PENGARUH NILAI TUKAR, INFLASI, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET DAN BETA SAHAM TERHADAP RETURN SAHAM
(Studi Empiris Pada Perusahaan LQ - 45 Di Bursa Efek Indonesia)
Disusun Oleh:
AKHMAD ARIF IMAM SANTOSO (204081002247)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PENGARUH NILAI TUKAR, INFLASI, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET DAN BETA SAHAM TERHADAP RETURN SAHAM
(Studi Empiris Pada Perusahaan LQ - 45 Di Bursa Efek Indonesia)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Akhmad Arif Imam Santoso NIM: 204081002247
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Arief Mufraini,Lc., M.Si NIP. 195706171985031002 NIP. 19770122200312
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Senin, 19 Desember 2011 telah dilakukan ujian komprehensif atas
Mahasiswa :
1. Nama : Akhmad Arif Imam Santoso
2. NIM : 204081002247
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi, Debt To Equity Ratio,
Return On Asset dan Beta Saham Terhadap Return Saham” (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ - 45 Di Bursa Efek Indonesia)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke
tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 19 Desember 2011
1. Adhitya Ginanjar, SE, M.Si ( ____________________) NIP. 197408102011011001 Ketua
2. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si ( ______ )
NIP. 19770122200312 Sekretaris
3. Prof. Dr. Ahmad Rodoni ( )
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Senin, 23 Desember 2011 telah dilakukan ujian skripsi atas Mahasiswa :
1. Nama : Akhmad Arif Imam Santoso
2. NIM : 204081002247
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi, Debt To Equity Ratio, Return On Asset dan Beta Saham Terhadap Return Saham”(Studi Empiris Pada Perusahaan LQ - 45 Di Bursa Efek Indonesia)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 Desember 2011
1. Prof. Dr. Ahmad Rodoni ( ____________________ )
NIP. 194906021978031001 Ketua
2. Suhendra, S.Ag., MM ( ______ )
NIP. 197112062003121001 Sekretaris
3. Indo Yama Nasarudin., S.E, MAB ( )
NIP. 197411272001121002 Penguji Ahli
4. Prof. Dr.Abdul Hamid, MS ( ____________________ )
NIP 195706171985031002 Pembimbing I
5. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si ( ____________________ )
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Nama Mahasiswa : Akhmad Arif Imam Santoso
NIM : 204081002247
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Manajemen Keuangan
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang
merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan
merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang
lain.
Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi, maka skripsi ini dianggap gugur
dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan
serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari
menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, Desember 2011 Yang Menyatakan,
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Akhmad Arif Imam Santoso
Nim : 204081002247
Universitas : Univesitas Islam Negeri Jakarta
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Program studi : Manajemen
Jurusan/Konsentrasi : Keuangan dan Pasar Modal
Tempat dan Tgl.Lahir : Jakarta, 04 Oktober 1985
Alamat : Jl. Jaha No 1 Rt 05/Rw 10, Kelurahan Kalisari
Kecamatan Pasar Rebo 13790
Nama Orang Tua (Bapak) : Dr.Riza Fahlafi SE, M.Si (Alm)
(Ibu ) : Drs. Nurul Hidayati M.Si
Riwayat Pendidikan : 1. Lulus Sekolah Dasar Negeri SDN 04 Tahun 1997
2. Lulus Sekolah Menengah Pertama Tahun
2001
3. Lulus Madrasah Aliyah Negeri 2 Tahun
2004
4. Terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Program Studi
ABSTRACT
This study has the objective to analyze simultaneously the influence of variable exchange rates, inflation, debt to equity ratio, return on assets and beta stocks towards the return stock, to analyze the partial effects between variable exchange rates, inflation, debt to equity ratio, return on assets and shares of stock return beta, to analyze the independent variables which are the most dominant influence the dependent variable. The company used as the object of research is a registered company that included in IDX LQ 45 category. And the method used is multiple linear regression analysis. Based on multiple linear regression analysis is known that the variables that most influence on stock returns is inflation variable that has the largest beta coefficient in comparison with other independent variables. Test results (F) concluded that all the independent variables jointly affect stock returns. Adjusted R Square value is 0.527 which means 52.7%. Indicates that the exchange rate, inflation, debt to equity ratio, return on assets and stock beta may affect stock returns. While the rest of 37.3% influenced by other unknown factors.
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh secara simultan antara variabel nilai tukar, Inflasi, debt to equity ratio, return on asset dan beta saham terhadap return saham, untuk menganalisis pengaruh secara parsial antara variabel nilai tukar, Inflasi, debt to equity ratio, return on asset dan beta saham terhadap
return saham, untuk menganalisis variabel independen mana yang paling dominan mempengaruhi variabel dependen. Perusahaan yang digunakan sebagai objek penelitian adalah perusahaan yang terdaftar BEI yang masuk kategori LQ 45. Dan metode yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Berdasarkan analisis regresi linier berganda diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap return saham adalah variabel inflasi yang memiliki koefisien beta paling besar dibandingkan dengan variabel bebas lainnya. Hasil Uji (F) menyimpulkan bahwa semua variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap return
saham. Nilai Adjusted R Square adalah 0,527 yang berarti 52,7%. Menunjukkan bahwa nilai tukar, Inflasi, debt to equity ratio, return on asset dan beta saham dapat mempengaruhi return saham. Sedangkan sisanya sebesar 37,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diketahui.
Kata kunci: nilai tukar, Inflasi, debt to equity ratio, return on asset dan beta saham, return saham
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT,
Tuhan Semesta Alam, yang telah memberikan segala kenikmatan-Nya kepada
penulis, baik itu nikmat iman, sehat dan waktu serta nikmat kemudahan jalan yang
diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Shalawat dan salam
penulis haturkan kepada Nabi Besar umat manusia Muhammad SAW, laki-laki
sejati gagah berani yang membawa risalah Allah SWT dan mengajarkannya
kepada manusia sehingga terhindar dari zaman kejahiliyan. Shalawat dan salam
tidak lupa penulis haturkan pula kepada para keluarga nabi, sahabat nabi, tabi’in,
tabi-tabi’in, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis melakukan penelitian ini untuk memenuhi persyaratan akan
kelulusan penulis untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Manajemen
Pemasaran. Dan alhamdulillah penelitian ini dapat penulis selesaikan. Dengan selesainya penelitian ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan segenap jiwa raganya
untuk mengajarkan kebenaran kepada umat manusia, sehingga terhindar dari
zaman kebodohan.
2. Kedua Orang tuaku (Alm) Dr.Riza Fahlafi S.E, M.Si & Dra. Nurul Hidayati,
M,Si) dan kakak tercinta Mohammad Bahrelfi Belafiff, S.Si, M.Si adiku
tercinta, Nurhardiansyah Ikhromi, S.T terima kasih atas segala dukunganya
dan motivasinya baik dari segi moril maupun materil, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini.
3. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA. Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Jakarta
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Dekan FEB yang telah memberikan ilmu
5. Bapak Prof Dr. Abdul Hamid, MS . selaku dosen pembimbing utama. Terima
kasih atas segala bimbingan, pendapat dan waktu yang diberikan kepada
penulis.
6. Bapak Prof Dr. Ahmad Rodoni, selaku Pudek I Bid Akademik yang
memberikan support dan kesempatan untuk penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak M. Arif Mufraini, Lc, M.Si. Selaku dosen pembimbing kedua, Terima
kasih atas segala bimbingan, pendapat, dan waktu yang diberikan kepada
penulis.
