• Tidak ada hasil yang ditemukan

Passion for Opportunity “Kami yakin bahwa dengan memanfaatkan kecakapan, infrastruktur, dan

basis pelanggan yang ada, akan memberikan peluang untuk

mengembangkan skala usaha maupun pangsa pasar di segmen

komersial.” —

Honggo WiDjojo Koordinator

disTriBUsi KrEdiT

kinErja

Commercial Banking diharapkan dapat menjadi ‘engine of growth’ bagi perkembangan bisnis Bank Mandiri di masa mendatang. Ada dua hal yang mendasari pemikiran tersebut. Pertama, potensi bisnis di segmen commercial (Usaha Kecil dan Menengah) tumbuh lebih cepat dibanding pertumbuhan segmen corporate. Kedua, penetrasi Bank Mandiri ke dalam sektor ini, relatif masih rendah dibanding dominasinya pada segmen corporate. Kami yakin bahwa dengan memanfaatkan kecakapan, infrastruktur dan basis pelanggan yang ada akan memberikan peluang untuk mengembangkan skala usaha maupun pangsa pasar di segmen commercial. Di tahun 2005, volume bisnis segmen Commercial mencapai Rp50.355 miliar atau tumbuh 7,9% dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut didukung oleh ekspansi kredit sebesar 12,1% menjadi Rp25.852 miliar, dan pertumbuhan dana sebesar 3,8% menjadi Rp24.503 miliar. Ekspansi kredit terutama berasal dari penyaluran kredit kepada nasabah lama sebesar Rp4.226 miliar dan kepada 255 nasabah baru sebesar Rp3.142 miliar. Selama tahun 2005, pemberian kredit baru meningkat sebesar 31,9% dibandingkan posisi akhir tahun lalu. Namun demikian,

pada periode yang sama juga terdapat penurunan kolektibilitas kredit (non-performing loan) sebesar Rp6.006 miliar sehubungan dengan penerapan PBI No. 7/2/PBI/2005 dan memburuknya situasi makro ekonomi di paruh kedua tahun 2005. Dari jumlah NPL tersebut, sebesar Rp3.109 miliar telah dialihkan penanganannya ke Credit Recovery Group, sedangkan selebihnya masih kami kelola karena hanya memerlukan restrukturisasi yang relatif sederhana sesuai pedoman klasiikasi yang ditetapkan oleh bank sentral. Sementara itu, pelunasan kredit selama tahun ini yaitu sebesar Rp1.471 miliar tentunya juga berpengaruh terhadap portfolio kami pada akhir tahun.

Pertumbuhan dana yang cukup baik selama tahun ini juga diikuti dengan perubahan struktur dana (funding mix) secara signiikan. Berbeda dengan pendanaan retail, dana deposito kami menurun sebesar 6,3% menjadi Rp12.119 miliar sedangkan dana giro justru meningkat 16,1% menjadi Rp12.383 miliar pada akhir tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Mandiri semakin berperan didalam pelayanan transaksi bisnis pada segmen ini. Sejalan dengan meningkatnya volume bisnis di tahun 2005, segmen commercial mampu membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp1.829 miliar dengan total

akhir Tahun 2005 Volume Kredit Rp25.852,3 miliar Volume Simpanan Rp24.502,7 miliar Volume bisnis Rp50.355,0 miliar

Jumlah nasabah 1,792

Jumlah Pegawai 670

Rasio NPL—Gross 11,2%

Proitabilitas

Pendapatan bunga bersih Rp1.829 miliar Laba Opersional

(sebelum biaya PPAP) Rp1.700 miliar Laba Operasional

(setelah biaya PPAP) Rp1.536 miliar Pendapatan Fee based Rp74 miliar

Yield & Spread

YoL – Rp 13,9% YoL – Fx 7,7% CoF – rp Giro 3,2% Deposito 7,4% CoF – FX Giro 1,9% Deposito 2,2% Spread Kredit – Rp 3,9% Kredit – Va 2,5% Giro – Rp 6,7% Giro – Va 3,3% Deposito – Rp 2,4% Deposito – Va 2,9% 20,1 rupiah 5,8 Valuta asing per Sektor (RpTriliun) per Valuta (RpTriliun)

dANA PiHAK KETiGA

2005 (RpTriliun) 2004 (RpTriliun) giro Deposito 2004 10,7 12,9 2005 12,4 12,1 Total Commercial Banking

