• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA

4.3 Hasil Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi dari para informan tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Desa. Sesuai dengan rancangan penelitian, telah ditetapkan jumlah informan yang akan dilakukan wawancara sebanyak 7 (tujuh) orang. Ketujuh orang yang ditetapkan sebagai informan dalam penelitian ini dibagi dalam dua bagian, yaitu informan utama Kepala Desa dan Ketua BPD, sedangkan informan tambahan adalah sekretaris, kaur desa 1 orang dan tokoh masyarakat sebanyak 3 orang yaitu orang-orang yang memiliki kedudukan tertentu karena dianggap dapat menjawab segala sesuatu yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini berhubungan dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Desa. Tipe wawancara yang dipilih oleh penulis adalah tipe wawancara berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun sudah pasti berhubungan dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Desa di desa tersebut. Namun, di dalam prosesnya sendiri penulis tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.

1. Perencanaan Pembangunan

Menurut D. Conyers dan Hills (1984), perencanaan adalah proses yang kontinyu, terdiri dari keputusan atau pilihan dari berbagai cara untuk menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran untuk mencapai tujuan tertentu di masa mendatang.

Perencanaan pembangunan partisipatif adalah perencanaan yang bertujuan melibatkan kepentingan rakyat (baik langsung maupun tidak langsung). Perencanaan pembangunan partisipatif merupakan pola pendekatan perencanaan pembangunan yang melibatkan peran serta masyarakat yang pada umumnya bukan saja sebagai objek tetapi sebagai subjek pembangunan, sehingga nuansa yang dikembangkan dalam perencanaan pembangunan benar-benar dari bawah (bottom-up).

Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis menanyakan kepada kepala desa Sambirejo yaitu bapak Sukadi mengenai tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa. “Bagaimanakah tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa di desa Sambirejo?” Beliau menjawab :

“Tingkat partisipasi cukup tinggi terutama masalah kehadirannya untuk menyampaikan apa yang mau dilaksanakan dari usulan lingkungan masing-masing, misalnya mengenai masalah jalan, sosial, ekonomi, serta budaya.”

Dan penulis kembali menanyakan: “Seberapa pentingnya kehadiran masyarakat dalam mengikuti musrenbangdes untuk perencanaan pembangunan?” Beliau menjawab :

“Sangat penting kehadiran masyarakat yang kita undang, karena yang kita minta sebenarnya usulan dari bawah, karena usulan dari bawah itu dari tingkat desa kemudian nanti di sampaikan di musrenbang kecamatan.”

Dengan adanya penjelasan diatas dapat dilihat bahwa masyarakat sudah berpartisipasi dalam mengikuti musrenbangdes. Karena partisipasi masyarakat memang sangat menentukan kelancaran pembangunan di desa tersebut. Untuk mempertegas pernyataan tersebut, peneliti mewawancarai Ketua BPD desa Sambirejo yang secara aktif terlibat dalam proses pembangunan program desa, yaitu Bapak Amar Ma’ruf, beliau menjelaskan :

Dalam setiap Musrenbangdes di desa ini masyarakat sudah berpartisipasi. Tetapi masih ada masyarakat yang tidak peduli, karena masyarakat menilai tanpa mengikuti pun semuanya tetap berjalan. Ini disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pembangunan dan belum merasa ada tanggung jawab dalam pelaksanaannya.”

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan masyarakat sangat bergantung kepada peranan pemerintah dan masyarakatnya, keduanya harus mampu menciptakan sinergi. Tanpa melibatkan masyarakat pemerintah tidak akan dapat mencapai hasil pembangunan secara maksimal. Hal ini sangat diperlukan karena yang lebih tahu akan kebutuhan pembangunan adalah masyarakat desa itu sendiri. Oleh karena itu pemerintah desa harus dekat dengan masyarakat sehingga tercipta pembangunan yang efektif dan berguna bagi masyarakat.

Untuk mengetahui siapa sajakah yang terlibat di dalam perencanaan pembangunan di desa Sambirejo, penulis menanyakan kepada sekretaris desa Ibu Tia Tantia. Beliau menjawab :

“Kebetulan di desa Sambirejo ada tim sebelas namanya, tim perumus perencanaan pembangunan desa. Itu terdiri dari Perangkat desa, tokoh masyarakat, LPMD, DPD, tokoh perempuan dan tokoh pemuda.”

