• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses/mekanisme Perencanaan Pembangunan di Desa Sambirejo

BAB V ANALISA DATA

5.1 Proses/mekanisme Perencanaan Pembangunan di Desa Sambirejo

BANGDA/2008 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) disebutkan bahwa prinsip-prinsip penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan desa/kelurahan (musrenbangdes) yaitu:

1. Musrenbangdes/kelurahan ditujukan untuk membahas seluruh rencana kegiatan pembangunan di wilayah desa/kelurahan untuk tahun rencana yang pendanaannya berasal dari berbagai sumber (PADes, ADD/dana bagi

hasil, bantuan desa/kelurahan, PPK/P2KP, swadaya masyarakat dan sumber dana lainnya).

2. Untuk menjamin pemahaman dan kajian mendalam, maka bahan/materi musrenbangdes/kelurahan sudah dibagikan bersamaan ketika mengantarkan surat undangan kepada peserta yang memiliki kompetensi memadai.

3. Peserta mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengkaji, mendiskusikan, mengusulkan dan mengambil kesepakatan bersama terhadap rumusan hasil musrenbangdes/kelurahan.

4. Mekanisme pembahasan menggunakan fasilitator yang kompeten untuk memandu pembahasan dan penyepakatan hasil musrenbangdes/kelurahan, serta melibatkan narasumber yang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.

5. Adanya kejelasan informasi dari Pemda Kabupaten/kota tentang indikasi Alokasi Dana Desa yang akan diberikan kepada desa untuk tahun anggaran yang direncanakan serta sumber pendanaan program/kegiatan lainnya.

6. Adanya kesepakatan urutan prioritas isu/permasalahan pembangunan desa/kelurahan dan urutan faktor penyebabnya.

7. Adanya kesepakatan urutan prioritas fungsi/urusan wajib/pilihan pemerintahan daerah untuk menangani isu/permasalahan pembangunan desa/kelurahan.

8. Adanya kesepakatan rancangan program dan kegiatan dengan memperhatikan rencana pembangunan jangka menengah desa/kelurahan (RPJMDes/RPJMKel).

9. Keluaran musrenbang desa/kelurahan berupa : a. daftar prioritas kegiatan pembangunan skala desa/kelurahan dengan tolok ukur capaian kinerjanya, yang akan didanai melalui dana bagi hasil/alokasi dana desa, bantuan keuangan desa/kelurahan, dana swadaya masyarakat, dan sumber dana program/kegiatan lainnya; b. daftar prioritas kegiatan pembangunan lengkap dengan tolok ukur capaian kinerjanya yang diusulkan untuk dilaksanakan melalui SKPD dan/atau kecamatan, namun masih akan dibahas dalam musrenbang kecamatan dan/atau forum SKPD dan musrenbang kabupaten/kota; c. daftar nama delegasi untuk mengikuti musrenbang kecamatan; d. berita acara musrenbang desa/kelurahan

10.Paling lambat pada akhir bulan Januari seluruh desa dan kelurahan telah selesai melaksanakan musrenbang desa/kelurahan.

Musyawarah perencanaan pembangunan desa adalah forum musyawarah tahunan para pemangku kepentingan (stakeholder) desa untuk menyepakati rencana kegiatan untuk tahun anggaran berikutnya. Musrenbang desa dilakukan setiap bulan Januari untuk menyusun rencana kegiatan tahunan dengan mengacu/memperhatikan pada rencana pembangunan jangka menengah desa yang telah disusun untuk 5 tahun ke depan.

Musrenbang desa adalah forum dialogis antara pemerintah dengan pemangku kepentingan dari suatu isu/persoalan, kebijakan, peraturan, atau

program pembangunan yang sedang dibicarakan. Dalam musrenbang desa, pemerintah desa dan warga berdiskusi dalam menyusun program tahunan di desa, musrenbang desa menjadi media dialog dan penyepakatan penyusunan program dan kegiatan pembangunan di wilayah desa, baik yang di tangani secara swadaya, melalui pos bantuan daerah, menjadi bagian Renja SKPD Desa, maupun diajukan untuk ditangani oleh SKPD lain yang relevan dengan usulan yang ada.

