Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) didirikan berdasarkan SK Gubernur KDKI Jakarta No. D- V a 18/1/17/1973 tanggal 28 Desember 1973 tentang Pendirian Pasar Induk (food station) sayur mayur dan buah – buahan Kramat Jati Jakarta Timur. Pasar yang memiliki luas 14,7 hektar ini beralamat di jalan raya Bogor KM 17 Jakarta Timur.
Pendirian PIKJ sendiri dilatarbelakangi oleh keinginan untuk menjamin kelancaran distribusi dan juga sebagai bahan terminal pengadaan dan penyaluran bahan makanan sayur-mayur dan buah-buahan yang berpengaruh pada kegiatan perekonomian baik lokal maupun regional. PIKJ merupakan fasilitas pusat perdagangan besar sayur-mayur dan buah-buahan di DKI Jakarta yang bersifat menyeluruh dengan fasilitas pelengkap yang diperlukan. Secara organisasi dan administrasi PIKJ merupakan salah satu pasar dari 151 pasar yang dikelola oleh PD Pasar Jaya. Secara umum tugas pokok PIKJ diantaranya adalah mengatur dan menyelenggarakan pengurusan fasilitas untuk kelancaran arus bahan makanan sayur mayur dan buah-buahan, Menyediakan fasilitas perdagangan dan pemasaran yang diperlukan bagi penyelenggaraan perdagangan besar sayur mayur dan buah-buahan. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat menyeluruh dari pada fungsi Pasar Induk. Berikut adalah deskripsi fungsi PIKJ :
1. Menyediakan dan mengatur fasilitas-fasilitas perdagangan /pemasaran. 2. Menyediakan fasilitas umum.
3. Mengatur kegiatan angkutan dan bongkar muat. 4. Pencatatan harga dan tonase
47 5. Memperluas lahan parkir yang memadai.
6. Pedagang memperoleh Sertifikat Hak Pemakaian Tempat Usaha (SHPTU) dalam Jangka 20 tahun agar pedagang lebih mendapatkan kepastian hukum. 7. Menyediakan sarana ibadah (Masjid) yang lebih baik.
8. Tersedianya Agro Outlet untuk 29 propinsi dengan tujuan mempermudah tukar menukar informasi terhadap komoditi yang akan dijual ke Pasar Induk.
9. Meremajakan Armada sebanyak 1.200 unit (swasta) yang akan dikelola oleh Unit Usaha PD Pasar Jaya.
10. Memperbaiki pelayanan dan pembinaan pedagang Pasar Induk termasuk cara mendapatkan tempat usaha bagi pedagang baru.
Pasar Induk Kramat Jati memiliki 4.648 tempat usaha dan 1.865 pedagang dengan sifat layanan grosir dan eceran.. Tempat usaha tersebut terdiri dari tempat usaha eksisting sebanyak 3.653 kios, tempat usaha bebas terdiri dari 890 kios, UNIKO dengan jumlah 76 tempat dan juga terdapat Agro Outlet sebanyak 29 kios. Ukuran kios – kios tersebut bervariasi dengan luasan 8,4 m2 dan 12,6 m2 untuk grosir sedangkan subgrosir dengan luasan sampai dengan 4 m2. Pasar ini terbagi dalam beberapa los atau blok-blok perdagangan. Ada delapan los di PIKJ yang menjual berbagai komoditi berbeda.
PIKJ memiliki berbagai macam fasilitas layanan umum lengkap. Terdapat sebuah masjid dan tiga mushola yang menjamin kelancaran para pengguna pasar dalam beribadah. Fasilitas umum lainnya berupa toilet di 14 lokasi, Bank umum yang terdiri dari Bank Mandiri dan Mayapada, serta lahan parkir seluas 14.737 m2. Layanan keamanan dan kebersihan pasar ini masing-masing dikelola oleh PT. Kelola Jasa Amanusa dan PT. Garda Transmoes Mandiri. Sedangkan untuk layanan angkutan dikelola oleh KABAPIN dengan jumlah angkutan sebanyak 700 unit. PIKJ. PIKJ juga menyediakan jasa bongkar muat yang dikelola oleh suatu badan yang disebut BAPENGKAR. Selain itu BAPENGKAR juga menyediakan jasa penimbangan komoditi yang kemudian akan dilaporkan ke kantor PIKJ.
Terdapat berbagai macam komoditi yang diperdagangkan di Pasar Induk Kramat jati. Tidak hanya komoditi hortikultura saja namun juga berbagai barang
48 lainnya seperti makanan olahan, barang pecah belah dan alat rumah tangga. Berbagai komoditi sayuran yang diperdagangkan di pasar Induk Kramat Jati beserta daerah asal komoditi tersebut ditunjukkan oleh Tabel 9.
