• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3.5 Patogenesis

Gambar 2.5 Patogenesis cacat pada kusta

SENSORIK OTONOM MOTORIK

ANESTESI KEKERINGAN PARALISIS

MISUSED OF HAND & FEET DISUSED

CEDERA FISURA

Memar

Nekrosis tekanan Luka tusuk Luka sayat, lepuh Luka bakar Dislokasi sendi

KONTRAKTUR INFEKSI SEKUNDER ULSERASI DEFORMITAS SENDI MENETAP

SELULITIS SIKATRIKS DISTORSI

OSTEOMIELITIS DEFORMITAS TEKANAN

& DISABILITAS ABNORMAL

KEHILANGAN JARINGAN ULSERASI BERULANG Dikutip dari kepustakaan 4

KERUSAKAN SARAF PRIMER Pencegahan: • Diagnosis • Terapi KOMPLIKASI SEKUNDER Pencegahan: • Pendidikan • Perawatan Diperbaiki: • Rehabilitasi • Fisioterapi • Operasi • Pendidikan

2.4 Ulkus plantaris 2.4.1 Defenisi

Sebutan ulkus “plantar” diperkenalkan oleh Price tahun 1959 untuk ulserasi yang bersifat kronik pada telapak kaki yang anestesi, cenderung resisten untuk

pengobatan lokal maupun sistemik dan mempunyai karakteristik sering berulang.7

2.4.2 Jenis

Ulkus yang dijumpai pada pasien kusta mempunyai karakteristik yang berbeda berdasarkan lokasi dan gambaran klinis. Ulkus pada pasien kusta dapat dibagi atas dua kelompok yang berdasarkan ada/tidaknya kerusakan syaraf yaitu:

1. Non-neurophatic ulcers, dibagi atas dua kelompok yaitu: a. Specific ulcers:

Leprous ulcers

Sering dijumpai pada pasien kusta tipe lepromatous yang sudah lanjut dan tidak mendapat pengobatan. Lokasi yang sering adalah wajah, siku, dorsum dari tangan.

Reactional ulcers (Eritema nodosum leprosum=ENL) Merupakan gambaran dari reaksi kusta yang berat. b. Non-specific ulcers

Stasis ulcers.

Gambar 2.6 Jenis ulkus pada penyakit kusta

Dikutip dari kepustakaan 7

ULCERS IN LEPROSY AFFECTED

PERSONS

Non-Neurophatic ulcers Neuropathic Ulcers

Specific Non-specific Plantar Extra-plantar

Leprous “Stasis” ulcers

Reactional

2.4.3 Neuropathy

Gambar 2.7 Neuropathic ulcers pada pasien kusta

Dikutip dari kepustakaan 7

NEUROPATHY

ANAESTHESIA OF SOLE OF FOOT

Anhidrosis Muscle paralysis

Fissures Injury

Infection Unprotected walking

ULCERATION

Deforrnity Scar Tissue loss

2.4.4 Proporsi

Pada tahun 2010, WHO secara global melaporkan proporsi kasus baru kecacatan tingkat 2 /100.000 populasi adalah 0,23 dan >13.000 kasus baru kecacatan tingkat 2 telah di deteksi di seluruh dunia sedangkan di Indonesia penemuan kasus

baru kecacatan tingkat 2 adalah sebanyak 1822 kasus.6

2.4.5 Penyebab

Penyebab timbulnya ulkus plantaris merupakan gabungan dari beberapa keadaan yang mempengaruhi telapak kaki pada pasien kusta yaitu:

1. Kerusakan syaraf pada daerah telapak kaki menimbulkan gangguan fungsi

sensorik (anestesi), motorik (kelumpuhan otot) dan otonom (hilangnya fungsi kelenjar keringat) dari syaraf tepi.

a) Ulkus plantaris yang timbul akibat kerusakan syaraf sensorik dapat terjadi

akibat telapak kaki mendapat:

1. Tekanan berat badan akibat berdiri lama sehingga mengakibatkan

terganggunya aliran darah.

2.Tekanan yang lama (menggunakan sepatu sempit). 3.Tekanan yang berulang yang dapat menyebabkan lepuh.