Tujuan musrenbang desa yaitu :

1. Menyepakati prioritas kebutuhan dan kegiatan yang termasuk urusan pembangunan yang menjadi wewenang desa yang menjadi bahan penyusunan Rencana Kerja SKPD Desa.

2. Prioritas kegiatan desa yang akan dilaksanakan oleh warga desa yang dibiayai melalui swadaya masyarakat dan dikoordinasikan oleh lembaga kemasyarakatan di desa setempat.

3. Prioritas kegiatan desa yang akan dilaksanakan desa sendiri yang dibiayai melalui dana bantuan dari pemerintah daerah (kota).

4. Prioritas kegiatan pembangunan desa yang akan diusulkan melalui musrenbang kecamatan untuk menjadi kegiatan pemerintah daerah dan dibiayai melalui APBD kota atau APBD provinsi.

5. Menyepakati Tim Delegasi desa yang akan memaparkan persoalan yang ada di desanya di forum musrenbang kecamatan untuk penyusunan program pemerintah daerah/SKPD tahun berikutnya.

Keluaran musrenbang desa yaitu :

1. Daftar prioritas kegiatan urusan pembangunan untuk menyusun Rencana Kerja SKPD desa

2. Daftar prioritas kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan secara swadaya

3. Daftar permasalahan prioritas yang akan diajukan ke musrenbang kecamatan

4. Daftar nama Tim Delegasi Desa yang akan mengikuti musrenbang kecamatan

5. Berita acara musrenbang desa

Proses/mekanisme Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Desa Sambirejo

a. Pra Musrenbang Desa

Yang perlu dipersiapkan untuk penyelenggaraan adalah :

1. Pembentukan Tim Penyelenggaraan Musrenbang (TPM) oleh Kepala Desa 2. Menetapkan fasilitator yang berasal dari aparat (ditentukan oleh Kepala

Desa) dan masyarakat (dipilih oleh warga) 3. Menyusun jadwal dan agenda Musrenbang Desa 4. Mempersiapkan bahan/materi untuk Musrenbang Desa

5. Mengumumkan secara terbuka tentang jadwal, agenda, dan tempat Musrenbang Desa

6. Melakukan musyawarah/diskusi dusun/RW

7. Daftar prioritas masalah dari tingkat di bawah Desa

8. Peta potensi dan permasalahan desa (peta kerawanan kemiskinan, pengangguran, dll)

9. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa

10. Informasi dari Pemerintah Kota tentang perkiraan jumlah Dana Alokasi Desa yang akan dialokasikan Desa yang bersangkutan

11. Informasi dari Pemerintah Kota tentang isu-isu strategis daerah

12. Informasi tentang jumlah usulan yang dihasilkan pada forum sejenis di tahun sebelumnya yang telah terealisasi

13. Evaluasi pelaksanaan pembangunan Desa pada tahun sebelumnya

14. Daftar nama para wakil kelompok fungsional/asosiasi warga, koperasi, LSM yang bekerja di Kecamatan, atau organisasi tani/nelayan dan pedagang.

b. Pelaksanaan Musrenbang Desa 1. Pendaftaran peserta

2. Pemaparan Camat atas prioritas kegiatan pembangunan di Kecamatan yang bersangkutan

3. Kepala Desa mempresentasikan prioritas masalah Desa sesuai hasil pra Musrenbang (seperti kemiskinan, pengangguran, kesehatan dan pendidikan) 4. Membahas Dokumen RPJM Desa (hasil evaluasi Renja SKPD Desa yang

sudah berjalan)

5. Menyampaikan informasi tentang perkiraan jumlah Dana Alokasi Desa yang berasal dari Pemerintah Kota (kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh SKPD yang sudah berjalan di wilayah desa)

7. Membahas pelaksanaan pembangunan desa tahun sebelumnya termasuk mendiskusikan tentang jumlah usulan yang dihasilkan pada forum sejenis di tahun sebelumnya yang telah terealisasikan

8. Merumuskan kriteria bersama dalam menentukan prioritas untuk menyeleksi usulan

9. Pemaparan masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat Desa oleh beberapa perwakilan dari masyarakat misalnya : ketua kelompok tani, komite sekolah, Ketua RW/RT dan lain-lain

