Pasokan energi (sektor suplai) terdiri dari Minyak Bumi, Gas Bumi, Batubara, dan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) non pembangkit. Sementara EBT pembangkit dijelaskan secara lebih rinci pada pedoman transformasi (Pembangkit Listrik).
a. Minyak Bumi
Pasokan energi primer untuk pemenuhan kebutuhan minyak bumi dalam negeri terdiri dari produksi dan impor minyak mentah, serta impor BBM.
Minyak mentah untuk kebutuhan dalam negeri diperoleh dari sebagian produksi minyak dalam negeri dan impor. Kemudian minyak mentah tersebut diolah dalam kilang dalam negeri untuk menghasilkan BBM dan produk kilang lainnya (non BBM). Selanjutnya BBM dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik dan sektor pengguna lainnya yaitu industri, transportasi, rumah tangga, komersial dan sektor lainnya. Ilustrasi arus kebutuhan-pasokan minyak bumi:
Gambar 19. Arus Kebutuhan-Pasokan Minyak Bumi Dari flow chart di atas maka data yang dibutuhkan adalah
Tabel 36. Daftar Kebutuhan Data Suplai Minyak Bumi
No Kebutuhan Data Satuan Sumber Data Keterangan
1 Produksi Minyak Bumi
MBOE KESDM, SKK Migas
Produksi minyak bumi jangka panjang dihitung dengan memasukkan data realisasi KKKS eksplorasi dan eksploitasi, juga termasuk asumsi penambahan cadangan migas dan EOR.
57
No Kebutuhan Data Satuan Sumber Data Keterangan
2 Impor dan ekspor minyak bumi
MBOE KESDM, SKK Migas
Impor minyak dibutuhkan untuk memenuhi input kilang
3 Kilang KESDM, SKK
Migas
a. Kapasitas MBOE KESDM, SKK Migas
Kapasitas terpasang kilang minyak b. Asumsi kemampuan pengolahan MBOE KESDM, SKK Migas Kemampuan pengolahan kilang adalah kapasitas maksimum kilang yang dapat digunakan untuk mengolah minyak. Dari data historis, kapasitas pengolahan adalah 87% dari Kapasitas terpasang c. Hasil Produk
Kilang
MBOE KESDM, SKK Migas
Total volume produk BBM dan Non BBM yang dihasilkan oleh kilang minyak 4 Kebutuhan BBM dan Non BBM dalam 1 Provinsi MBOE Pemprov, KESDM, Pertamina
Dihasilkan dari perhitungan total penggunaan BBM sektor pengguna
5 Ekspor dan Impor BBM dan Non BBM dalam 1 Provinsi
MBOE Pemprov, KESDM
a. Ekspor BBM: kebutuhan BBM provinsi lebih kecil dari suplai
b. Impor BBM: kebutuhan BBM Provinsi lebih besar dari suplai
Dengan format excel sebagai berikut:
Tabel 37. Format Excel Suplai Minyak Bumi
Satuan MBOE 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 1 Produksi 100.00 2 Ekspor 50.00 3 Impor 80.50 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 130.50 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 II. Kilang 4 Kapasitas Kilang 150.00
5 Kemampuan Pengolahan Kilang 130.50 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
6 Hasil produk Kilang 102.35 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
7 Produksi a. BBM 76.77 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 b. Non BBM 25.59 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 8 Kebutuhan a. BBM 200.00 b. Non BBM 100.00 9 Ekspor a. BBM 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 b. Non BBM 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 10 Impor a. BBM 123.23 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 b. Non BBM 74.41 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 I. Minyak Bumi
Total Minyak Bumi
58 Dengan data yang diperoleh, terdapat beberapa arah kebijakan bersifat nasional yang dapat dilaksanakan oleh Daerah, antara lain seperti:
1. Pengurangan ketergantungan impor BBM Regional secara bertahap dan menghentikan impor BBM paling lambat tahun 2025;
2. Memfasilitasi atau menginisiasi pembangunan SPBU/Storage BBM yang harus dibangun berdasarkan jumlah kebutuhan BBM daerah tersebut; 3. Memfasilitasi pembangunan kilang baru sehingga membantu
meningkatkan kapasitas kilang minyak nasional menjadi lebih dari 2 juta barel per hari pada tahun 2025; dan
4. Perencanaan penerimaan APBD yang bersumber dari SDA migas, sehingga dapat membantu daerah dalam membuat perencanaan pembangunan utamanya infrastruktur yang lebih baik.