Penulis juga menanyakan hal yang lain kepada sekretaris desa Sambirejo. “Sebenarnya bentuk partisipasi apa yang diharapkan dari masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa?” Beliau memaparkan :

“Yang paling utama ide atau gagasan dari mereka ya atau apa saja yang di butuhkan di desa ini. Kemudian bukan hanya ini, tetapi juga dalam bentuk seperti swadaya, gotong royong, ataupun apa saja yang diperbantukan oleh mereka untuk membantu pembangunan di desa.”

2. Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Desa

Partisipasi masyarakat merupakan suatu keterlibatan dan pelibatan anggota masyarakat dalam pembangunan, meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan (implementasi) program pembangunan. Dalam hal ini masyarakat berfungsi sebagai subjek pembangunan dan bukan objek dari pembangunan tersebut. Dan harus ikut serta dalam menentukan semua program apa yang akan dilakukan di desa. Di sisi lain pembangunan desa yang dibangun juga akan dapat menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab dari masyarakat itu sendiri. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembangunan desa akan dapat mengenai sasaran apabila masyarakat benar-benar terlibat dalam perencanaan pembangunan yang akan dilaksanakan, baik itu mulai dari penyusunan rencana, maupun sampai pada proyek pembangunan tersebut selesai, bahkan pemeliharaannya.

Untuk lebih mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pembangunan di desa, maka penulis melakukan wawancara dengan para informan yang ada di desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat yang dianggap kompeten mengetahui tentang partisipasi masyarakat desa dalam perencanaan pembangunan.

Adapun indikator-indikator yang akan diteliti dari partisipasi masyarakat adalah sebagai berikut :

2.1 Wujud atau dimensi partisipasi yang diberikan oleh masyarakat

Untuk melihat hal tersebut maka penulis melakukan wawancara dengan Kepala Desa Sambirejo Bapak Sukadi mengenai partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan, beliau menjelaskan :

“Tingkat partisipasi masyarakat cukup tinggi terutama masalah kehadirannya untuk menyampaikan apa yang mau dilaksanakan dari usulan lingkungan masing-masing. Tidak hanya masyarakat, aparat desa juga ikut berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan desa ini.” Masih dalam masalah partisipasi masyarakat, penulis mewawancarai ketua BPD Sambirejo yang secara aktif terlibat dalam proses pembangunan desa yaitu Bapak Amar Ma’ruf, beliau menjelaskan :

“Partisipasi masyarakat desa dalam perencanaan pembangunan sudah ada, misalnya ikut dalam kegiatan musyawarah perencanaan pembangunan. Serta dalam pemberian tenaga, misalnya dalam pembangunan jalan.”

Untuk mempertegas pernyataan tersebut, penulis menanyakan hal yang sama kepada Bapak Mawardi (Kaur Pembangunan), beliau menjelaskan :

“Partisipasi masyarakat dapat dilihat dari ikut sertanya masyarakat desa dalam musyawarah perencanaan pembangunan. Musyawarah ini adalah untuk melakukan perencanaan pembangunan yang akan dilakukan, dimana masyarakat diminta pendapatnya tentang pembangunan apa yang benar-benar masyarakat butuhkan, karena harapannya dengan adanya pembangunan tersebut kehidupan masyarakat desa dapat berjalan dengan lancar dan lebih baik.”

Masih dalam masalah partisipasi masyarakat, peneliti mewawancarai tokoh masyarakat yang dianggap benar-benar mengetahui pembangunan di desa Sambirejo dan terlibat di dalamnya yaitu Bapak Jaswadi, dengan menanyakan “Apakah dalam pembangunan di desa masyarakat sudah ikut berpartisipasi?” Beliau menjelaskan :

“Partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan sudah ada, yaitu dalam pemberian ide atau gagasan dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa. Dan juga dalam pemberian tenaga, misalnya dalam pembangunan jalan atau jembatan, masyarakat juga mau memberikan sumbangan dana pembangunan.”

