• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Inventarisasi sumber pencemar di sepanjang DAS Cibanten Tabel 10 Anak sungai Cibanten

1.6. Pariwisata dan Perhotelan

Fasilitas penginapan pendukung kegiatan pariwisata di Kota Serang.

Berbagai jenis obyek wisata ditemukan di kota Serang seperti Agro dan bahari. Adapun obyeknya sebagai berikut adalah Tabel 14 yang menyajikan sarana hotel/penginapan di kota Serang. Dalam mendukung pariwisata di kota Serang tersedia sarana akomodasi penginapan yang memadai bagi wisatawan

Tabel 14 Beban pencemar dari kegiatan pariwisata dan perhotelan di Kota Serang

No. Nama Hotel Kelas Jml Kamar Asumsi Kebutuhan air bersih ( Liter/Bed/Hari) Kebutuhan Air Bersih (Liter/hari) Perkiraan Timbulan Limbah Cair (Liter/hari) 1 Hotel Le-Dian Bintang 4 80 300 24000 19200

2 Hotel Abadi Melati 3 40 300 12000 9600

3 Hotel Mahadria Melati 3 47 300 14100 11280 4 Hotel Tamansari Melati 3 45 300 13500 10800 5 Hotel Wisata Baru Melati 3 42 300 12600 10080

6

Hotel Bintang

Semesta Melati 1 33 300 9900 7920

7 Hotel hikmah Melati 1 34 300 10200 8160

8 Hotel Surya Melati 1 35 300 10500 8400

9 Hotel Surabaya Melati 1 35 300 10500 8400

10 Hotel Royal Srikandi Melati 1 35 300 10500 8400 11 Hotel Kasih Sayang Melati 1 35 300 10500 8400

12 Hotel Anugrah Melati 1 35 300 10500 8400

13 Hotel Pangestu Melati 1 35 300 10500 8400

14 Wisma BKM Standar 35 300 10500 8400

15

Wisma KORPRI

Serang Standar 35 300 10500 8400

16 WISMA PKPRI Standar 35 300 10500 8400

17 Hotel D'GRIYA Melati 1 35 300 10500 8400

18

Penginapan

Srikandi Melati 1 35 300 10500 8400

TOTAL 211800 169440

sebanyak 18 hotel mulai dari non melati sampai hotel berbintang ( bintang 3 ), kegiatan perhotelan tersebut berdampak pada lingkungan karena menghasilkan limbah cair dan limbah padat.

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Kualitas Air Sungai Cibanten

Analisa kualitas air Sungai Cibanten dilakukan dengan membagi wilayah sungai berdasarkan batas administrasi desa/kecamatan dan segmentasi Hulu, Tengah, Hilir Sungai Cibanten. Segmentasi dibagi 3 segmentasi yaitu Hulu ada di desa pabuaran kecamatan pabuaran, segmen pertama antara desa pancanegara dengan desa sindangheula kecamatan pabuaran wilayahnya Kabupaten Serang, segmen kedua antara kecamatan serang dengan kecamatan cipocok jaya, segmen ketiga antara kecamatan Kasemen dengan kecamatan serang termasuk wilayahnya kota Serang.

Data diambil dari data sekunder yang meliputi data analisa kualitas air hasil pemantauan mulai dari Januari s/d Desember 2013 dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) Dinas Sumber Daya Air dan Permukiman Provinsi Banten serta Badan Lingkungan Hidup Kab. Serang dan Kantor Lingkungan Hidup kota Serang. Data primer diambil dari pemantauan langsung di lapangan. Untuk selanjutnya analisa data dilakukan dengan membuat perbandingan kualitas air Sungai Cibanten berdasarkan parameter fisika, kimia dan biologi dengan baku mutu air kelas II.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 apabila sungai belum ditetapkan kriteria mutu airnya, maka diambil baku mutu kelas II. Sungai Cibanten belum ditetapkan kelas airnya. Untuk itu kriteria mutu air yang digunakan sebagai acuan adalah baku mutu air kelas II. Sumber pencemaran air sungai Cibanten terutama berasal dari limbah rumah tangga, industri/pabrik, comersial area, dan rumah sakit, hotel, pom bensin/bengkel, tempat cucian kendaraan, penambangan emas tanpa izin (PETI) yang marak akhir-akhir ini di mulai dari hulu, tengah dan hilir sungai dan lain sebagainya.

