• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis

5. Pasca Panen

Umbi hasil panen dibawa ke gudang dan disimpan di ruangan dalam kondisi bersih dan aman agar terlindung dari sinar matahari sebab cahaya dapat menyebabkan pertumbuhan tunas, selain itu juga harus terlindung dari hujan dan kehilangan. Agar kondisi umbi dalam keadaan baik maka gudang harus memenuhi syarat seperti fentilasi cukup, dan lantai terbuat dari kayu agar dapat memberikan pertukaran udara bagi umbi. Untuk mencegah serangan hama dan penyakit, pada permukaan umbi diberi insektisida Agrosip dengan dosis 2 kg per ton dengan cara ditabur tipis-tipis.

Di gudang penyimpanan ini dilakukan sortasi dan grading. Sortasi merupakan kegiatan memisahkan umbi kentang berdasarkan kualitas yaitu umbi yang bagus dan yang jelek seperti belah karena cangkul, cacat, dan busuk. Sedangkan grading adalah kegiatan memisahkan umbi berdasarkan ukuran. Proses persiapan bibit kentang dilakukan melalui beberapa tahap dimulai dari sortasi dan grading I, pengangkutan ke gudang, penyimpanan dan sortasi grading II, penggasan, penyimpanan dan sortasi III, penyimpanan dan sortasi IV, sampai persiapan sertifikasi oleh BPSBTPH.

Kegiatan sortasi dan grading I dilakukan saat umbi masih di kebun. Umbi

bibit dipisahkan dengan ukuran XL (> 200 gram), L (61-200 gram), MS (< 61 gram), serta umbi yang afkir (luka akibat tercangkul). Umbi tersebut

dikumpulkan berdasarkan ukuran dan dimasukkan ke dalam karung jaring plastik berisi 38-40 kg. Kemudian umbi diangkut ke dalam truk dan dibawa ke gudang penyimpanan. Setelah seminggu atau tergantung kondisi setelah panen dilakukan sortasi dan grading II. Umbi bibit ukuran MS (<61 gram) dipisahkan lagi menjadi ukuran M (31-60 gram) dan S (<30 gram).

46

Kegiatan perlakuan gas bertujuan untuk mempercepat masa dormansi dan mencegah dari serangan hama dan penyakit. Kegiatan ini dilakukan bila kebutuhan dan permintaan umbi meningkat. Jenis obat yang digunakan untuk perlakuan gas adalah CS2 dengan dosis 800 ml per 8 ton umbi kentang. Obat diletakkan pada tumpukan krat kentang. Kegiatan perlakuan gas dilakukan selama 24 jam.

Setelah umbi digas, kemudian disimpan kembali di gudang penyimpanan. Untuk mencegah hama dan penyakit, permukaan atas umbi diberi insektisida Agrosip dengan dosis 2 kg per ton dengan cara ditabur tipis-tipis, kemudian krat disusun. Sortasi III dilakukan untuk memisahkan umbi yang afkir, umbi yang telah keluar tunas, dan yang belum keluar tunas. Masing-masing umbi yang telah disortir diletakkan pada krat yang berbeda. Kegiatan sortasi tetap dilakukan sampai pemeriksaan umbi oleh BPSBTPH.

Pemeriksaan umbi oleh BPSBTPH dilaksanakan antara 1-3 hari setelah kegiatan sortasi yang terakhir. Pengawas akan memeriksa kurang lebih 1 000 butir umbi secara acak dari setiap lot umbi. Setelah permintaan penangkar bibit dinyatakan lulus pemeriksaan, BPSBTPH akan mengeluarkan sertifikat dan label. Label tersebut dicantumkan nama penangkar, alamat, jenis tanaman, varietas, nomor lot, berat setiap kemasan, tanggal panen, ukuran umbi, dan tanggal pemasangan label.