Pertanyaan lain juga penulis tanyakan kepada Kepala Desa Sambirejo Bapak Sukadi, yaitu “Seberapa besar sumbangan masyarakat dalam proses pembangunan yang dilaksanakan di desa Sambirejo?” Beliau menjelaskan :

“Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa yang sedang, telah dan akan dilaksanakan masih kurang, hal ini disebabkan banyak faktor. Misalnya dalam memberikan partisipasi dalam bentuk dana atau uang, tingkat ekonomi masyarakat di desa ini rata-rata masih rendah, partisipasi dalam bentuk pikiran atau ide juga kurang, dikarenakan tingkat pendidikan masyarakat rata-rata masih rendah, dan partisipasi dalam bentuk tenaga sudah cukup lah, tapi masih ada saja masyarakat yang tidak ikut terlibat, hal ini dikarenakan kesibukan masyarakat untuk mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari.”

2.2 Keterlibatan masyarakat dalam penetapan kebijakan pembangunan. Keterlibatan dalam hal ini adalah apakah masyarakat dilibatkan dalam proses penyusunan program-program pembangunan

Dalam proses pelaksanaan pembangunan di desa perlu melibatkan masyarakat dalam penetapan kebijakan pembangunan, karena dengan melibatkan masyarakat dapat membantu pemerintah daerah dalam memajukan program desa.

Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan sangat baik, dimana hal ini dapat meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat terhadap pembangunan. Rasa kesadaran dan tanggung jawab ini muncul apabila pemerintah daerah dapat menyetujui suatu hal atau dapat menyerap nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, untuk itulah keterlibatan masyarakat dalam penetapan kebijakan pembangunan daerah sangat penting.

Untuk mengetahui apakah masyarakat juga dilibatkan dalam penetapan pembangunan yang dilakukan di desa Sambirejo, penulis bertanya kepada kepala desa Sambirejo Bapak Sukadi. Beliau menjelaskan :

“Iya mereka memang harus dilibatkan. Untuk menentukan prioritas juga harus berdasarkan musyawarah yang melibatkan masyarakat.”

Untuk melihat kenyataan yang terjadi dilapangan, yaitu apakah masyarakat benar-benar dilibatkan dalam penetapan kebijakan pembangunan desa yang dilakukan, penulis mewawancarai langsung dengan salah satu anggota masyarakat.

Adapun yang penulis wawancarai adalah Bapak Bambang, dengan menanyakan “Apakah masyarakat juga turut dilibatkan dalam penetapan program pembangunan yang dilakukan di desa Sambirejo?” Beliau menjawab :

“Dalam penetapan program pembangunan masyarakat selalu dilibatkan, namun kendalanya ada pada masyarakat itu sendiri, seringkali hanya sedikit masyarakat yang terlibat dalam penetapan kebijakan pembangunan. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang disibukkan dengan pekerjaan sehari-hari untuk mencari nafkah.”

Padahal kita ketahui bahwa kunci dari keberhasilan pembangunan desa adalah masyarakatnya yang aktif dalam pelaksanaan pembangunan. Tanpa adanya

peran aktif atau keterlibatan masyarakat akan sulit menciptakan pembangunan yang efektif dan efesien serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.3 Kesesuaian pembangunan daerah yang akan dilakukan dengan kebutuhan masyarakat. Apakah program yang telah ditetapkan sesuai dengan hasil musrenbang yang telah dilakukan

Untuk melihat bagaimana pelaksanaan program pembangunan yang dilakukan di desa Sambirejo serta keberhasilan pemerintah desa dalam menjalankan perannya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, penulis perlu melakukan wawancara kepada masyarakat untuk melihat sejauh mana kepuasan masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan yang telah dilakukan di desa Sambirejo.

Penulis menanyakan hal tersebut kepada salah satu tokoh masyarakat, yaitu Bapak Jaswadi . “Apakah pelaksanaan pembangunan di desa Sambirejo sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa?” Beliau menjelaskan :

“Pelaksanaan pembangunan di desa Sambirejo sudah ada yang sesuai dan masih ada yang belum sesuai, bahkan kadang pembangunan yang dilakukan ada yang tidak maksimal. Misalnya pembangunan jalan aspal, baru beberapa bulan saja sudah rusak. Itu sangat mengganggu masyarakat disini, karena debu menjadi lebih banyak. Padahal sudah lama jalan aspal di daerah sini banyak yang rusak, bahkan jalan aspal yang rusak cukup parah ada di dekat kantor Balai Desa Sambirejo”

Penulis juga menanyakan kepada Bapak Bambang, “Apakah masyarakat sudah puas terhadap hasil pembangunan desa?” Beliau menjelaskan :

“Kami belum puas, dilihat dari kualitas pengerjaannya kadang asal siap saja dan terkesan kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat terhadap pembangunan. Standar pengerjaannya pun tidak sesuai dengan

perencanaan dan kapasitas, kemudian kontrol tidak terlalu berjalan dengan Dinas yang bertanggung jawab.”

