• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Partisipasi Publik

Peningkatan kualitas lingkungan perkotaan perlu adanya dukungan dari masyarakatnya. Bentuk partisipasi msyarakat yang ada di Kota Bukittinggi dalam pengelolaan lingkungan diantaranya adalah peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang lingkungan dengan mengadakan penyuluhan, sosialisasi, serta acara-acara lingkungan lainnya. Kota Bukittinggi juga melakukan pembinaan sekolah adiwiyata dalam upaya peningkatan partisipasi siswa dalam mengingkatkan kualitas lingkungan. Terdapat beberapa komunitas hijau yang ada di Kota Bukittinggi diantaranya dapat dilihat pada Tabel 37.

Tabel 37 Komunitas lingkungan Kota Bukittinggi

No Nama LSM Alamat

1 Azzam Kreatif Jln. M. Yamin Kec. Aur Birugo Tigo Baleh

2 COMPILASI (Komunitas Peduli Lingkungan Lestari)

Jl. Perwira III No. 13 Belakang Balok, Bukittinggi

3 Garuda Banto Trade Center, Bukittinggi

4 Matahari Jl. Melati No.12 Inkorba, Bukittinggi

5 Forum Komunitas Hijau Assosiasi Bukittinggi Go Green (ABG)

Jln.Syekh m jamil Djambek no.40 Bukittinggi 6 Komunitas Dahlia Saligurasi Hotel Kharisma Jln.Sudirman Bukittinggi 7 Forum Kota Bersih ( Fortasih ) Jl. Soekarno - Hatta

8 Fenomena Alam Sahabatku (FALS) Jl. Dt Mangkuto Ameh Kel.Koto Selayan No. 65 Bukittinggi

Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kota Bukittinggi 2013

Analisis kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bukittinggi dalam meningkatkan partisipasi publik tersaji pada Tabel 38.

54

Tabel 38 Analisis indikator partisipasi publik

Indikator Upaya Skor

0 1 2 3

Partisipasi Publik Peningkatann edukasi dan komunikasi

masyarakat di bidang lingkungan hidup 

Pembinaan sekolah adiwiyata 

Pembentukan komunitas hijau Kota

Bukittinggi 

Total Skor 7 (a)

Bobot Nilai 25.67% (b)

a[Total Skor (x

t) = x1+x2+…+xn] Keterangan (x : skor yang diperoleh) b[Bobot Nilai (%) = � � � ��

� �� � � × %

Evaluasi Energy & CO2

Kategori ini memiliki bobot nilai sebesar 30.55% Evaluasi untuk masing- masing indikator terdapat pada Tabel 39.

Tabel 39 Evaluasi kategori Energy & CO2

Indikator Evaluasi Bobot Nilai

Emisi CO2

(25%)

Emisi CO2 dari konsumsi energi di Kota Bukittinggi masih

tinggi. Hal ini disebabkan masih tingginya konsumsi energi listrik di Kota Bukittinggi. Perlu dikembangkan energi ramah lingkungan

0.00 %

Konsumsi Energi (25%)

Konsumsi energi per kapita masih tinggi dibandingkan konsumsi rata-rata di Indonesia.

0.00 % Kebijakan

mengenai

clean energy

(25%)

Upaya yang dilakukan Kota Bukittinggi cukup baik namun masih sedikit upaya yang dilakukan. Beberapa program yang direncanakan sudah dilaksanakan.

16.67 % Perencanaan aksi dalam mengatasi perubahan iklim (25%)

Kebijakan yang dilakukan sudah cukup baik namun program yang dilakukan maupun yang direncanakan masih sedikit.

13.88 %

Total 30.55 %

Bobot nilai untuk kategori Energy & CO2 adalah 30.55 % . Hal ini

menunjukkan bahwa, konsumsi energi listrik di Kota Bukittinggi masih tinggi dan masih sedikit upaya dalam mengurangi konsumsi energi serta pengembangan energi ramah lingkungan. Penanaman pohon saat ini telah dilakukan untuk mengurangi dampak lingkungan dan mengatasi perubahan iklim hal ini meningkatkan bobot nilai kategori ini. Kategori masuk kepada tingkat below average.