Kehilangan hasil panen digudang disebabkan diantaranya oleh penyimpanan umbi yang terlalu lama sehingga membuat umbi menjadi busuk, tempat penyimpanan yang kurang baik sehingga meyebabkan tempat menjadi lembab dan berpengaruh pada umbi, dan ikut terbawa umbi yang busuk saat panen sehingga menularkan pada umbi yang masih bagus.

Hasil panen di kebun Gambung Blok Panarikan 1 sebanyak 44 550 kg. Setelah disortasi kehilangan hasilnya untuk umbi yang busuk sebanyak 336 kg dan umbi yang hilang karena tidak tersortir, jatuh di lantai, atau tercampur dengan bibit yang lain sebanyak 8 304 kg. Sehingga kehilangan hasil panen saat di gudang yaitu 19.39 %.

6. Pemasaran

Kegiatan pemasaran merupakan hal yang penting dari usaha pertanian. Kegiatan ini meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang. Penjualan kentang bibit dilakukan di gudang penyimpanan. Kentang bibit yang dijual meliputi kentang G0, G1, G2, G3, dan G4 dengan harga yang berbeda (Lampiran 9). Pengemasan untuk penjualan kentang bibit diantaranya menggunakan waring tali plastik, tolok bambu, dan peti kayu (Gambar 18).

a. Kemasan Tolok Bambu b. Kemasan Peti Kayu

c. Kemasan Waring Tali Plastik

Gambar 18. Kemasan Penjualan Kentang Bibit

Pengemasan kentang disesuaikan dengan permintaan konsumen. Kemasan tolok bambu dan waring tali plastik digunakan apabila jarak angkut dari gudang pembelian dengan tempat pembelinya lebih dekat, sedangkan kemasan peti kayu digunakan untuk pembelian jarak jauh. Keuntungan dari kemasan peti kayu yaitu jika terjadi goncangan, bibit tidak saling berbenturan dan tidak jatuh di lantai

48

karena tertahan peti kayu. Namun apabila menggunakan kemasan peti kayu harga penjualan bertambah Rp 10 000 untuk setiap peti kayu. Data penjualan bibit kentang G2, G3, dan G4 di Hikmah Farm pada tahun 2004-2006 terlihat pada Gambar 19. 0 50000 100000 150000 200000 2004 2005 2006 tahun v o lu m e pe n jua la n (to n) Umbi G2 Umbi G3 Umbi G4

Gambar 19. Penjualan Kentang Bibit G2, G3, dan G4 di Hikmah Farm pada Tahun 2004-2006

Penjualan kentang bibit G2 mengalami penurunan dari tahun 2004 ke tahun 2006, bahkan pada tahun 2006 tidak menjual kentang bibit G2. Hal ini disebabkan kesulitan dalam pengadaan benih G1 karena selain memerlukan perawatan yang intensif dipengaruhi juga oleh bibit yang masih sedikit jumlahnya. Berbeda dengan kentang bibit G3 dan G4. Pada tahun 2005 sempat mengalami kenaikan volume penjualan, namun pada tahun 2006 mengalami penurunan penjualan. Hal ini berkaitan dengan jumlah bibit kentang yang akan digunakan untuk pembibitan jumlahnya masih sedikit, selain itu teknik budidaya yang diterapkan juga sangat berpengaruh. Apabila teknik budidaya dilakukan dengan tepat maka akan berpengaruh pada kualitas dan kuantitas umbi kentang.

Penanaman Umbi Kentang G4

Umbi Kentang G4 merupakan generasi terakhir dari bibit bersertifikat. Penanaman kentang G4 akan menghasilkan umbi G5 yang dijadikan kentang konsumsi. Umbi G5 apabila ditanam akan menghasilkan kentang yang bersifat lokal dan tidak dapat dijadikan sebagai bibit. Karena semakin tinggi generasi kentang maka peluang untuk terinfeksi penyakit semakin tinggi pula.