8. Dosen-Dosen UIN Jakarta FEB Non Reguler yang telah mengajar dan
mendidik penulis selama menjadi mahasiswa di FEB Non Reguler UIN
Jakarta, terima kasih atas pengorbanan waktu dan ilmu yang diberikan kepada
penulis dan kawan-kawan mahasiswa lainnya. Semoga Allah SWT mencatat
semuanya sebagai amal ibadah yang tak akan terputus hingga akhir zaman.
Amin.
9. Kesekretariatan FEB Non Reguler UIN Jakarta dan Staf-Staf lain yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu disini, terima kasih atas waktu dan
pertolongannya untuk penulis.
10. Keluarga besar dari Ayahanda dan Ibunda Tercinta yang tidak bisa disebutkan
satu persatu...Trimakasih doa dan motivasinya...
11. Untuk Mahasiwa Manajemen dan Akuntansi Non Reguler (Ekstensi) angkatan tahun 2004 FEB UIN, semangat terus dan terima kasih atas dukungan,
persahabatan dan pengalaman yang telah diberikan kepada penulis.
12. Terimakasih untuk Kekasihku Tercinta Istiana Nurmaulidawanti, SS
terimakasih atas support dan doanya serta kesabarannya untuk bersama
kami…..
13. Temanku Safik Wajdilanam,SE terima kasih sudah meminjamkan Laptop
dalam menyelesaikan KATA PENGANTAR skripsi ini.
14. Kawan-kawanku Asep Lulu Rahman, Anton Gusnawan, Nurul, Nayla,
Fahrurozi Chambali menyelesaikan skripsi semangat selalu dalam meraih gelar
15. Kawanku yang sering main ke rumah Atep yuyu, Donih, Sabarudin, Yunus,
Mat Gunawan, Aray Terima kasih atas segala doa dan supportnya.
16. Terimakasih atas doanya untuk Omah Nungky dan Opah Hartono atas
nasehatnya selalu
17. Terima kasih atas motivasinya dan doanya dari mbak Wiena Narulita SE.
18. Terimakasih untuk Omah Winarti yang tetap selalu bersama kami...
19. Seluruh pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak
kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih atas
motivasinya ya..!!!
Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang dilakukan penulis. Oleh karena itu penulis akan membuka diri untuk
menerima kritik dan saran dari semua pihak terkait penelitian ini sehingga penulis
dapat memperbaiki dan menyempurnakan penelitian ini. Akhir kata penulis
berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh pihak
terkait.
Jakarta, Desember 2011
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi ... i
Lembar Pengesahan Komprehensif ... ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iv
I. Debt To Equity Ratio (DER) ... 38
J. Return On Asset ... 40
K.Beta Saham ... 41
L. Perhitungan Beta Saham dengan Capital Asset Pricing Model ... 44
a. Uji Normalitas Data ... 88
b. Uji Multikolinieritas ... 91
c. Uji Autokolerasi ... 92
d. Uji Heteroskedastisitas ... 93
3. Uji Signifikansi ... 94
a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 94
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 95
c. Koefisien Determinasi (Adj R Square) ... 96
4. Analisis Regresi Linier Berganda ... 97
D.Interpretasi ... 98
BAB V Kesimpulan Dan Implikasi ... 101
A.Kesimpulan ... 101
B.Saran Dan Implikasi ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 104
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ... 52
3.1 Pengukuran Uji Autokolerasi ... 61
4.1 Daftar Nama Perusahaan Objek Penelitian ... 81
4.2 Perhitungan Nilai Tukar ... 82
4.3 Perhitungan Inflasi ... 83
4.4 Perhitungan Debt To Equity Ratio ... 84
4.5 Perhitungan Return On Asset ... 86
4.6 Perhitungan Beta Saham ... 81
4.7 Perhitungan Return Saham ... 88
4.8 Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Uji Normalitas) ... 91
4.9 Hasil Pengujian Multikolinieritas ... 92
4.10 Hasil Pengujian Autokolerasi ... 93
4.11 Hasil Pengujian Uji t ... 94
4.12 Hasil Pewngujian Uji F ... 95
4.13 Hasil Pengujian Adjusted R Square ... 96
4.14 Hasil Analisis Regresi ... 97
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ... 53
4.1 Struktur Pasar Modal Indonesia ... 70
4.2 Uji Normalitas Data (PP-Plot) ... 89
4.3 Uji Heteroskedastisitas (Scaterplot) ... 93
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Daftar Nama Perusahaan Objek Penelitian ... 106
2 Perhitungan Data Mentah Variabel Penelitian ... 107
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Kemajuan sektor ekonomi sangatlah dominan ditunjang baik dari segi
sektor Riil dan sektor Non Riil, melihat krisis ekonomi global yang
mengguncang negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Jepang dan Eropa
menarik untuk dicermati bagaimana dampaknya terhadap perekonomian dalam
negeri, khususnya sektor Non riil.
Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia berdampak besar terhadap
perekonomian di Indonesia, terjadinya krisis bermula dari kasus subprime mortgage yang terjadi di Amerika Serikat. Subprime mortgage merupakan instrumen kredit untuk sektor properti, kesalahan yang terjadi adalah
pemberian subprime mortgage lebih banyak kepada penduduk yang sebenarnya
tidak layak mendapatkan bantuan kredit perumahan. Dikatakan tidak layak
karena penduduk tersebut tidak memiliki kemampuan ekonomi untuk
menyelesaikan tanggungan kredit yang mereka pinjam. Hal ini memicu terjadi
kredit macet di sektor properti. Kemudian kredit macet di sektor ini
menyebabkan kolaps perusahaan-perusahaan besar di Amerika serikat.
Kolapsnya perusahaan pembiayaan ini juga mempengaruhi lembaga
keuangan di Amerika Serikat. Karena perusahaan pembiayaan pada umumnya
Selain itu, dampak kolapsnya lembaga keuangan di Amerika Serikat juga
mempengaruhi lembaga investasi dan investor diberbagai penjuru dunia.
Khususnya bagi lembaga investasi di Indonesia memiliki dampak yang
cukup besar, kuatnya pengaruh sentimen negatif krisis ekonomi global
menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi di akhir
triwulan ketiga yang menurun tajam sebesar 22,0% menjadi level 1.883,
dibanding posisi IHSG akhir Triwulan kedua-2008.
Krisis keuangan global terbukti memporakporandakan pasar modal dan
valas. IHSG anjlok dari level 2.830 menjadi 1.111 atau turun 60 %. Nilai kurs
rupiah terhadap dolar AS terdepresiasi cukup dramatis dari Rp 9.076 sampai
hampir menembus level Rp 13.000, atau mengalami depresiasi lebih dari 30
%.(Bank Indonesia dan BEI,2008).
Tekanan yang terjadi pada pasar modal Indonesia menyebabkan
terjadinya penurunan likuiditas di sektor perbankan dan institusi keuangan
nonbank yang disertai berkurangnya transaksi keuangan. Hal ini dikarenakan
banyaknya investor dari institusi keuangan Amerika Serikat yang melepas
kepemilikan saham mereka di pasar modal Indonesia untuk menyelamatkan
perusahaan mereka sendiri yang terkena krisis keuangan.
Pasar modal merupakan lahan untuk mendapatkan modal investasi,
sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan
uangnya. Setiap investor dalam mengambil keputusan investasi akan selalu
dihadapkan pada sejumlah pilihan, apakah ia menginvestasikan dananya dalam
Investor melihat pergerakan yang baik dari suatu nilai saham, beradasarkan
aturan yang jelas dalam setiap penghitungan dan ketetapan yang telah
disepakati bersama.