4.Tekanan tinggi akibat benda tajam seperti paku, duri, batu yang tajam. 5.Tekanan saat berjalan. Pada saat berjalan akan terjadi mekanisme yang

6.Tekanan shearing adalah tekanan dengan gaya horizontal sehingga kulit telapak kaki bergeseran dengan tulang dibawahnyacontohnya jika dijumpai parut pada telapak kaki.

b) Gangguan motorik akan menyebabkan kelumpuhan otot, sehingga fungsi

kaki terganggu, akibatnya ada bagian-bagian tertentu dari telapak kaki

menerima beban yang berlebihan. Foot drop akan menimbulkan luka-luka

pada telapak kaki bagian lateral akibat kerusakan N.popliteus lateral. Claw toes dapat menimbulkan luka pada ujung-ujung jari kaki dan menyebabkan timbulnya luka-luka di daerah kepala metatarsal akibat kerusakan otot intrinsik kaki.

c) Gangguan otonom

a) Gangguan aliran darah. Gangguan syaraf otonom mengakibatkan

hilangnya refleks regulasi darah sehingga kulit kaki lebih rentan terhadap trauma dan infeksi.

b) Gangguan fungsi kelenjar keringat dan kelenjar lemak kulit. Kulit

menjadi kering mudah retak-retak sehingga menjadi luka.

2. Gangguan arsitektur kulit telapak kaki:

Kulit telapak kaki mempunyai bentuk arsitektur yang khas dimana dijumpai

maka tekanan disebarkan kedaerah sekitarnya sehingga dapat ditahan oleh daerah kulit yang lebih luas.

3. Deformitas kaki

Deformitas kaki menyebabkan tekanan yang berlebihan pada kulit atau pada daerah kaki yang biasanya tidak menerima beban berat badan. Deformitas yang sering dijumpai adalah:

a) Kaki lunglai (drop foot)

Gangguan syaraf popliteus lateralis dan syaraf kommunis menyebabkan kelumpuhan dari otot-otot dorsifleksor dan invertor sehingga menimbulkan luka terutama di daerah basis metatarsal V.

b) Jari kaki kiting (claw toes)

Ujung-ujung jari kaki yang menghadap ke bawah akan mudah mendapat trauma dan luka akibat gangguan syaraf tibialis posterior yang menyebabkan kelumpuhan otot-otot intrinsik kaki sehingga menimbulkan jari kaki kiting. Luka terutama didaerah metatarsal III dan IV disebabkan oleh sendi metatarsofalangeal menjadi hiperekstensi sehingga arkus kaki menjadi datar.

c) Kerusakan arsitektur tulang

Arsitektur tulang kaki berubah menjadi pendek, kecil yang mengakibatkan tekanan yang berlebihan pada kulit telapak kaki dan

memudahkan terjadinya luka akibat adanya luka plantar disertai

komplikasi osteomyelitis metatarsal.11

Gambar 2.8 Gangguan persyarafan pada kaki

Keterangan gambar :

A. Gangguan n.peroneus komunis: kaki semper/lunglai (foot drop)

B. Gangguan n.tibialis posterior: mati rasa telapak kaki dan jari kiting (claw toes)

claw toes Dikutip dari kepustakaan 30

Gambar 2.9 Penyebab ulkus plantaris

Dikutip dari kepustakaan 7

2.4.6 Lokasi

Distribusi lokasi ulkus plantaris pada pasien kusta dapat dijumpai: a) Tips of toes sebanyak <5 %

b) Big toe region sebanyak 30-50%

c) Central toe region 2nd-5th metatarsal head sebanyak 20-30%

Kerusakan syaraf sensorik dan anestesi

Kerusakan syaraf otonom dan anhidrosis

Kerusakan syaraf motorik dan paralisis otot intrinsic dari plantar

Trauma + infeksi Tekanan ketika

berjalan Pecah + infeksi

Ukus Ulkus Ulkus

e) Mid lateral border of the foot (base of 5th metatarsal) sebanyak 15-20% f) Heel sebanyak 5-10%

g) Instep sebanyak <1%.7

Gambar 2.10 Lokasi ulkus plantaris

Dikutip dari kepustakaan 7

Namun ada juga yang membagi distribusi lokasi ulkus plantaris menjadi tiga bagian yang lebih sederhana yaitu:

a) Forefoot sebanyak 79% (sudah termasuk big toe 13,7%) b) Midfoot sebanyak 7%

Gambar 2.11 Pembagian tiga lokasi ulkus plantaris

Dikutip dari kepustakaan 8 dan 31

Dokumen terkait