Land Use and Buildings

Kategori ini memiliki bobot nilai sebesar 60.14% Evaluasi untuk masing- masing indikator terdapat pada Tabel 40.

55

Tabel 40 Evaluasi kategori Land Use and Buildings

Indikator Evaluasi Bobot Nilai

Ruang Terbuka hijau (25%)

Ruang terbuka hijau di Kota Bukittinggi sudah melebihi target 30 % dari luas kota.

25.00 %

Kepadatan Penduduk (25%)

Kepadatan penduduk Kota Bukittinggi masih tergolong rendah, karena Kota Bukittinggi masih termasuk ke dalam kota sedang 11.33 % Kebijakan mengenai eco buildings (25%)

Kebijakan dalam mengembangkan eco buildings masih rendah, belum terdapat bangunan yang memiliki konsep

eco buildings di Kota Bukittinggi namun sudah ada rencana dari pemerintah untuk menerapkan eco building di Kota Bukittinggi

8.33%

Kebijakan penggunaan lahan (25%)

Telah banyak kebijakan dalam mengatur penggunaan lahan di Kota Bukittinggi. Kebijakan yang ada sudah mulai diterapkan dan dibuat peratura.

15.48%

Total 60.14 %

Bobot nilai untuk kategori Land Use and Buildings adalah 60.14%. Hal ini menunjukkan bahwa, Kota Bukittinggi sudah cukup baik dalam menerapkan konsep kota hijau dlam bidang penggunaan lahan dan bangunan. Sudah banyak upaya yang dilakukan oleh kota bukittinggi dalam mengingkatkan RTH kota namun masih rendahnya upaya dalam menciptakan bangunan yang ekologis. Kategori ini berada pada tingkatan average.

Transport

Kategori ini memiliki bobot nilai sebesar 59.73% Evaluasi untuk masing- masing indikator terdapat pada Tabel 41.

Tabel 41 Evaluasi kategori Transport

Indikator Evaluasi Bobot Nilai

Panjang jaringan transportasi publik

(33%)

Jaringan transportasi di Kota Bukittinggi sudah terintegrasi dan memilki panjang jalur yang sudah hampir memenuhi baku mutu Asian Green City Index

26.73% Kebijakan dalam menciptakan angkutan umum perkotaan (33%)

Angkutan umum perkotaan di Kota Bukittinggi saat ini sudah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat kota akan tranportasi. Pengembangan trasnportasi massa perkotaan yang lebih besar seperti bus dan kereta api masih direncanakan.

11.00 %

Kebijakan dalam mengurangi kemacetan

(33%)

Kota Bukittinggi masih aman dalam hal kemacetan. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk mencegah dan menanggulangi kemacetan sudah baik.

22.00 %

Total 59.73%

Bobot nilai untuk kategori Transport adalah 59.73% Hal ini menunjukkan bahwa, kebijakan Kota Bukittinggi dalam upaya meningkatkan transportasi di Kota Bukittinggi masih cukup baik, dengan panjang jaringan transportasi Kota Bukittinggi yang sudah baik dan adanya upaya dalam mengurangi kemacetan, namun upaya dalam menciptakan angkutan massal perkotaan masih dalam rencana. Kategori ini masuk kepada tingkatan average.

56

Waste

Kategori ini memiliki bobot nilai sebesar 50.19 %. Evaluasi untuk masing- masing indikator terdapat pada Tabel 42.

Tabel 42 Evaluasi kategori Waste

Indikator Evaluasi Bobot Nilai

Jumlah sampah yang dihasilkan / yang ditimbulkan (25%)

Jumlah sampah yang dihasilkan di Kota Bukittinggi saat ini melewati baku mutu.