4,1 Perdagangan, restoran dan hotel 4,0 konstruksi

3,3 industri—lainnya 2,3 jasa dunia usaha 1,8 jasa sosial 1,6 Pertanian

1,6 Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 1,5 industri—kimia

1,4 industri—kayu

1,3 industri—makanan, minuman dan rokok 3,0 Lainnya

pendapatan operasional (diluar biaya PPAP) sebesar Rp1.700 miliar atau 17,6% dari total pendapatan operasional Bank Mandiri (diluar biaya PPAP). Adapun keuntungan bersih yang dapat dibukukan segmen commercial mencapai Rp1,2 triliun.

PEnCaPaian

Ditahun 2005, kami memperluas jaringan distribusi Commercial Banking dengan menambah dua Commercial Banking Centers (CBC) yaitu di Jakarta Kelapa Gading dan di Bekasi. Dengan demikian, saat ini kami memiliki 17 CBC yang tersebar di Jakarta dan sembilan kota besar lainnya, dimana enam diantaranya berada di luar pulau Jawa. Selain itu, kami juga mengembangkan pilot program untuk memanfaatkan potensi bisnis commercial di kota-kota satelit seperti di Banjarmasin dengan membentuk tim yang beranggotakan lima orang. Pada akhir tahun 2005, kami juga mendirikan CBC otomotif di Kantor Pusat yang khusus menangani pembiayaan ke perusahaan-perusahaan multiinance.

Kami juga mengembangkan strategi aliansi dengan nasabah-nasabah besar yang memiliki keterkaitan bisnis yang luas (hulu-hilir) untuk memanfaatkan potensi bisnis di sepanjang mata rantai usahanya (value chain inancing). Beberapa perusahaan yang telah menjalin kerjasama (aliansi) terdapat juga BUMN yang bergerak di bidang konstruksi serta beberapa perusahaan manufaktur besar. Kerjasama tersebut mencakup penerbitan garansi bank, dan juga penyediaan kredit modal kerja bekerjasama dengan kontraktor utama dalam rangka pembiayaan jangka pendek kepada subkontraktor-subkontraktornya. Dalam hal ini, layanan cash management kami juga memudahkan pembayaran dari kontraktor utama ke sub-kontraktor, dan juga memudahkan perusahaan besar untuk mengelola biaya operasional cabang-cabangnya secara efektif dengan kemampuan transfer otomatis baik untuk cash pooling maupun notional pooling. Kami juga memanfaatkan peluang untuk memasarkan berbagai produk dan jasa konsumer kepada pegawai dari kontraktor-kontraktor tersebut. Di tahun ini, kami juga mengembangkan

berbagai produk yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing nasabah. Salah satu produk baru kami adalah Kredit Multiguna Usaha (KMU) yang merupakan kredit untuk memenuhi berbagai kebutuhan bagi para pemilik-penyewa kios di sentra-sentra perdagangan dimana pemberiannya didasarkan pada aset yang dimilikinya. Kredit ini hanya mensyaratkan jaminan dalam bentuk kios saja dengan tingkat bunga yang bersaing.

Selain itu, kredit kepada perusahaan multi-inance (PMF) juga telah kami sempurnakan untuk disesuaikan dengan kebutuhan nasabah. Penyempurnaan yang kami lakukan mencakup pola pembiayaan seperti joint inancing (pembiayaan bersama), channeling (penyaluran kredit melalui PMF kepada end-user) dan executing (pembiayaan kepada PMF). Kami juga merencanakan untuk melakukan pembelian atas kredit-kredit yang sudah diberikan oleh PMF (assets purchase). Cash Management Services (CMS) Bank Mandiri menyediakan seperangkat sistem transaksi seperti collection, payment, dan manajemen likuiditas yang terintegrasi dan sesuai kebutuhan perusahaan guna meng-optimal-kan pemanfaatan likuiditasnya. Disamping transfer otomatis dan layanan pooling account, kami menyediakan layanan Mass Transaction melalui sistem teller robotic untuk menangani transaksi yang berulang dengan volume besar seperti pembayaran dividen dan penagihan premi asuransi.

