BAB II TINJAUAN PUSTAKA
B. Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal dan Instrumen Pasar Modal
Menurut Suad Husnan (2004:3) mendefinisikan bahwa pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah, public aothorities, maupun perusahaan swasta. “Pasar modal adalah pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga. Di tempat inilah para pelaku pasar yaitu
individu-individu atau badan usaha yang kelebihan dana (surplus fund) melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya di tempat ini pula perusahaan (entities) yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara listing dahulu pada badan otoritas dipasar modal yang terdaftar sebagai emiten (Sunariyah, 1997: 3).
Pada undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pengertian pasar modal dijelaskan lebih spesifik sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkanya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan menurut David L.Scott (1998), pasar modal adalah pasar untuk dana jangka panjang dimana saham biasa, saham preferen dan obligasi diperdagangkan.
Menurut Jogiyanto Hartono (2008:3) Pasar adalah suatu situasi dimana para pelakunya (penjual dan pembeli) dapat menegosiasikan pertukaran suatu komoditas atau kelompok komoditas. Modal adalah suatu yang digunakan oleh perusahaan sebagai sumber dana untuk melaksanakan kegiatan perusahaan. Sedangkan pasar modal merupakan suatu situasi dimana para pemjual dan pembeli dapat melakukan negosiasi terhadap pertukaran suatu komoditas atau kelompok komoditas dan komoditas yang
dipertukarkan disini adalah modal”.
Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi dengan efek-efek yang diperdagangkan yang disebut bursa efek. Bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem terorganisasi
yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung (Ahmad Rodoni, 2006). Efek adalah setiap surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan, misalnya : surat pengakuan hutang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti hutang, bukti right (right issue) dan waran (warrant).
Pengertian efek adalah suatu sistem yang terorganisir dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual efek (pihak yang defisit dana) dengan pihak pembeli efek (pihak yang surplus dana) secara langsung atau melalui wakil-wakilnya (Agus Sartono, 1996). Melalui pasar modal masyarakat diperkenankan memiliki saham perusahaan, dengan harapan untuk ikut menikmati penghasilan perusahaan melalui sarana pembagian deviden maupun peningkatan harga saham. Keikutsertaan masyarakat didalam pemilikan modal memberikan dampak yang positif terhadap pengelolaan perusahaan, yaitu melalui mekanisme pengawasan langsung oleh masyarakat, sehingga mendorong pihak manajemen perusahaan untuk mengelola perusahaan secara lebih profesional dan transparan menuju terciptanya aktifitas usaha yang efisien.
Pasar modal merupakan suatu lembaga yang dalam kegiatan operasionalnya memberikan kesempatan kepada perusahaan yang telah berkembang dengan baik untuk menerbitkan surat berharga dalam bentuk saham, obligasi dan sekuritas sehingga perusahaan tersebut akan mendapatkan tambahan dana. Diharapkan dengan menerbitkan saham
ataupun obligasi dipasar modal, akan dapat menarik investor dalam menanamkan modalnya kedalam perusahaan.
Dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat akumulasi dana bagi pembiayaan pembangunan melalui mekanisme pengumpulan dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara, karena pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi, karena pasar modal menyediakan fasilitas atau sarana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang memerlukan dana.
Sedangkan pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbal hasil bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi aktifitas pasar modal, secara umum faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi aktifitas pasar modal yang berasal dari kinerja mikroekonomi, yaitu kinerja yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan yang mencatatkan diri dipasar modal tersebut. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas pasar modal yang berasal dari kinerja makroekonomi maupun faktor-faktor lain di luar permasalahan ekonomi, seperti kondisi politik, keamanan, kebijakan pemerintah dan lain-lain.