Secara umum teknik budidaya penanaman umbi kentang G4 sama dengan penanaman umbi generasi sebelumnya. Pengolahan tanah yang dilakukan adalah

secara konvensional yaitu menggunakan cangkul. Bedengan dibuat untuk melindungi kerusakan akar umbi kentang terhadap genangan air. Sebab akar tanaman kentang sangat peka terhadap genangan air sehingga mudah mengalami pembusukan dan perkembangan tanaman terganggu. Pada umumnya bedengan dibuat dengan panjang 6 m, lebar 76 cm, dan jarak antar bedengan atau parit 15-20 cm. Hal ini untuk memudahkan dalam kegiatan pemeliharaan tanaman.

Sebelum dilakukan kegiatan penanaman umbi kentang, lahan penanaman dipupuk terlebih dahulu. Jenis dan jumlah pupuk yang diberikan pada kentang harus dalam komposisi yang seimbang sebab pemberian suatu unsur hara yang kurang atau lebih akan menyebabkan produksi rendah. Pupuk dasar yang diberikan antara lain pupuk hayati, pupuk kandang, dan pupuk kimia. Aplikasi pupuk yang pertama diberikan yaitu pupuk hayati emas (PHE) dengan dosis 200 kg per hektar. Bahan aktif dari PHE terdiri dari bakteri penambat N, mikroba pelarut hara P dan K, dan mikroba pemantap agregat. Pupuk tersebut ditabur diantara bedengan yang telah dibuat untuk penanaman. Selanjutnya disebar pupuk kandang yang diletakkan di atas pupuk hayati.

Pupuk kandang yang digunakan biasanya berasal dari kotoran ayam atau sapi sebanyak 14-18 ton per ha. Pupuk yang terakhir diberikan yaitu pupuk anorganik. Pupuk anorganik yang diberikan yaitu pupuk yang sudah dicampur sebelumnya di gudang meliputi Ponska 500 kg/ha, Superfos 600 kg/ha, Urea 100 kg/ha, KST 200 kg/ha, dan Kornkali sebanyak 150 kg/ha. Pupuk tersebut disebar di atas pupuk hayati dan pupuk kandang sehingga ketiga pupuk tersebut tertumpuk menjadi satu. Kemudian pupuk ditutup dengan tanah yang berasal dari bedengan di kanan dan kiri sehingga letak bedengan berpindah, yang semula parit menjadi bedengan baru.

Pembuatan jarak tanam umbi menggunakan tugal dari kayu. Jarak tanam yang digunakan untuk kentang konsumsi yaitu 76 cm x (25-45) cm. Kegiatan penanaman dilakukan setelah lubang tanam dibuat. Bibit yang siap untuk ditanam yaitu bibit yang sudah tumbuh minimal 4 mata tunas. Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan mata tunas menghadap ke atas. Setelah semua bibit ditanam dalam satu bedengan maka langsung ditimbun dengan tanah. Kegiatan pemeliharaan tanaman kentang konsumsi dilakukan sampai tanaman dipanen.

50

Kegiatan tersebut meliputi penyiangan gulma, pembumbunan, pemupukan susulan, dan pengendalian hama dan penyakit.

Penyiangan gulma merupakan kegiatan membuang tanaman pengganggu di areal tanaman kentang. Kegiatan ini dapat dilakukan secara manual dengan mencabut dan membuang gulma tersebut. Penyiangan gulma dapat pula dengan cara dicangkul kemudian dikumpulkan. Penyiangan dilakukan saat tanaman berumur 20-30 hari setelah tanam (HST) atau setelah terlihat adanya gulma yang tumbuh.

Pembumbunan adalah kegiatan pengolahan lahan secara ringan di sekitar tanaman dan dilanjutkan dengan menaikkan tanah sehingga dapat meninggikan bedengan. Kegiatan pembumbunan ini dilakukan dua kali. Pembumbunan yang pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 28-30 HST. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan pemupukan susulan. Tanah di parit dicangkul dan diangkat kemudian diletakkan di atas bedengan tanaman. Ketinggian tanah bedengan untuk pembumbunan pertama sekitar 10 cm. Pembumbunan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 35-40 HST dengan cara yang sama pada pembumbunan pertama, tanah dinaikkan sekitar 10 cm sehingga ketinggian pembumbunan akhir sekitar 20 cm.