10. Pemisahan kegiatan berdasarkan : a) Kegiatan yang akan diselesaikan sendiri di desa dan b) Kegiatan yang menjadi tanggung jawab Satuan Kerja Perangkat Daerah yang akan dibahas dalam Musrenbang tahunan Kecamatan

11. Membahas prioritas pembangunan tahun yang akan datang beserta pendanaannya sesuai dengan potensi serta permasalahan desa

12. Penetapan prioritas kegiatan pembangunan tahun yang akan datang sesuai dengan potensi serta permasalahan di Desa yang akan diusung ke Musrenbang Kecamatan

13. Musrenbang penentuan tim delegasi Desa dengan proses sebagai berikut : - Penyampaian/penyepakatan kriteria tim delegasi Desa

- Penentuan calon dari peserta musrenbang desa - Pemilihan/pengambilan suara

- Penetapan daftar nama 3-5 orang (masyarakat) delegasi dari peserta Musrenbang Desa untuk menghadiri musrenbang Kecamatan. Dalam komposisi delegasi tersebut terdapat perwakilan perempuan

- Berita acara Musrenbang Tahunan c. Nara Sumber

1. Kepala Desa

2. Ketua dan para anggota LPM 3. Camat dan aparat Kecamatan 4. Kepala Sekolah

5. Kepala Puskesmas

6. Pejabat instansi yang ada di Desa

7. LSM yang bekerja di Desa yang bersangkutan d. Partisipan Musrenbang Desa

1. Ketua Dusun

2. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) 3. Kelompok perempuan

4. Keterwakilan kelompok usia 5. Organisasi Masyarakat

6. Pengusaha, kelompok-kelompok masyarakat marginal, dan lain-lain

7. Keterwakilan berbagai sektor (ekonomi, pertanian, kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan sebagainya)

e. Pasca Musrenbang Desa

1. Rapat kerja finalisasi dokumen Renja SKPD Desa

2. Penyusunan daftar prioritas kegiatan pembangunan swadaya desa 3. Daftar prioritas permasalahan pembangunan desa

Adapun indikator-indikator dalam proses perencanaan pembangunan adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan

Dalam hal ini pemerintah desa harus menetapkan tujuan atau keputusan yang membutuhkan bahan pertimbangan dan konsultasi dengan masyarakat. Hal ini sangat diperlukan karena yang lebih tahu akan kebutuhan pembangunan adalah masyarakat desa itu sendiri. Oleh karena itu pemerintah desa perlu mengadakan konsultasi dengan masyarakat desa sehingga tercipta pembangunan yang efektif dan berguna bagi masyarakat.

Untuk mengetahui apakah pemerintah desa sudah menjalankan tugas tersebut atau tidak, maka penulis menanyakan hal ini kepada Kepala Desa dan salah satu masyarakat untuk memperkuat pernyataan yang diberikan oleh pemerintah desa.

Penulis bertanya kepada Bapak Sukadi selaku Kepala Desa mengenai “Apakah pemerintah desa melibatkan masyarakat dalam menetapkan tujuan untuk desa Sambirejo?” Beliau memaparkan :

“Dalam setiap perencanaan pembangunan yang dilakukan di desa Sambirejo, pemerintah desa tidak bertindak tanpa melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan masyarakat, hal ini sangat penting dilakukan karena menyangkut kebutuhan masyarakat. Dimana kita mengetahui bahwa pembangunan ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat. Jadi untuk mencapai hal tersebut maka perlu dilakukan konsultasi dengan masyarakat, karena mereka sendirilah yang mengetahui apa yang menjadi

Agar lebih jelas lagi penulis menanyakan kembali kepada salah satu masyarakat yaitu Bapak Bambang tentang “apakah pemerintah desa sebelum mengadakan musrenbang terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan masyarakat?” Beliau menjelaskan :

“Iya ada, pemerintah desa disini sebelum melakukan musrenbang mereka mengadakan rapat terlebih dahulu dengan masyarakat untuk konsultasi mengenai program-program pembangunan yang akan diusulkan maupun

dalam pelaksanaan pembangunan.” (wawancara diolah 2016)

Supaya pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat maka pemerintah desa dalam hal ini harus berkonsultasi dulu dengan masyarakat untuk menetapkan tujuan, sehingga pembangunan dapat dirasakan dan dinikmati masyarakat sesuai denga kebutuhan masyarakat dan agar tujuan dari pembangunan itu sendiri tepat sasaran. Dengan adanya penjelasan diatas memang ini yang diharapkan oleh masyarakat dimana pembangunan dari masyarakat dan untuk masyarakat itu sendiri.