0.00 %

Jumlah sampah yang dikumpulkan

(25%)

Sebagian besar sampah yang dikumpulkan di Kota Bukittinggi dapat dikumpulkan, sehingga tidak terdapat penumpukan sampah di kawasan perkotaan.

23.81 %

Kebijakan

pengumpulan sampah (25%)

Kebijakan dalam pengumpulan sampah saat ni sudah dilakukan dengan mengacu kepada konsep ramah lingkungan. Namun, sebagian upaya masih dalam rencana

11.11 %

Kebijakan daur ulang sampah

(25 %)

Kebijakan daur ulang sampah sudah mulai dilakukan. Upaya yang dilakukan sudah baik namun masih ada upaya yang masih dalam rencana

15.27 %

Total 50.19 %

Bobot nilai untuk kategori Waste adalah 50.19 %. Hal ini menunjukkan bahwa, jumlah timbulan sampah di Kota Bukittinggi masih tinggi namun, upaya pengumpulan sampah perkotaan sudah cukup baik dan sudah ada upaya dalam pengumpulan sampah dan daur ulang sampah. Kategori ini masuk kepada tingkat average.

Water

Kategori ini memiliki bobot nilai sebesar 55.61 %. Evaluasi untuk masing- masing indikator terdapat pada Tabel 43.

Tabel 43 Evaluasi kategori Water

Indikator Evaluasi Bobot Nilai

Konsumsi Air (25%) Konsumsi air masih tinggi, perlu dilakukan kontrol terhadap distribus air.

0.00 % Kebocoran Sistem

air (25%)

Kebocoran sistem air masih tinggi. Salah satu penyebabnya adalah kualitas dari pipa disrtribusi yang sudah tidak baik lagi.

19.44 %

Kebijakan dalam meningkatkan kualitas air (25%)

Kebijakan dalam meningkatkan kualitas air sudah cukup baik.

16.67 %

Kebijakan mengenai keberlanjutan air (25%)

Kebijakan yang dilakukan sudah cukup baik. 19.50 %

Total 55.61 %

Bobot nilai untuk kategori Water adalah 55.61 %. Hal ini menunjukkan bahwa, jumlah konsumsi air di Kota Bukittinggi masih tinggi namun, upaya dalam meningkatkan kualitas air dan perlindungan keberlanjutan air sudah cukup baik. Kategori ini masuk kepada tingkat average.

57 Sanitation

Kategori ini memiliki bobot nilai sebesar 48.91 %. Evaluasi untuk masing- masing indikator terdapat pada Tabel 44.

Tabel 44 Evaluasi kategori Sanitation

Indikator Evaluasi Bobot Nilai

Akses masyarakat terhadap sanitasi (33%)

Sebagian besar masyarakat sudah memiliki akses sendiri terhadap jamban.

24.33 %

Jumlah Limbah cair yang dapat dikelola (33%)

Limbah cair yang dapat dikelola secara individual yaitu dengan saptic tank sudah baik, namun untuk pengelolan limbah secara komunal masih sedikit. Penggunaan IPAL masih rendah di Kota Bukittinggi

7.03 %

Kebijakan mengenai sanitasi (33%)

Kebijakan yang dilakukan sudah cukup baik. Penambahan akses jamban sudah dilakukan. Namun masih ada rencana yang belum diterapkan.

13.88%

Total 48.91 %

Bobot nilai untuk kategori Sanitation adalah 48.91 %. Hal ini menunjukkan bahwa, akses sanitasi masyarakat terhadap jamban di Kota Bukittinggi sudah baik, namun pengolahan limbah cair perkotaan masih rendah namun, upaya yang dilakukan saat ini sudah ada yang diterapkan dan sebagian masih dalam rencana. Kategori ini masuk kepada tingkat average.

Air Quality

Kategori ini memiliki bobot nilai sebesar 67.15 %. Evaluasi untuk masing- masing indikator terdapat pada Tabel 45.