Untuk penentuan harga saham dapat ditentukan dengan dua metode
analisa yang ada, yaitu analisa fundamental dan pendekatan teknikal.
Pendekatan teknikal menggunakan data pasar untuk menganalisis harga saham
secara keseluruhan ataupun harga individu dari saham tersebut (Jones, 2000).
Analisa fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa
mendatang melalui dua cara, pertama melakukan estimasi nilai fundamental
yang mempengaruhi harga saham di waktu mendatang, kedua menerapkan
hubungan tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham (Suad husnan,
1996). Karena itu, untuk melakukan evaluasi terhadap harga saham, diperlukan
informasi tentang kinerja fundamental keuangan perusahaan (Yugo Purnomo,
1998).
Analisa fundamental bertujuan untuk menentukan apakah nilai saham
berada pada posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan undervalue
bilamana harga saham di pasar saham lebih rendah dari harga wajar atau nilai
intrinsiknya, sehingga layak dibeli. Telah diketahui bahwa analisis fundamental
mencoba menghitung nilai intrinsik dari suatu saham dengan menggunakan
data keuangan perusahaan (sehingga disebut juga dengan analisis perusahaan).
Pendekatan teknikal adalah pendekatan yang menggunakan data pasar
yang dipublikasikan yaitu harga saham, volume perdagangan, indeks harga
penawaran saham tertentu maupun secara keseluruhan. Dalam hal ini
perkembangan harga saham lebih mudah kita melihatnya dengan pendekatan
analisis fundamental.
Selain faktor internal perusahaan, kita juga perlu melihat faktor
eksternal yang lainya, seperti kita dapat melihat kondisi Makroekonomi yang
mempengaruhi harga saham suatu perusahaan yang Go Public, misalnya : kurs valuta asing (Valas), cadangan devisa, inflasi, tingkat suku bunga deposito
(Djoko :54). Beberapa peneliti sebelumnya telah melakukan penelitian
(pengujian) pengaruh antara variabel ekonomi makro terhadap perubahan
indeks harga saham.
Indonesia memiliki sistem nilai kurs yang mengalami perubahan setiap
waktu, sebagian besar mata uang berada di antara sistem tetap dan
mengambang bebas. Fluktuasi nilai tukar mata uang dibiarkan mengambang
dari hari ke hari dan tidak ada batasan-batasan resmi. Hal ini sama dengan
sistem tetap, dalam pemerintahan sewaktu-waktu dapat melakukan intervensi
untuk menghindarkan fluktuasi yang terlalu jauh dari mata uangnya.
Hubungan atau pengaruh nilai tukar (kurs) terhadap indeks harga saham
itu sendiri sangat berkaitan erat. Hal ini dikarenakan kurs adalah salah satu
faktor yang mempengaruhi indeks harga saham, sehingga indeks sebagai
indikator untuk mengamati pergerakan harga dari sekuritas-sekuritas. Dalam
perekonomian suatu negara biasanya dilihat berdasarkan kurs mata uang
negara itu sendiri terhadap kurs valas (valuta asing). Apabila kurs menguat,
mata uang melemah, maka indeks harga saham juga akan turun. Naik turunya
harga saham akan terjadi karena apresiasi rupiah terhadap mata uang asing
menyebabkan naik turunya permintaan saham di pasar modal oleh investor.
Hubungan antara tingkat suku bunga dengan indeks harga saham,
terjadi di saat apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikan. Investor akan
cenderung segera menempatkan uangnya pada deposito berjangka, obligasi
pemerintah yang memberikan tingkat pengembalian yang tinggi serta memiliki
resiko yang kecil dibandingkan menginvestasikan pada saham dengan resiko
yang tinggi. Efek psikologis dan kecenderungan menghindari resiko untuk
memperoleh hasil yang besar sebagai daya tarik investor untuk memilihnya.
Harga saham sulit untuk diprediksi karena dipengaruhi dan sering
berubah meliputi; nilai tukar (kurs), inflasi dan tingkat suku bunga yang
merupakan sebagai indikator kondisi makroekonomi. Dalam hal ini
memberikan penetapan pada variabel makroekonomi yaitu, inflasi, nilai tukar
dan tingkat suku bunga.
Pengujian ini dilakukan terhadap variabel perubahan tersebut, apakah
faktor-faktor makroekonomi (inflasi dan nilai tukar) berpengaruh signifikan
terhadap harga saham yang terjadi pada keadaan sebelum dan sesudah krisis
ekonomi tahun 2008.
Mempertimbangkan antara penelitian terdahulu tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi harga saham, hubungan antara variabel ekonomi makro
(nilai tukar, inflasi dan tingkat suku bunga) terhadap indeks harga saham
sebagaimana yang dinyatakan (Rao,1994) bahwa data ekonomi makro
memiliki sifat nonstationery dan mempunyai hubungan imbal balik (causality). Model multi faktor mengasumsikan bahwa proses penetuan harga saham
melibatkan beberapa faktor, terdapat beberapa kemungkinan bahwa lebih dari
satu faktor penyebab (pervasive factor) dalam perekonomian yang mempengaruhi indeks harga saham (Alexander,Bailey,1999).
Situasi ekonomi mempengaruhi hampir semua perusahaan, sehingga
perubahan dari perekonomian yang diramalkan memiliki dampak yang besar
terhadap harga sebagian saham. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Vera Yuniarti (2004) di Bursa Efek Indonesia menjelaskan adanya
faktor-faktor makroekonomi (nilai tukar (kurs); suku bunga; inflasi; EPS; PER dan
frekuensi perdagangan) yang mempengaruhi perubahan harga saham
perusahaan manufaktur pada Bursa Efek Indonesia.
Menurut Arseptin Ari Nur Anggraeni (2009) analisa pengaruh inflasi,
nilai tukar dan tingkat suku bunga pada saham perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini
adalah untuk mengetahui seberapa besarkah pengaruh faktor makroekonomi
(Nilai tukar dan Inflasi). Keberadaan faktor makroekonomi sebagai faktor
eksternal suatu perusahaan ini membuat penulis merasa tertarik dalam hal
penelitian yang berkaitan dengan pasar modal serta harga saham yang terdaftar
Penulis mengambil variabel makroekonomi yang diuji dan diteliti oleh
para pendahulu. Oleh karena itu cakupan faktor makroekonomi begitu general
dan luas, untuk itulah mengambil batasan masalah.
Dalam penelitian ini juga diperlukan tujuan untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh besar inflasi dan nilai tukar terhadap harga saham di Busa
efek Indonesia atau apakah faktor inflasi dan nilai tukar yang sangat
berpengaruh besar terhadap harga saham.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini juga sesuai
dengan variabel yang digunakan peneliti-peneliti terdahulu yaitu Rao (1994),
Alexander and Bailey (1999), Vera Yuniarti (2004), Arseptin Ari Nur
Anggraeni (2009). Begitu pula dengan informasi yang penulis dapat,
berdasarkan faktor makroekonomi pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia, menjadikan peneliti semakin menambah pengetahuan
dan ilmu di dalam kajian manajemen keuangan dan pasar modal.