Dari pemantauan, ada berbagai aktifitas kegiatan yang terletak di sepanjang sungai Cibanten yang juga memberikan sumbangan terhadap kondisi kualitas air sungai. Beberapa aktifitas kegiatan tersebut menghasilkan limbah yang baik secara langsung maupun tidak langsung dibuang ke perairan sungai. Aktifitas kegiatan tersebut antara lain: industri kecap, peternakan unggas/ternak sapi, kerbau, darmaga pengangkutan pasir, lahan pertanian milik masyarakat, pemukiman masyarakat, penambangan pasir sungai, komersial area, industri sawmill, budidaya perikanan sungai dengan keramba dan sebagainya.

Hasil pemantauan langsung di lapangan yang diamati pada bulan Juli 2013 untuk parameter TSS, BOD, COD, DO, pH, Nitrat, Nitrit, dapat ditunjukkan pada Tabel 15. Berdasarkan pada Tabel 15 hasil analisa kualitas air yang diamati dari data primer menunjukkan bahwa, ada beberapa parameter yang melebihi baku mutu adalah TSS, BOD, TDS pada lokasi pengamatan tertentu.

27

Parameter FISIKA

Parameter TSS (Total Suspended Solid)

Padatan tersuspensi total adalah bahan-bahan tersuspensi (diameter >1µm) dalam air yang terdiri dari lumpur, pasir halus, dan jasad-jasad renik, yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air (Effendi 2003). Padatan tersuspensi dapat meningkatkan nilai kekeruhan air, tidak terlarut, dan tidak dapat mengendap langsung. Kekeruhan yang terjadi kemudian dapat menghambat penetrasi cahaya matahari ke dalam air sehingga mempengaruhi proses fotosintesis dalam air. Hasil pengamatan kualitas air Sungai Cibanten untuk parameter TSS pada Bulan Januari sampai Bulan Desember 2013 (seperti pada Gambar 4).

Tabel 15 Data pengamatan kualitas air Sungai Cibanten

Lokasi Hulu Desa

Pabuaran Kampung Serut Jembatan Kaujon Jembatan Kaibon BMA Kelas II A. Fisika 1 Suhu (insitu) **) 26.3 28.7 28.7 27.6 30C 2 Zat padat terlarut

(TDS) 89.00 561.00 53.00 85.00 1

3 Zat padat

tersuspensi (TSS) **) 5.00 55.00 111.00 124.00 50

B. KIMIA

1 pH (insitu) **) 6.98 7.96 8.10 7.65 6-9

2 Oksigen terlarut (DO)

insitu 4.4 3.7 3.6 3.5 > 3 3 Nitrat (NO3-N) **) 0.1 0.1 0.2 0.1 20 4 Nitrit (NO2-N) **) 0.003 <0.002 0.009 <0.002 0.06 5 BOD5 6.00 9.00 9.00 10.00 6 6 COD **) 25.00 35.00 37.00 41.00 50 7 Debit 4.5 3.0 5.7 4.6 - C. MIKROBIOLOGI 1 Total coliform 1100 460.00 1100 210.00 1000 2 E- coli 460.00 240.00 460.00 150.00 -

Gambar 4 Grafik analisa kualitas air parameter TSS Sungai Cibanten dari hulu sampai hilir (Januari- Desember 2013)

Berdasarkan data hasil pemantauan BPSDA bulan Januari sampai dengan Desember 2013 semuanya melebihi baku mutu, kecenderungan dari hulu ke hilir untuk parameter TSS kecuali daerah ciawi pada bulan Maret dan bulan November. Hal ini mengindikasikan bahwa Sungai Cibanten telah tercemar oleh partikulat yang dapat meningkatkan kekeruhan. Konsentrasi TSS yang tinggi disebabkan karena sedimentasi air sungai yang banyak mengandung endapan lumpur serta pasir halus serta jasad-jasad renik yang terbawa dari kikisan tanah yang terbawa ke badan air (Effendi 2003). Beban pencemar TSS diakibatkan oleh faktor alam yaitu bentuk sungai yang berkelok-kelok atau meander yang memungkinkan terjadinya sedimentasi daripada erosi serta faktor antropogenik atau aktifitas manusia yaitu penambang galian C yang berasal dari daerah hulu (desa Pabuaran, desa pancanegara) sampai daerah tengah sungai utama Cibanten dan dari PDAM yang berasal dari proses fisika yaitu proses sedimentasi air sungai sebelum dilakukan penjernihan/flokulasi air bersih, ini terjadi pada daerah hilir sungai Cibanten. Nilai TSS paling tinggi berada di daerah Hulu Desa Pabuaran, Cimasin, Jembatan Kaujon, Jembatan Kaibon termasuk kecamatan Kasemen merupakan daerah hilir DAS Cibanten. Nilai TSS yang tinggi dikarenakan hasil akumulatif dari hulu sampai tengah yang melebihi baku mutu.

PARAMETER KIMIA

Dokumen terkait