Tabel 9. Komoditi Sayuran yang Diperdagangkan di Pasar Induk Kramat Jati dan Daerah Asalnya Tahun 2008
Jenis Komoditi Sayuran
Daerah Asal Kol Dieng, Pengalengan, Garut, Cipanas, Medan Kembang Kol Pengalengan, Cipanas, Garut
Sawi Cipanas, Sukabumi, Kuningan, Bogor Buncis Sukabumi, Cipanas. Lembang
Wortel Pengalengan, Cipanas Garut Sukabumi Tomat Garut Pengalengan Cipanas Dieng Labu Siem Cipanas, Sukabumi, Bogor, Garut Terong Purwakarta, Bogor, Subang. Cirebon Timun Cikarang. Cipanas, Purwakarta, Subang
Cabe Magelang, Rembang, Wates, Garut, Ampenan. Banyuwangi Bawang Merah Brebes, Tegal, Patrol Import
Bawang Putih Wonosobo, Import
Daung Bawang Sukabumi, Cipanas, Pengalengan, Garut Daun Sledri Sukabumi, Bogor, Cipanas
Nangka Muda Padang, Lampung, Bogor, Serang Ceisim Cipanas, Bogor, Sukabumi Jagung Garut, Cirebon, Tegal, Brebes Jengkol Lampung, Tegal, Banyuwangi Kentang Garut, Medan, Dieng, Pengalengan Kelapa Lampung, Tasik, Serang, Padang
Sumber : Pasar Induk Kramat Jati (2008)
Pasar Induk Kramat Jati tidak hanya menjual sayur-sayuran, namun juga buah-buahan yang dipasok dari berbagai daerah di Indonesia. Jenis buah-buahan beserta daerah asalnya ditunjukkan oleh Tabel 10.
49 Tabel 10. Komoditi Buah-buahan yang Diperdagangkan Di Pasar Induk Kramat
Jati dan Daerah Asalnya Tahun 2008 Jenis Komoditi
Buah-buahan
Daerah Asal
Apel Malang, Import
Alpukat Garut, Malang, Kediri, Sumatera Barat
Pepaya Sukabumi, Bogor, Probolinggo, Lampung, Malang
Nanas Palembang, Subang
Pisang Sukabumi, Lampung, Bogor, Serang Jeruk Medan, Padang, Pontianak, Jember, Import Semangka Banyuwangi, Lampung, Cirebon, Kediri Anggur Bali, Malang, Import
Markisah Medan, Padang
Melon Malang, Banyuwangi. Kediri, Ngawi, Kulon Progo Salak Bali, Yogyakarta, Tasikmalaya, Wonosobo
Manggis Sumatera Barat, Purwakarta
Mangga Indramayu, Madura Probolinggo, Tuban, Sumbawa Dukuh Palembang, Jambi, Lampung
Durian Lampung, Palembang, Jepara Kedondong Padang, Madura, Lampung
Sumber : Pasar Induk Kramat Jati (2008)
Setiap harinya Pasar Induk Kramat Jati menerima pasokan sayur-sayuran, buah-buahan, umbi-umbian dan bumbu dapur dari berbagai daerah di Indonesia. Sebanyak 99,05 persen pasokan diperoleh dari luar daerah. Tonase dari masing-masing komoditi yang diperjualbelikan tersebut yaitu sayuran dengan jumlah 1100-1400 ton, buah-buahan sebanyak 1200-1500 ton, umbi-umbian dengan jumlah 90-120 ton dan bumbu dapur dengan jumlah 10-30 ton. Komoditi – komoditi ini kemudian kembali didistribusikan ke daerah-daerah seperti DKI Jakarta (70 persen), Bogor, Tangerang dan Bekasi (25 persen). Selain wilayah di Jabotabek, komoditi yang diperdagangkan di PIKJ kadang-kadang juga disalurkan
50 ke daerah-daerah seperti Medan, Batam, Bangka Belitung, Padang, Lampung dan Banten (3 persen).
Transaksi perdagangan yang dilakukan melalui pedagang perantara atau langsung pada petani. Harga dan jumlah barang yang sudah disepakati kemudian dibawa dengan menggunakan armada pengangkut. Setelah sampai di PIKJ maka dilakukan bongkar muat dan penimbangan yang dilakukan oleh BAPENGKAR. Kegiatan seleksi dan sortasi dilakukan hanya untuk buah-buahan saja, sedangkan untuk jenis sayuran termasuk cabai merah tidak dilakukan tahap ini. Pembeli yang datang ke Pasar Induk Kramat Jati umumnya adalah pedagang eceran yang akan menjual kembali barang tersebut di pasar-pasar lain.
Cabai merah merupakan salah satu komoditi yang paling banyak diperdagangkan di PIKJ. Khusus untuk cabai merah dijual pada los H yang menampung lebih dari 240 pedagang grosir. Tingkat harga cabai merah yang diperdagangkan sangat fluktuatif. Hal ini disebabkan oleh kondisi permintaan dan penawaran yang tidak seimbang, daya beli masyarakat yang menurun, permintaan luar daerah yang tidak menentu dan adanya kasus dimana petani langsung menjual cabai merah tersebut ke pedagang pengecer. Gambar 7 menjelaskan mengenai alur keluar masuk cabai merah di PIKJ yang melalui beberapa pihak
51 Gambar 7. Alur Keluar Masuk Cabai Besar di Pasar Induk Kramat Jati
Pedagang Pengumpul Pedagang Besar Daerah Pedagang Grosir PIKJ Pedagang Pengecer Petani Produsen
52 VI HASIL DAN PEMBAHASAN