b. Gas Bumi
Pasokan energi pimer untuk pemenuhan kebutuhan gas bumi dalam negeri berasal dari produksi gas bumi domestik, produksi CBM, impor gas bumi dan impor LPG. Pasokan dalam negeri didapat setelah gas bumi
dan CBM melalui proses transformasi yaitu kilang, fasilitas pengolahan, dan pembangkit listrik, yang menghasilkan energi final berupa listrik, LPG dan
Dimethyl Ether (sebagai campuran LPG). Adapun terdapat pula pemanfaatan
langsung gas bumi yaitu melalui jaringan gas kota, dan tabung Adsorbed
Natural Gas (ANG) yaitu tabung dengan teknologi khusus untuk menyimpan
gas bumi dalam tekanan yang aman dan volume yang memadai. Ilustrasi arus kebutuhan-pasokan gas bumi adalah
59 Dari flow chart di atas maka data yang dibutuhkan adalah
Tabel 38. Daftar Kebutuhan Data Suplai Gas Bumi
No Kebutuhan Data Satuan Sumber Data Keterangan
1 Produksi Gas Bumi
MMSCFD KESDM, SKK Migas
Produksi minyak bumi jangka panjang dihitung dengan memasukkan data realisasi KKKS eksplorasi dan eksploitasi, juga termasuk asumsi
penambahan cadangan migas.
2 Produksi CBM MMSCFD KESDM, SKK Migas
3 Ekspor Gas Bumi (pipa dan LNG) MMSCFD KESDM, SKK Migas 4 Pemanfaatan Gas Bumi sbg input kilang
a. Kilang Minyak MMSCFD KESDM, SKK Migas
Gas digunakan sebagai operasional kilang b. Kilang LPG MMSCFD KESDM, SKK
Migas
Hasil kilang berupa LPG untuk domestik (asumsi proses efisiensi sebesar 100%)
c. Kilang LNG MMSCFD KESDM, SKK Migas
Hasil kilang berupa LNG untuk ekspor dan domestic (asumsi proses efisiensi sebesar 90%)
d. Kilang DME MMSCFD KESDM, SKK Migas
Hasil kilang berupa DME untuk domestik sebagai substitusi LPG (asumsi proses efisiensi sebesar 90%) 5 Pemanfaatan Gas Bumi langsung untuk sektor pengguna MMSCFD KESDM, SKK Migas
Gas digunakan sebagai bahan bakar di sektor pengguna 6 Total Pemanfaatan Gas Bumi domestik MMSCFD KESDM, SKK Migas
Pemanfaatan gas domestik adalah total seluruh
kebutuhan gas bumi dalam negeri, baik untuk kilang, pembangkit, dan
60
No Kebutuhan Data Satuan Sumber Data Keterangan
pemanfaatan langsung ke sektor pengguna
7 Impor Gas Bumi MMSCFD KESDM, SKK Migas
Total Produksi (Gas Bumi dan CBM) dikurangi total pemanfaatan gas domestik 8 Produksi LNG MMSCFD KESDM, SKK
Migas
Data berdasarkan hasil kilang LNG 9 Pemanfaatan LNG MMSCFD KESDM, SKK Migas LNG digunakan sebagai bahan bakar sektor pengguna dan ekspor 10 Produksi DME MMSCFD KESDM, SKK
Migas
Data berdasarkan hasil kilang DME
11 Pemanfaatan DME
MMSCFD KESDM, SKK Migas
DME digunakan sebagai bahan bakar sektor pengguna
12 Produksi Gas ANG
MMSCFD KESDM, SKK Migas
Gas ANG digunakan
sebagai bahan bakar sektor pengguna
13 Pemanfaatan ANG
MMSCFD KESDM, SKK Migas
Gas ANG digunakan
sebagai bahan bakar sektor pengguna
14 Produksi LPG MMSCFD KESDM Data berdasarkan hasil kilang LPG
15 Pemanfaatan LPG MMSCFD KESDM LPG digunakan sebagai bahan bakar sektor pengguna
16 Impor LPG MMSCFD KESDM Impor LPG dihitung
berdasarkan total kebutuhan LPG dikurangi produksi LPG
61 Dengan format excel sebagai berikut:
Tabel 39. Format Excel Suplai Gas Bumi
Dengan data yang diperoleh, terdapat beberapa arah kebijakan bersifat nasional yang dapat dilaksanakan oleh daerah, antara lain seperti:
1. Memfasilitasi hal-hal yang diperlukan dalam rangka peningkatan produksi gas nasional;
2. Perencanaan penerimaan APBD yang bersumber dari SDA migas, sehingga dapat membantu daerah dalam membuat perencanaan pembangunan utamanya infrastruktur yang lebih baik.