Pemberian pupuk susulan dapat menyokong pertumbuhan tanaman kentang. Pupuk susulan diberikan sebanyak dua kali, yang pertama dilakukan bersamaan dengan pembumbunan pertama pada umur 28-30 HST. Jenis pupuk yang diberikan adalah kotoran kelelawar sebanyak 800 kg per hektar. Penggunaan kotoran kelelawar karena di daerah tersebut banyak tersedia. Pupuk susulan juga dapat menggunakan Ponska atau pupuk lain. Pupuk susulan yang kedua diberikan bersamaan dengan pembumbunan yang kedua yaitu saat tanaman berumur 35-40 HST dosis 200 kg per hektar. Pupuk diletakkan diantara tanaman dengan cara disebar kemudian ditutup dengan tanah.

Pengairan tanaman kentang dilakukan dengan sawah tadah hujan pada musim penghujan. Pengairan saat musim kemarau menggunakan sprinkler. Pemberian air dilakukan pada 5-7 hari sekali atau tergantung keadaan tanaman di lapang. Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara manual dan menggunakan bahan kimia. Secara manual dilakukan dengan mencabut dan

membuang tanaman yang terserang supaya tidak menjalar ke tanaman yang lain. Pengendalian hama dan penyakit yang menggunakan bahan kimia dilakukan dengan cara penyemprotan memakai alat power sprayer. Pestisida dilarutkan dalam 200 liter air dalam satu drum. Terdapat tiga kriteria umur tanaman. Pertama pada tanaman yang sangat muda berumur 15-30 HST, tanaman muda dengan umur 30-60 HST, dan tanaman tua dengan umur 60-100 HST.

Pada tanaman yang sangat muda (15-30 HST) tidak diberi pestisida tetapi hanya diberi unsur hara agar pertumbuhan tanaman lebih cepat. Tanaman ini setiap hektar membutuhkan 3 drum larutan unsur hara dengan volume semprot 600 liter per hektar. Penyemprotan pada tanaman muda (30-60 HST) membutuhkan sebanyak 5 drum campuran pestisida dengan volume semprot 1 000 liter per hektar. Penyemprotan pestisida tahap akhir dilakukan pada tanaman tua (60-100 HST). Tanaman umur ini membutuhkan sebanyak 4 drum per hektar dengan volume semprot 800 liter per hektar.

Kegiatan pemanenan merupakan tahap akhir dari teknik budidaya tanaman yang menentukan produksi yang dihasilkan. Pelaksanaan panen harus dilakukan dengan benar dan tepat waktu, cara, dan kriteria umbi yang dipanen. Panen tanaman kentang konsumsi dilakukan pada umur 110-120 HST. Sepuluh hari sebelum panen tanaman diberi herbisida Gramoxone dengan dosis 1 200 ml dengan volume semprot 800 liter per hektar. Tujuan pemberian herbisida adalah untuk mematikan gulma dan membuat batang tanaman kentang menjadi kering sehingga memudahkan pekerjaan panen serta memudahkan umbi lepas dari stolon. Pemanenan yang terlalu awal dapat menyebabkan rendahnya produksi dan kulit umbi dapat terkelupas sehingga terinfeksi busuk umbi dan tidak dapat disimpan lama.

Umbi diambil secara manual dengan tangan dan diletakkan di pinggir bedengan. Umbi dibiarkan sekitar 1 jam di lahan agar terkena sinar matahari langsung sehingga tanah yang menempel pada umbi menjadi kering. Kemudian umbi dipisahkan berdasarkan ukurannya dan dimasukkan dalam karung plastik. Hasil panen diangkut ke dalam truk dan dibawa ke gudang kemudian disortasi.