Tabel 45 Evaluasi kategori Air Quality

Indikator Evaluasi Bobot Nilai

Konsentrasi NO2 (25%) Konsentrasi NO2 di udara masih rendah sehingga

kualitas udara kota masih baik.

14.75% Konsentrasi SO2 (25%) Konsentrasi SO2 di udara masih rendah sehingga

kualitas udara kota masih baik.

19.46% Konsentrasi TSP (25%) Konsentrasi TSP di udara masih rendah sehingga

kualitas udara kota masih baik.

19.06% Kebijakan mengenai

kualitas udara (25%)

Kebijakan yang dilakukan sudah cukup baik, namun masih sedikit upaya dan program yang rencanakan dan dilakukan

13.88 %

Total 67.15 %

Bobot nilai untuk kategori Air Quality adalah 67.15 %. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas udara Kota Bukittinggi sudah baik dan upaya yang dilakukan sudah cukup baik. Kategori ini masuk kepada tingkat above average.

Environmental Governance

Kategori ini memiliki bobot nilai sebesar 77.00 %. Evaluasi untuk masing- masing indikator terdapat pada Tabel 46.

58

Tabel 46 Evaluasi kategori Environmental Governance

Indikator Evaluasi Bobot Nilai

Pengelolaan lingkungan (33%)

Pengelolaan lingkungan Kota Bukittinggi sudah mengacu pada peraturan daerah, meski dalam penerapan belum sempurna namun sudah memiliki arahan untuk memperbaiki kinerja

29.33%

Pengawasan Lingkungan (33%)

Pengelolaan lingkungan Kota Bukittinggi sudah mengacu pada peraturan daerah, meski dalam penerapan belum sempurna namun sudah memilik arahan untuk memperbaiki kinerja. Sudah dilakukan pengawasan lingkungan secara merata.

22.00 %

Partisipasi masyarakat (33%)

Partisipasi masyarakat sudah baik, masyarakat sudah berperan aktif dalam upaya pengelolaanlingkungan

25.67 %

Total 77.00 %

Bobot nilai untuk kategori Environmental Governance adalah 77.00 %. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan Kota Bukittinggi dalam meningkatkan kualitas lingkungan sudah baik. Sudah dilakukan upaya-upaya dalam pengawasan lingkungan seperti pembuatan AMDAL. Kategori ini masuk kepada tingkat above average.

Kinerja Kota

Kinerja Kota Bukittinggi termasuk kepada tingkatan average. Bobot nilai masing-masing kategori (Tabel 47) diperoleh dari penjumlahan bobot nilai masing- masing indikator.

Tabel 47 Bobot nilai performa Kota Bukittinggi

No. Kategori Bobot

Nilai (%)

1 Energi & CO2 30.55

2 Land Use and Buildings 60.14

3 Transport 59.73 4 Waste 50.08 5 Water 55.61 6 Sanitation 48.91 7 Air Quality 67.15 8 Environmental Governance 77.00 Overal result 55.46

Kinerja kota Bukittinggi dalam menerapkan konsep kota hijau sudah cukup baik dalam menerapkan konsep kota hijau. Kinerja Kota Bukittinggi dalam penerapan konsep kota hijau di Kota Bukittinggi terdapat pada Tabel 48. Kinerja kota dapat disebut performa kota.

59 Tabel 48 Tabel performa Kota Bukittinggi

Well below average (0%-20%) Below average (20%-40%) Average (40%-60%) Above average (60%-80%) Well above average (80%-100%)

Energy & CO2

Land Use and

Buildings Transport Waste Water Sanitation Air Quality Environmental Governance Overall result