Hal yang sama penulis tanyakan kepada sekretaris desa yaitu Ibu Tia Tantia, beliau menjelaskan :

“Kalau dikatakan puas itu manusia tidak pernah ada puasnya ya, mereka merasa cukup tapi tetap ada usulan pembangunan terus setiap tahunnya. Merasa cukup lah masyarakat disini.”

Untuk mempertajam lagi jawaban yang telah diberikan oleh masyarakat, maka penulis juga menanyakan “Bagaimana situasi dan kondisi pembangunan yang telah dilakukan di Desa Sambirejo?” kepada Bapak Sukadi selaku kepala desa Sambirejo, beliau menjelaskan :

“Situasi di desa Sambirejo sampai saat ini dilaksanakan sesuai dengan rencana, namun dalam pelaksanaan pembangunan yang dilakukan masih ada yang kurang baik atau kurang. Misalnya keadaan jalan di desa ini.” Adapun yang menjadi penyebab tidak sesuainya pembangunan yang dilakukan di desa Sambirejo adalah karena pengaruh keadaan alam, dimana seringnya terjadi hujan dengan curah yang tinggi. Serta banyaknya kendaraan berat seperti truk yang melintas di jalan di desa ini.

Faktor lain yang menyebabkan pembangunan yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat adalah kurangnya kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah desa setempat. Padahal tanpa adanya kerjasama yang baik yang terjalin antara masyarakat dengan pemerintah desa, maka akan sangat sulit untuk mencapai pembangunan yang maksimal dan berhasil.

2.4 Kerjasama antara pemerintah desa dengan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan

Pembangunan pada prinsipnya adalah suatu proses dan usaha yang dilakukan oleh suatu masyarakat secara sistematis untuk mencapai situasi atau kondisi yang lebih baik. Suatu pembangunan akan dikatakan tepat sasaran atau terlaksana dengan baik dan dimanfaatkan hasilnya apabila pembangunan yang dilakukan tersebut benar-benar memenuhi kebutuhan masyarakat.

Agar pembangunan desa dapat tercapai dengan maksimal, maka harus tercipta koordinasi yang baik antara pemerintah desa dengan masyarakat. Untuk melihat apakah ada koordinasi antara pemerintah desa dengan masyarakat maka penulis mewawancarai masyarakat yang terlibat langsung dalam proses pembangunan di desa. Adapun yang penulis wawancarai adalah Bapak Jaswadi, “Apakah ada koordinasi antara pemerintah desa dengan masyarakat?” beliau mengatakan :

“Kalau masalah koordinasi kadang ada dan kadang tidak. Itu yang menjadi permasalahan sekarang ini. Bahkan tidak jarang masalah yang terjadi dalam pembangunan di desa ini adalah terjadinya konflik di masyarakat. Kalau boleh dikatakan masalah koordinasi inilah yang kurang kami lihat.”

Proses pembangunan saat ini haruslah memperhatikan pembangunan yang berakar dari bawah, yaitu pembangunan yang ditentukan sendiri oleh masyarakat sehingga masyarakat bisa mandiri dan menjadikan masyarakat merasa memiliki dan bertanggung jawab atas pembangunan yang dilakukan, dengan demikian pembangunan tersebut akan terpelihara.

Untuk melihat kebenaran dilapangan maka penulis kembali mewawancarai masyarakat desa Sambirejo yaitu Ibu Juli. “Apakah masyarakat dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan di desa Sambirejo?” Ibu Juli menjawab :

“Memang benar masyarakat dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan desa mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pemeliharaan pembangunan yang telah dilakukan. Tapi, mengenai dana-dana untuk pembangunan kami sebagai masyarakat tidak tahu, yang kami ketahui hanyalah mengenai pembangunannya saja, misalnya dalam pembangunan atau perbaikan jalan dan jembatan.”