Dengan segala upaya dan usaha yang penulis lakukan, tidak terlepas
dari segala kekurangan dan kelemahan. Untuk itu diperlukan saran dan kritik
demi menyempurnakan hasil proposal skripsi ini. Untuk itulah kami ingin
mengajukan penelitian ini untuk memenuhi prasyarat untuk membuat skripsi
dengan judul “Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, SBI, Return On Asset Dan Beta
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian
sebelumnya, maka penelitian yang kami lakukan untuk mengidentifikasi
masalah:
1. Apakah terdapat pengaruh secara simultan antara variabel nilai tukar,
Inflasi, debt to equity ratio,return on asset dan beta saham terhadap return
saham.
2. Apakah ada pengaruh secara parsial antara variabel nilai tukar, Inflasi, debt to equity ratio,return on asset dan beta saham terhadap return saham. 3. Manakah variabel independen yang paling dominan mempengaruhi return
saham.
C.Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka kami selaku
yang akan meneliti bertujuan sebagai berikut :
a. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan antara variabel nilai tukar,
Inflasi, debt to equity ratio, return on asset dan beta saham terhadap return saham.
b. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial antara variabel nilai tukar,
Inflasi, debt to equity ratio, return on asset dan beta saham terhadap return saham.
c. Untuk menganalisis variabel independen mana yang paling dominan
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu:
1. Bagi Peneliti
Diharapkan menambah pengetahuan mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan manajemen keuangan dan pasar modal khususnya pada kajian
mengenai harga saham, sehingga bukan hanya mengenal secara teori
tetapi juga secara praktek langsung.
2. Bagi Perusahaan
Hal-hal yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan yang berguna bagi perusahaan melihat keterkaitan
pengaruh harga saham terhadap faktor lain yang mempengaruhinya.
3. Bagi Akademisi
Menjadi acuan peneliti selanjutnya dan diharapkan memperoleh suatu
model yang dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
bidang keuangan dan pasar modal dan digunakan sebagai bahan
pembanding untuk penelitian-penelitian yang lain, serta dapat menambah
pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam mempraktekan berbagai
teori yang pernah diterima selama kuliah terutama yang berhubungan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Investasi
1. Pengertian Investasi
Investasi dapat didefinisikan sebagai suatu komitmen atas sejumlah
dana dalam suatu periode mendapatkan pembayaran masa depan yang akan
mengkompensasikan investor untuk ; waktu dimana dana tersebut
dikomitmenkan, tingkat inflasi yang diekspektasikan, ketidakpastian dari
pembayaran dimasa depan. Investasi pada dasarnya merupakan sarana untuk
menempatkan dana dengan ekspektasi akan menghasilkan pendapatan yang
positif dan nilainya yang meningkat.
Dunia investasi khususnya pada sekuritas atau surat berharga pada
saat ini menunjukan perkembangan yang amat pesat. Hal ini disebabkan
antara lain karena minat masyarakat yang semakin besar untuk menanamkan
dana yang dimiliki ke dalam bentuk sekuritas selain ke dalam tabungan atau
deposito berjangka di Bank
Menurut Yuliati (1996); investasi dapat diartikan sebagai cara
penanaman modal baik secara langsung maupun tidak langsung yang
bertujuan untuk mendapatkan manfaat (keuntungan) tertentu sebagai hasil
Menurut Reilly (2004) mendefinisikan investasi secara lebih spesifik
yaitu sebagai pengalokasian saat ini atas sejumlah uang selama periode
waktu tertentu untuk memperoleh pembayaran dimasa depan yang akan
memberikan imbalan kepada investor atas ; waktu selama dana
dialokasikan, tingkat inflasi yang diharapkan, ketidakpastian pembayaran
masa depan.
Untuk mengelola investasi yang baik, diperlukan suatu ilmu yang
disebut dengan manajemen investasi. Secara sederhana, manajemen
investasi adalah proses untuk mengelola uang atau dana. Lebih lanjut,
Fabozzi (1995) mengungkapkan bahwa terdapat lima langkah manajemen
investasi :
1. Menentukan tujuan investasi
2. Menetapakan kebijakan investasi
3. Memilih strategi portofolio
4. Memilih asset, mengukur dan mengevaluasi kinerja asset.
B.Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal dan Instrumen Pasar Modal
Menurut Suad Husnan (2004:3) mendefinisikan bahwa pasar modal
adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun
modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah, public aothorities, maupun perusahaan swasta. “Pasar modal adalah pertemuan antara penawaran
individu-individu atau badan usaha yang kelebihan dana (surplus fund) melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten.
Sebaliknya di tempat ini pula perusahaan (entities) yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara listing dahulu pada badan otoritas
dipasar modal yang terdaftar sebagai emiten (Sunariyah, 1997: 3).
Pada undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pengertian
pasar modal dijelaskan lebih spesifik sebagai kegiatan yang bersangkutan
dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkanya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek. Sedangkan menurut David L.Scott (1998), pasar
modal adalah pasar untuk dana jangka panjang dimana saham biasa, saham
preferen dan obligasi diperdagangkan.
Menurut Jogiyanto Hartono (2008:3) Pasar adalah suatu situasi
dimana para pelakunya (penjual dan pembeli) dapat menegosiasikan
pertukaran suatu komoditas atau kelompok komoditas. Modal adalah suatu
yang digunakan oleh perusahaan sebagai sumber dana untuk melaksanakan
kegiatan perusahaan. Sedangkan pasar modal merupakan suatu situasi
dimana para pemjual dan pembeli dapat melakukan negosiasi terhadap
pertukaran suatu komoditas atau kelompok komoditas dan komoditas yang
dipertukarkan disini adalah modal”.
Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian
fisik yang terorganisasi dengan efek-efek yang diperdagangkan yang disebut
yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara
langsung maupun tidak langsung (Ahmad Rodoni, 2006). Efek adalah setiap
surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan, misalnya : surat pengakuan
hutang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti hutang, bukti right (right issue) dan waran (warrant).
Pengertian efek adalah suatu sistem yang terorganisir dengan
mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual efek (pihak yang defisit
dana) dengan pihak pembeli efek (pihak yang surplus dana) secara langsung
atau melalui wakil-wakilnya (Agus Sartono, 1996). Melalui pasar modal
masyarakat diperkenankan memiliki saham perusahaan, dengan harapan
untuk ikut menikmati penghasilan perusahaan melalui sarana pembagian
deviden maupun peningkatan harga saham. Keikutsertaan masyarakat
didalam pemilikan modal memberikan dampak yang positif terhadap
pengelolaan perusahaan, yaitu melalui mekanisme pengawasan langsung
oleh masyarakat, sehingga mendorong pihak manajemen perusahaan untuk
mengelola perusahaan secara lebih profesional dan transparan menuju
terciptanya aktifitas usaha yang efisien.
Pasar modal merupakan suatu lembaga yang dalam kegiatan
operasionalnya memberikan kesempatan kepada perusahaan yang telah
berkembang dengan baik untuk menerbitkan surat berharga dalam bentuk
saham, obligasi dan sekuritas sehingga perusahaan tersebut akan
ataupun obligasi dipasar modal, akan dapat menarik investor dalam
menanamkan modalnya kedalam perusahaan.
Dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pasar modal
merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat akumulasi
dana bagi pembiayaan pembangunan melalui mekanisme pengumpulan dana
dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut ke sektor-sektor yang
produktif. Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu
negara, karena pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi
dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi,
karena pasar modal menyediakan fasilitas atau sarana yang mempertemukan
dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang
memerlukan dana.
