• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam dunia pasar modal, pergerakan saham merupakan hal esensial untuk diperhatikan para investor dan analis. Untuk mendapatkan keuntungan dari investasi yang ditanamkan, para investor harus mempunyai kemampuan dalam menganalisa pergerakan harga saham di masa mendatang. Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai pergerakan saham, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu pengertian pasar modal.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001), “ Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa

diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri”. Pasar modal di Indonesia dikeloloa oleh Bapepam di bawah pengendalian menteri keuangan Republik Indonesia.

Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu Negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki funsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana.

Pasar modal di Indonesia untuk saat ini ada dua, yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Darmaji dan Fakhruddin juga menjelaskan “Bursa efek adalah lembaga atau perusahaan yang menyelenggarakan atau menyediakan fasilitas sistem (pasar) untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek antar berbagai perusahaan atau perorangan yang terlibat dengan tujuan memperdagangkan efek perusahaan-perusahaan yang tercatat di bursa efek”.

2.3.1 Saham

Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan, dalam suatu perusahaan yang akan memberikan keuntungan dalam bentuk dividen dan capital gain. Artinya jika seseorang membeli selembar saham, maka dia telah menjadi salah satu pemilik perusahaan sekian persen yang tertulis di dalam kertas saham tersebut.

Saham biasa adalah jenis saham yang paling mudah ditemukan dalam pasar modal. Pemegang saham biasa memiliki hak voting dalam dalam pengambilan keputusan perusahaan. Saham biasa atau common stock antara lain :

• Blue Chip-Stock (Saham Unggulan)

Adalah saham dengan tingkat imbal investasi paling stabil dan memiliki reputasi yang baik dan dalam sejarahnya mampu membayar deviden secara konsisten. Biasanya perusahaan tersebut merupakan leader dari perusahaan sejenis dan industrinya memiliki stabilitas usaha yang tinggi dan merupakan standar untuk mengukur perusahaan lain.

• Growth Stock

Adalah saham dengan tingkat imbal investasinya yang lebih tinggi dari saham sejenis.

• Defensive Stock

Adalah saham yang penurunan imbal investasinya tidak sebesar penurunan imbal investasi pasar secara keseluruhan. Saham jenis ini memiliki systematic risk yang rendah. Contoh defensive company adalah perusahaan penyedia kebutuhan pokok (misal distributor makanan pokok seperti beras atau gula).

• Cyclical Stock

Adalah saham yang memiliki tingkat imbal investasi yang berfluktuatif dibandingkan dengan imbal investasi pasar secara keseluruhan. Saham ini memiliki systematic risk yang tinggi. Contoh cyclical company adalah perusahaan property.

• Seasonal Stock

Adalah saham yang memiliki tingkat imbal investasi yang sangat fluktuatif sesuai dengan periode (musim) tertentu. Contoh seasonal company adalah perusahaan kartu ucapan.

• Speculative Stock

Adalah saham yang memiliki tingkat imbal investasi yang rendah atau negative dan memiliki kemungkinan kecil untuk memberikan imbal investasi yang normal atau tinggi. Contoh speculative stock adalah saham pengeboran minyak.

Saham Preferen memiliki prioritas utama dibanding saham biasa dalam pembagian deviden dan asset. Jika perusahaan dilikuidasi, pemegang saham jenis ini diutamakan. Pemegang saham preferen tidak memiliki hak voting dalam pengambilan keputusan perusahaan, walaupun ada juga saham preferen yang memiliki hak voting untuk hal-hal tertentu seperti pemilihan direktur.

Saham perusahaan diperdagangkan di bursa saham atau disebut bursa efek. Penjualan saham ke masyarakat pada awalnya melalui proses penawaran saham (pasar perdana) atau sering disebut IPO (Initial Public Offering). “High risk high return” istilah ini sering kita dengar dalam dunia investasi saham. Memang bila dibandingkan dengan deposito, resiko saham jauh lebih tinggi, namun saham juga memiliki potensi keuntungan lebih besar.

Dalam dunia investasi saham dikenal dua jenis resiko, yaitu resiko sistematik (systematic risk) dan resiko tidak sistematik (unsystematic risk). Resiko sistematik mengacu pada resiko pasar yaitu ketidakpastian hasil perolehan investasi yang

dipengaruhi faktor inflasi, pertumbuhan ekonomi, perubahan tingkat suku bunga, kondisi sosial politik. Resiko sistematik ini mempengaruhi perusahaan secara keseluruhan. Contoh resiko sistematik terjadi pada saat kondisi perekonomian terkena resesi atau faktor keamanan terganggu, pada keadaan ini bisa saja sejumlah saham yang secara fundamental kondisinya baik, namun harganya turun drastis.

Sedangkan resiko tidak sistematik mengacu pada resiko yang unik pada setiap perusahaan. Contohnya, mogok kerja yang terjadi di suatu perusahaan selama jangka waktu tertentu akan mengurangi atau menghentikan proses produksi perusahaan tersebut. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya pendapatan dan laba perusahaan tersebut. Resiko tidak sistematik ini dapat dikurangi dengan melakukan diversifikasi investasi di sejumlah perusahaan yang tidak berasal dari sektor sejenis.