Selain kepada masyarakat, penulis menanyakan hal yang sama kepada ketua BPD, yaitu Bapak Amar Ma’ruf. Beliau menjelaskan :

“Dalam rapat musyawarah perencanaan pembangunan desa masyarakat selalu dilibatkan. Apalagi disini setiap tahun ada kebijakan dari pemerintah daerah (Bupati) untuk menampung aspirasi masyarakat terkait pembangunan, hal ini dinamakan dengan Sistem jemput bola/musrenbang. Masyarakat yang memberikan secara langsung ide-ide atau pemikiran mereka.”

Untuk melihat seberapa besar upaya yang dilakukan kepala desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, maka penulis melakukan wawancara langsung kepada kepala desa Sambirejo bapak Sukadi. Adapun yang penulis tanyakan adalah “Apakah Bapak sebagai kepala desa ikut menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa?”. Beliau menjelaskan :

“Sudah jelas saya selaku kepala desa ikut menggerakkan di dalam pelaksanaan pembangunan desa.”

Hal yang senada juga penulis tanyakan kepada sekretaris desa yaitu berkaitan dengan peranan pemerintah desa untuk meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam pembangunan. Adapun yang saya wawancarai adalah ibu Tia Tantia, beliau menjelaskan:

“Kebetulan partisipasi masyarakat di desa ini sudah dari dulu mereka antusias mengenai perencanaan pembangunan desa. Peranan kami tidak terlalu banyak, hanya sekedar sosialisasi bahwasanya akan dilakukan pembangunan desa.”

Untuk memperkuat dari penjelasan diatas maka penulis mewawancari kembali kepada Bapak Amar Ma’ruf selaku ketua BPD yaitu bagaimana cara bapak untuk mengaktifkan masyarakat ikut berpartisipasi? Beliau menjelaskan;

“Iya, saya selaku aparat desa tentunya akan mensosialisasikan kepada masyarakat akan pentingnya pembangunan demi kemajuan desa seperti kami mengadakan rapat.”

Dan setelah penulis bertanya kepada Ketua BPD, penulis kembali melakukan wawancara kepada bapak Sukadi selaku kepala desa terkait dengan harapan pemerintah desa terhadap partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa. Yaitu : “Apa harapan bapak terhadap partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan di desa Sambirejo?” Bapak Sukadi menjelaskan:

Harapan saya partisipasi masyarakat di desa ini perlu di tingkatkan karena pembangunan yang dilaksanakan di desa ini kalau bisa berkesinambungan dan bermanfaat bagi masyarakat di desa Sambirejo. Dan pihak-pihak pemerintah agar lebih memperbaiki kinerjanya sehingga dapat bekerjasama dengan pihak masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan di desa.”

ANALISA DATA

Pada bab ini penulis menganalisis dan menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan dan disajikan pada bab sebelumnya. Adapun jenis metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, dimana data dan fakta yang didapatkan di lapangan dideskripsikan sebagaimana adanya diiringi dengan penafsiran dan analisa yang rasional.

Dari seluruh data yang telah diperoleh selama penelitian, baik melalui studi kepustakaan, melalui penyajian data yang telah diperoleh selama melakukan penelitian di desa Sambirejo, baik dengan melakukan wawancara dengan Kepala Desa dan Ketua BPD sebagai informan utama dan tokoh masyarakat sebagai informan tambahan. Maka akan dilakukan analisa terhadap setiap data dan fakta-fakta yang telah didapat melalui interpretasi dan penguraian masalah-masalah yang terjadi di Desa Sambirejo.

5.1 Proses/mekanisme Perencanaan Pembangunan di Desa Sambirejo Berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/200/II/ BANGDA/2008 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) disebutkan bahwa prinsip-prinsip penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan desa/kelurahan (musrenbangdes) yaitu:

1. Musrenbangdes/kelurahan ditujukan untuk membahas seluruh rencana kegiatan pembangunan di wilayah desa/kelurahan untuk tahun rencana yang pendanaannya berasal dari berbagai sumber (PADes, ADD/dana bagi

hasil, bantuan desa/kelurahan, PPK/P2KP, swadaya masyarakat dan sumber dana lainnya).