Sedangkan pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena
pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbal
hasil bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi aktifitas pasar modal, secara
umum faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi
aktifitas pasar modal yang berasal dari kinerja mikroekonomi, yaitu kinerja
yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan yang mencatatkan diri dipasar
modal tersebut. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
aktifitas pasar modal yang berasal dari kinerja makroekonomi maupun
faktor-faktor lain di luar permasalahan ekonomi, seperti kondisi politik,
2. Pasar Modal yang Efisien
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) ingin memastikan
bahwa harus terdapat transparansi dalam pengungkapan berbagai informasi
yang berhubungan dengan fundamental atau kinerja dari emiten.
Transparansi ini dilakukan dengan mewajibkan para emiten untuk secara
periodik melaporkan hasil laporan keuanganya kepada publik. Pasar modal
dikatakan efisien ketika terjadi keadaan dimana harga dari seluruh sekuritas
secara cepat dan menyeluruh merefleksikan seluruh informasi yang tersedia
tentang sekuritas tersebut.
Tandelilin (2001:114) menyatakan bahwa pasar modal yang efisien
adalah sangat erat kaitanya dengan informasi yang berhubungan dengan
kinerja perusahaan karena menyangkut bagaimana pasar dapat merespon
informasi-informasi tersebut dapat mempengaruhi pergerakan harga
sekuritas menuju keseimbangan baru. Sedangkan Sharpe (2006) lebih
menekankan pengertian efisiensi pasar pada ketidakmampuan investor
untuk mendapatkan keuntungan yang berlebihan atau imbalan abnormal.
Bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersedian
informasinya saja atau dapat dilihat tidak hanya dari ketersediaan informasi,
tetapi juga dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan
keputusan berdasarkan analisis dari informasi yang tersedia
Hal yang sama dikemukakan Tandelilin (2001) bahwa efisiensi
dapat diartikan tidak seorang investor dapat mengambil untung dari pasar.
Artinya, jika pasar efisien dan semua informasi dapat diakses secara mudah
dan dengan biaya murah oleh semua pihak di pasar, maka harga yang
terbentuk adalah harga keseimbangan, sehingga tidak seorang investor dapat
memperoleh keuntungan abnormal dengan memanfaatkan informasi yang
dimilikinya.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa pasar
modal dikatakan efisien bila harga-harga sekuritas telah mencerminkan
semua informasi yang tersedia. Harga-harga dengan cepat menyesuaikan
bila ada informasi baru dan setelah penyesuaian oleh investor, tidak akan
mampu mendapatkan keuntungan abnormal dari setiap tindakannya.
Sehubungan dengan pengukuran pasar yang efisien maka yang perlu
untuk diperhatikan adalah hubungan antara harga sekuritas dengan
informasi yang baru. Keane. S (2008:56) dalam bukunya “The Efficient Market Hyphothesis an The Implication for Financial Reporting”
menyatakan bahwa harga yang dihasilkan dalam pasar modal merupakan
estimator yang baik.Fama (1998:84) mengklasifikasikan bentuk pasar yang
efisien kedalam tiga bentuk efficiency market hyphotesis yaitu :
a. Efisiensi pasar dalam bentuk lemah (weak form). Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah berarti harga-harga dari sekuritas yang terbentuk
b. Efisiensi pasar dalam bentuk setengah kuat (semistrong form). Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika harga-harga sekuritas
secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan,
termasuk informasi yang ada dalam laporan keuangan perusahaan
emiten. Jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada
investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk
mendapatkan keuntungan abnormal dalam jangka waktu yang lama.
c. Efisiensi pasar dalam bentuk kuat. Pasar dikatakan efisiensi dalam
bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat.
3. Indeks Saham Pada Pasar Modal
Dalam rangka memberikan informasi yang lebih lengkap kepada
publik, Bursa Efek Indonesia telah menyebarkan data pergerakan saham
melalui media cetak maupun media elektronik. Salah satu indeks pergerakan
saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini terdapat lima macam
Indeks saham, yaitu :
a. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan seluruh saham
yang tercatat (listing) di BEI sebagai komponen perhitungan indeks.
b. Indeks LQ 45, Indeks ini terdiri dari 45 saham dengan likuiditas tertinggi
dan kapitalisasi pasar terbesar.
c. Indeks Sektoral, menggunakan seluruh saham yang dikelompokan
kedalam masing-masing sektor. Semua perusahaan yang tercatat di BEI
diklasifikasikan kedalam sembilan sektor berdasarkan klasifikasi industri
d. Indeks Individual, indeks harga masing-masing saham terhadap harga
dasarnya.
e. Jakarta Islamic Index (JII), indeks dengan jumlah 30 saham yang masuk
dalam kriteria syariah dan likuid.
C.Fundamental
1. Analisis Fundamental
Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis
untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan analisis
teknikal. Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai
saham berada pada posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan
undervalue bilamana harga saham di pasar saham lebih rendah dari harga wajar atau nilai intrinsik, sehingga layak dibeli, serta saham dikatakan
overvalue apabila saham yang harga pasarnya lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, sehingga menguntungkan untuk dijual. Pendekatan teknikal
menggunakan data pasar yang dipublikasikan yaitu harga saham, volume
perdagangan, indeks harga saham individual maupun gabungan untuk
berusaha mengakses permintaan dan penawaran saham tertentu maupun
secara keseluruhan.
Suad Husnan (1998) menyatakan bahwa analisis fundamental adalah
salah satu jenis yang dilakukan investor dengan memperhatikan laporan
keuangan dan indikator fundamental lainya, seperti pertumbuhan,
pembayaran deviden dan kualitas manajemen perusahaan daripada
hari ke hari. Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di
masa datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang
mempengaruhi harga saham di masa datang dan menerapkan hubungan
variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga.
Ahmad Rodoni (2005) menyatakan bahwa analisis fundamental
adalah analisis yang dilakukan terhadap perusahaan itu sendiri yang
berhubungan dengan prospek pertumbuhan dan kemampuan memperoleh
keuntungan yang meliputi tiga tahap analisis:
a. Ekonomi Makro: analisis ini bertujuan untuk melihat faktor yang
menguntungkan dalam ekonomi makro dalam kaitannya dengan
perusahaan itu sendiri.
b. Industri: analisis ini lebih spesifik dan bertujuan untuk melihat kaitan
industri dengan perusahaan, seperti perkembangan perusahaan pesaing,
standar industri dan pertumbuhan pasar.
c. Perusahaan : analisis yang bertujuan untuk melihat situasi perusahaan
yang meliputi berbagai aspek perusahaan, seperti keadaan keuangan
perusahaan, situasi pemasaran, produksi dan manajemen.
Ahmad Rodoni (2005), di dalam analisis fundamental terdapat dua
pendekatan yang biasa dilakukan, yaitu :
b. Pendekatan buttom up. Pendekatan yang dimulai dari tingkat mikro (perusahaan) yang kemudian berkembang kepada analisis industri dan
pendekatan akhir pada analisis makroekonomi.
Analisa fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa
yang akan datang dengan:
a. Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga
saham di masa yang akan datang.
b. Menerapkan hubungan variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran
harga saham.
Menurut Anatasia, et al (2003:24), analisis fundamental merupakan
suatu analisa mengenai kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang
menerbitkan saham. Analisanya dapat meliputi trend penjualan dan
keuntungan perusahaan, kualitas produk, posisi persaingan perusahaan di
pasar, hubungan kerja pihak perusahaan dengan para karyawan, sumber
bahan mentah, peraturan-peraturan perusahaan dan beberapa faktor lain
yang dapat mempengaruhi nilai saham perusahaan tersebut.