Kami juga menyediakan escrow services untuk memonitor dan mengawasi rekening-rekening escrow yang dibuat berdasarkan perjanjian tertentu. Diantaranya adalah project inancing, cost- and revenue-sharing, debt restructuring dan loan syndication arrangements. Kami juga menawarkan pembiayaan piutang jangka pendek yang disebut Immediate Cash yaitu pembayaran atas dasar penyerahan cek/bilyet giro, dengan syarat recourse.

Selama tahun 2005, ada 117 nasabah baru CMS, diantaranya beberapa perusahaan besar yang bergerak di bidang telekomunikasi, sarana dan prasarana publik, farmasi dan komoditas ekspor. Dengan demikian, hingga akhir tahun 2005 nasabah yang

menggunakan CMS Bank Mandiri sebanyak 527 nasabah dengan total pendapatan fee sebesar Rp10 miliar dan pengendapan dana sebesar Rp7,1 triliun.

Pada tahun 2005, Trade Services kami telah memberikan kontribusi yang signiikan terhadap pendapatan fee, yakni sebesar Rp303 miliar atau meningkat 8,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun volume transaksi Letter of Credit (LC) impor mencapai Rp53.073 miliar atau meningkat sebesar 30,5% dibandingkan tahun sebelumnya sedangkan volume transaksi LC ekspor mencapai Rp39.202 miliar atau turun sebesar 5,7% dari tahun sebelumnya dan volume transaksi garansi bank mencapai Rp3.861 miliar atau meningkat 10,5% dibanding tahun sebelumnya. Perlu kami informasikan bahwa pengembangan produk dan aktiitas pemasaran sehubungan dengan Cash Management dan Trade Services, termasuk pendapatan fee seperti diuraikan diatas, mencakup seluruh aktiitas nasabah segmen Corporate, Commercial dan Small Business.

SaSaran

Di masa mendatang, kami akan lebih proaktif dan intensif didalam melakukan penetrasi pasar untuk mencapai target bisnis yang telah ditetapkan. Namun, lebih dari itu kami menginginkan agar bisnis yang kami kembangkan tumbuh secara sehat dan berkesinambungan (sustainable growth). Dalam hal ini, kami telah menetapkan delapan sektor unggulan sebagai arah pengembangan bisnis yaitu: perdagangan retail, multi-inance, distribusi, busines services, industri makanan dan minuman, energi, infrastruktur, dan perkebunan. Saat ini kami sedang mengidentiikasi dan mengevaluasi pelaku-pelaku utama bisnis di masing-masing sektor tersebut dan mengembangkan strategi produk bagi calon nasabah yang menjadi target.

Kami mengembangkan pendekatan Client Service Team (CST) yang diharapkan menjadi sarana untuk mendapat nasabah-nasabah baru, serta meningkatkan hubungan dengan nasabah yang ada. CST bertugas menyusun account strategy yang menyeluruh

berdasarkan proil hubungan dengan nasabah dan mengembangkan customized product. Dengan penawaran produk dan jasa yang terintegrasi, kami antisipasi akan meningkatkan product holdings. Strategi Cash Management dan Trade Services akan menitik-beratkan pada peningkatan kemampuan di bidang IT. Kami akan menambahkan

cash management engine pada platform Corporate Desktop Banking yang ada saat ini agar mampu menyediakan produk-produk dan layanan yang lebih beragam kepada pelanggan. Untuk memudahkan nasabah trade services mengirim aplikasi pembukaan LC, menyiapkan dokumentasi dan melakukan query atas status LC collection secara on-line,

kami akan mengimplementasikan Customer Access. Diharapkan dengan implementasi ini akan lebih memudahkan nasabah dalam bertransaksi sehingga dalam jangka panjang akan mendukung akuisisi nasabah, retensi nasabah serta peningkatan pendapatan fee based.