52

Seperti halnya lahan bekas penanaman kentang bibit, lahan bekas panen kentang konsumsi juga disewakan kepada bandar kentang untuk dicangkul dan diambil lagi kentang yang masih tersisa dan tertinggal di lahan.

Umbi hasil panen dibawa ke gudang dan disimpan di ruangan dalam kondisi bersih dan aman. Di gudang penyimpanan ini dilakukan pencucian kentang sebelum disortasi dan grading. Seperempat bagian waring tali plastik berisi kentang (± 9.5 kg) dimasukkan dalam bak pencucian yang berisi air bersih kemudian dibersihkan sampai tanah yang menempel pada kentang terlepas. Setelah kentang bersih kentang diletakkan di atas lantai kayu hingga kering.

Umbi untuk konsumsi dipisahkan dengan ukuran AL (> 200 gram), AB (126-200 gram), ABC (100-125 gram), AR (< 100 gram), dan umbi yang afkir (luka akibat tercangkul). Umbi tersebut dikumpulkan berdasarkan ukuran dan dimasukkan ke dalam karung jaring plastik berisi 38-40 kg. Umbi konsumsi ukuran AR (< 100 gram) dipisahkan lagi menjadi ukuran D (33-99 gram) dan Ares (<33 gram).

Hikmah Farm memasarkan produk kentang konsumsi ke pasar tradisional dan pasar swalayan. Pasar tradisional yang menjadi tujuan pemasaran antara lain pasar Pangalengan Bandung, pasar Caringin Bandung, pasar Kramatjati Jakarta, dan pasar Kemang Bogor. Penjualan kentang di pasar tradisional dilakukan oleh karyawan Hikmah Farm dengan melakukan transaksi dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya. Harga kentang konsumsi yang bagus berkisar antara Rp 3 800 sampai Rp 4 000 per kilogram, atau bergantung harga dipasaran. Sedangkan kentang afkir yang rusak mekanik (umbi terbelah) dijual dengan harga antara Rp 2 500 sampai Rp 3 000 per kilogram. Kegiatan ini biasa dilakukan pagi hari dengan bandar-bandar yang ada di pasar.

Kentang konsumsi yang dijual di pasar swalayan adalah kultivar Granola, Pinky, dan Atlantik. Daerah yang menjadi tujuan pemasaran yaitu Bandung dan Jakarta. Daerah pemasaran di Bandung meliputi PT. Yogya Toserba, PT. Makro Indonesia, dan PT. Setiabudi. Sedangkan daerah pemasaran di Jakarta meliputi Hero dan PT Lion Superindo. Harga penjualan di supermarket PT Lion Superindo, PT Makro Indonesia, dan PT Yogya Toserba tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 10, 11, dan 12.

Kemasan kentang yang dijual di supermarket menggunakan jaring tali kecil (polinet) berisikan 1.5 kg dan 2 kg serta memakai label. Label yang digunakan ada 3 macam (Gambar 20) yaitu warna hijau untuk kentang kultivar Granola (kentang konsumsi), warna kuning untuk kentang kultivar Atlantik (kentang goreng), warna merah untuk kentang kultivar Pinky (campuran masakan). Ada juga yang menggunakan waring tali plastik untuk kentang ukuran 5, 10, 20, dan 40 kg. Harga kentang kultivar Granola sekitar Rp 6 800/kg, kentang kultivar Atlantik sekitar Rp 7 500/kg, sedangkan kentang kultivar Pinky sekitar Rp 8 200. Harga tersebut dapat berubah sesuai dengan permintaan dan harga dipasaran.

a. Kultivar Granola b. Kultivar Pinky

c. Kultivar Atlantik

54

Aspek Manajerial

Aspek manajerial yang dilakukan di Hikmah Farm yaitu sebagai asisten mandor selama satu bulan dan asisten kepala kebun selama satu bulan terakhir.

