• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sektor Komersial

Dalam dokumen Pengantar. Tim P2RUED (Halaman 32-39)

Bab II - Kebutuhan Energi

2.4 Sektor Komersial

Pengenalan

Sektor komersial merupakan sektor dengan rata-rata pertumbuhan yang sangat tinggi yang mencapai 6%-7% pertahun dalam 15 tahun terakhir. Pertumbuhan ini akibat dari terus meningkatnya daya beli masyarakat yang tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi. Pertumbuhan sektor ini salah satunya didorong oleh laju pertumbuhan sektor pariwisata diseluruh provinsi Indonesia. Dengan begitu besarnya potensi pariwisata daerah, menjadi daya tarik para investor untuk membangun fasilitas utama dan pendukung yang diantaranya mencakup kawasan perhotelan, restoran, kawasan perbelanjaan, serta tempat-tempat hiburan lainnya, yang juga memicu pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.

Gambaran Struktur Sektor Komersial

Untuk memperoleh gambaran tentang struktur perhitungan kebutuhan energi sektor Komersial, berikut adalah rancangan struktur LEAP sektor Komersial.

Gambar 6. Struktur Model Sektor Komersial

Dari tabel di atas, terlihat bahwa sektor komersial dibagi ke dalam 2 subsektor berdasarkan pola konsumsi yaitu Pemerintahan dan Swasta. Sub sektor Pemerintahan terdiri dari Kantor Pemerintah, Penerangan Jalan Umum (PJU), Rumah Sakit, Sekolah, dan kegiatan sosial lainnya, dimana diasumsikan konsumsi energinya seluruhnya menggunakan listrik (Konsumsi Lainnya sangat kecil dan dapat

32 diabaikan). Sedangkan sub sektor swasta terdiri dari hotel, restoran, tempat perbelanjaan, tempat hiburan/rekreasi dan perdagangan besar maupun kecil, dimana konsumsi energi sub sektor ini selain menggunakan listrik untuk penerangan, AC, Elevator dan lainnya, juga menggunakan energi untuk memasak, pemanas air, dan kegiatan lainnya (Thermal).

Inventarisasi Data

Untuk menghitung kebutuhan energi di sektor Komersial, rumus dasar yang digunakan adalah:

πΎπ‘’π‘π‘’π‘‘π‘’β„Žπ‘Žπ‘› πΈπ‘›π‘’π‘Ÿπ‘”π‘– = π·π‘Žπ‘‘π‘Ž π΄π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘–π‘‘π‘Žπ‘  π‘₯ πΌπ‘›π‘‘π‘’π‘›π‘ π‘–π‘‘π‘Žπ‘  πΈπ‘›π‘’π‘Ÿπ‘”π‘– πΎπ‘’π‘π‘’π‘‘π‘’β„Žπ‘Žπ‘› πΈπ‘›π‘’π‘Ÿπ‘”π‘– 𝑆𝑒𝑏 π‘†π‘’π‘˜π‘‘π‘œπ‘Ÿ π‘†π‘€π‘Žπ‘ π‘‘π‘Ž

= βˆ‘(𝑃𝐷𝑅𝐡 π‘†π‘’π‘π‘ π‘’π‘˜π‘‘π‘œπ‘Ÿ πΎπ‘œπ‘šπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘–π‘Žπ‘™ π‘₯ πΌπ‘›π‘‘π‘’π‘›π‘ π‘–π‘‘π‘Žπ‘  πΈπ‘›π‘’π‘Ÿπ‘”π‘–)

πΎπ‘’π‘π‘’π‘‘π‘’β„Žπ‘Žπ‘› πΈπ‘›π‘’π‘Ÿπ‘”π‘– 𝑆𝑒𝑏 π‘†π‘’π‘˜π‘‘π‘œπ‘Ÿ π‘ƒπ‘’π‘šπ‘’π‘Ÿπ‘–π‘›π‘‘π‘Žβ„Ž = βˆ‘(πΏπ‘’π‘Žπ‘  πΏπ‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘– π‘₯ πΌπ‘›π‘‘π‘’π‘›π‘ π‘–π‘‘π‘Žπ‘  πΈπ‘›π‘’π‘Ÿπ‘”π‘–) Untuk dapat menghitung kebutuhan energi yang dimaksud, diperlukan data aktivitas dan data intensitas energi. Untuk kebutuhan energi sub sektor Swasta menggunakan data aktifitas berdasarkan PDRB subsektor komersial dikalikan dengan intensitas energi per jenis energi yang digunakan, sedangkan untuk sub sektor Pemerintahan, menggunakan data aktifitas berdasarkan luas lantai bangunan Pemerintahan dan sosial dikalikan dengan intensitas energi per jenis energi yang digunakan. Sub sektor Pemerintahan menggunakan data aktifitas luas lantai mengingat sub sektor ini dalam hal pertumbuhan konsumsi energi tidak dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB subsektor tersebut. Sebab, selama ini output dari kegiatan yang tergolong dalam sub sektor ini tidak bersifat riil.