3. Memfasilitasi atau menginisiasi Pembangunan pabrik pupuk; 4. Memfasilitasi atau menginisiasi Pembangunan pabrik semen;
B. Suplai Gas Bumi
Satuan MMSCFD 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 1 Produksi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 a. Gas Bumi b. CBM 2 Ekspor 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 a. Pipa b. LNG 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3 Pemanfaatan Gas sbg Input
Kilang: 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
a. Kilang Minyak (own use) b. Kilang LPG
c. Kilang LNG d. Kilang DME
4 Pemanfaatan Gas langsung: 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
a. Pembangkit b. Industri c. Transportasi d. Rumah Tangga - Jargas RT - Gas ANG e. Komersial f. Non Energi g. Rugi2 Proses 5 Total Pemanfaatan (3+4) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 6 Impor 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 I. Gas Bumi 1 Produksi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2 Ekspor 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3 Pembangkit 1 Produksi a. kilang LPG 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 b. Kilang Minyak 2Impor LPG 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3 Pemanfaatan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 a. Industri b. Rumah Tangga c. Komersial IV. DME 1 Produksi DME 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2 Pemanfaatan DME V. Gas ANG
1+B45:S45C46B45:S46BB45:AC46Produksi Gas ANG 2 Pemanfaatan Gas ANG III. LPG
62 5. Memfasilitasi atau menginisiasi pengembangan kawasan industri di
wilayah tertentu;
6. Memfasilitasi atau menginisiasi pengembangan transportasi perkotaan dengan bahan bakar gas; dan
7. Penyediaan lahan untuk pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG).
c. Suplai Batubara
Saat ini pasokan batubara sebagian besar diekspor, dimanfaatkan langsung untuk pembangkit listrik dan sektor industri. Sisanya diproses menjadi
synthetic gas (melalui coal gasification), Dimethyl Ether, dan briket, yang
dimanfaatkan antara lain oleh sektor rumah tangga, industri, dan komersial. Ilustrasi arus kebutuhan dan pasokan batubara adalah sebagai berikut:
Gambar 21. Arus Kebutuhan-Pasokan Batubara
Dari flow chart di atas maka data yang dibutuhkan adalah Tabel 40. Daftar Kebutuhan Data Suplai Batubara
No Kebutuhan Data Satuan Sumber Data Keterangan
1 Produksi Batubara Juta Ton KESDM, Pemprov 2 Ekspor Batubara Juta Ton KESDM, BPS,
Pemprov 3 Pemanfaatan
Batubara sbg Input
63
No Kebutuhan Data Satuan Sumber Data Keterangan
Fasilitas Pengolahan:
a. DME KESDM Hasil pengolahan
berupa DME
b. Syngas Batubara KESDM Hasil pengolahan
berupa Syngas Batubara (gasifikasi Batubara)
c. Briket KESDM Hasil pengolahan
berupa Briket 4 Pemanfaatan
Batubara langsung ke sektor pengguna:
Juta Ton
a. Pembangkit KESDM, PLN Sebagai bahan bakar
pembangkit
b. Industri KESDM,
Kemenperin, Pemprov
Sebagai bahan bakar industri
5 Impor Batubara Juta Ton KESDM, Pemprov Impor dihitung jika sisa produksi (setelah dikurangi ekspor) tidak cukup untuk
memenuhi domestik 6 Produksi Briket Juta Ton KESDM, Pemprov Dihasilkan dari
fasilitasi pengolahan briket
7 Kebutuhan Briket domestik
Juta Ton KESDM, Pemprov Sebagai bahan bakar industri
8 Produksi DME MMSCFD KESDM, Pemprov Dihasilkan dari fasilitasi pengolahan DME
9 Produksi Syngas Batubara
MMSCFD KESDM, Pemprov Dihasilkan dari fasilitasi pengolahan Syngas Batubara
64 Dengan format excel sebagai berikut:
Tabel 41. Format Excel Suplai Batubara
Dengan data yang diperoleh, terdapat beberapa arah kebijakan bersifat nasional yang dapat dilaksanakan oleh daerah, antara lain seperti:
1. Evaluasi dan Monitoring pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) batubara;
2. Moraturium pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) batubara di hutan alam primer dan lahan gambut yang berada di hutan konservasi, hutan lindung, hutan produksi, dan area penggunaan lain; dan