2. Pasar Modal yang Efisien
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) ingin memastikan bahwa harus terdapat transparansi dalam pengungkapan berbagai informasi yang berhubungan dengan fundamental atau kinerja dari emiten. Transparansi ini dilakukan dengan mewajibkan para emiten untuk secara periodik melaporkan hasil laporan keuanganya kepada publik. Pasar modal dikatakan efisien ketika terjadi keadaan dimana harga dari seluruh sekuritas secara cepat dan menyeluruh merefleksikan seluruh informasi yang tersedia tentang sekuritas tersebut.
Tandelilin (2001:114) menyatakan bahwa pasar modal yang efisien adalah sangat erat kaitanya dengan informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan karena menyangkut bagaimana pasar dapat merespon informasi-informasi tersebut dapat mempengaruhi pergerakan harga sekuritas menuju keseimbangan baru. Sedangkan Sharpe (2006) lebih menekankan pengertian efisiensi pasar pada ketidakmampuan investor untuk mendapatkan keuntungan yang berlebihan atau imbalan abnormal.
Bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersedian informasinya saja atau dapat dilihat tidak hanya dari ketersediaan informasi, tetapi juga dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi yang tersedia (Jogiyanto,2003).
Hal yang sama dikemukakan Tandelilin (2001) bahwa efisiensi dapat diartikan tidak seorang investor dapat mengambil untung dari pasar. Artinya, jika pasar efisien dan semua informasi dapat diakses secara mudah dan dengan biaya murah oleh semua pihak di pasar, maka harga yang terbentuk adalah harga keseimbangan, sehingga tidak seorang investor dapat memperoleh keuntungan abnormal dengan memanfaatkan informasi yang dimilikinya.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa pasar modal dikatakan efisien bila harga-harga sekuritas telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Harga-harga dengan cepat menyesuaikan bila ada informasi baru dan setelah penyesuaian oleh investor, tidak akan mampu mendapatkan keuntungan abnormal dari setiap tindakannya.
Sehubungan dengan pengukuran pasar yang efisien maka yang perlu untuk diperhatikan adalah hubungan antara harga sekuritas dengan informasi yang baru. Keane. S (2008:56) dalam bukunya “The Efficient Market Hyphothesis an The Implication for Financial Reporting”
menyatakan bahwa harga yang dihasilkan dalam pasar modal merupakan estimator yang baik.Fama (1998:84) mengklasifikasikan bentuk pasar yang efisien kedalam tiga bentuk efficiency market hyphotesis yaitu :
a. Efisiensi pasar dalam bentuk lemah (weak form). Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah berarti harga-harga dari sekuritas yang terbentuk sekarang akan secara penuh mencerminkan informasi masa lalu.
b. Efisiensi pasar dalam bentuk setengah kuat (semistrong form). Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan, termasuk informasi yang ada dalam laporan keuangan perusahaan emiten. Jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk mendapatkan keuntungan abnormal dalam jangka waktu yang lama. c. Efisiensi pasar dalam bentuk kuat. Pasar dikatakan efisiensi dalam
bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat.
3. Indeks Saham Pada Pasar Modal
Dalam rangka memberikan informasi yang lebih lengkap kepada publik, Bursa Efek Indonesia telah menyebarkan data pergerakan saham melalui media cetak maupun media elektronik. Salah satu indeks pergerakan saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini terdapat lima macam Indeks saham, yaitu :
a. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan seluruh saham yang tercatat (listing) di BEI sebagai komponen perhitungan indeks. b. Indeks LQ 45, Indeks ini terdiri dari 45 saham dengan likuiditas tertinggi
dan kapitalisasi pasar terbesar.
c. Indeks Sektoral, menggunakan seluruh saham yang dikelompokan kedalam masing-masing sektor. Semua perusahaan yang tercatat di BEI diklasifikasikan kedalam sembilan sektor berdasarkan klasifikasi industri yang ditetapkan oleh BEI yang disebut JASICA (Jakarta Stock Exchange Industrial Clasification).
d. Indeks Individual, indeks harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya.
e. Jakarta Islamic Index (JII), indeks dengan jumlah 30 saham yang masuk dalam kriteria syariah dan likuid.