• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) Tiap Parameter

1. Parameter Fisika

Parameter fisika yang diukur dalam pemantauan kualitas air laut adalah kekeruhan, temperatur, warna, bau dan TSS air laut. Berikut ini akan dibahas satu persatu parameter fisika, kecuali bau. Hal ini dikarenakan dalam pemantauan ditemukan bahwa semua sampel yang diambil tidak berbau dan telah sesuai dengan baku mutu.

a) Kekeruhan

Kekeruhan atau turbiditas merupakan kandungan bahan organic maupun anorganik yang terdapat di perairan dan berpengaruh terhadap proses kehidupan organism yang ada di perairan tersebut. Kekeruhan yang tinggi menyebabkan turunnya kandungan oksigen. Hal ini disebabkan intensitas cahaya matahari yang masuk dalam perairan menjadi terbatas karena kekeruhan yang tinggi, sehingga

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab II-66

tumbuhan/phytoplankton tidak dapat melakukan proses fotosintesis untuk dapat menghasilkan oksigen. Data kekeruhan air laut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.31. Kekeruhan Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014

Lokasi Satuan

Bulan

Baku Mutu April Agustus

Pantai Glagah NTU 9,73* 3,19 5

Pantai Trisik NTU 15,79* - 5

Sumber : Lab. Hidrologi dan Kualitas Air Fak. Geografi UGM Yogyakarta 2014 Ket : *) melebihi Baku Mutu

Kekeruhan air laut menunjukkan hasil di pantai Glagah dan Trisik, pada periode April melebihi baku mutu. Keruhnya air laut pada pantai menunjukkan bahwa kondisi di Daerah Aliran Sungai (DAS) di daerah hulu kurang baik. Hal ini sebagai akibat terjadinya erosi yang kemungkinan disebabkan tutupan pohon yang kurang memadai, pengambilan pasir yang intensif atau adanya sampah di aliran sungai. Sampah tidak hanya terdapat pada aliran sungai, tetapi juga di lingkungan pantai juga terdapat sampah berserakan yang berasal dari kegiatan pariwisata. Pada bulan April rata-rata kekeruhannya lebih tinggi daripada bulan Agustus. Hal itu disebabkan karena pada bulan April masih musim penghujan, sehingga aliran air banyak mengangkut lumpur dari daratan akibat derasnya arus. Untuk lebih detailnya data fluktuasi kekeruhan air laut dapat dilihat dalam grafik di bawah ini.

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab II-67

Gambar 2.48. Grafik Kekeruhan Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014 b) Temperatur

Temperatur air laut terpantau pada dua periode menunjukkan hasil antara 26,5 –

27,5 C. Pada pemantauan bulan Agustus rata-rata suhu lebih daripada pemantauan

bulan April. Perbedaan rata-rata suhu bisa disebabkan oleh kelembaban udara. Pada bulan April kelembaban udara tinggi sedangkan pada bulan Agustus udara bersifat kering sehingga suhu lebih rendah. Disamping itu, pada bulan April hujan masih terjadi sehingga waktu cuaca mendung terjadi kenaikan suhu udara. Pada waktu mendung, suhu udara meningkat karena tertahan oleh awan, dimana suhu udara yang tinggi akan turut mempengaruhi suhu air laut. Fluktuasi suhu juga disebabkan oleh angin, semakin kencang angin bertiup maka suhu semakin rendah, demikian pula sebaliknya. Sekitar bulan Maret dan April merupakan waktu peralihan antara musim hujan dan kemarau, dimana pada musim peralihan penyinaran matahari melebihi penguapan, yang berakibat pada pemanasan air permukaan laut.Adapun data fluktuasi suhu air laut dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 2.32. Temperatur Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab II-68

April Agustus

Pantai Glagah C 27,5 26,5 Alami

Pantai Trisik C 27,4 - Alami

Sumber : Lab. Hidrologi dan Kualitas Air Fak. Geografi UGM Yogyakarta 2014 Ket : Alami (± 3 C)