2. Merumuskan keadaan saat ini

Pemahaman akan kondisi desa sekarang dan tujuan yang akan dicapai adalah sangat penting. Karena tujuan dan rencana menyangkut waktu waktu yang akan datang. Hanya setelah keadaan desa saat ini dianalisa, rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan kegiatan lebih lanjut.

Dari hasil penelitian yang didapatkan di lapangan, diketahui bahwa pemerintah desa telah melakukan pendataan terhadap masyarakat di desa Sambirejo serta keadaan fisik di daerah ini, hal ini diperkuat dengan pernyataan dari ketua BPD desa Sambirejo Bapak H. Amar Ma’ruf. Beliau memaparkan :

“Kami selalu mendata keadaan masyarakat di desa ini setiap tahunnya, seperti berapa jumlah KK miskin, berapa warga yang menganggur,

berapa banyak anak yang putus sekolah, berapa jumlah kematian ibu, bayi dan balita. Juga bagaimana keadaan fisik di desa ini, misalnya kerusakan jalan aspal, keadaan rumah tidak layak huni.” (wawancara diolah 2016) Keadaan masyarakat di desa memang harus selalu diperhatikan, seperti diketahui banyak warga miskin di daerah ini dan juga tingkat pendidikan yang masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya warga yang tidak bersekolah dan menganggur. Serta banyaknya anak dibawah umur yang membantu orang tuanya bekerja di sawah. Padahal kita ketahui bahwa Menteri Pendidikan sudah menetapkan wajib belajar 9 tahun kepada seluruh warga negara Indonesia. Dan sudah menjadi kewajiban pemerintah desa agar memberitahu kepada masyarakat di desa ini agar anak-anaknya dapat merasakan bangku sekolah. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari masyarakat desa yaitu Bapak Bambang. Beliau memaparkan:

“Pemerintah desa memang selalu melakukan pendataan di desa ini tetapi

yang saya lihat masih sedikit sekali perubahannya. Saya prihatin melihat anak-anak yang putus sekolah dan sudah bekerja membantu orang tuanya padahal di usia mereka seharusnya bermain dan belajar bersama teman- temannya. Juga mengenai jalan aspal di daerah ini, pengerjaannya itu tidak maksimal jadi tidak tahan lama dan hancur kembali. Kami masyarakat jujur saja merasa tidak nyaman dengan keadaan yang seperti

ini.” (wawancara diolah 2016)

Hal yang paling diinginkan masyarakat adalah sebuah perubahan, tetapi itu adalah hal yang juga sulit untuk dicapai jika pemerintah desa dan masyarakat tidak bekerja sama untuk mewujudkan perubahan tersebut. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan masih sangat minim, hal ini dikarenakan mereka menganggap mencari uang lebih penting daripada pendidikan. Peran pemerintah desa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sangat penting, untuk itu diperlukan upaya yang maksimal agar terjalin komunikasi yang baik antara pemerintah desa dengan masyarakat.

3. Mengidentifikasi kemudahan dan hambatan

Perlu dipahami kekuatan apa saja yang dimiliki suatu desa sebagai modal untuk melakukan kegiatan. Kekuatan adalah segala elemen yang dapat menjadi pendorong untuk memajukan suatu desa. Adapun sesuatu yang dapat kekuatan antara lain berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, partisipasi, masyarakat dan lain-lain. Kekurangan yang dapat menjadi hambatan pengembangan suatu desa perlu diketahui dan diatasi. Elemen yang dianggap sebagai kekurangan itu antara lain pendidikan yang rendah, jumlah pengangguran dan lain sebagainya.

Sama halnya dengan proses perencanaan pembangunan, terdapat beberapa kemudahan dan hambatan di dalam pelaksanaannya. Untuk melihat hal ini penulis mewawancarai Bapak Sukadi selaku Kepala Desa Sambirejo.