Jogiyanto (2005:34), analisis fundamental juga biasa disebut analisis
perusahaan, yang merupakan salah satu analisis yang digunakan untuk
menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan
perusahaan.
Sedangkan menurut Corrado dan Jordan (2000:46) menyatakan
bahwa analisis fundamental merupakan analisis yang digunakan untuk
menguji informasi pada laporan akuntansi dan informasi finansial lainya
2. Kerangka analisis Fundamental
Investasi dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung
maupun investasi tidak langsung. Investasi aktiva langsung dapat dilakukan
dengan pembelian langsung aktiva keuangan suatu perusahaan. Sedangkan
investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham (surat-surat
berharga) dari perusahaan investasi yang diperdagangkan di pasar modal.
Beberapa penulis memberikan sumbangan pemikiran terhadap model dalam
menganalisis dan menilai saham dengan istilah yang beragam; Karen
(1971) menyebut dengan istilah a flow diagram of stock price
determination; Husnan (1998) menyebut dengan analisis teknikal; sedangkan Sharpe, Alexander dan Bailey (1999) menyebut dengan istilah
the big picture. Dari ketiga analisis tersebut, untuk menganalisis dan menilai
perilaku harga saham dapat dilakukan dengan memperhatikan kondisi
ekonomi atau kondisi pasar yang terdiri dari variabel makroekonomi
maupun kondisi spesifik perusahaan.
D.Harga Saham
Harga saham dapat dijadikan indikasi untuk melihat perkembangan atau
perubahan harga saham, dimana perubahan, volume dan frekuensi perdagangan
saham menjadi patokan seberapa besar saham dinilai memiliki kinerja yang
baik. Volume perdagangan merupakan alat ukur aktifitas penawaran dan
Semakin tinggi penawaran dan permintaan suatu saham, semakin besar
pengaruhnya terhadap fluktuasi harga saham di bursa. Semakin tinggi volume
perdagangan saham menunjukan semakin diminatinya saham tersebut oleh
masyarakat, sehingga akan membawa pengaruh terhadap naiknya harga saham.
Naiknya harga saham dipengaruhi oleh pertimbangan analisis
fundamental dan analisis teknikal, padangan kedua analisis tersebut sebagai
gambaran investor melihatnya sebagai informasi yang berguna didalam
berinvestasi.
Dalam hal ini, investor melihat analisis fundamental adalah suatu
analisis yang dilakukan suatu investor yang memang ingin berinvestasi dalam
jangka panjang dalam suatu invetasi saham, maka melakukan analisis
fundamental ini menjadi pertimbangan mutlak yang harus dilakukan.
Sebaliknya, jika investor hanya ingin sekedar mengetahui kondisi umum
emiten,cukup menganalisis beberapa rasio keuangan saja.
Demikian pula jika investor hanya ingin berinvestasi dalam jangka
pendek (membeli kemudian sesegera mungkin menjualnya), melakukan
pendekatan analisis ; yaitu investor cukup menghitung PER (price earnings ratio) saja. Dimana PER (price earnings ratio ) adalah untuk menentukan apakah suatu saham overvalue (mahal) atau under value (murah) dan
menghitung pendapatan per-saham (EPS), dimana melihatnya dengan cara
mencari laba bersih suatu perusahaan, mencari jumlah saham yang beredar
Beberapa pendekatan kedua analisis ini dijadikan patokan didalam
mengambil sebuah keputusan (decision making) dalam investasi di pasar bursa saham, melihat informasi yang diperlukan dalam menginvestasikan modal
dengan tepat dan sesuai dengan harapan serta keinginan investor didalam
mendapat capital gain (keuntungan) yang diharapkan. Sehingga dengan
mengetahui gambaran tersebut, investor dapat dengan mudah dan percaya
didalam menempatkan modal investasinya dengan tepat.
Harga saham di pasar modal (pasar sekunder) setiap saat bisa saja
mengalami perubahan (naik-turun). Beberapa faktor yang mempengaruhi
perilaku perubahan harga saham :
1. Harapan Investor terhadap tingkat pendapatan deviden untuk masa yang
akan datang. Apabila tingkat pendapatan dan deviden suatu saat stabil, maka
harga saham cenderung stabil. Sebaliknya jika pendapatan dan deviden
berfluktuasi karena siklus perusahaan atau perubahan teknologi maka harga
saham akan cenderung berfluktuasi juga.
2. Tingkat pendapatan perusahaan. Tingkat pendapatan perusahaan berkaitan
erat dengan peningkatan harga saham. Apabila tingkat pendapatan
perusahaan semakin besar, maka semakin besar pula perubahan harga
sahamnya.
3. Kondisi perekonomian. Kondisi perekonomian pada masa yang akan datang
selalu dipengaruhi oleh kondisi perekonomian saat ini. Apabila kondisi
perekonomian saat ini stabil, maka investor optimis terhadap kondisi
Pada prinsipnya membeli saham adalah membeli sebagian atau suatu
fraksi dari kekayaan (asset) dan keuntungan (earnings) perusahaan, serta hak-hak yang melekat padanya. Oleh karena itu harga saham banyak ditentukan
terutama oleh reputasi atau kinerja (performance) perusahaan itu sendiri.
E.Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
1. Pengertian Harga Saham
Harga saham dapat dijadikan indikasi untuk melihat kecenderungan
harga saham, dimana perubahan volume dan frekuensi perdagangan saham
menjadi patokan seberapa besar saham dinilai memiliki kinerja yang baik.
Volume perdagangan merupakan alat ukur aktifitas penawaran dan
permintaan saham di bursa. Semakin tinggi penawaran dan permintaan
suatu saham, semakin besar pengaruhnya terhadap fluktuasi harga saham di
bursa. Semakin tinggi volume perdagangan saham menunjukan semakin
diminatinya saham tersebut oleh masyarakat, sehingga akan membawa
pengaruh terhadap naiknya harga saham.
Studi empiris yang dilakukan oleh Poon (1994) menerangkan bahwa
terdapat hubungan yang kuat antara perubahan return saham dan volume perdagangan saham. Salah satu contoh yaitu perusahaan yang listed di
Chicago Board Option Exchange dari tahun 1982-1985, menunjukan indikasi bahwa terdapat perubahan struktural hubungan setelah
Frekuensi dan volume perdagangan saham sebagai alat ukur
terhadap likuiditas suatu saham. Semakin tinggi frekuensi dan volume
perdagangan suatu saham menunjukan bahwa saham tersebut semakin aktif
diperdagangkan, volume dan frekuensi transaksi penting diketahui oleh
investor untuk melihat apakah efek yang dibeli tersebut merupakan efek
yang aktif diperdagangkan di pasar. Ini penting untuk mengetahui tingkat
likuiditas suatu efek. Karena efek yang likuid mempunyai kecenderungan
harganya naik atau lebih lama bertahan karena disenangi masyarakat
(Marzuki Usman. 1990:174). Ada beberapa pendapat yang dinyatakan para
ahli pasar modal terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
harga saham di Bursa Efek.