3. Memfasilitasi atau menginisiasi pengembangan kawasan industri di wilayah tertentu.
d. Energi Baru dan Terbarukan
Pada suplai Energi Baru dan Terbarukan (EBT), pemanfaatan terbagi menjadi 2 (dua) kelompok besar, yaitu EBT untuk pembangkit tenaga listrik dan EBT untuk pemanfaatan langsung ke sektor pengguna, dimana porsi terbesar adalah untuk kelistrikan, seperti air, panas bumi, surya, bayu dan sampah. Lebih lanjut, EBT yang berfungsi untuk pemanfaatan langsung sebagai bahan bakar terdiri dari Biofuel, Biomassa, Biogas dan CBM. Arus kebutuhan-pasokan EBT adalah sebagaimana berikut:
Satuan Juta Ton
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
1 Produksi
2 Pemanfaatan Batubara sbg
Input Fasilitas Pengolahan: 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
a. DME
b. Syngas Batubara c. Pengolahan Briket 3 Pemanfaatan Batubara
langsung ke sektor pengguna: 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
a. Pembangkit b. Industri
4 Total Pemanfaatan Domestik 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
5 Ekspor 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 6 Impor 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 II. Briket 1 Produksi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2 Pemanfaatan III. Lainnya 1 Produksi DME 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Produksi Syngas Batubara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
65 Gambar 22. Arus Kebutuhan-Pasokan EBT
Dari flow chart di atas, EBT untuk pembangkit dibahas lebih lanjut pada bab transformasi, sementara untuk EBT non pembangkit data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
Tabel 42. Daftar Kebutuhan Data Suplai EBT Non Pembangkit
No Kebutuhan Data Satuan Sumber
Data
Keterangan
1 Produksi EBT Non Pembangkit:
Produksi EBT non pembangkit akan dihitung setelah dilakukan perhitungan sisi kebutuhan sektor pengguna.
a. Biofuel MTOE/Juta KL KESDM
b. Biomassa MTOE KESDM
c. Biogas MTOE KESDM,
Pemprov
d. CBM MTOE/MMSCFD KESDM Sinkronisasi dengan
data produksi di excel gas bumi
66 Dengan format excel sebagai berikut:
Tabel 43. Format Excel Suplai EBT Non Pembangkit
Dengan data yang diperoleh, terdapat beberapa arah kebijakan bersifat nasional yang dapat dilaksanakan oleh daerah, antara lain seperti:
1. Penyediaan lahan untuk produksi biofuel dengan total 4 (empat) juta hektar, misal lahan untuk kelapa sawit (CPO) sebagai bahan dasar biodiesel;
2. Menggalakkan budi daya tanaman-tanaman biomassa non-pangan, antara lain seperti: batang jagung; dan
3. Memprioritaskan anggaran Pemerintah Daerah untuk penelitian dan pengembangan dibidang bioenergi.
D. Suplai EBT Satuan MTOE 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 1 Produksi Biodiesel a. Pembangkit b. Industri c. Transportasi d. Komersial e Sektor Lainnya 2 Produksi Bioethanol a. Transportasi b. Sektor Lainnya 3 Produksi Bioavtur Transportasi 4 Biogas Rumah Tangga 5 Biomassa a.Rumah Tangga b.Industri 6 Biogas Rumah Tangga I. EBT
67