Asisten Mandor

Mandor dalam setiap kebun baik jumlah maupun tugasnya berbeda-beda. Namun secara umum tugas pokok mandor sama yaitu mengawasi dan membimbing karyawan dalam setiap kegiatan budidaya kentang maupun pasca panen. Setiap mandor kebun mempunyai pekerja yang harus diawasi tersendiri. Pekerja wanita diawasi oleh satu mandor dan pekerja pria diawasi oleh satu mandor. Ada pula mandor yang mengawasi keduanya baik pekerja pria maupun wanita. Mandor juga bertugas mengamati perkembangan tanaman, menetapkan kebijakan kegiatan kerja di lapang dan bertanggung jawab atas segala aktivitas dan hasil kerja di kebun kepada kepala kebun.

Kehadiran para pekerja ditulis setiap hari oleh mandor dalam buku absensi untuk mengetahui jumlah karyawan yang bekerja pada hari itu dan untuk diperhitungkan pembayaran setiap bulannya. Ada pekerja yang sifatnya harian ada juga yang borongan. Untuk pekerja harian, gaji karyawan ditentukan oleh berapa hari karyawan tersebut bekerja dalam 1 bulan. Sedangkan pekerja borongan, gajinya ditentukan oleh prestasi kerja karyawan tersebut. Setiap kebun ada buku besar masing-masing untuk mengetahui kebutuhan fisik maupun biaya pekerjaan yang digunakan.

Selama kegiatan pemupukan berlangsung mandor mengawasi dan memeriksa hasil pekerjaan karyawan. Jika terdapat bedengan yang belum rata diberi pupuk maka mandor mencontohkan cara menebar pupuk. Kegiatan pemupukan harus dilakukan dengan teknik yang benar, serta pemberian pupuk yang tepat dosis, tepat cara, dan tepat waktu agar dihasilkan produksi kentang yang maksimal.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan pestisida. Setiap kebun kegiatan ini diawasi oleh satu mandor. Mandor yang menentukan pestisida apa yang dipakai serta jenis, dosis, dan volume yang digunakan. Mandor mengawasi karyawan secara langsung. Mandor

mencontohkan cara menyemprot yang benar dan membagi blok mana saja yang disemprot. Kendala yang dihadapi selama penyemprotan adalah kebocoran selang sehingga menghambat pekerjaan.

Pemanenan dilakukan apabila tanaman telah memenuhi kriteria panen seperti usia tanaman mencapai 100 HST. Kegiatan ini dilakukan apabila telah mendapat persetujuan dari manajer areal. Sebelum kegiatan panen berlangsung mandor memberi pengarahan mengenai batas blok yang akan dipanen.

Asisten Kepala Kebun

Kepala kebun hanya dipegang oleh satu orang dalam setiap kebun. Tugas kepala kebun diantaranya membuat laporan harian kebun berisi daftar hadir karyawan. Selain itu ada laporan mingguan seperti laporan modal kebun dan laporan modal karyawan. Laporan modal kebun berisi jumlah bibit yang ditanam di lahan, hasil panen, serta biaya-biaya produksi yang digunakan, sedangkan laporan modal karyawan berisi prestasi kerja karyawan selama satu bulan.

Laporan-laporan tersebut dimasukkan dalam buku besar kebun yang ada di kantor. Waktu untuk melaporkan tergantung setiap kepala kebun, ada yang melaporkan setiap hari, tiga hari sekali, dan seminggu sekali.

Selain mengkooordinir semua aktivitas masing-masing kebun dan mengontrol karyawan serta mandor di lapang, kepala kebun juga membuat perencanaan kerja. Perencanaan tersebut meliputi kegiatan budidaya tanaman di lapang, seperti waktu pengolahan lahan, jadwal penanaman, kegiatan pemeliharaan, serta waktu panen.

Semua kegiatan budidaya yang telah direncanakan kepala kebun didiskusikan dengan manajer areal. Setelah mendapat persetujuannya maka kegiatan yang telah direncanakan tersebut dilaksanakan bersama-sama dengan mandor. Kepala kebun bertanggung jawab atas kegiatan yang telah berlangsung di lapang kepada manajer area baik kegiatan budidaya maupun kegiatan sortasi di lapang.