2. Untuk menjamin pemahaman dan kajian mendalam, maka bahan/materi musrenbangdes/kelurahan sudah dibagikan bersamaan ketika mengantarkan surat undangan kepada peserta yang memiliki kompetensi memadai.

3. Peserta mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengkaji, mendiskusikan, mengusulkan dan mengambil kesepakatan bersama terhadap rumusan hasil musrenbangdes/kelurahan.

4. Mekanisme pembahasan menggunakan fasilitator yang kompeten untuk memandu pembahasan dan penyepakatan hasil musrenbangdes/kelurahan, serta melibatkan narasumber yang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.

5. Adanya kejelasan informasi dari Pemda Kabupaten/kota tentang indikasi Alokasi Dana Desa yang akan diberikan kepada desa untuk tahun anggaran yang direncanakan serta sumber pendanaan program/kegiatan lainnya.

6. Adanya kesepakatan urutan prioritas isu/permasalahan pembangunan desa/kelurahan dan urutan faktor penyebabnya.

7. Adanya kesepakatan urutan prioritas fungsi/urusan wajib/pilihan pemerintahan daerah untuk menangani isu/permasalahan pembangunan desa/kelurahan.

8. Adanya kesepakatan rancangan program dan kegiatan dengan memperhatikan rencana pembangunan jangka menengah desa/kelurahan (RPJMDes/RPJMKel).

9. Keluaran musrenbang desa/kelurahan berupa : a. daftar prioritas kegiatan pembangunan skala desa/kelurahan dengan tolok ukur capaian kinerjanya, yang akan didanai melalui dana bagi hasil/alokasi dana desa, bantuan keuangan desa/kelurahan, dana swadaya masyarakat, dan sumber dana program/kegiatan lainnya; b. daftar prioritas kegiatan pembangunan lengkap dengan tolok ukur capaian kinerjanya yang diusulkan untuk dilaksanakan melalui SKPD dan/atau kecamatan, namun masih akan dibahas dalam musrenbang kecamatan dan/atau forum SKPD dan musrenbang kabupaten/kota; c. daftar nama delegasi untuk mengikuti musrenbang kecamatan; d. berita acara musrenbang desa/kelurahan

10.Paling lambat pada akhir bulan Januari seluruh desa dan kelurahan telah selesai melaksanakan musrenbang desa/kelurahan.

Musyawarah perencanaan pembangunan desa adalah forum musyawarah tahunan para pemangku kepentingan (stakeholder) desa untuk menyepakati rencana kegiatan untuk tahun anggaran berikutnya. Musrenbang desa dilakukan setiap bulan Januari untuk menyusun rencana kegiatan tahunan dengan mengacu/memperhatikan pada rencana pembangunan jangka menengah desa yang telah disusun untuk 5 tahun ke depan.

Musrenbang desa adalah forum dialogis antara pemerintah dengan pemangku kepentingan dari suatu isu/persoalan, kebijakan, peraturan, atau

program pembangunan yang sedang dibicarakan. Dalam musrenbang desa, pemerintah desa dan warga berdiskusi dalam menyusun program tahunan di desa, musrenbang desa menjadi media dialog dan penyepakatan penyusunan program dan kegiatan pembangunan di wilayah desa, baik yang di tangani secara swadaya, melalui pos bantuan daerah, menjadi bagian Renja SKPD Desa, maupun diajukan untuk ditangani oleh SKPD lain yang relevan dengan usulan yang ada.

Tujuan musrenbang desa yaitu :

1. Menyepakati prioritas kebutuhan dan kegiatan yang termasuk urusan pembangunan yang menjadi wewenang desa yang menjadi bahan penyusunan Rencana Kerja SKPD Desa.

2. Prioritas kegiatan desa yang akan dilaksanakan oleh warga desa yang dibiayai melalui swadaya masyarakat dan dikoordinasikan oleh lembaga kemasyarakatan di desa setempat.

3. Prioritas kegiatan desa yang akan dilaksanakan desa sendiri yang dibiayai melalui dana bantuan dari pemerintah daerah (kota).

4. Prioritas kegiatan pembangunan desa yang akan diusulkan melalui

Dokumen terkait