*Tabel diadopsi dari tabel performa kota pada Asian Green City Index

Index of Happiness

Index of Happiness kota Bukittinggi adalah 54.84 pada skala 20-60. Sebagian besar masyarakat Kota Bukittinggi bahagia tinggal di Kota Bukittinggi dengan penerapan konsep kota hijau di Kota Bukittinggi. Hal ini menunjukkan bahwa dengan tingkat Kota Bukittinggi berada pada tingkat rata-rata terkait Kota Hijau sudah baik. Hal ini juga dipengaruhi oleh kearifan lokal yang ada di Kota Bukittinggi. Hasil dari analisis Index of Happiness masyarakat Kota Bukittinggi. Tingkat kebahagiaan yang tinggi dapat diartikan bahwa dengan sedikit penerapan konsep kota hijau di Kota Bukittinggi, masyarakat Kota Bukittinggi sudah bahagia. Pada indikator Environmental Governance dilihat dari hasil analisis kuesioner Index of Happiness, masih ada beberapa peraturan yang belum berjalan dengan tertib.

Pada indikator Waste dari hasil analisis kuesioner, disimpulkan bahwa masyarakat masih kurang bahagia dengan penanganan sampah di Kota Bukittinggi. Ketersediaan angkutan umum di Kota Bukittinggi sudah banyak dan masyarakat sudah bahagia menggunakan angkutan umum di Kota Bukittinggi. Ketersediaan ruang terbuka hijau di Kota Bukittinggi sudah baik dan masyarakat sudah bahagia dengan adanya taman dan ruang terbuka hijau di Kota Bukittinggi sehingga dapat disimpulkan konsep kota hijau sangat baik untuk diterapkan di Kota Bukittinggi. Selain adanya dukungan yang positif dari masyarakat, konsep kota hijau dapat menjadikan tingkat kebahagiaan masyarakat Kota Bukittinggi semakin bahagia lagi serta timbul kesadaran msyarakat dalam menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungannya.

Gambar 22 Pie chart Index of Happiness

Bahagia 91% Kurang Bahagia 9 % Tidak Bahagia 0%

60

Green Initiative

Energy & CO2

Pembangunan pembangkit listrik tenaga angin untuk mengurangi konsumsi energi listrik dapat dilakukan di Kota Bukittinggi. Hal ini dilihat dari kondisi topografi Kota Bukittinggi yang terdiri dari perbukitan. Kondisi topografi Kota Bukittinggi yang berbukit sangat berpotensi untuk dikembangkan pembangkit listrik tenaga angin. Posisi pembangkit listrik tenaga angin dapat diletakkan pada sisi bukit atau puncak bukit sehingga angin yang diperoleh untuk menggerakkan turbin lebih besar. Pengembangan pembangkit listrik dari bahan organik juga dapat dilakukan dan sekaligus dapat mengurangi sampah dan limbah kota.

Penanaman tanaman Penanaman pohon di perkotaan dengan jenis pohon yang dapat mengurangi dampak lingkungan serat melakukan perhitungan jumlah pohon yang sebaiknya ditanam berdasarkan konsumsi energi dan jumlah emisi karbondioksida yang dihasilkan oleh kota. Sehingga dapat menyeimbangkan kualitas udara kota. Pengurangan konsentrasi CO2 oleh tanaman dapat dilakukan dengan menanam tanaman sesuai dengan jumlah kebutuhan oksigen masyarakat kota. Menurut Kusminingrum (2008) Kebutuhan tanaman akan oksigen pada suatu area, dapat dihitung dengan menggunaan rumus sebagai berikut :

Jumlah pohon pelindung = Jumlah jiwa × . kg O. kg O × pohon

Keterangan : 0.5 kg O2 : oksigen yang diperlukan manusia untuk bernafas dalam satu hari

1.2 kg O2 : adalah oksigen yang dihasilkan oleh satu pohon pelindung setiap hari

Perhitungan jumlah pohon yang ditanam di Kota Bukittinggi untuk menghasilkan oksigen yang sesuai dengan kebutuhan oksigen masyarakat kota adalah sebagai berikut :