PEMBAHASAN

Produksi Bibit kentang

Kegiatan produksi bibit kentang membutuhkan sumberdaya modal yang tinggi dan membutuhkan perencanaan dalam pengusahaannya. Produksi bibit kentang diawali dengan permohonan sertifikasi kepada Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH). Pemohon harus memenuhi ketentuan yaitu memiliki benih sumber, mempunyai fasilitas penangkaran, dan memelihara dan mengatur lahan pertanaman. Penangkar harus mengggunakan bibit kentang yang bebas hama dan penyakit. Areal penangkaran kentang berada di daerah dataran tinggi, bukan bekas pertanaman Solanaceae, dan terisolasi dari tanaman kentang yang lain dengan jarak minimal 10 meter. Pemeriksaan pendahuluan dilakukan sebulan sebelum tanam meliputi nama dan alamat pemohon, letak penangkaran, luas areal penangkaran, rencana tanggal tanam, dan sumber benih. Pemeriksaan lapang pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 30-40 HST, sedangkan pemeriksaan lapang kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 40-50 HST, pemeriksaan umbi merupakan tahap pemeriksaan yang terakhir. Tabel 13 merupakan hasil pemeriksaan pembibitan kentang G2 oleh BPSBTPH dari pemeriksaan di lapang sampai sortasi umbi di kebun Pajaten Blok Pasir Hayam 1.

Tabel 13. Hasil Pemeriksaan Pembibitan Kentang G2 di Kebun Pasir Hayam Pemeriksaan Umur bibit

(HST) Faktor yang ditemukan % serangan Pertama 33 Virus 0.1 Layu Bakteri 0.3

Kedua 39 Layu Bakteri 0.4

Ketiga 53 Rhizoktonia 0.5

Layu Bakteri 0.2

Keempat 158 Scab 0.4

Busuk kering 0.2

Sumber : BPSBTPH, 2009

Hasil pemeriksaan tersebut dinyatakan lulus karena serangan penyakit yang ditimbulkan tidak melampaui batas standar toleransi pemeriksaan baik di lapang maupun umbi kentang.

Perbanyakan stek dari bibit induk berupa planlet akan menghasilkan umbi kentang kelas G0 yang merupakan generasi vegetatif nol. Setelah menghasilkan benih G0 tahap perbanyakan selanjutnya adalah bibit kentang G1 yang ditanam pada media tanah di screenhouse (rumah kasa).

Setelah menghasilkan bibit G1 maka bila diperbanyak akan menghasilkan bibit G2 dan perbanyakan dilakukan di lapang. Bibit G2 ini bila diperbanyak akan menghasilkan bibit G3. Bibit G3 bila diperbanyak akan menghasilkan bibit G4. Kegiatan pembibitan hanya sampai generasi keempat. Untuk menghasilkan kentang konsumsi maka dilakukan penanaman bibit G4.

Budidaya Pembibitan Kentang

Pembibitan Kentang G0

Bibit G0 dihasilkan dari penanaman planlet dari bibit induk yang telah di stek. Kegiatan pembibitan ini dilakukan dalam greenhouse sebab perawatan dan pengawasan lebih intensif. Fungsi dari greenhouse diantaranya menghindari terpaan air hujan yang dapat merusak tanaman, menghindarkan lahan dari kondisi yang becek, mengurangi intensitas cahaya yang masuk sehingga daun tidak terbakar pada saat terik, serta mengurangi tingkat serangan hama dan penyakit. Media tanam yang digunakan yaitu arang sekam. Arang sekam mempunyai sifaf porous (berpori-pori), tidak kotor, dan cukup menahan air. Penggunaan arang sekam ini bertujuan agar menghasilkan umbi yang lebih banyak sebab ruang gerak umbi lebih lebar. Setiap dilakukan penanaman, arang sekam diganti dengan arang

Dokumen terkait