BANK sYAriAH MANdiri PT Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah salah satu dari tiga bank umum syariah dan 19 Unit Usaha Syariah di Indonesia yang menawarkan produk pembiayaan dan simpanan berdasarkan prinsip syariah. BSM mulai beroperasi sejak 1 November 1999. BSM memiliki beragam produk pendanaan, produk pembiayaan, dan jasa-jasa. Produk pendanaan Bank Syariah Mandiri antara lain berupa tabungan, deposito, dan giro, serta tabungan pendidikan dan tabungan haji. Pada akhir tahun 2005, kami memiliki lebih dari 530.000 nasabah individual dan perusahaan yang mempunyai rekening pendanaan.

Produk pembiayaan mencakup beberapa sektor termasuk sektor perdagangan grosir, pertanian, industri, perdagangan retail dan perumahan, sarana dan prasarana umum termasuk telekomunikasi. Produk pembiayaan ini meliputi pembiayaan investasi, modal kerja dan consumer-inancing serta pembiayaan UMKM (usaha kecil, menengah dan mikro). Pada akhir tahun 2005, sekitar 18.700 nasabah individual dan perusahaan telah memanfaatkan fasilitas pembiayaan dari BSM.

BSM juga menawarkan produk-produk jasa yang lengkap, antara lain: sentra bayar (payment point), trade service and inancing, intercity clearing, pembayaran pajak on-line, transfer valas, dan RTGS.

Jaringan pelayanan dilakukan melalui 164 outlet kantor Bank Syariah Mandiri di 24 propinsi di Indonesia. Nasabah dapat memanfaatkan jaringan ATM milik Bank Syariah Mandiri yang terdiri dari 51 ATM serta dapat mengakses ke 2.560 ATM dalam jaringan ATM milik Bank Mandiri dan

6.596 ATM dalam jaringan ATM Bersama, disamping 4.500 ATM MEPS (Malaysian Electronic Payment System).

Per 31 Desember 2005, total pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp5,85 triliun yang merupakan 5,5% dari jumlah portafolio kredit konsolidasi Bank Mandiri. Dana pihak ketiga berjumlah sebesar Rp7,04 triliun atau merupakan 3,41% dari jumlah dana pihak ketiga Bank Mandiri.

Pangsa pasar BSM di industri perbankan syariah Indonesia mencapai 39,6% dari segi asset, 38,4% dari segi pembiayaan, sedangkan atas dasar pendanaan mencapai 40,8%. Dengan demikian di tahun 2005, BSM merupakan bank syariah terbesar di Indonesia. BSM menghasilkan pendapatan operasional Rp959 miliar pada tahun 2005. Sepanjang tahun 2005, sejumlah penghargaan dan pengakuan pun telah diraih Bank Syariah Mandiri, antara lain: • Golden Award dari Majalah Infobank

karena telah berhasil mempertahankan predikat ‘Sangat Bagus’ selama lima tahun berturut-turut.

• International Islamic Banking Award 2005 dari Karim Business Consulting, untuk kategori-kategori:

- ‘The Most Proitable Bank’ (peringkat 1)

- ‘The Fastest Growth of Asset’ (peringkat 3 untuk jenis kategori Overall/all)

- ‘The Fastest Growth of Funding’ (peringkat 3 untuk jenis kategori Overall/all)

- ‘The Fastest Growth of Funding’ (peringkat 1 diantara bank syariah) - ‘The Fastest Growth of Asset’ (peringkat 1

diantara bank syariah) - ‘The Best Ofice Equipment’

- Sertiikasi ISO 9001:2000 dari Lloyd’s Register Quality Assurance (LRQA) untuk bidang pelayanan dan bidang pembiayaan - Predikat Bank Sehat 2005 dari

Passion for Community “Kami akan