Jenis data aktivitas dan data intensitas energi tergantung pada ketersediaan data. Beberapa data yang dibutuhkan mungkin akan sulit didapatkan di daerah, sehingga perlu dipikirkan alternatif data yang lebih mudah diperoleh. Untuk memudahkan daerah dalam melakukan perhitungan kebutuhan energi sektor industri, berikut inventarisasi data sektor Komersial RUED:

Tabel 16. Kebutuhan Data Sektor Komersial

No Jenis Data Kebutuhan Data Sumber

Data

Keterangan

1 Data Aktivitas PDRB Subsektor Riil

Prov Dalam Angka

Data PDRB sektor riil yaitu: Perdagangan, Hotel & restoran, Keuangan, Real Estate, jasa Perusahaan, Komunikasi, dan Jasa Lainnya PDRB Subsektor Survei Survei Komersial BPS

Alternatif terakhir jika PDRB Subsektor tidak diperoleh, digunakan

33 angka PDRB subsektor Komersial dari hasil survei sektor komersial Luas Lantai

Rata-rata Gedung Pemerintah

Survey Beberapa Lembaga

Luas Lantai dapat menggambarkan

konsumsi energi listrik per jenis penggunaan 2 Intensitas

Energi

Penjualan Listrik PLN & swasta

Digunakan untuk mengetahui konsumsi listrik untuk sektor Bisnis, Sosial, Gedung Pemerintahan, PJU Penjualan BBM

(Minyak Tanah, Solar, dan Diesel)

Pertamina, DJM dan Distamben Prov. Digunakan untuk menentukan intensitas penggunaan energi Penjualan LPG dan Gas BPH Migas, Pertagas, PGN, DJM dan Distamben Prov. Digunakan untuk menentukan intensitas penggunaan energi 3 Skenario Pertumbuhan PDRB Sektor Komersial Prov. Dalam Angka Digunakan untuk menghitung proyeksi kebutuhan energi di skenario dasar (BAU) Penghematan RPJMD, DJEBTKE dan Distamben Prov. Digunakan sebagai dasar perubahan intensitas untuk skenario efisiensi sektor energi

Dari inventarisasi data di atas, selanjutnya data-data dikumpulkan dan diproses dalam Master Excel Sektor Komersial. Berikut beberapa tabel data yang harus diisi.

1. Data PDRB Provinsi dalam Angka Konstan Tahun 2000, yang dikhususkan untuk Sektor Industri selama beberapa tahun termasuk tahun dasar yaitu: a. Perdagangan, Hotel & Restoran

b. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan c. Komunikasi

34 Tabel 17. PDRB Menurut Lapangan Usaha untuk Sektor Komersial

2. Data konsumsi listrik sektor komersial yang bersumber dari PLN

Tabel 18. Konsumsi Listrik Sektor Komersial

3. Pangsa konsumsi listrik berdasarkan teknologi sub sektor Pemerintahan dan Swasta berdasarkan hasil kajian JICA tahun 2008

Tabel 19. Pangsa Konsumsi Listrik Berdasarkan Teknologi

4. Distribusi luas bangunan dan intensitas energi sektor komersial berdasarkan hasil survei Energi Conservation and Commercialization (ECO-III), USAID 2010 yang dilakukan di negara India. Negara India dapat merepresentasikan negara Indonesia dalam penggunaan energi berdasarkan luas lantai dikarenakan pola asumsi bangunan untuk kedua negara hampir sama.

