun stasiun KJA lebih tinggi daripada kecerahan di stasiun Kosentrasi klorofil-a berbanding lurus dengan biomasa fitoplankton (Wetzel
Semakin tinggi kosentrasi klorofil-a maka semakin besar biomas
Gambar 14. Sebaran klorofil-a rata-rata di kedalaman permukaan, Secchi, dan kompensasi
onsentrasi klorofil-a di stasiun Non-KJA meningkat seiring alaman. Kosentrasi klorofil-a di stasiun KJA menurun de bertambahnya kedalaman. Hal ini dikarenakan pada stasiun Non-KJA kelompok
a sering digunakan sebagai indikator produktivitas primer a memiliki hubungan eksponensial positif dengan rata di stasiun KJA dan Non-a di permukNon-aNon-an yNon-ang terdNon-apNon-at di dNon-aerNon-ah
antara 6,00-18,48 di permukaan Kandungan klorofil-a dan terendah di stasiun Non-KJA stasiun Non-biomasa fitoplankton (Wetzel a maka semakin besar biomasa
rata di kedalaman permukaan, Secchi, dan
KJA meningkat seiring dengan KJA menurun dengan KJA kelompok
Chlorophyceae meningkat
Chlorophyceae mengandung klorofil lain.