Temperatur di lautan sangat bervariasi menurut waktu, yaitu pagi, siang dan malam. Pengukuran sampel dilakukan pada pagi hingga siang sehingga rentang

temperaturnya relatif panjang + 4 C. Tingginya temperatur air laut sangat

dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari. Pada pagi hari temperatu relatif masih

rendah antara 25 - 26 C, sedangkan pada siang hari temperatur mengalami

kenaikan menjadi 27 – 30 C. Selain intensitas matahari, besarnya temperatur juga

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, biasanya bila terjadi hujan maka temperatur air laut akan turun. Hasil pengukuran temperatur tersebut masih berada dalam batas normal, tidak ada kenaikan temperatur maupun penurunan temperatur yang signifikan.

Pengaruh temperatur air laut terhadap lingkungan laut antara lain jumlah oksigen terlarut, kecepatan reaksi kimia dan kehidupan binatang laut. Pada temperatur normal maka kehidupan dan proses-proses kimia juga akan berlangsung normal, dan sebaliknya pada temperatur yang lebih tinggi kecepatan reaksi akan menjadi

lebih cepat demikian pula sebaliknya, karena kenaikan temperatur sebesar 10 C

akan meningkatkan kecepatan reaksi dua kali lipat. c) Warna

Kekeruhan air laut menyebabkan penetrasi sinar matahari lemah dan tidak bisa mencapai kedalaman, hanya mencapai 15 – 40 meter saja. Sedangkan pada air yang jernih, sinar matahari dapat menembus hingga kedalaman 200 meter. Warna

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab II-69

air laut yang jernih ini merupakan lingkungan yang baik bagi terumbu karang dan coral untuk berkembang biak.

Warna dinyatakan dalam Pt-Co dengan nilai ambang batas sebesar 30 Pt-Co. Secara kasat mata, warna air laut terlihat hampir sama, namun ternyata melalui pengukuran terdapat perbedaan konsentrasi. Berikut ini data kadar warna air laut dalam tabel berikut :

Tabel 2.33. Warna Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014

Lokasi Satuan

Bulan

Baku Mutu April Agustus

Pantai Glagah Pt-Co 1,195 1,145 30

Pantai Trisik Pt-Co 2,390 - 30

Sumber : Lab. Hidrologi dan Kualitas Air Fak. Geografi UGM Yogyakarta 2014 Berdasarkan data dalam tabel di atas diketahui bahwa kadar warna air laut masih berada di bawah ambang batas yang ditentukan, yaitu berkisar antara 1,145

– 2,390 Pt-Co. Berarti air laut dalam kondisi jernih, yang baik untuk perkembangan

makhluk hidup di dalamnya.

d) TSS (Total Suspended Solid)

Konsentrasi TSS di perairan laut Kulonprogo dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 2.34. Konsentrasi TSS Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014

Lokasi Satuan Bulan Baku Mutu April Agustus Pantai Glagah mg/L 88,9* 94,6* 20 Pantai Trisik mg/L 4,3 - 20

Sumber : Lab. Hidrologi dan Kualitas Air Fak. Geografi UGM Yogyakarta 2014 Ket : *) melebihi Baku Mutu

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014

Bab II-70

Berdasarkan data dalam tabel di atas, diketahui bahwa konsentrasi TSS air laut di Pantai Glagah Kulonprogo telah melebihi baku mutu. Kandungan TSS untuk pantai Glagah yang hanya ramai waktu liburan kadungan TSS tinggi kemungkinan berasal dari muara sungai Serang yang banyak membawa material terlarut dari daerah hulu. Fluktuasi konsentrasi TSS air laut dapat dilihat dalam grafik berikut :

Gambar 2.49. Grafik Konsentrasi TSS Air Laut di Kulonprogo Tahun 2014

Dokumen terkait