Lapangan Usaha 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1. Perdagangan, Hotel & Restoran 224.453 234.273 243.409 256.517 271.142,2 293.654,0 312.518,7 340.437,1 363.813,5 368.463,0 400.474,9 437.472,9 473.152,6 501.040,6 524.309,5 a. Perdagangan Besar dan Eceran 184.970 192.541 199.649 210.653 222.290,0 241.887,1 257.845,0 282.115,8 301.936,6 302.029,0 331.312,9 364472,1 396.116,0 419.251,1 437.784,4 b. Hotel 8.979 9.642 10.108 10.739 11.590,7 12.313,2 12.950,5 13.645,6 14.261,5 15.201,0 16.230,9 17.868,6 19.577,5 21.321,5 23.059,0 c. Restoran 30.504 32.090 33.652 35.125 37.261,5 39.453,7 41.723,2 44.675,7 47.615,4 51.233,0 52.931,1 55.132,2 57.459,1 60.468,0 63.466,1 2. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 115.463 123.086 129.832 140.374 151.123,3 161.252,2 170.074,3 183.659,3 198.799,6 209.163,0 221.024,2 236.146,6 253.000,4 272.141,6 288.351,0 a. Bank 55.063 58.852 59.821 64.418 68.295,0 71.366,9 72.474,4 78.241,0 84.039,5 86.058,0 90.167,8 96.393,1 104.391,0 113.983,6 119.372,3 b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 8.395 9.069 9.859 11.047 12.067,3 13.074,9 14.009,2 15.149,8 16.518,1 18.148,0 19.333,5 20.745,1 22.200,5 23.769,5 25.574,0 c. Jasa Penunjang Keuangan 856 889 942 969 1.057,8 1.128,3 1.213,5 1.331,0 1.376,3 1.425,0 1.508,5 1.627,2 1.729,8 1.818,0 1.889,9 d. Real Estat 31.872 34.142 37.321 40.512 44.111,7 47.714,6 51.755,3 55.819,1 60.775,4 63.958,0 67.497,1 71.760,2 76.100,3 80.684,7 84.882,0 e. Jasa Perusahaan 19.277 20.133 21.890 23.429 25.591,5 27.967,5 30.621,9 33.118,4 36.090,3 39.576,0 42.517,3 45.621,0 48.578,8 51.885,8 56.632,8 3. Komunikasi 18.260 20.553 23.787 27.995 34.401,0 42.856,8 54.012,9 69.535,6 91.118,6 112.627,0 132.687,0 149.456,2 167.504,9 186.616,3 205.957,2 4. Jasa-jasa 129.754 133.958 138.297 145.105 152.906,1 160.799,3 170.705,4 181.706,0 193.024,3 205.434,0 217.842,2 232.659,1 244.807,0 258.198,4 273.493,3 a. Pemerintahan Umum 69.460 70.200 70.482 71.148 72.323,6 73.700,1 76.618,4 80.778,2 84.377,9 88.684,0 92.802,6 97.806,0 99.590,9 101.031,8 102.272,1 1). Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan 44.499 44.867 45.033 45.394 46.055,1 46.889,6 48.644,3 51.148,9 53.230,7 55.845,0 58.395,7 61.510,9 62.553,2 63.407,2 64.178,4 2). Jasa Pemerintahan Lainnya 24.961 25.334 25.450 25.754 26.268,5 26.810,5 27.974,1 29.629,3 31.147,2 32.838,0 34.406,9 36.295,1 37.037,7 37.624,6 38.093,7 b. Swasta 60.294 63.757 67.815 73.957 80.582,5 87.099,2 94.087,0 100.927,8 108.646,4 116.752,0 125.039,6 134.853,1 145.216,1 157.166,6 171.221,2 1). Jasa Sosial Kemasyarakatan 15.832 16.849 18.088 19.561 21.082,7 22.604,5 24.178,0 25.777,4 27.601,1 29.689,0 31.591,1 33.800,1 36.229,1 38.872,3 41.989,7 2). Jasa Hiburan dan Rekreasi 4.794 5.039 5.481 5.817 6.302,1 6.713,1 7.246,7 7.751,8 8.378,4 9.000,0 9.671,6 10.461,7 11.271,5 12.270,4 13.371,4 3). Jasa Perorangan dan Rumah tangga 39.668 41.869 44.931 48.579 53.197,7 57.781,6 62.662,3 67.398,6 72.666,9 78.063,0 83.776,9 90.591,3 97.715,5 106.023,9 115.860,1 Total 469.670,0 491.316,0 511.538,4 541.996,0 575.171,6 615.705,5 653.298,4 705.802,4 755.637,4 783.060,0 839.341,3 906.278,6 970.960,0 1.031.380,6 1.086.153,8 0,0