Resiko-resiko di atas dapat menimbulkan kerugian investasi yang biasa disebut capital loss. Capital loss terjadi bila harga beli suatu saham lebih tinggi dari harga jual saham tersebut. Sebaliknya keuntungan saham dapat diperoleh dari capital gain dan dividen. Capital gain terjadi jika harga jual lebih tinggi dibandingkan harga belinya. Dividen adalah pembagian bagian keuntungan perusahaan kepada para pemegang saham. Besarnya dividen yang dibagikan perusahaan ditentukan oleh para pemegang saham pada saat berlangsungnya RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)

2.3.2 Index Saham

Index saham adalah kumpulan dari saham-saham dan merupakan indikator pasar untuk mengukur dan mencatat rata-rata tingkat perubahan harga saham baik sebagian maupun keseluruhan harga saham biasa yang ditransaksikan di bursa.

Fluktuasi harga saham selayaknya ekonomi biasa ditentukan oleh banyaknya permintaan dan penawaran. Penawaran yang tinggi akan menyebabkan penurunan harga saham dan permintaan yang tinggi akan menyebabkan kenaikan harga saham. Penawaran dan permintaan dipicu oleh berbagai faktor baik secara langsung maupun tidak langsung. Berbagai faktor tersebut dapat dijadikan indikator apakah harga saham naik atau turun. Untuk menganalisa faktor-faktor tersebut digunakan metode analisa fundamental dan analisa teknikal.

2.3.3 Analisa Fundamental

Analisa fundamental adalah studi tentang ekonomi, industry, dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai dari saham perusahaan. Analisa fundamental menitikberatkan pada data-data kunci dalam laporan keuangan perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasi secara akurat.

Secara umum untuk menganalisa perusahaan dengan menggunakan analisa fundamental terdiri dari empat langkah yaitu:

1. Menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan

Kondisi ekonomi dipelajari untuk memperhitungkan jika kondisi ekonomi secara keseluruhan baik untuk pasar saham. Apakah tingkat inflasi tinggi atau rendah? Apakah suku bunga naik atau turun? Apakah konsumen yakin atau ragu-ragu dalam mengeluarkan uang? Apakah neraca perdagangan untung atau rugi? Apakah supply uang naik atau turun? ini adalah sebagian pertanyaan seorang fundamental analis untuk

memperhitungkan jika kondisi ekonomi secare keseluruhan baik untuk pasar.

2. Menghitung kondisi industri secara keseluruhan

Industri perusahaan dimana secara langsung mempengaruhi masa depan perusahaan tersebut. Bahkan saham yang paling baik pun dapat menghasilkan imbal (return) yang minim jika keadaan industri sedang sulit. Biasanya saham yang lemah dalam industri yang kuat lebih disukai daripada saham yang kuat dalam industri yang lemah.

3. Menghitung kondisi perusahaan

Setelah melihat dari sisi ekonomi dan industri, kita perlu memperhitungkan kesehatan keuangan sebuah perusahaan. Jika sebuah perusahaan yang telah kita analisa secara ekonomi dan industri baik tetapi kita tidak memperhatikan kondisi perusahaan tersebut, maka akan sia-sia semua analisa fundamental yang kita lakukan. Karena pasar saham adalah pasar ekspektasi dimana pemegang saham mengharapkan perusahaannya selalu menghasilkan laba yang pada akhirnya laba ini akan dibagikan kepada pemegang saham yang kita kenal dengan istilah deviden. Namun, tidak semua pemegang saham mengharapkan pembagian deviden karena pada dasarnya keuntungan yang diperoleh dari permainan saham bukan hanya berupa deviden tetapi ada juga yang disebut capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari fluktuasi harga saham yang biasanya diharapkan oelh investor yang memilki time horizon yang pendek.

4. Menghitung kondisi perusahaan biasanya dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.

Rasio secara garis besar dibagi dalam lima kategori utama, antara lain : profitability (keuntungan), price (harga), liquidity (likuiditas), leverage (dukungan), dan efficiency (efisiensi).

Setelah memperhitungkan kondisi ekonomi, industri, dan perusahaan. Seorang fundamental analis dapat mulai memperhitungkan apakah saham suatu perusahaan overvalued, undervalued, atau pas harganya. Beberapa model penilaian telah disusun untuk membantu kita menghitung nilai saham. Model penilaian tersebut menyertakan model deviden yang menitikberatkan pada nilai dari pendapatan yang diharapkan, dan model aset yang menitikberatkan pada nilai dari aset perusahaan.

2.3.4 Analisa Teknikal

Analisa teknikal merupakan sebuah metode paling dasar dalam investasi di dunia pasar modal. Prinsipnya adalah kombinasi antara studi harga seperti : pembukaan (opening), harga tertinggi (high), harga terendah (low), dan penutupan (closing) dengan menggunakan grafik-grafik (charts) yang terbentuk dari studi harga tersebut sebagai peta utama untuk menentukan langkah berikutnya.

Analisa teknikal pertama kali diperkenalkan oleh Charles Dow, perhatiannya pada dasar-dasar gerakan harga menciptakan metode yang betul-betul baru dalam

menganalisa pasar. Tiga buah prinsip yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan analisa teknikal, yaitu :

Dokumen terkait