Jumlah pohon pelindung = . kg O× . kg O × pohon = . pohon

Perhitungan di atas menunjukkan bahwa pohon yang ditanam untuk dapat menyeimbangkan kebutuhan oksigen masyaraka dan sekaligus dapat menyeimbangkan emisi CO2 akibat proses oksidasi manusia adalah 47 673 buah pohon. Hal ini dapat menjadikan pertimbangan penanaman pohon di daerah permukiman padat di Kota Bukittinggi. Penanaman pohon pada daerah yang memiliki penduduk dengan kepadatan tinggi dapat dilakukan penanaman pohon yang lebih banyak. Program yang mewajibkan atau menganjurkan satu orang menanam satu pohon juga dapat dilakukan, dalam artian bahwa pohon yang ditanam akan dapat menyeimbangkan karbondioksida yang dihasilkan oleh satu orang.

Pengaktifan kembali moda transportasi tradisional Minangkabau di pusat kota juga dapat mengurangi emisi karbondioksida. Bendi atau delman yang dikenal di Indonesia merupakan salah satu daya tarik wisata budaya Kota Bukittinggi. Pengaktifan kembali moda transportasi ini juga dapat mengurangi emisi karbondioksida di Kota Bukittinggi. Pembuatan jalur bendi untuk pariwisat di Kota

61 Bukittinggi juga dapat dilakukan sebagai green initiative dalam mengurangi emisi karbondioksida akibat kendaraan bermotor.

Land Use and Buildings

Penambahan pembangunan taman dan penambahan pembangunan jalur hijau jalan perkotaan. Taman ketetanggaan merupakan taman yang berada pada satu RT (Gambar 23). Taman ketetanggan sangat baik dibangun untuk memberikan kenyamanan bagi warga serta dapat menentralisir udara drngan menanaman tanaman penyerap polusi. Melakukan penggantian fungsi bagi ruang terbuka yang pada awalnya tidak dipergunakan menjadi ruang terbuka hijau dan tempat rekreasi. Pembangunan bangunan hemat energi merata di setiap kecamatan ataupun kelurahan serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bangunan hemat energi sehingga masyarakat dapat mengembangkannya di rumah masing- masing.

Gambar 23 Contoh taman ketetanggaan

Pengembangan urban agriculture atau pertanian perkotaan juga dapat menambah ruang terbuka hijau di daerah perkotaan. Selain menambah ruang terbuka hijau kota, urban agriculture juga dapat meningkatkan produksi pangan bagi daerah perkotaan. Penanaman tanaman pertanian dan penempatan tanaman pada planter box di lahan-lahan perkotaan yang sempit merupakan sebuah urban agriculture (Gambar24).

Gambar 24 Urban agriculture di New York Sumber : www.cityfarmer.info

62

Transport

Mengembangkan jalur untuk angkutan bis dan kereta api. Pengembangan jalur rel kereta api dapat dilakukan di Kota Bukittinggi dengan jaringan transportasi kereta yang mencakup seluruh wilayah perkotaan. Pemgembangan jalur bis dapat dilakukan pada jalan-jalan yang lebar dengan perencanaan jaringan transportasi perkotaan yang dapat menjangkau seluruh wilayah kota. Penyediaan halte pemberhentian bis dapat dilakukan di titik strategis perkotaan. Pengembangan terminal untuk angkot antar daerah khususnya pada terminal janjang gudang, sehingga tidak menyebabkan kemacetan.

Rencana pengaktifan kembali jalur kereta api di Bukittinggi serta pengembangan moda angkutan massa perkotaan (bus) dapat diiringi dengan pembangunan park and ride (Gambar 25). Park and ride adalah kegiatan parkir kendaraan pribadi di tempat parkir dan kemudian melanjutkan dengan menggunakan bus atau kereta api. Park and ride dapat dibangun di pinggir kota ataupun stasiun/shelter bus di pinggir kota. Manfaat pengembangan park and ride antara lain :

a. membantu mengurangi kemacetan lalu lintas di pusat-pusat kegiatan, b. mendorong masyarakat untuk menggunakan angkutan umum,

c. mengurngi konsumsi bahan bakar dan emisi gas rumah kaca per penumpang km yang lebih rendah dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi, dan d. mengurangi kebutuhan ruang parkir.