Penjualan Energi Menurut Pelanggan (GWh) - Data PLN Wilayah

Klasifikasi 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rumah Tangga 30.563,42 33.339,78 33.993,56 35.753,05 38.588,28 41.184,29 43.753,17 47.324,91 50.184,18 54.945,41 59.824,94 65.112,00 72.132,54 77.210,71 Industri 34.013,22 35.593,25 36.831,30 36.497,25 40.324,26 42.448,36 43.615,45 45.802,51 47.968,85 46.204,21 50.985,20 54.725,17 60.175,96 64.381,40 Bisnis 10.575,97 11.395,35 11.845,04 13.223,84 15.257,73 17.022,84 18.415,52 20.608,47 22.926,28 24.825,24 27.157,22 28.307,00 30.988,64 34.498,38 Sosial 1.643,52 1.781,55 1.842,89 2.021,60 2.237,86 2.429,84 2.603,64 2.908,71 3.082,42 3.384,36 3.700,09 3.993,82 4.495,57 4.939,04 Gedung Pemerintah 1.297,83 1.281,63 1.281,49 1.433,19 1.644,74 1.725,66 1.807,92 2.016,37 2.095,80 2.334,66 2.629,93 2.787,00 3.057,21 3.260,71 Penerangan Jalan 1.070,85 1.128,82 1.294,47 1.512,02 2.044,59 2.221,24 2.414,13 2.585,86 2.761,28 2.888,11 3.000,09 3.068,00 3.140,82 3.250,78 Total 79.164,81 84.520,38 87.088,75 90.440,95 100.097,46 107.032,23 112.609,83 121.246,83 129.018,81 134.581,98 147.297,47 157.992,99 173.990,74 187.541,02 - -Swasta Pemerintah Penerangan 24,6 26,8 AC 48,1 54,9 Elevator 21,8 3,9 Lainnya 5,5 14,4 Sumber: JICA, 2008

35 Tabel 20. Asumsi Luas Lantai Bangunan Komersial

5. Data pasokan bahan bakar untuk sektor komersial hasil olahan dari data pertamina maupun data BPS (pangsa konsumsi sektor komersial)

Tabel 21. Konsumsi Bahan Bakar Sektor Komersial

Efisiensi Dan Konservasi Energi

Salah satu hal yang menjadi target dalam Kebijakan Energi Nasional yaitu penurunan intensitas energi 1% per tahun, dimana hal ini dapat terwujud jika seluruh sektor termasuk sektor komersial dalapat melakukan kegiatan konservasi dan efisiensi energi. Jika melihat struktur pemodelan di atas, dimana untuk penggunakan listrik di sektor komersial dibedakan kedalam jenis teknologi. Hal ini dimaksudkan agar nantinya user/Daerah dapat memiliki ruang dan mempermudah dalam menghitung intensitas dan taret penghematan tiap jenis teknologi tersebut.

Sektor komersial dalam hal kegiatan efisiensi sebagian berjalan secara alamiah dikarenakan kinerja dan output dari sektor ini sangat bergantung pada seberapa besar efisiensi yang dapat dilakukan dengan tingkat kenyamanan yang tinggi. Namun masih terdapat ruang yang cukup besar untuk meningkatkan efisiensi dan konservasi (termasuk subtitusi energi) sektor ini dengan dukungan dari Pemerintah Pusat dan Daerah. Target konservasi energi sektor Komersial dalam RUEN mencapai 24% di tahun 2025 dan 45% di tahun 2050.

Tipe Bangunan Kecil Medium Besar

Pemerintah 10 9 7

Swasta 39 20 15

Tipe Bangunan Kecil Medium Besar

Pemerintah 15 54 115

Swasta 18 92 200

Sumber: Energi Conservation and Commercialization (ECO-III), USAid, India 2010 Intensitas Energi (kWH/m2/tahun)

Distribusi Luas Bangunan Komersial (%)