“Kalau soal kemudahan itu misalnya dalam hal mengajak masyarakat berkumpul untuk rapat membahas perencanaan pembangunan, ya walaupun ada juga yang tidak hadir karena bekerja atau hal yang lain. Untuk hambatan ya sudah pasti ada hambatan di dalam proses perencanaan pembangunan di desa ini. Misalnya terbatasnya ketersediaan sumber daya manusia yang profesional serta terbatasnya sarana dan prasarana pemerintahan desa.” (wawancara diolah 2016)

Seringkali dalam proses perencanaan pembangunan tidak menghasilkan sebuah perencanaan yang sesuai dengan tujuan pembangunan masyarakat. Ini disebabkan karena belum memadainya kemampuan masyarakat pada umumnya dan aparat setempat pada khususnya dalam merencanakan pembangunan di daerahnya. Oleh karena itu, dalam proses perencanaan pembangunan masyarakat desa haruslah ditangani oleh orang berkompeten, baik dalam penguasaan lapangan maupun perencanaan, selain itu perlu adanya dampingan dari pemerintah dalam

perencanaan pembangunan di desa. Peran koordinasi perlu ditingkatkan yaitu dengan cara setiap anggota masyarakat dan aparat pembangunan mempunyai persepsi yang sama dalam mewujudkan arah pembangunan. Perlu dipersiapkan aparat perencana pembangunan sehingga mampu mengantisipasi setiap perubahan yang datang baik dari keinginan masyarakat dan selaras dengan arah pembangunan nasional. Hal tersebut juga di benarkan oleh masyarakat desa Bapak Bambang, beliau mengatakan :

“Ya, di desa ini memang masih sangat terbatas jumlah sumber daya

manusia yang profesional dikarenakan tingkat pendidikan yang tergolong masih rendah. Sarana dan prasarana yang ada di desa ini juga masih sangat terbatas. Saya berharap pihak pemerintah desa lebih

memperhatikan hal tersebut.” (wawancara diolah 2016)

4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan

Tahap akhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada, serta untuk mempercepat pembangunan. Pemerintah desa harus berusaha mengaktifkan masyarakatnya, baik dalam keikutsertaan dalam mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya.

“Upaya-upaya untuk mendorong partisipasi masyarakat desa agar mau turut serta dalam proses perencanaan pembangunan sampai ke tahap pelaksanaan masih terus kami lakukan. Semua rencana dan ide-ide yang diberikan oleh masyarakat akan kami tampung dan disampaikan saat musrenbang. Kami berharap tujuan dari perencanaan pembangunan di desa ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga dapat memajukan desa ini.” (wawancara diolah 2016)

kebutuhan rakyatnya. Tetapi, berhasil tidaknya proses perencanaan pembangunan sangat ditentukan oleh sejauh mana partisipasi masyarakat dalam pembangunan tersebut. Masyarakat juga harus ikut ambil bagian untuk mensukseskan tujuan yang akan dilakukan di desa.

Ada dua hal yang harus dilaksanakan oleh pemerintah. Pertama : perlu aspiratif terhadap aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat, dan perlu sensitif terhadap kebutuhan rakyatnya. Pemerintah perlu mengetahui apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya serta mau mendengarkan apa kemauannya. Kedua : pemerintah perlu melibatkan segenap kemampuan yang dimiliki oleh masyarakatnya dalam melaksanakan pembangunan. Dengan kata lain pemerintah perlu menempatkan rakyat sebagai subjek pembangunan, bukan hanya sebagai objek pembangunan. Hal ini seperti yang di kemukakan oleh masyarakat desa Bapak Bambang, beliau mengatakan :

“Masyarakat memang harus dilibatkan dalam proses perencanaan pembangunan, mulai dari perencanaan sampai pelaksanaannya. Pemerintah desa juga harus mendengarkan apa saja yang kami butuhkan saat ini, serta lebih banyak melakukan pendekatan kepada masyarakat desa agar informasi tentang perencanaan sampai kepada seluruh masyarakat.” (wawancara diolah 2016)

5.2 Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan di Desa

Dokumen terkait