Gambar 25 Contoh prak and ride di New York Sumber : www.webbaviation.co.uk Waste

Menambah bank sampah di setiap keluarahan, dan memberikan insentif kepada masyarakat. Penambahan bank sampah juga dapat dilakukan di setiap fasilitas pendidikan seperti sekolah, sehingga dapat memupuk kesadaran siswa dalam mengurangi timbulan sampah perkotaan. Membuat tempat sampah yang menarik dan dengan konsep pemilahan sampah juga dapat dilakukan. Pembangunannya dapat dilakukan di titik keramaian. Bentuk atau desain yang menarik dapat meberikan daya tarik masyarakat kota. Desain dari tempat sampah juga harus dibuat dengan memperhatikan fungsinya. Bentuk dari tempat sampah harus mudah dimasukkan sampah dan dengan desain yang lebar sehingga dapat menampung banyak sampah.

63 Water

Membuat penyaring air hujan (pengolah air hujan) di daerah permukiman sehingga dapat mengurangi ketergantungan masyarakat pada air dari PDAM (Gambar 26). Air hujan yang jatuh ke permukaan dapat di tampung dengan melalui paralon di setiap rumah-rumah penduduk. Air yang telah ditampung akan dapat disaring menggunakan bahan penyaring seperti ijuk, pasir, batu bata, tanah, dan lain-lain. Penempatan alat penyaring ini dapat diletakkan pada beberapa titik di setiap kelurahan. Memberikan batasan penggunaan air setiap rumah tangga sehingga dapat menekan konsumsi air yang berlebihan dan hemat energi. Melakukan uji kualitas air juga dapat dilakukan sehingga dapat menjaga kualitas air.

Gambar 26 Contoh filter penjernih air Sumber : www.nanosmartfilter.com Sanitation

Mengembangkan pengolahan limbah secara biologis seperti penggunaan tanaman (Gambar 28). Penanaman tanaman yang dapat menyerap polutan di perairan dapat dilakukan di daerah penampungan air limbah. Bagi setiap rumah tangga yang belum memiliki pengolahan limbah sendiri dapat menanam tanaman penyerap polutan pada kolam penampungan limbah. Tanaman penyerap polutan antara lain kangkung (Ipomoea aquatica forsk), tanaman kiambang (Salvinia molesta mitchell), dan eceng gondok (Eichhornia crassipes) (Gambar 27).

Gambar 27 Beberapa tanaman penyerap polutan di air Sumber : http://klinikpengobatanalami.wordpress.com

64

Gambar 28 Contoh pengolahan air limbah dengan tanaman Sumber : beranda-miti.com

Air Quality

Melakukan uji emisi rutin juga dapat dilakukan untuk mengetahui berapa tingkat pencemaran udara kota sehingga dapat dilakukan penanganan lebih lanjut. Menanam tanaman yang dapat menyerap polutan di sepanjang jalur hijau jalan. Beberapa tanaman pohon yang dapat menyerap polusi udara adalah pohon bungur, pohon mahoni, lumut, tanaman sirih belanda, pohon pinus, tanaman sansiviera, pohon trembesi, dll. Tanaman hias (Gambar 29) yang terdapat di taman juga dapat digunakan untuk menyerap polutan di udara diantaranya :

1. golden pothos (Epipremnum aureum) 2. english ivy (Hedera helix)

3. marginata (Dracena marginata)

4. chinese evergreen (modestum aglonema) 5. pakis boston (Nephrolepsis exalta bostoniensis) 6. areca palm (Chrusalidocarpus lutescens) 7. lidah buaya (Aloe vera)

8. spider plant (Chlorophytum comosum) 9. lidah mertua (Sansevierac sp.)

10.peace lily (Spathiphyllum sp.)

Gambar 29 tanaman hias penyerap polusi udara Sumber : blogtronyok.blogspot.com

65

Dokumen terkait