Jenis Energi Satuan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Total Listrik GWh 4.012,20 4.192,00 4.418,85 4.966,81 5.927,19 6.376,74 6.825,69 7.510,94 7.939,50 8.607,12 9.330,11 9.848,82 10.693,60 11.450,53 - -Penerangan GWh 1.859,13 1.949,75 2.131,80 2.437,91 3.085,13 3.334,91 3.596,43 3.905,78 4.149,04 4.420,80 4.696,54 4.885,26 5.164,97 5.448,31 - -AC GWh 1.614,80 1.681,69 1.715,28 1.896,68 2.131,55 2.281,37 2.421,94 2.703,87 2.842,84 3.139,74 3.475,18 3.722,67 4.146,48 4.501,66 - -Elevator GWh 114,71 119,46 121,85 134,74 151,42 162,06 172,05 192,08 201,95 223,04 246,87 264,45 294,56 319,79 - -Lainnya GWh 423,55 441,10 449,91 497,49 559,09 598,39 635,26 709,21 745,66 823,54 911,52 976,44 1.087,60 1.180,76 - -Total Listrik GWh 10.575,97 11.395,35 11.845,04 13.223,84 15.257,73 17.022,84 18.415,52 20.608,47 22.926,28 24.825,24 27.157,22 28.307,00 30.988,64 34.498,38 - -Penerangan 2.601,69 2.803,26 2.913,88 3.253,06 3.753,40 4.187,62 4.530,22 5.069,68 5.639,86 6.107,01 6.680,68 6.963,52 7.623,21 8.486,60 - -AC 5.087,04 5.481,16 5.697,46 6.360,66 7.338,97 8.187,99 8.857,87 9.912,67 11.027,54 11.940,94 13.062,62 13.615,67 14.905,54 16.593,72 - -Elevator 2.305,56 2.484,19 2.582,22 2.882,80 3.326,19 3.710,98 4.014,58 4.492,65 4.997,93 5.411,90 5.920,27 6.170,93 6.755,52 7.520,65 - -Lainnya 581,68 626,74 651,48 727,31 839,18 936,26 1.012,85 1.133,47 1.260,95 1.365,39 1.493,65 1.556,89 1.704,38 1.897,41 - -Biomass Ribu SBM 1.451,58 1.444,32 1.437,10 1.429,91 1.422,76 1.415,65 1.408,57 1.401,53 1.394,52 1.387,55 1.380,61 1.373,71 1.366,84 1.360,00 Gas Ribu SBM 133,73 147,37 163,93 158,39 174,48 189,91 205,59 274,04 357,29 730,47 963,45 1.290,50 1.625,37 1.421,62 Kerosene Ribu SBM 3.490,76 3.441,79 3.272,38 3.293,30 3.319,37 3.185,96 2.808,57 2.773,63 2.214,08 1.339,34 797,33 556,19 387,38 353,20 ADO Ribu SBM 5.352,28 5.681,68 5.590,91 5.385,00 6.189,63 5.749,42 5.043,59 4.865,10 5.357,33 5.931,44 6.224,49 5.256,93 5.379,31 4.840,00 IDO Ribu SBM 42,97 41,50 39,23 34,12 31,45 25,99 14,10 7,63 4,55 3,94 4,77 3,52 2,57 2,31 LPG Ribu SBM 1.256,53 1.138,14 1.278,99 945,54 1.288,27 1.323,89 1.241,40 1.337,38 1.025,39 1.029,32 1.026,05 1.111,73 1.138,76 1.269,35 Biosolar Ribu SBM - - - - - - - - - - - - - -

-36 Gambar 7. Target Efisiensi dan Konservasi Energi Sektor Komersial

Hasil yang Diinginkan

Hasil dari setiap pemodelan/proyeksi ini akan menjadi landasan dalam penyusunan kebijakan, program, maupun kegiatan dalam matriks Program Rencana Umum Energi Daerah (RUED). Sebagai contoh dalam RUEN, Hasil pemodelan dan kebijakan dan program yang disusun sebagaimana yang dijelaskan dibawah ini.

Tabel 22. Hasil Simulasi Kebutuhan Energi Sektor Komersial RUEN

Jika melihat hasil dari simulasi kebutuhan energi sektor komersial RUEN terlihat jelas bahwa sektor komersial terutama untuk swasta diarahkan untuk meningkatkan penggunaan konsumsi listrik dan gas bumi serta bio energi dengan mengurangi penggunaan BBM untuk Genset maupun untuk masak. Penggunaan listrik tidak hanya

Jenis Energi 2017 2025 2050 Pertumbuhan

2025 Pertumbuhan 2050 Listrik 5,14 10,09 63,77 8,8% 7,7% Gas Bumi 0,25 0,47 2,70 8,4% 7,2% Minyak Tanah 0,05 0,04 - -1,9% -100,0% Minyak Solar 0,65 0,62 0,47 -0,6% -1,1% LPG 0,22 0,42 2,41 8,4% 7,2% BioSolar 0,01 0,03 0,20 26,1% 7,6% Minyak Diesel 0,00 0,00 - -1,9% -100,0% Biomasa Komersial 0,25 0,50 3,44 9,2% 8,0% Total 6,56 12,18 72,99

37 dari distribusi listrik yang berasal dari jaringan listrik PLN, namun diharapkan dapat memenuhi sebagian kebutuhan listrik dari usaha sendiri. Untuk itu beberapa contoh Kebijakan/Program/Kegiatan yang ada di RUEN antara lain yaitu:

1. Memberlakukan kewajiban pemanfaatan sel surya minimum sebesar 25% dari luas atap bangunan komersial, penerangan jalan umum serta bangunan fasilitas umum lainnya melalui Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

2. Menerapkan SNI atas peralatan pemanfaat energi di sektor komersial

3. Membangun infrastruktur BBM/BBG serta jaringan gas kota salah satunya untuk sektor komersial

38

Dalam dokumen Pengantar. Tim P2RUED (Halaman 32-39)

Dokumen terkait