Inflasi adalah kecenderungan dari harga untuk naik secara umum
dan terus-menerus. Kenaikan harga satu atau dua barang saja tidak dapat
disebut inflasi, kecuali kenaikan tersebut meluas kepada (atau
mengakibatkan kenaikan)sebagian besar dari harga-harga lain. Boediono
(2001:161). Menurut Bapak Kaum Moneterist, Milton Friedman, Inflasi
yang tinggi dan terus menerus hanya akibat kenaikan uang beredar yang
tinggi, baik berupa uang kartal maupun giral. Inflasi selalu dan setiap saat
merupakan fenomena moneter. Tetapi pergerakan naik dalam tingkat harga
merupakan fenomena moneter hanya jika dalam suatu proses yang terus
menerus. Bertambahnya jumlah uang menyebabkan turunya suku bunga
selama tidak berada dalam kondisi liquidity trap. Untuk mengatasi tingginya
inflasi sangat sederhana yaitu dengan mengurangi tingkat pertumbuhan
Menurut pandangan Keynesian, inflasi terjadi karena masyarakat
ingin hidup diluar batas kemampuan ekonominya, sehingga menyebabkan
permintaan efektif masyarakat terhadap barang-barang (permintaan
agregrat) melebihi jumlah barang yang tersedia (penawaran agregrat),
akibatnya terjadi inflationary gap. Keterbatasan penawaran agregrat ini
terjadi karena dalam jangka pendek kapasitas produksi tidak dapat
dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan agregrat. Sama
seperti pandangan kaum monetarist, pandangan Keynesian ini lebih banyak
digunakan untuk menerangkan fenomena inflasi dalam jangka pendek.
Karena saham merupakan keikutsertaan dalam suatu perusahaan, maka bila
hal kondisinya sama, seyogyanya secara komparatif saham tidak
berpengaruh terhadap inflasi. Menurut Fama (1981:56) inflasi berpengaruh
negatif terhadap harga saham. Penelitian ini dilakukan berdasarkan
pengamatan dan pengujian yang dilakukan oleh Fama pada tahun 1981.
Wahlroos dan Berglund (1986:75) menemukan bahwa hubungan antara
tingkat inflasi dengan stock return adalah negatif. Inflasi yang semakin
tinggi akan mengindikasikan turunya permintaan uang. Hal ini berpengaruh
terhadap pertumbuhan yang rendah pada kegiatan riil, yang selanjutnya akan
mempengaruhi tingkat keuntungan yang diharapkan sehingga harga saham
menjadi turun.
Dengan naiknya inflasi, maka nilai aktiva perusahaan juga naik
seperti tanah, pabrik dan saham, sehingga harga-harga produk itu akan
menentukan harga barang jadi (Jhon White,1997:9). Berdasarkan penelitian
yang dilakukan Gundono (1999) inflasi tidak berpengaruh signifikan
Nilai tukar (valas) dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar mata uang
terhadap nilai mata uang asing (dalam hal ini melihat dollar sebagai suatu
patokan), pergerakan yang terjadi mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perubahan harga saham dimana sikap para investor yang mengambil
keuntungan jangka pendek (profit taking) terhadap selisih kenaikan harga
yang tergambar dalam pergerakan suatu bursa. Tindakan yang terlalu tamak
dan tak terencana mengakibatkan perubahan yang sangat besar terhadap
harga saham, sehingga kecenderungan sikap investor yang mengambil
tindakan dini dalam menanamkan modal pada pasar saham yang terdaftar
dibursa efek mengakibatkan tatanan kepercayaan publik terhadap suatu
emiten yang dapat mengelola modal investasi yang ada.
Jika emiten memberikan gambaran informasi yang tepat dan akurat,
memberikan kepercayaan yang besar pada investor untuk menanamkan
modalnya secara baik dan benar. Risiko perubahan nilai tukar biasanya
paling berpengaruh pada perusahaan yang sebagian bisnisnya dilakukan
dengan menggunakan mata uang asing, khususnya dollar Amerika.
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa pengaruh nilai tukar sangat
berpengaruh besar terhadap arus kas perusahaan yang diterima. Oleh karena
itu harga saham berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang (nilai kurs),
karena pergerakan suatu emiten yang bertransaksi dengan menggunakan
mata uang asing (dollar Amerika) sebagai suatu transaksi perdagangan
F. Return Saham
Return atau tingkat keuntungan merupakan persentase dari kekayaan pemegang saham untuk sesuatu jangka waktu. Peningkatan dalam rupiah
adalah sama dengan dividen tunai yang diterima dalam satu jangka waktu
ditambah dengan perubahan dalam nilai saham yang berlaku dalam jangka
waktu tersebut (Ahmad Rodoni dan OthmanYong, 2002:11). Return adalah suatu tingkat pengembalian saham yang diharapkan bagi para investor, dan
merupakan suatu harapan bagi investor setelah melakukan investasi. Return
adalah suatu harapan keuntungan di masa yang akan datang tersebut
merupakan kompensasi atas waktu dan resiko yang terkait dengan investasi
yang dilakukan (Tandelilin, 2001:47). Pengembalian suatu investasi adalah
harapan yang diinginkan bagi investor, maka bagi investor return adalah alasan bagi investor untuk menanamkan modalnya. Dan bagi investor tingkat resiko
suatu saham sangat dijauhi, karena sangat berpengaruh pada tingkat
pengembalian saham. Maka bagi para investor harus mengetahui faktor apa
saja yang menjadi pengaruh naik turunya suatu return saham, dan harus memiliki pengetahuan dalam menghindari resiko yang terjadi.
have a capital gain or capital loss on your investment” (Ross, Westernfield,
Jordan, 2008:382). Pengembalian merupakan hasil yang diperoleh dari
investasi. Pengembalian terdiri dari :
1. Pengembalian yang terealisasi (realized return) merupakan pengembalian yang telah terjadi. Pengembalian yang terealisasi dihitung berdasarkan data
historis. Pengembalian yang terealisasi penting karena digunakan sebagai
salah satu pengukuran kinerja dari perusahaan. Pengembalian historis ini
juga berguna sebagai dasar penentuan pengembalian yang diharapkan
(expected return) dan resiko di masa yang akan datang
2. Pengembalian yang diperoleh (expected return) merupakan pengembalian yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda
dengan pengembalian yang terealisasi yang sifatnya telah terjadi,
pengembalian yang diharapkan sifatnya belum terjadi.
Resiko (risk) sering dihubungkan dengan penyimpangan dari hasil yang diterima dengan yang diharapkan. Resiko terdiri dari :
1.Resiko pengembalian yang terealisasi (risk of realized return) merupakan resiko yang telah terjadi atas pengembalian yang terealisasi.
2.Resiko pengembalian yang diharapkan (risk of expected return) merupakan resiko yang akan terjadi atas pengembalian yang diharapkan
(Dermawan Sjahrial, 2009:7).
(Realized Return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan
dan dihitung berdasarkan data hitoris. return ekspektasi (Expected Return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi,
return ekspektasi sifatnya belum terjadi. (Jogiyanto, 2000). Tingkat keuntungan (return) adalah rasio antara pendapatan investasi selama beberapa periode dengan jumlah dana yang diinvestasikan. Tingkat
keuntungan saham yang diterima oleh pemodal dinyatakan sebagai berikut:
Dimana :
Rti: Return Saham
Pti : Harga saham i pada akhir periode
Pti – 1 : Harga saham i pada awal periode
G.Nilai Tukar
1. Pengertian Nilai Tukar Rupiah
Menurut Adiningsih, dkk (1998:155), nilai tukar rupiah adalah harga
rupiah terhadap mata uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah
merupakannilai dari satu mata rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata
uang negara lain. Misalnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS, nilai tukar
Kurs inilah sebagai salah satu indikator yang mempengaruhi aktifitas
dipasar saham maupun pasar uang karena investor cenderung akan
berhati-hati untuk melakukan investasi. Menurunnya kurs Rupiah terhadap mata
uang asing khususnya Dollar AS memiliki pengaruh negatif terhadap
ekonomi dan pasar modal (Sitinjak dan Kurniasari, 2003).
2. Penentuan Nilai Tukar
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar,
yaitu (Madura, 1993):
a.Faktor Fundamental
Faktor fundamental berkaitan dengan indikator-indikator ekonomiseperti
inflasi, suku bunga, perbedaan relatif pendapatan antarnegara,ekspektasi
pasar dan intervensi Bank Sentral.
b.Faktor Teknis
Faktor teknis berkaitan dengan kondisi penawaran dan permintaan devisa
pada saat-saat tertentu. Apabila ada kelebihan permintaan, sementara
penawaran tetap, maka harga valas akan naik dan sebaliknya.
c.Sentimen Pasar
Sentimen pasar lebih banyak disebabkan oleh rumor atau berita-berita
politik yang bersifat insidentil, yang dapat mendorong harga valas naik
atau turun secara tajam dalam jangka pendek. Apabila rumor atau
3. Sistem Kurs Mata Uang
Menurut Kuncoro (2001: 26-31), ada beberapa sistem kurs mata
uang yangberlaku di perekonomian internasional, yaitu:
a.Sistem kurs mengambang (floating exchange rate)
Sistem kurs ini ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa
upaya stabilisasi oleh otoritas moneter. Di dalam sistem kurs
mengambang dikenal dua macam kurs mengambang, yaitu :
1) Mengambang bebas (murni) dimana kurs mata uang ditentukan
sepenuhnya oleh mekanisme pasar tanpa ada campur tangan
pemerintah. Sistem ini sering disebut clean floating exchange rate, di dalam sistem ini cadangan devisa tidak diperlukan karena otoritas
moneter tidak berupaya untuk menetapkan atau memanipulasi kurs.
2) Mengambang terkendali (managed or dirty floating exchange rate) dimana otoritas moneter berperan aktif dalam menstabilkan kurs pada
tingkat tertentu. Oleh karena itu, cadangan devisa biasanya dibutuhkan
karena otoritas moneter perlu membeli atau menjual valas untuk
mempengaruhi pergerakan kurs.
b.Sistem kurs tertambat (peged exchange rate).
Dalam sistem ini, suatu Negara mengkaitkan nilai mata uangnya dengan
suatu mata uang negara lain atau sekelompok mata uang, yang biasanya
merupakan mata uang negara partner dagang yang utama
“Menambatkan“ ke suatu mata uang berarti nilai mata uang tersebut
sebenarnya mata uang yang ditambatkan tidak mengalami fluktuasi tetapi
hanya berfluktuasi terhadap mata uang lain mengikuti mata uang yang
menjadi tambatannya.
c.Sistem kurs tertambat merangkak (crawling pegs).
Dalam sistem ini, suatu negara melakukan sedikit perubahan dalam nilai
mata uangnya secara periodic dengan tujuan untuk bergerak menuju nilai
tertentu pada rentang waktu tertentu. Keuntungan utama sistem ini adalah
suatu negara dapat mengatur penyesuaian kursnya dalam periode yang
lebih lama dibanding sistem kurs tertambat. Oleh karena itu, sistem ini
dapat menghindari kejutan-kejutan terhadap perekonomian akibat
revaluasi atau devaluasi yang tiba-tiba dan tajam.
d.Sistem sekeranjang mata uang (basket of currencies).
Banyak negara terutama negara sedang berkembang menetapkan nilai
mata uangnya berdasarkan sekeranjang mata uang. Keuntungan dari
sistem ini adalah menawarkan stabilitas mata uang suatu negara karena
pergerakan mata uang disebar dalam sekeranjang mata uang.
Seleksi mata uang yang dimasukkan dalam“keranjang“ umumnya
ditentukan oleh peranannya dalam membiayai perdagangan negara
tertentu. Mata uang yang berlainan diberi bobot yang berbeda tergantung
peran relatifnya terhadap negara tersebut. Jadi sekeranjang mata uang
bagi suatu negara dapat terdiri dari beberapa mata uang yangberbeda
e.Sistem kurs tetap (fixed exchange rate).
Dalam sistem ini, suatu Negara mengumumkan suatu kurs tertentu atas
nama uangnya dan menjaga kurs ini dengan menyetujui untuk menjual
atau membeli valas dalam jumlah tidak terbatas pada kurs tersebut. Kurs
biasanya tetap atau diperbolehkan berfluktuasi dalam batas yang sangat
sempit.
H.Inflasi
1. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan barang-barang naik secara umum dan
dalam jangka waktu yang tertentu (Case dan Fair, 1999). Dalam ilmu
ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat
yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang.
Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai
mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan
tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi
belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses
kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua
yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator. Pada
urnumnya inflasi bermakna "kenaikan yang berterusan dalarn tingkat harga
2. Timbulnya Inflasi
Timbulnya inflasi dapat dilihat dari :
a. Berdasarkan keparahan inflasi
1) Inflasi ringan, dibawah 10% setahun
2) Inflasi sedang, antara 10% - 30% setahun
3) Inflasi berat, 30% - 100% setahun
4) Hiperinflasi di atas 100% setahun
b. Berdasarkan timbulnya inflasi
1) inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation),
inflasi ini timbul karena defisit anggaran belanja negara dan gagalnya
pasar yang berakibat harga kebutuhan pokok menjadi mahal.
2) inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)
terjadi karena kenaikan harga barang di negara lain, biaya produksi
barang luar negeri tinggi, kenaikan impor tarif barang
c. Berdasarkan sebab-sebab timbulnya inflasi, dapat digolongkan:
1) Tarikan permintaan (demand pull inflation)
Inflasi ini terjadi karena permintaan agregat masyarakat akan berbagai
macam barang terus meningkat, misalnya bertambahnya pengeluaran
pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan uang baru dan
bertambahnya pengeluaran investasi swasta karena kemudahan kredit
2) Desakan biaya (cost push inflation)
Inflasi ini diakibatkan oleh kenaikan ongkos produksi, biasanya
diawali dengan kenaikan biaya produksi, seperti kenaikan upah,
kenaikan harga bahan modal, berkurangnya jumlah penawaran,
naiknya harga barang yang dibarengi dengan turunnya jumlah
produksi
3) Inflasi campuran, terjadi karena kombinasi unsur inflasi tarikan dan
inflasi dorongan biaya.
4) Inflasi impor, terjadi karena pengaruh inflasi luar negeri dan adanya
perdagangan antar negara. Misalnya: suatu negara sedang mengalami
inflasi, kemudian hasil produksi dari negara tersebut dibutuhkan oleh
negara lain dan diimpor, maka harga barang tersebut meningkat.
3. Cara Mengatasi Inflasi
Usaha untuk mengatasi terjadinya inflasi harus dimulai dari
penyebab terjadinya inflasi supaya dapat dicari jalan keluarnya. Secara
teoritis untuk mengatasi inflasi relatif mudah, yaitu dengan cara mengatasi
pokok pangkalnya, mengurangi jumlah uang yang beredar.
Berikut ini kebijakan yang diharapkan dapat mengatasi inflasi:
a. Kebijakan Moneter
Segala kebijakan pemerintah di bidang moneter dengan tujuan
menjaga kestabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.